Mungkinkah tuduhan itu salah, batin Ares.
Setibanya di rumah Ares langsung masuk ke ruang kerjanya. Dia duduk di kursi itu dengan terus memandang beberapa foto yang berserakan di atas meja.
Ares kembali teringat saat dia menemui Adhisti dan meminta penjelasan mengenai permasalahannya dengan Lyra. Adhisti menyerahkan foto-foto itu. Di foto itu nampak Lyra yang keluar dari rumah dengan seorang pria, begitu juga foto-foto lainnya menampakkan Lyra di restoran dengan pria yang berbeda, dan beberapa moment Lyra berpelukan dengan mesra dengan para pria.
“ Aku juga baru tahu ternyata Lyra adalah perempuan murahan, ia menjual diri kepada para pria dengan menggoda mereka. Kalau aku tahu dari awal sifatnya aku tidak mau berteman dengannya” . Ucapan Adhisti itu kembali muncul di ingatan Ares.
Oleh alasan itulah dia datang ke apartemen. Ares merasa sangat marah entah kenapa, dia ingin menunjukkan pada Lyra bahwa ia tidak boleh berhubungan dengan pria lain. Tapi lagi-lagi ketika dia bertemu dengan Lyra emosinya selalu tidak tertahan.
Dia muak melihat Lyra selalu menyangkal hal itu, menurutnya lebih baik akui saja. Tapi tidak Lyra selalu bertingkah seakan dia tidak bersalah, dan entah mengapa juga Ares tidak tahan jika melihat gadis itu menangis.
“ Dia pintar menggunakan tangisan palsu” guman Ares.
Sementara setelah kepergian Ares, Lyra tetap meringkuk di sofa, memeluk lututnya dan terus menangis. Dia sudah menangis cukup lama hingga tanpa sadar terlelap ke alam mimpi.
Tring tring tring🎶
Alarm dari handphone Lyra berbunyi dan membangunkan Lyra. Dia merasa kacau, kepalanya pusing, juga matanya bengkak dan sembab karena menangis semalam. Tapi Lyra tetap harus pergi kuliah, hari ini dia harus mengikuti praktik lapangan untuk mata kuliah Rancangan Pembangunan Kota. Praktik itu dilakukan di sebuah hotel.
Dengan sisa kekuatan yang dikumpulkannya Lyra pun langsung berangkat ke hotel yang telah di tentukan oleh dosennya.
“ Maaf ya, aku datang terlambat” ucap Lyra ketika dia menghampiri teman-temannya, yang nampaknya sudah lama menunggu.
“ Tidak apa-apa Lyra, tugas kita sudah di bagi. Kita akan melakukan peninjauan di lantai 2 hotel ini, karena kita semua sudah di sini. Mari kita langsung bekerja saja” jawab Shera. Dia adalah ketua kelompok Lyra.
“ Baiklah Terima kasih”
Mereka pun segera pergi ke lantai 2 hotel itu. Hotel tempat mereka melakukan penelitian adalah sebuah hotel terbaik dikota, milik perusahaan Founding Company, yang merupakan pesaing perusahaan Simson Company. Universitas Lyra di sponsori oleh Founding Company. Oleh karena itu mahasiswa dari kampusnya kerap mendapatkan pelatihan di hotel-hotel milik perusahaan itu.
Lyra juga mendapat beasiswa dari Founding Company pada saat di adakannya lomba desain hotel. Beruntungnya desain yang dikirim Lyra di pilih menjadi pemenang dan berhak mendapatkan beasiswa.
“ Lantai 2 hotel ini berisi kamar-kamar hotel, 4 dari 20 kamar adalah kamar VIP. Kita di tugaskan untuk merancang ulang desain yang lebih baik dari desain sebelumnya. Jadi silakan kalian lakukan pengamatan, dan menggambarkan desainnya, hasilnya akan kita kumpulkan, dan rangkum jadi satu desain.” ucap Shera selagi mereka terus berjalan.
“ Bagaimana kalau kita bagi tugas lagi, supaya semua tempat dapat kita amati”
“ Baiklah”.
Lyra berjalan sendirian sekarang, karena setelah pembagian tugas dari kelompoknya, dia ditugaskan untuk mengamati kamar VIP.
“ Semuanya bagus, aku bingung harus menambahkannya apa” guman Lyra saat dia mengamati bentuk, susunan, dan isi satu kamar VIP. Mereka memang sudah di beritahu sebelumnya, mana kamar yang sedang kosong saat itu, hinggap mereka dapat masuk ke dalam kamar dan juga di beri kunci akses masuk kamar tersebut.
Sudah beberapa menit Lyra mengamati kamar itu, sembari tangannya sibuk menggambar di atas kertas. Setelah merasa sudah cukup dia memutuskan untuk keluar menemui teman-temannya.
Lyra membuka pintu, tapi tiba-tiba dia menabrak seorang pria yang juga baru keluar dari kamar di depan kamar yang Lyra masuki.
“ Aduh! maaf aku minta maaf Tuan” ucap Lyra sambil menunduk dia belum sempat melihat jelas siapa pria itu.
“ Oh, baiklah tidak apa-apa, tapi apa Nona baik-baik saja? ”
“ Ehh ya saya baik-baik saja”
“ Maaf tapi karena air itu tumpah ke pakaian Anda, emm i-itu.. ”
Lyra lalu melihat ke arah yang di tunjuk oleh pria itu. Kemeja putih yang dikenakannya basah dan itu buruk karena kemeja basah itu jadi transparan. Sontak Lyra kaget dan berusaha menutupi tubuhnya karena atasan dalamnya terpampang jelas.
“ Okay, maaf Nona aku tidak bermaksud. Tapi jika Nona mau aku bisa meminjamkan bajuku sebentar, sembari Anda mengeringkan kemeja Anda”
Ooh! sial sekali. Kalau aku pergi seperti ini pasti sangat memalukan, pikir Lyra.
“ Ba-baiklah Tuan, maaf merepotkan”
“ Tidak masalah, mari masuk” ajak pria itu membuka pintu kamarnya. Lyra mengikuti pria itu dari belakang.
“ Anda bisa mengeringkannya di kamar mandi, aku akan mengambil baju yang bisa Anda pakai”
Lyra lalu masuk ke kamar mandi, membuka kemejanya dan menaruhnya di mesin pengering. Dia menunggu pria itu memberikan baju.
“ Tuan, apa Anda sudah menemukan bajunya? ” tanya Lyra dari kamar mandi karena sudah begitu lama tapi pria itu belum memberikan bajunya.
“ Tunggu sebentar ya Nona”
Aku menyusahkan saja, kenapa juga harus mementingkan warna apa yang sesuai. Dasar bodoh!, pikir Pria itu.
“ Ini Nona”
Lyra membuka sedikit pintu kamar mandi dan menjulurkan tangannya meraih baju yang di berikan pria itu.
Lyra segera menggunakan baju itu, pria itu memberikan sebuah kemeja hitam. Kemeja itu nampak longgar dan kebesaran untuk tubuh Lyra. Dia lalu keluar dari kamar mandi.
“ Terima kasih Tuan”
“ Iya baiklah, tapi maaf Nona aku harus pergi. Ada urusan penting. Jika pakaiannya sudah kering Nona pergi saja, tidak perlu menunggu saya kembali”
“ Baiklah Tuan”
Pria itu pun meninggalkan Lyra sendirian di kamar itu.
Bagaimana seorang wanita bisa terlihat sangat cantik dengan kemeja kebesaran, batin Pria itu.
Setelah beberapa menit sendirian di kamar itu, Lyra masih menunggu bajunya kering.
Tring tring
Handphone Lyra berbunyi pertanda ada telepon masuk. Dia meraih handphonenya dan melihat nama yang tertera di sana.
Dari panti, ada apa?
“ Halo”
“ Halo Nona Lyra, saya Tara”
“ Iya Tara, ada apa? ”
“ Ibu Diandra pingsan, sekarang kami dalam perjalanan ke rumah sakit dengan ambulan Nona”
“ Apa?! ”
“ Betul Nona, saya harap Nona dapat segera menyusahkan ke rumah sakit, kami akan pergi ke rumah sakit X. ”
“ Baiklah aku akan segera pergi”
Lyra segera meraih ranselnya dan segera keluar dari kamar itu. Dia berlari melalui lorong hotel itu.
“ Lyra ada apa? ” tanya teman sekelompoknya saat melihat Lyra berlari.
“ Maaf teman-teman, tapi aku harus pergi sekarang. Shera aku minta tolong beritahu aku minta izin kepada dosen kita. Maaf ya” ucap Lyra sembari terus berlari.
“ Baiklah hati-hati! ” teriak Shera
Lyra berjalan secepatnya setelah keluar dari lift. Dia segera menghentikan taksi yang lewat. Lalu naik dan menuju ke rumah sakit.
Pria itu kembali ke kamar hotelnya.
Dia sudah pergi rupanya, batin pria itu.
Dia lalu masuk ke kamar mandi bermaksud sekadar memastikan.
“ Dia pergi meninggalkan kemejanya dan tetap memakai kemejaku. Ada apa dengan wanita itu? ” gumannya lalu mengambil kemeja yang Lyra masukkan ke mesin pengering.
“ **Hidup adalah sepuluh persen yang terjadi padamu dan sembilan puluh persen bagaimana kamu menanggapinya”-Lou Holtz
Mistorios_Writer 💓**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Mayang
suatu saat ketemu sm tu cwok yg tsbrsksn sm lyra n blg klu bju lilyra msih k tinggslan d hotel...hmm slh paham lgi atuh sang suami...
2023-03-29
1
~🌹eveliniq🌹~
mampir lg nih semangat lanjut
2022-03-05
1