“ Tara! Tara! Bagaimana keadaan Ibu?! ” tanya Lyra tergesa-gesa begitu ia sampai di ruang tunggu rumah sakit.
“ Dokter sedang memeriksa Nyonya Diandra, Nona. Kita akan di beritahu setelah pemeriksaan selesai”
“ Ibu! Ya Tuhan hiks hiks ba-bagaimana ini bisa terjadi? ”
“ Maaf Nona, saya juga tidak tahu pasti. Pagi tadi Nyonya masih baik-baik saja. Tapi siang tadi ketika aku ingin pamit pergi belanja, ternyata Nyonya sudah pingsan di dalam kamar. Semua karena kelalaian saya Nona”
“ Ti-tidak jangan berkata begitu, hiks hiks kita berdoa saja semoga Ibu baik-baik saja”
“ Baiklah Nona”
Sekitar setengah jam setelah Lyra tiba di sana, dokter belum juga keluar. Dia berdiri mondar-mandir, dan berlari menghampiri setiap perawat yang keluar dari ruangan tempat Diandra karena dia sangat gelisah. Tara yang melihat itu hanya bisa diam.
“ Mengapa sangat lama? Aku khawatir Ibu kenapa-kenapa” ucap Lyra sembari meremas jemarinya.
“ Tenanglah Nona. Saya akan ambilkan minuman untuk Anda”
“ Tidak perlu Tara”
“ Tapi Nona, Anda pasti kelelahan”
“ Tidak, sungguh aku tidak haus. Jadi tidak perlu repot. Aku baik-baik saja”
“ Baiklah Nona, jika Anda memerlukan sesuatu tolong jangan sungkan”
“ Hmmm” Lyra menjawab dengan berdehem, pikirannya kacau saat ini.
“ Nona Diandra”
Lyra menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu adalah dokter yang sama menangani pengobatan Diandra selama ini, jadi dia sudah mengenal Lyra.
“ Iya dokter. Bagaimana keadaan Ibu? ” Lyra berlari kecil menghampiri dokter itu.
“ Keadaan Pasien berada di tahap berbahaya Nona, maaf mengatakan ini tapi penyakit Nyonya Diandra kembali memburuk. Bahkan ginjalnya saat ini cukup lemah, hingga mempengaruhi kinerja tubuhnya. Saat ini dia bahkan tidak sanggup duduk karena nyeri pinggang yang di derita”
“ Astaga Ibu hiks hiks jadi kita harus berbuat apa dok? ” tanya Lyra sambil terisak.
“ Kami akan mengusahakan prosedur terbaik untuk pengobatan Nyonya Diandra, tapi saat ini yang dapat kita lakukan hanya dapat memberikan suntik dan obat penenang saja, karena tubuhnya juga terlalu lemah untuk menerima prosedur lain. ”
“ Baik Dokter saya mohon tolong usahakan yang terbaik untuk penyembuhan Ibu”.
“ Tentu saja Nona itu adalah tugas kami, saat ini tidak di ijinkan untuk masuk dan menjenguk pasien. Perawat akan memberitahu jika pasien sudah dapat dijenguk. Kalau begitu saya permisi Nona”
Lyra membalasnya dengan anggukan, lalu dokter itu berlalu pergi. Lyra berjalan ke arah ruangan itu, di pandangnya Ibunya dari jendela kecil pintu. Nampak Diandra terbaring lemah dengan selang oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya, serta lengannya yang dipasangi selang infus.
Air mata terus berjatuhan dari pelupuk mata Lyra menyaksikan itu, dia sangat menyayangi Diandra melebihi siapa pun di dunia. Diandralah yang selama ini berperan sebagai ibu baginya, melakukan apa pun untuk Lyra, bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk Lyra.
Hingga larut malam pun Lyra masih menunggu di rumah sakit, dia ingin segera melihat Ibunya ketika di beri izin.
“ Nona ini sudah larut, sekarang pukul 12 malam apa tidak sebaiknya Nona pulang? ” tanya Tara pada Lyra yang sedari tadi duduk di sebelahnya.
“ Tidak aku ingin menunggu Ibu sadar”
“ Kemungkinan Nyonya dapat dijenguk di pagi hari Nona. Anda sebaiknya pulang dan beristirahat biar aku yang menjaga di sini”
“ Aku akan tetap di sini, saranku kau kembalilah ke panti, anak-anak pasti membutuhkanmu”
“ Jangan khawatir Nona, di sana ada Feby. Anda pulang saja, aku akan menjaga. Takutnya Tuan khawatir karena Nona belum kembali ke rumah”
“ Hah? ” Lyra menatap Tara dengan tatapan bingung tidak dapat mencerna kata-kata Tara.
“ Maksudku Tuan Ares, suami Anda pasti menunggu. Nona belum memberi kabar kan? ”
Jadi dia tidak tahu bahwa aku tidak tinggal serumah dengan Tuan Ares, pikir Lyra.
“ Dia tidak akan mempermasalahkannya” ucap Lyra berusaha menyakinkan Tara.
“ Baiklah Nona jika memang begitu”
Tapi karena sejujurnya Lyra juga khawatir, dia belum memberitahu kepada Gavrill bahwa dia sedang berada di rumah sakit. Lyra memutuskan akan menelpon Gavrill untuk memberitahunya, jadi dia mengambil ponselnya.
Pesan dari siapa ini? aku tidak mendengar ada pesan yang masuk, batin Lyra ketika melihat ada beberapa pesan.
Lyra melihat pesan itu di kirim oleh nomor yang tidak dikenalnya.
Mengapa kau belum kembali ke apartemen? (pesan pertama 21.00)
Jangan menantangku ada dimana kau sekarang? (pesan kedua 22.15 )
Aku akan memberimu pelajaran, karena berani mengacuhkanku (pesan ketiga 23.00)
Lyra terkejut membaca pesan itu, dan segera menerka-nerka dari siapa pesan itu.
“ Astaga, mati aku! ” lonjak Lyra tiba-tiba
“ Ada apa Nona? ” tanya Tara heran karena terkejut
“ Aku harus pergi, maaf ya tapi bisakah kau jaga Ibu dulu. Aku akan segera kembali setelah urusanku selesai. Beritahu aku jika terjadi sesuatu” ucap Lyra ia segera meraih tasnya.
“ Baiklah Nona hati-hati”
Lyra mengangguk lalu ia segera pergi. Di pesannya taksi online.
Aku harap dia akan mengerti, aku akan menjelaskannya.
Ketika taksi yang di pesannya tiba Lyra segera melaju menuju apartemen.
“ huffft untunglah mereka tidak menunggu di sini, tadi ku pikir mereka ada di apartemen” guman Lyra lega ketika di lihatnya mobil Ares tidak ada di sana.
Lyra memutuskan untuk segera masuk ke apartemen untuk menyiapkan beberapa pakaian, karena dia memutuskan untuk menginap di rumah sakit. Masalah Ares dia akan menelpon Gavrill untuk memberitahu sekaligus meminta izin.
Lyra melangkah lunglai setelah membuka pintu memasuki apartemen, hari ini cukup melelahkan baginya.
“ Dari mana saja kau!! ”
Lyra terkejut mendengar suara baritton yang berteriak ke arahnya.
“ Tuan?! ”
“ Berani sekali kau pulang selarut ini! Kau menghabiskan waktu bersama pria itu! ”
Pria? Apa yang dimaksudnya, aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran pria ini.
“ Kenapa kau hanya diam?! ”
Ares berdiri dari sofa dan menarik tangan Lyra kuat.
“ Aku tidak pergi bersama pria, aku tadi pergi.. Ahhh” ringis Lyra belum selesai dia bicara Ares malah mencekik lehernya, Lyra merontah di pegangnya tangan Ares yang berada di lehernya mengharap tangan itu mengendur.
“ Tu-tuan a-aku hoek hoek ” ucap Lyra berusaha bicara tapi suaranya tercekat karena Ares makin kuat mencekiknya hingga napasnya terasa berat.
Mata Lyra mulai memerah dengan air mata yang mengalir, rasanya ini akhir untuknya. Di tatapnya mata Ares mengharap pria itu dapat mengerti.
“ Lalu ini apa? bagaimana kau menjelaskan ini? Hah?! ” bentak Ares sambil menunjukkan sebuah foto. Di sisa tenaganya Lyra melihat sekilas foto itu, nampak dirinya masuk ke sebuah kamar hotel dengan seorang pria. Dia ingat sekarang bahwa itu peristiwa tadi siang. Lyra ingin menjelaskan tapi benar-benar tidak bisa karena cekikan Ares.
Ares lalu melepaskan tangannya dari leher Lyra. Dengan cepat Lyra menghirup udara sebisanya menghilangkan sesaknya, tapi belum sepenuhnya pulih Ares malah terus menyeret tangannya.
“ Tuan! tunggu dulu aku bisa menjelaskannya. Tuan ku mohon dengarkan aku terlebih dahulu. Tuan! ”
Tapi perkataan Lyra tidak di hiraukan oleh Ares. Saat tiba di kamar Ares menghempaskan Lyra keras ke arah ranjang.
“ Akhhhah ” ringis Lyra merasakan sakit di punggungnya akibat terbentur sisi ranjang.
Apa yang akan dilakukannya? tidak bisa a-aku harus pergi dari sini.
Lyra lalu berdiri dan segera berlari menuju pintu, tapi dengan cekatan Ares mencegat Lyra dengan tubuhnya dan segera mengunci pintu. Ares lalu melemparkan kunci itu ke sembarang tempat.
“ Tidak! Buka pintunya! Tolong buka pintunya! Ahrghh! ku bilang buka pintunya!! ” teriak Lyra sambil memutar pegangan pintu.
Ares lalu menarik Lyra secara paksa, mendorongnya ke ranjang, dan dengan sigap segera menindih tubuh Lyra.
“ Mau apa Kau?! Lepaskan aku! Menyingkir! Baj*ngan! ”
Lyra sudah tidak peduli, dia hanya ingin terbebas dari Pria itu.
“ Berteriak lah sekuat tenaga! tapi kau tidak akan lepas dari ku! ”
Lyra mendorong keras dada Ares berusaha melepaskan diri. Ares lalu menarik tangan Lyra dan menyilangkannya di atas kepala Lyra.
“ Akhhhh lepaskan! ber*ngs*k! apa salahku! ” tindakan Ares mampu menghentikan perlawanan Lyra, sekarang dia hanya mengeliat di bawah tubuh Ares, berusaha menjauh dari Ares.
“ Kau mau tahu apa salahmu? Salahmu adalah karena menganggap remeh aku dan berani tidur dengan pria lain saat kau masih berstatus istriku!! ”
“ Aku tidak melakukannya! Lepaskan aku! ”
“ Teruslah membantah, kenapa tidak kau buktikan saja. Ayo habiskan malam ini, seperti kau melakukannya dengan pria-pria itu. Jadilah gadis penurut! ”
Dia mabuk! Sa-saat ini dia di bawah pengaruh alkohol. Siapa pun tolong selamatkan aku, batin Lyra.
“ **Cinta adalah ketika kebahagiaan orang lain, lebih penting daripada kebahagiaanmu”-H.Jackson Brown
Mystorios_Writer❣️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Evan
kasihan mba lyra lanjut thoor
2022-03-31
2