Sudah seminggu penuh Lyra tidak pergi kuliah, dia hanya mengisi hari-harinya di rumah sakit menjaga Diandra. Oleh karena itu hari ini dia memutuskan untuk kembali masuk kuliah.
Lyra berjalan menyusuri lorong kampus, menuju ke kelasnya. Ketika hampir sampai di ruangan kelasnya tiba-tiba Ryan mencegatnya.
“ Kau?! Menyingkirlah”
“ Kau selalu saja galak manis. Aku sangat merindukanmu dari mana saja kau beberapa hari ini” ucap Ryan menggoda.
Lyra melihat orang-orang di sekitarnya yang tersenyum senang seakan menyukai adegan romantis itu.
Jadi sekarang dia berusaha membuat orang-orang percaya bahwa aku memiliki hubungan dengannya.
“ Aku tidak mau berurusan denganmu, menjauhlah dariku”
Lyra lalu memutuskan segera pergi dari hadapan pria itu.
“ Kenapa kau terlalu pemalu? aku tahu kau tidak ingin orang-orang tahu hubungan kita. Tidak perlu seperti itu ”
“ Hubungan?! hubungan apa yang kau bicarakan? ”
Lyra mulai tidak bisa menahan amarahnya. Jika dia mendiamkan perkataan Ryan maka orang-orang akan berpikir bahwa itu benar.
“ Jawab aku hubungan apa yang kau maksud? ”
“ Ohh ayolah Lyra tidak perlu menyangkal semua orang tahu bahwa aku dan kau berpacaran ”
“ Pacaran?! kau benar-benar orang aneh, aku tidak memiliki hubungan apa pun denganmu ”
“ Lama-lama aku mulai kesal, kenapa kau terus menyangkalnya?! ” teriak Ryan
“ Kebohongan apa yang ingin kau buat? Mengatakan kau berpacaran denganku untuk pembuktian bahwa semua wanita harus bisa kau pacari. Hah?! kau bukan hanya bajing*n tapi ternyata kau adalah ber*ngs*k tak tahu malu ” cerca Lyra
“ Kau! berani sekali kau menghinaku begitu! ”
“ Kenapa aku harus takut denganmu? Camkan ini! Aku bukan pacarmu! sampai kapanpun aku tidak akan berpacaran dengan pria ber*ngsek sepertimu ”
Orang-orang di sekitar mereka mulai riuh berbisik bingung melihat pertengkaran Lyra dan Ryan.
*Apa itu ternyata Ryan hanya mengaku-gaku?
Benarkah Ryan berbohong bahwa Lyra pacarnya?
Menurutku itu tidak benar mungkin Lyralah yang berusaha menyangkal*.
“ Menyebalkan ” guman Lyra mendengar pergunjingan orang-orang itu.
“ Kau akan menyesal karena sudah menghinaku! ”
“ Kau memang pantas mendapatkannya. Menurutmu aku tidak tahu tentang taruhan itu. Keluarlah! Sampai kapan kalian akan bersembunyi disana! ”
Lyra lalu berjalan ke arah sebuah gudang.
“ Keluar! Kalian juga hanya sekumpulan kunyuk ber*ngsek! ”
Orang-orang segera berhamburan ke arah gudang itu, untuk melihat apa yang ada di sana. Termasuk Ryan.
Beberapa pria yang ada di sana terkejut dengan kedatangan Lyra.
“ Berikan itu! ”
Lyra merebut paksa sebuah kamera dari tangan seorang pria.
“ Kau selalu melakukan inikan, merekam saat kau berhasil memeluk dan mencium seorang wanita sebagai bukti kau memenangkan taruhan itu. Kau pikir aku tidak tahu. Bajig*n! ”
Lyra lalu membanting kamera tadi hingga berserakan di lantai. Dia mendorong tubuh Ryan yang menghalangi di pintu, dan berjalan cepat meninggalkan kerumunan itu.
“ Wanita Sialan! aku akan membalasmu! ”
Lyra tidak mempedulikan teriakan itu, dia terus melangkah cepat ke arah ruang kelasnya, begitu tiba di pintu. Lyra melihat Adhisti yang berdiri diambang pintu, dia melalui Adhisti tanpa bicara.
Adhisti yang melihat kejadian itu, memandang Lyra seakan ingin mengajaknya bicara, namun melihat Lyra yang melaluinya tanpa bicara dia mengurungkan niatnya.
Apa ini? Ternyata Lyra tidak pernah berpacaran dengan Ryan. Bodohnya aku telah menuduhnya yang tidak-tidak. Aku bahkan selalu berusaha mencari bukti untuk menunjukkan dia bukan wanita baik. Ba-bagaimana ini? apa yang harus ku katakan pada kakak?, batin Adhisti.
Selama pelajaran berlangsung Adhisti memandang Lyra diam-diam, mengharap Lyra menoleh ke arahnya. Tapi itu tidak terjadi.
Bahkan sesi kuliah berakhir ketika Adhisti berusaha ingin mengajak Lyra bicara, ia cepat menghindari berpapasan dengan Adhisti.
Adhisti memutuskan untuk menemui Ryan meminta penjelasan pada pria itu.
“ Ryan! Tunggu ” panggil Adhisti pada Ryan yang berada di tempat parkir itu.
“ Aku tidak punya waktu, pergilah! ” bentak Ryan kasar.
“ Aku ingin kau katakan kebenarannya, kenapa kau berbohong soal kau pacaran dengan Lyra ”
“ Aku tidak ingin membicarakan wanita Sialan itu, jadi menyingkirlah dari hadapanku! ”
“ Ke-kenapa kau mengatakan itu? ”
“ Kau?! kau tidak mengerti juga ya. Dengar kalau kau sangat ingin tahu aku mendekati Lyra karena aku dan teman-temanku bertaruh. Aku ingin memenangkan taruhan itu, tapi wanita Sialan itu! Hah! sudahlah aku sedang kesal sekarang jadi jangan mengganguku ”
“ Ka-kau tega sekali melakukan itu ” ucap Adhisti terkejut.
“ Aku memang melakukannya, kenapa? aku memang pria ber*ngsek, lalu kau ingin apa dariku ”
“ Tapi kau mengatakan kau menyukai Lyra. Bukankah kau yang bilang mendekatiku hanya untuk bisa berpacaran dengannya”
“ Apa kau bodoh? aku mengatakan itu karena setelah aku puas bermain-main denganmu kau malah selalu menempel seperti parasit. Dasar kau terobsesi denganku! ”
“ Ja-jadi kau memanfaatkan hubunganku dengan Lyra, kau jahat sekali ”
“ Wanita bodoh ini! ”
Ryan lalu mendorong Adhisti menyingkir dari depan motornya, dan segera melaju meninggalkan wanita itu.
“ Kau pria jahat hiks hiks a-aku merusak hubunganku dengan Lyra. Ternyata kau baj*ngan.” tangis Adhisti, dia sangat menyesal sekarang telah melakukan semua itu pada Lyra.
Adhisti menyesali perbuatannya dia terlalu gelap mata mencintai pria itu. Dia sudah lama menyukai Ryan, jadi ketika tiba-tiba pria itu mendekatinya dan mengajaknya berpacaran dia sangat senang. Tanpa pikir panjang menjalani hubungan dengan pria itu.
Hingga tiba-tiba Ryan berkata ingin mengakhiri hubungan mereka, mengatakan bahwa dia sebenarnya tidak benar-benar menyukai Adhisti. Dia hanya diperalat oleh Ryan untuk mendekati Lyra.
Bahkan sampai akhir dia tetap tak bisa melihat kebenaran, Adhisti malah menyalahkan Lyra atas semua itu, dan melibatkan Lyra yang tak bersalah ke dalam masalah yang dia ciptakan sendiri.
* * *
Pukul 10 malam Lyra tiba di apartemennya, sebelumnya dia pergi ke rumah sakit. Dia segera mandi membersihkan diri. Lyra mengenakan piyamanya dan pergi ke ruang tengah. Dia berbaring di sofa, member posisi selimut di tubuhnya.
Semenjak kejadian malam itu dengan Ares, Lyra lebih nyaman tidur di sofa. Kadang kala Lyra kerap dipenuhi pikiran apakah dia harus senang karena bahkan sampai saat ini Ares tidak pernah menghubunginya toh bukankah Lyra membenci Ares tapi kadang dia juga merasa sangat sedih apa pantas dia dilupakan seperti ini.
Beban itu berdampak besar bagi mental dan fisiknya, Lyra kehilangan selera makan, dan lebih tertutup.
* * *
“ Apa semuanya baik-baik saja di Indonesia? ” tanya Ares pada Gavrill. Saat ini dia berada di mobil dalam perjalanan kembali ke hotel.
“ Nona Adhisti baik-baik saja Tuan, Nona juga melakukan kegiatan kuliahnya seperti biasa. Begitu juga dengan Nona Lyra Tuan. Nona hanya melakukan kegiatan kampus dan kerap berada di rumah sakit ”
“ rumah sakit? untuk apa dia di rumah sakit? ”
“ Oh? Nyonya Diandra sudah seminggu ini di rawat di rumah sakit. Maaf Tuan aku kira Anda sudah tahu ”
Setelah mendengar itu Ares hanya diam.
Ini pasti masa yang sulit untuknya. Sudah seminggu berlalu aku harap dia baik-baik saja. batin Ares.
“ **Aku melakukan tiga hal hari ini – merindukanmu, merindukanmu, dan merindukanmu."-Anonim
Mystorios_Writer💝**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
bunda f2
boom like buatmu Thor semangat
2022-03-18
1
@Secrets_Cha
Like, comment done
Nanti mampir lagi..
Semangat!!!
2022-03-01
2