Pagi itu di panti asuhan semuanya nampak kacau, anak-anak panti dipaksa meninggalkan panti.
Di mana panti yang terletak tak jauh dari seminggu gereja itu adalah tempat tinggal mereka. Para pria bertubuh besar itu menyeret mereka keluar, anak-anak histeris sementara ibu pengasuh hanya dapat memohon kepada para pria itu walaupun tidak di hiraukan.
Begitu juga dengan seorang gadis yang entah bagaimana sekarang penampilannya, ia kacau. Di sela usahanya untuk menghentikan para pengacau itu ia harus menerima dirinya harus di dorong hingga terjatuh entah sudah berapa kali.
" Aku mohon jangan! hentikan apa kalian tidak memiliki sedikit saja rasa kasihani pada kami, di mana lagi kami harus tinggal jika di usir dari panti ini! ” teriak gadis itu namun itu tidak mengubah situasi.
Gadis itu adalah Lyra, anak yatim piatu yang juga dibesarkan di panti itu. Ia diasuh oleh Diandra yang merupakan ibu asuh mereka.
"Bu, bagaimana ini? hiks.. hiks.. ” isaknya dengan rasa putus asa tinggi
" Ibu tidak tahu Lyra, apa yang harus kulakukan bagaimana menghentikan mereka ” hanya itulah ucapan Diandra yang sedari tadi sudah terisak.
"Kalian harus pergi dari panti ini! karena Bos kami sudah membeli lahan panti ini!” bentak seorang pria yang nampaknya adalah atasan para pria itu.
Memang mereka sudah tidak punya pilihan selain meninggalkan panti itu, lahan tempat panti itu berdiri adalah pemberian pak Surya. Namun, sebulan yang lalu pak Surya meninggal. Semua asetnya dikelola oleh anaknya, termasuk lahan panti itu yang akhirnya diputuskan untuk dijual.
Keadaan benar-benar kacau pagi Lyra.
“ Hentikan! ” terdengar suara tegas seorang pria dari arah gerbang panti.
Sontak Lyra menoleh ke arah suara itu termasuk para pria itu.
“Baik Tuan” Jawab pria yang tadi membentak Lyra dan Diandra. Mereka segera meninggalkan panti itu.
Lyra merasa heran, mereka berhenti hanya karena perintah darinya. 𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘰𝘴 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶? batin Lyra.
Pria itu mulai berjalan mendekat ke arah Lyra dan Diandra.
” Halo Nona Lyra, saya Gavrill” ucap pria itu
“Apakah Anda yang telah membeli lahan ini? ” tanya Lyra tanpa membalas sapaan pria itu.
“Tidak lahan ini di beli oleh CEO perusahaan saya. Saya kemari ditugaskan untuk menawarkan kesepakatan tentang lahan ini pada nona” jawab Gavrill dengan tetap tenang seakan tidak peduli akan apa yang telah terjadi di panti itu.
“Maaf Tuan, aku adalah ibu pengasuh panti ini, sebaiknya Tuan mendiskusikan hal itu dengan saya” ucap Diandra
“Maaf Nyonya, tapi Bos saya ingin kesepakatan ini dilakukan dengan Nona Lyra” timpal Gavrill
“Tapi Tuan Lyra tidak tahu menahu akan hal ini” ucap Diandra khawatir
“ Tidak Nyonya maaf, Nona Lyra jika Anda ingin mengetahui kesepakatan itu silakan ikuti saya ” ucap Gavrill sambil berlalu pergi meninggalkan Lyra dan Diandra.
Lyra tercengang akan hal ini, mengapa harus dia? Tapi ya sudahlah ikuti saja yang penting masih ada kesempatan untuk menyelamatkan panti mereka.
“ Lyra pergi dulu, bu. Tidak apa-apa aku akan pastikan kesepakatan itu berhasil jadi kita bisa tetap tinggal di panti ini, bu” ucap Lyra berpamitan pada Diandra
“Lyra berhati-hatilah. Jujur ibu sangat takut kita tidak tau apa niat mereka” ucap Diandra. Ia tidak mau membiarkan Lyra, tapi mereka tidak punya pilihan.
”Baik bu” ucap Lyra sembari berlalu pergi menyusul Gavrill yang sudah masuk ke dalam mobilnya yang di parkir di depan gerbang panti.
Lyra masuk ke dalam mobil itu duduk dikursi depan di samping Gavrill yang mengemudi sesuai perintah pria itu beberapa saat yang lalu.
Selama perjalanan mereka cenderung diam, karena ketika Lyra menanyakan sesuatu pada Gavrill, namun pria itu hanya menyahut sekadar seakan tidak ingin melakukan perbincangan. Sehingga Lyra memutuskan untuk diam.
Mereka sampai di sebuah pekarangan parkir yang dari penampakannya merupakan area kantor seperti perusahaan besar biasanya.
“Turunlah Nona ” ucap Gavrill saat akhirnya mereka berhenti.
Aku tidak tahu ada apa ini, tapi ya sudahlah ikuti saja dia batin Lyra.
Lyra hanya mengikuti Gavrill hingga akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan.
Gavrill membukakan pintu dan masuk ke ruangan itu di ikuti Lyra.
Dari desain ruangan itu jelas ini adalah ruangan kerja pribadi karena hanya ada 1 meja kerja, dan di lengkapi set sofa untuk tamu.
“ Aku akan menunggu 15 menit, Nona dapat berganti pakaian dan membersihkan diri di kamar mandi sebelah sana” tunjuk Gavrill pada Lyra
“ Tidak perlu Tuan, aku ingin langsung menemui bos Anda dan menyelesaikan kesepakatan itu” ucap Lyra menolak.
Untuk apa dia harus berganti pakaian dan bersiap, kalo mereka hanya akan melakukan perbincangan.
“ Kesepakatan itu tidak akan terjadi, karena Bos saya tidak akan mau menemui Nona. Ia tidak suka melihat sesuatu yang tidak rapi, dan sekarang Nona dalam keadaan kacau. Cepatlah Nona akan lebih baik untuk kita tidak membuatnya menunggu” ucap Gavrill sembari keluar dari ruangan itu
Apa dia sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk sekadar menjelaskan situasi ini, dia sangat kaku, batin Lyra.
Ia tidak ingin membuang waktu dan segera masuk ke dalam kamar mandi itu. Di sana ia melihat sebuah dress
Apa aku di suruh mengenakan ini
Lyra menyalakan kran wastafel ia ingin membasuh wajahnya, ketika ia bercermin baru ia tahu bagaimana mana penampakanya sekarang
Ya ampun aku kacau sekali, rambutku bahkan sudah tidak utuh terikat, bajuku juga penuh noda dan kotor
Lyra membasuh wajahnya ketika tangannya menyentuh dahinya ia merasa perih.
“ sepertinya dahiku terbentur tadi ” gumamnya melihat sisi dahinya yang memerah kebiruan.
Lyra membasuh wajah dan kakinya, seadanya saja. Lalu ia mengenakan dress itu. Gaun itu tidak nampak formal namun cukup sopan dengan motif yang simpel.
Ia juga membenarkan ikatan rambutnya dan segera keluar dari ruangan itu.
Ternyata Gavrill menunggu di sana.
“ Ayo Nona kita pergi ” ucap Gavrill tanpa basa basi ketika melihat Lyra sudah keluar
Mereka berjalan melewati lorong lalu menaiki lift.
“ Tuan setidaknya beritahu aku nama bos Anda, Jadi aku tahu akan menemui siapa” ucap Lyra pada Gavrill
“ Tuan Ares, Anda dapat memanggilnya begitu jika ia berbicara pada Anda Nona” jawab Gavrill
Gavrill mengetuk pintu sesaat kemudian terdengar jawaban dari ruangan itu mempersilahkan
Mereka berdua masuk
Lyra dapat melihat seorang pria jika dapat di ibaratkan mungkin dia seumpama dewa, pria itu cukup tampan dengan garis wajah tegas dan kulit yang putih mengkilap keperak-perakan. Pria itu duduk di sebuah kursi yang berada di tengah ruangan itu.
“ Tuan Ares saya sudah membawa Nona Lyra” ucap Gavrill pada pria itu.
“ Kau boleh keluar ”
“ Baik Tuan” Gavrill berjalan keluar setelah mendengar perintah itu.
Lyra bingung harus berbuat apa dan berkata apa jadi dia hanya diam semenjak sepeninggal Gavrill dari ruangan itu, anehnya pria itu juga hanya diam.
“ Duduklah”
“ Baiklah” jawab Lyra
“ Aku tidak akan basa-basi, kau datang ke sini untuk menyelamatkan panti itu. Kesepakatannya adalah...
Jadilah pengantinku ”
Apa memang manusia hanya harus terus berjalan mengikuti takdir - Mystorios_Writer
Jadilah pengantinku!
Degg!
Kata-kata pria itu berhasil membuat kejut di jantung Lyra
“ Maaf Tuan sa-saya tidak mengerti maksud anda” jawab Lyra terbata
“ Menikahlah denganku, maka aku akan memberikan lahan itu tetap menjadi panti asuhan. Pilihan ada di tanganmu kau mau atau keluar dari panti itu! ” ucap Ares sama sekali tidak ada nada menawarkan didalamnya hanya dominasi yang seakan tidak menerima penolakan.
“ Tuan saya tidak dapat menerima kesepakatan ini, bagaimana saya bisa menikah dengan Anda yang bahkan tidak saya kenal. Mohon beri syarat lain pasti akan saya turuti” Lyra benar-benar tidak bisa mengikuti kesepakatan ini jelas ia menolak.
“ Ya kupikir memang berada di situasi saat ini kau mementingkan diri sendiri, dan mengabaikan anak-anak panti itu. Egois! ”
Mendengar perkataan Ares emosi Lyra seakan tersulut dan hatinya serasa tersayat apa benar dia egois. Ia tidak mau berkorban untuk anak-anak Panti yang merupakan saudaranya dan Ibu asuhnya, Diandra. Yang sudah membesarkannya.
Bagaimana ini apa tidak ada cara lain, kalau aku menerima kesepakatan ini apa ibu akan senang. Tidak Lyra kau harus berpikir jernih kau tidak tahu siapa pria ini dan apa semua yang di katakannya benar, batin Lyra
“ Saya menolak kesepakatan ini Tuan” ucap Lyra dengan emosi yang tercekat di tenggorokannya
“ Baiklah aku sudah menawarkan padamu, kalau begitu jawabanmu kau boleh pergi” ucap Ares santai namun sinis
Lyra tidak tahu keputusan yang dibuatnya benar atau salah, namun yang pasti ia akan mencari cara lain untuk menyelamatkan panti. Lyra lalu berbalik ingin keluar dari ruangan itu.
“ Walaupun kau menolak, dengan cara lain kau akan tetap menikah dengan ku”
Lyra tidak percaya pendengarannya, ucapan Ares. Apa maksud ucapan itu, batin Lyra
“ Apa alasan Anda bersikeras saya harus menikah dengan Anda? ” entah keberanian dari mana, namun Lyra ingin tahu tujuan pria itu.
“ Karena kau penyebab penderitaan seseorang yang sangat penting bagiku”
“ Aku bahkan tidak mengenalmu, bagaimana aku bisa menyakiti orang yang penting untuk Anda. Apa Anda orang aneh yang membalas dendam tanpa sebab? ”
“ Baiklah tidak mengenalku, tidak mungkin kau tidak mengenal Adhisti”
“ Adhisti? Apa hubungannya ini dengan Adhisti? ” Lyra kembali bertanya
“ Dia adikku”
Flashback On
“ Apa kau pacaran dengan Ryan? ” tanya Adhisti pada Lyra hari itu secara tiba-tiba
“ Pacaran dengan Ryan? kau aneh Isti aku kan sudah pernah bilang aku tidak punya hubungan dengannya, aku juga tidak menyukainya.” jelas Lyra pada Adhisti sahabatnya.
Bagi Lyra Adhisti adalah satu-satunya sahabat untuknya, karena sifat Lyra yang introvert dan susah bergaul. Ia hanya punya Adhisti yang cukup dekat dengannya.
“ Aku kan sudah bilang jangan percaya rumor itu, aku tidak pernah suka dengan Ryan. Entah hanya perasaanku tapi aku merasa aneh seakan kau tidak mengenalku ”
“ Aku memang baru tahu akhir-akhir ini ternyata aku tidak mengenalmu. Semakin lama ku rasa kau itu penuh muslihat dan bermuka dua! ” tukas Adhisti kasar pada Lyra
“ Apa maksud mu”
“ Kau selalu saja berperan seakan kau tidak tahu bahwa aku menyukai Ryan, tapi kau tetap merayunya. Lalu kau sebut apa itu? Kau sudah menikam aku dari belakang! ”
“ Kau menyukai Ryan? aku tidak tahu itu. Kenapa kau tidak bilang padaku? ”
“ Kau berharap aku mengatakan bahwa aku suka pada Ryan. Supaya kau dapat menunjukkan rasa kasihan palsumu itu! Aku tahu Ryan tidak menyukaiku tapi dia menyukaimu! ”
“ Isti aku tidak berniat menyakitimu kau sahabatku. Aku akan bicara pada Ryan” ucap Lyra sembari akan berlalu
“ Aku tidak pernah menganggapmu sahabat! ”
Langkah Lyra terhenti mendengar perkataan Adhisti
“ Aku bergaul denganmu karena aku merasa kasihan, kau di jauhi dan tidak punya teman. Oleh alasan itu aku mau berteman denganmu tapi nyatanya semakin lama kau semakin besar kepala dan berpikir aku sahabatmu”
Hati Lyra sangat sakit mendengar itu semua namun jujur ia sangat tulus menganggap Adhisti semua sahabatnya
“ Adhisti saat ini kau mungkin sedang marah, a-aku tidak akan berpikir perkataan mu itu serius” jawab Lyra sendu ia sangat sedih. Lyra tahu mungkin Adhisti hanya sedang marah saja, dan ia tidak ingin persahabatan mereka rusak karena masalah ini dan memilih mengalah.
“ Cukup! aku tidak akan tertipu lagi dengan perkataan bodohmu itu. Aku tekankan padamu mulai hari ini jangan pernah berpikir aku sahabatmu, jangan mendekatiku. Karena sekarang untukku kau hanya musuh! ” perkataan itu meluncur dengan mulusnya dari Adhisti tanpa peduli akan perasaan Lyra.
Flashback Off
Lyra sekarang tengah duduk di sebuah halte bus yang tidak terlalu jauh dari bangunan yang disinggahinya tadi. Ia masih bergelut dengan pikirannya sendiri.
Apa kaitan Adhisti dengan semua ini? aku tidak ingin menikah dengan seseorang yang tidak kukenal, tanpa hubungan dan tentunya perasaan. Tapi bagaimana nanti nasib anak-anak panti. batin Lyra
Setelah beberapa saat akhirnya bus berhenti di depan halte. Lyra naik ke bus, dan selama perjalanan ia hanya sibuk menata kata yang akan di ucapkan pada ibu panti.
Bus berhenti di halte. Lyra turun dari bus karena panti hanya berjarak beberapa meter dari halte lain.
“ Lyra ”
Seperti dugaanku ibu pasti menunggu. batin Lyra
Karena ketika ia tiba di gerbang panti Diandra langsung menyambutnya dengan panggilan itu.
“ Iya bu” jawab Lyra
“ Apa semuanya baik? bagaimana kesepakatannya? ” tanya Diandra. Ia sangat khawatir apalagi setelah melihat air muka Lyra yang sendu dan sangat gelisah.
“ Bu.. ibu... hiks hiks” Lyra terisak
“ Ada apa nak? hei jangan menangis beritahu ibu apa yang terjadi? ”
“ Bu.. me-mereka tidak hiks hiks mereka tidak mau melakukan kesepakatan” jawab Lyra semampunya air mata bercucuran di mukanya.
“ Sudahlah jangan menangis bukan salahmu, jika mereka tidak ingin membantu kita. ” Diandra memeluk Lyra dan mengelus punggungnya lembut untuk menenangkannya.
“ Apa kesepakatan yang mereka tawarkan? ” tanya Diandra ketika dilihatnya Lyra mulai tenang.
“ Tidak ada, Bu. Orang itu maksudku bos dari pria yang bernama Gavrill itu tidak mau bertemu denganku dan tidak jadi melakukan kesepakatan” jawab Lyra berbohong. Ia tidak ingin memberi tahu ibunya apa yang terjadi di ruangan tadi. Dia tidak ingin ibunya merasa bersalah ketika tahu bahwa Lyra dihadapkan dengan masalah seperti itu.
Lyra mengenal ibu panti itu, sejak ia bayi Diandra yang membesarkannya layaknya seorang ibu kandung. Lyra tahu bahwa Diandra tidak akan membiarkan Lyra melakukan kesepakatan itu.
Lyra berencana jika tidak ada solusi lain untuk masalah ini, maka ia pun tidak punya pilihan.
“ Sudahlah Lyra. Tidak apa-apa kita akan cari cara lain. Ayo pergi anak-anak ibu titipkan di gereja” ajak Diandra
“ Baik bu”
Lyra berjalan beriringan dengan Diandra.
Brukk
“ Ibu!! ”
Tiba-tiba Diandra ambruk, ia pingsan. Sontak Lyra terkejut
" Ibu! ”
“Ibu! ”
“Ibu! ”
“ Ibu! ” teriakan Lyra yang syok dan segera membantu memapah ibunya ke Ambulance.
Beberapa menit yang lalu ketika Diandra pingsan. Lyra segera mencari bantuan, biarawati yang kebetulan lewat, segera membantu dan menelpon Ambulance.
“ Ibu! ” panggil Lyra lembut mengharap Diandra mendapatkan kembali kesadarannya.
Mereka tiba di rumah sakit. Segera para perawat membantu membawa Diandra ke UGD rumah sakit.
“ Baik Nona, silakan menunggu di luar. Staf kami akan memeriksa pasien” ucap seorang perawat pada Lyra ketika mereka tiba didepan pintu UGD.
Lyra menunggu dengan gelisah di kursi.
Bagaimana keadaan ibu sekarang, ya Tuhan tolong lindungi ibuku, batin Lyra
Setelah 30 menit menunggu, akhirnya Dokter dan beberapa perawat keluar dari ruangan itu.
“ Nona Anda diminta menemui dokter untuk membahas pemeriksaan pasien” ucap perawat itu pada Lyra
“ Baik ”
Di ruangan dokter Lyra di persilahkan duduk.
“ Baik Nona kalau boleh tahu siapa nama Anda dan apa hubungan Anda dengan pasien? ” tanya dokter dengan tetap memperhatikan komputer di depannya.
“ Nama saya Lyra dan pasien adalah ibu saya. Ibu pengasuh panti tempat saya dibesarkan dokter” ucap Lyra
“ Begini Nona dari hasil pemeriksaan Pasien, hasil scanning pasien menunjukkan adanya gejala penyakit ginjal stadium awal” jelas dokter
“ Penyakit ginjal stadium awal umumnya dapat disembuhkan dengan obat tanpa prosedur operasi. Namun yang menyulitkan bagi pasien adalah bahwa pasien sudah pernah melakukan pendonoran ginjal”
“ Lalu apa yang harus dilakukan pada ibu saya dokter” jawab Lyra ia sangat sedih mendengar penuturan dokter itu
“ Secara sederhananya kesulitan pengobatan disini adalah karena pasien hanya memiliki 1 ginjal, setelah pendonoran. Namun sekarang ginjal itu bermasalah. Oleh karena itu pasien tidak akan dapat melakukan perawatan hanya dengan obat saja. Tetapi juga harus diberi prosedur lain seperti pencucian darah.” ucap dokter itu pada Lyra
“ Dan sekarang kami sangat menyarankan agar pasien dirawat inap. Penjelasan tentang jadwal dan prosedur akan di jelaskan kembali oleh dokter residen kami” ucap dokter itu sembari mempersilahkan Lyra keluar dari ruangannya.
Dokter residen menjelaskan kepada Lyra secara terperinci semua prosedur pengobatan yang akan dijalani Diandra, dan biaya pengobatan.
Lyra sudah kembali ke ruangan Diandra di rawat. Ia menungu disebelah ranjang karena sampai sekarang Diandra belum sadar, menurut dokter setelah efek obat penenang hilang Diandra akan terbangun.
Dari mana kami akan mendapatkan uang untuk pengobatan ibu. Bahkan jika aku masih bekerja di cafe. Gajiku pun tidak cukup, Batin Lyra
Seminggu yang lalu secara tiba-tiba ia di pecat dari pekerjaannya di Cafe. Ia tidak tahu pasti alasannya. Bosnya hanya bilang Cafe itu melakukan pengurangan karyawan.
Ketika ia berpikir sempat terlintas apakah sebaiknya ia menyetujui kesepakatan yang ditawarkan oleh Ares. Setidaknya selama ibu panti dalam perawatan, anak-anak panti tetap memiliki tempat tinggal, atau bahkan ia bisa meminta bantuan biaya perawatan ibunya pada pria itu, bukankah dia pria kaya.
Namun Lyra segera menepis pikiran itu.
Setelah sore hari ia memutuskan untuk pergi pulang sebentar mengambil baju ganti.
“ Ibu ” sapa Lyra pada seorang biarawati gereja yang sudah akrab dengannya karena tidak dapat dipungkiri bahwa para Biarawati gereja kerap membantu panti. Seperti sekarang anak-anak panti di izinkan untuk tinggal sementara di gereja.
“ Bagaimana keadaan Diandra, nak? ”
" Tidak baik, bu. Ibu mengidap penyakit ginjal stadium awal, dan harus melakukan pengobatan jangka panjang”
“ Oh kasihan sekali Diandra, semoga ia lekas sembuh. Maaf ibu tidak dapat banyak membantu” ucap biarawati itu sendu
“ Tidak, bu. Dengan mengizinkan kami tinggal di sini dan membantu menjaga adik-adik sudah sangat membantu” ucap Lyra
“ Baiklah, bu. Aku ambil baju ganti dulu ya”
“ Silakan, nak” jawab Biarawati itu.
Lyra mengemas pakaian yang ia butuhkan, begitu juga pakaian ibunya.
Ibu menderita penyakit ini karena aku. Seandainya ibu tidak mendonorkan ginjalnya padaku
“ Ibu tidak akan sakit ” gumam Lyra lirih diiringi bulir-bulir air mata yang berjatuhan membasahi wajahnya.
Lyra kembali teringat saat ia masih duduk di bangku kelas 3 SMA, ia menderita penyakit ginjal kronis akibat kecelakaan motor yang menimpanya.
Kondisinya saat itu mengharuskan Lyra mendapatkan pencangkokan ginjal. Dengan tulus Diandra mendonorkan ginjalnya untuk Lyra.
“ Kakak akan pergi menjaga ibu ke rumah sakit. Kalian jangan nakal dan menyusahkan ibu Biarawati ya” Pamit Lyra pada anak-anak panti sebelum pergi.
Lyra berjalan keluar dari panti menuju halte. Ia akan menaiki bus ke rumah sakit.
“ Nona Lyra”
Sebuah mobil tiba-tiba berhenti didepan Lyra yang duduk di halte bus. Beriringan dengan suara yang memangilnya Lyra segera menoleh.
“ Siapa? ”
“ Ini saya Nona ” balas orang itu, sembari menurunkan kaca mobilnya. Lyra tercengang ia adalah Gavrill.
“ Apa Nona sudah punya jawaban untuk kesepakatan kemarin? ”
“ Aku sudah bilang tidak akan melakukannya” ucap Lyra sejujurnya ia ragu.
“ Naiklah Nona mari kita diskusikan lagi, siapa tahu keputusan Nona berubah”
“ Tidak aku tidak mau, Anda bisa pergi” elak Lyra
“ Ikutlah tidak perlu jual mahal! Bukankah kau membutuhkan biaya untuk perawatan Ibu panti itu! ” Suara tegas itu di tujukan pada Lyra oleh Pria di kursi belakang mobil itu, dari suara itu Lyra tahu itu Ares.
Sejak kapan dia disitu? Bodohnya aku tidak sadar dia ada di sini, batin Lyra
“ Apa kau tetap akan melamun di situ! ”
Perkataan itu cukup untuk menyadarkan Lyra yang termenung
” Aku a-aku tidak bisa” jawab Lyra terbata-bata menolak tawaran itu
“ Ikutlah Nona. Tidak perlu bersikeras coba Nona pikirkan lagi mungkin kesepakatan itu bisa membantu Anda” ucap Gavrill
“ Naiklah” ajak Gavrill sembari membuka pintu pintu mobil.
Sudahlah ikuti saja, dia benar aku tidak punya pilihan lain aku harus mengutamakan ibu, batin Lyra
Lyra akhirnya naik ke mobil itu, ia duduk di sebelah Gavrill yang sedang mengemudikan mobil itu. Ia bisa melihat Ares yang duduk di belakang. Pria itu memancarkan aura dingin dan acuh.
Apa pria ini memang punya sifat seperti ini. Dia sepertinya memang tidak suka melihatku. Bukankah aneh menaruh dendam pada seseorang tanpa sebab yang jelas, batin Lyra.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka tiba di sebuah Restoran mewah. Dari penampilan luar restoran ini sudah tertebak ini restoran Chinese Food.
Setelah mobil berhenti Gavrill bergegas membukakan pintu untuk Ares. Lyra pun bergegas turun dari mobil itu. Berjalan mengikuti kedua orang itu.
Hampir rata-rata meja di restoran itu sudah berisi. Seorang pelayan restoran segera menyambut mereka dan membawa mereka ke sebuah ruangan.
Apa ini ruangan khusus? Di sini hanya ada 1 meja dan 4 kursi. Benar-benar seperti suasana makan yang sangat privasi, batin Lyra
“ Tuan pesanan akan segera kami antarkan” ucap pelayan itu setelah mempersilakan kami duduk dan berlalu pergi.
“ Begini Nona saya akan menjelaskan kembali kesepakatan itu secara terperinci” ucap Gavrill buka suara
“ Aku tidak bisa menerima kesepakatan itu” ucap Lyra memandang sekilas wajah Ares ingin tahu ekspresi pria itu mendengar jawabannya.
Dan benar saja wajah Tampan Ares mengeras membentuk sisi tegas dirinya.
“ Nona ada baiknya dengarlah terlebih dahulu, jika Nona setuju dengan kesepakatan ini maka lahan panti akan otomatis menjadi milik Anda, seluruh biaya pengobatan Nyonya Diandra akan dibiayai oleh Tuan Ares, dan termasuk biaya kuliah Anda. Saya tahu Nona sedang butuh biaya untuk keperluan kuliah Anda karena tidak bekerja di Cafe lagi ”
“ Tunggu!! ” sela Lyra
“ Apa kalian berhubungan dengan aku yang dipecat? ”
“ Maaf Nona kami tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan itu” balas Gavrill tanpa rasa bersalah. Namun sudah dapat dipastikan mereka terkait dalam hal ini.
“ Sebaiknya Nona menerima kesepakatan ini, itu demi kebaikan Anda ”
“ Bagaimana aku bisa percaya pada kalian? Hah! kalian mempermainkan hidup orang lain! ” Ucap Lyra dengan nada meninggi karena sekarang ia marah dan tidak terima.
“ Cukup!! Bila kau tidak mau dengan cara baik-baik, aku bisa memakai cara kasar. Walaupun harus menyeretmu ke altar pernikahan! ” Ares memutuskan untuk bicara setelah mendengar pernyataan Lyra yang keras kepala baginya.
“ Putuskan sekarang kau mau mengikuti kesepakatan ini atau kau mau melihat bagaimana mana aku akan memaksamu, akan aku hancurkan semuanya! Panti.. dan Ibumu! ”
Perkataan Ares itu terdengar bukan lagi sekadar ancaman, namun seperti sebuah perintah untuk menghancurkan Lyra.
Tidak jangan sakiti Ibu, Anak-anak panti dan panti itu adalah tempat tinggal kami. Itu tidak boleh terjadi kumohon apa yang harus kulakukan, batin Lyra
“ Kau mau menolak? ” tanya Ares secara tiba-tiba dan mendekat ke arah Lyra.
Itu merupakan tindakan yang sanggup membuat Lyra gemetaran, ditambah ia harus melihat kobaran kemarahan dimata pria itu.
“ Siap-siaplah untuk dihancurkan! ” bisik Ares tepat ditelinga Lyra, membuatnya bergidik geri. Ares pun berjalan akan segera keluar dari ruangan itu.
“ Tunggu!! ” ucap Lyra di tengah keputusasaan
“ A-a-aku akan menyetujui kesepakatan itu” akhirnya kata-kata itu lolos dari bibir Lyra. Ia tidak punya pilihan.
Ares pun menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang.
“ Gavrill selesaikan ini”
Hanya itu yang di ucapkan Ares, ia nampaknya sudah terlalu muak untuk berlama-lama di ruangan itu.
Setelah kepergian Ares, Gavrill menelpon pengacara untuk membawakan surat perjanjian itu. Seakan sudah ada di restoran itu dan hanya menunggu timing untuk keluar hanya butuh waktu beberapa menit pengacara itu sudah ada di ruangan itu.
“ Baiklah Nona. Karena Anda sudah memutuskan maka kita akan membuat surat perjanjian” ucap Gavrill sembari memberi kode pada pengacara itu untuk memulai.
“ Nona Lyra ini surat perjanjian yang sudah disiapkan, segala aturan dan persyaratan perjanjian dibuat oleh Tuan Ares. Silakan Anda baca terlebih dahulu” ucap pengacara itu menyerahkan beberapa lembar surat dan sebuah pena.
“ Bila ada yang Nona tidak setujui dapat beritahu saya agar... ”
Pengacara itu terdiam oleh tindakan Lyra setelah ia menerima surat itu tanpa membaca hanya membalik lembarannya dan langsung menandatangani perjanjian itu.
“ Ini” Lyra menyerahkan kembali surat itu
“ Nona saya sarankan Anda membaca terlebih dahulu surat itu” ucap Gavrill ia juga terkejut dengan tindakan Lyra, bagaimana jika dalam perjanjian itu ada syarat yang merugikan dirinya. Tapi Lyra menandatangani surat itu tanpa membacanya.
” Sudahlah aku cukup tau, walaupun ada syarat yang tidak aku setujui itu tidak akan mengubah apapun. Syarat dan aturan itu akan tetap dilakukan. Jujur jika kalian bertanya mana aturan yang tidak aku suka itu adalah adanya perjanjian ini. ” tutur Lyra ia juga sudah muak dengan semua ancaman ini lebih baik selesaikan dengan cepat.
“ Ya sudah. Lanjutkanlah" ucap Gavrill pada pengacara itu
“ Nona karena Anda sudah menandatangani surat ini, maka itu menandakan Anda setuju dengan semua syarat dan aturan di surat perjanjian ini. Berdasarkan kesepakatan ini Anda dan Tuan Ares Crimson akan menikah besok. Semua keperluan sudah disiapkan. Diharapkan Nona mempersiapkan diri” jelas pengacara itu
Nama lengkapnya Ares Crimson. Aku baru tahu, aku akan menjadi pengantin Ares Crimson, batin Lyra.
“ Waktu dan kondisi berubah begitu cepat, sehingga kita menjaga tujuan agar tetap fokus ke masa depan”-Walt Disney
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!