“ Dia mengawasiku secara langsung! ”
“ Ya begitulah, kalau begitu sampai jumpa Nona”
Gavrill akhirnya pergi dari sana.
Tuan Ares selalu berada dalam mobil, bodoh! bodoh sekali kau Lyra. Kalau tahu begitu aku tidak akan membiarkannya, aku bodoh sekali, rutuk Lyra pada dirinya sendiri.
Pagi hari, Lyra berangkat ke kampus seperti biasa dan syukurnya tidak ada yang mengawasi.
“ Lyra! Lyra! tunggu sebentar”
Degg!
Lyra tahu suara yang memanggilnya.
Si B*rengs*k itu! Mau apa dia denganku? Si*lan!, batin Lyra.
“ Lyra kenapa kau tidak mau berhenti” cegat Ryan menghentikan langkah Lyra.
“ Aku tidak mau bicara padamu”
“ Kenapa kau tidak mau bicara padaku, dan kau selalu menghindariku”
“ Karena aku merasa terganggu”
“ Aku sudah bilang aku ingin mengajakmu berkencan, karena aku menyukaimu. Bukan bermaksud mengganggu”
“ Kau menyukai seseorang itu hakmu, tapi kau tidak punya hak untuk memaksa orang lain menyukaimu! ”
“ Lyra apa masalahnya jika kau mau berkencan denganku? ”
“ Kaulah masalahnya! Perbuatanmu! Semuanya tentangmu masalah bagiku! ” geram Lyra.
“ Aku tidak berniat menyusahkanmu, aku sudah tahu sekarang kau menghindariku karena Adhisti kan? ”
“ Ini tidak ada kaitannya dengan dia”
“ Lyra aku tidak menyukai Adhisti, perempuan aneh itu yang terobsesi denganku. Jadi tidak perlu menghiraukannya”
“ Mau dia terobsesi denganmu atau apapun itu, kau juga tidak lebih baik darinya, kau pikir aku tidak mengenal siapa kau, playboy s*al*n, yang berpikir semua wanita tergila-gila padamu, dan mengganggapnya sebagai taruhan” cerca Lyra ia sangat kesal.
“ Aku tidak seperti itu, jangan percaya rumor! ”
“ Kau anggap aku bodoh! Aku tahu kau mendekatiku juga untuk taruhan itukan? Heii kau harus tahu tanpa rumor pun aku tau kau orang seperti apa. Minggir!! ” Lyra menepis tubuh Ryan yang menghalanginya.
“ Siapa yang mengizinkan kau pergi, aku belum selesai bicara, Lyra! ” dengan cepat Ryan menarik ransel Lyra sebelum ia sempat berjalan.
Tindakan Ryan itu membuat Lyra tertarik ke belakang dan terhempas ke depan tubuh Ryan. Melihat kesempatan itu Ryan malah memeluknya dari belakang.
“ Kau tidak bisa pergi seenaknya! ” bentak Ryan tepat di telinga Lyra yang berada di depannya.
“ Baj*ng*n! singkirkan tangan kotormu dariku! ” Lyra berontak, menginjak kaki dan menyiku perut Ryan.
“ Ahhh” ringis Ryan karena rasa sakit akibat ulah Lyra, yang memaksa dia harus melepaskan pelukannya.
“ Kau jangan main-main denganku! B*rengs*k!! ” ucap Lyra sembari ia kembali menendang Ryan tepat di tulang kering kakinya, dan segera berlari pergi.
Si*l*n! aku sangat ingin menghabisinya saat ini. Aku tidak tahu bagaimana para wanita bisa menyukai pria seperti dia, batin Lyra yang terus merutuki Ryan.
“ Dia! aku harus benar-benar memberinya pelajaran, masih saja berusaha menggoda Ryan ” geram Adhisti.
Pagi itu Adhisti berjalan, ingin pergi ke kelasnya. Ketika ia akan lewat di depan lorong di depan Laboratorium, ia mendengar suara ribut-ribut. Biasa lorong itu selalu sepi.
Adhisti memutuskan menoleh ke lorong, melihat ada apa disana, dan ia di suguhi pemandangan yang mampu membuat darahnya mendidih. Ryan terlihat jelas sedang memeluk Lyra dari belakang.
Mereka bermesraan di sana. Dasar wanita murahan. Dia selalu mengelak seakan, ia suci. Nyatanya dia hanya wanita penggoda, batin Adhisti ketika melihat itu. Ia pun berlalu pergi dari sana, ia tidak sanggup melihat lebih lama adegan mesra itu.
Pukul 2 siang, Lyra kembali dari kampus dan pergi ke rumah sakit. Menurut dokter hari ini Ibunya sudah di perbolehkan pulang. Jadi Lyra memutuskan untuk menjemput Ibunya.
“ Huftt” Lyra membuang napas kasar. Lyra sudah berada di depan pintu ruangan Ibunya.
“ Hari ini melelahkan sekali, pagi-pagi harus berurusan dengan si ber*ngs*k Ryan, saat mengumpulkan tugas pun harus kena marah dosen. Menyedihkan sekali” guman Lyra
“ Hai, Bu. Pasti menyenangkan karena Ibu akan pulang hari ini kan” sapa Lyra pada Diandra, ia harus pintar menyembunyikan perasaannya agar Diandra tidak khawatir.
“ Ya, Lyra. Ibu sudah tidak sabar, aku sangat merindukan anak-anak dan suasana di luar rumah sakit” balas Diandra dengan senyuman yang cerah.
“ Aku akan membantu Ibu bersiap”
“ Baiklah, Makasih. Lyra bisa ambil tas di sebelah sana, lalu susun baju Ibu ke dalamnya”
“ Siap, Bu”
Lyra pun di sibukkan membereskan baju-baju yang dikenakan Diandra selama dirawat di sini.
“ Permisi, Bu” ucap seorang perawat ketika masuk ke ruangan untuk menemui Diandra.
“ Iya, ada apa? ”
“ Karena hari ini Ibu sudah di perbolehkan pulang, dokter meminta Ibu menemuinya ke ruangan dokter dengan walinya Ibu Diandra”
“ Baiklah, Suster. Kami akan segera menemui dokter setelah menyelesaikan ini”
“ Tentu saja, Nona. Kalau begitu saya permisi dulu” ucap perawat itu dan di balas anggukan dari Lyra dan Diandra.
Setelah menyelesaikan berberes, mereka pergi menemui dokter.
“ Silakan duduk Ibu Diandra, Nona Lyra silakan” ucap dokter begitu melihat mereka masuk.
“ Baiklah Terima kasih dokter” balas Diandra
“ Begini Ibu Diandra saya akan menjelaskan keadaan Anda saat ini. Kondisi tubuh Anda sudah mulai membaik, penyakit ginjal Anda juga membaik, tidak mengkhawatirkan. Jadi Anda sudah diperbolehkan untuk menjalani pengobatan dan rumah”
“ Benarkah? Terima kasih dokter itu kabar yang sangat bagus” ucap Diandra
“ Tapi Ibu tetap harus memperhatikan kesehatan, jangan terlalu kelelahan dan menjaga menu makan”
“ Baiklah Dokter, Tentu saja”
“ Jangan melewatkan jadwal cek up dan selalu minum obat teratur. Anda boleh pulang, Hati-hati selama perjalanan. Mari tidak sering bertemu” ucap Dokter itu dengan senyuman
Lyra dan Diandra sudah berada di depan gedung rumah sakit, mereka menunggu taksi yang dipesankan oleh Lyra. Karena Ibunya baru keluar dari rumah sakit Lyra memutuskan lebih baik naik taksi.
“ Nona Lyra” ucap Gavrill menghampiri Lyra
“ Kau! sedang apa di sini? ” Lyra terkejut sedang apa Gavrill di sini.
“ Tuan ingin Anda segera pulang. Jadi saya menjemput, Nona”
“ Ehh aku akan segera pulang, hanya saja biarkan aku mengantarkan Ibu dulu”
“ Tidak bisa Nona, Tuan memberi perintah Anda harus ikut sekarang juga”
“ Aku tidak bisa, siapa yang akan mengantarkan Ibu. Pergilah lebih dulu aku akan kembali secepatnya ke apartemen”
“ Sudahlah Lyra, tidak apa-apa pergi saja. Bukankah suamimu yang menyuruh, mana tahu ada sesuatu yang penting. Tidak perlu khawatir Ibu bisa pulang sendiri” ucap Diandra menengahi perbincangan Lyra dan Gavrill, ia tidak mau Lyra dapat masalah karena memaksa harus mengantarnya.
“ Tapi, Bu. ”
“ Sudah-sudah pergilah, Ibu juga akan segera pulang, lihat itu taksinya kan” Diandra menunjuk ke arah sebuah taksi yang mulai menepi mendekati mereka.
“ Dengan Ibu Lyra ” ucap supir taksi itu
“ Iya, pak. Kami yang memesan. Ibu pergi ya Lyra” ucap Diandra sembari masuk ke dalam taksi
“ Ibu, tunggu sebentar aku akan ikut”
“ Tidak perlu Lyra. Pak ayo jalan” ucap Diandra, taksi pun mulai melaju.
Lyra tertunduk lesu.
Apa dia tidak bisa menunggu sebentar
“ Kau puas sekarang! Menyebalkan sekali” rutuk Lyra pada Gavrill
“ Ayo Nona, mobilnya saya parkir disebelah sana” ucap Gavrill tanpa meladeni kemarahan Lyra
Gavrill masuk terlebih dahulu ke dalam mobil, lalu diikuti oleh Lyra yang duduk di depan bersamanya.
“ Kenapa kau duduk di situ? Apa kalian pasangan? ”
“ Hah? ” Lyra terkejut mendengar suara dari belakang, ternyata Ares duduk di belakang.
“ Tidak, Tuan. Maaf Nona pergilah duduk disebelah Tuan” jawab Gavrill.
“ Kau akan terus duduk disitu! ”
“ Ti-tidak Tuan”
Lyra segera keluar dan duduk ke kursi di sebelah Ares.
“ Ayo pergi!” perintah Ares
Mobil pun di lajukan oleh Gavrill.
Tunggu! aku akan dibawa kemana. Apartemenkan sudah dilewati, batin Lyra.
“ Tuan ki-kita akan pergi ke mana? bukankah ini sudah lewat dari apartemen? ” Lyra memberanikan diri untuk bertanya.
“ Diamlah! ”
What! Pria baj*ng*n! akukan hanya bertanya, lalu aku harus menurut saja. Bagaimana jika mereka berniat menghabisiku aku harus terus diam. Menyebalkan!, batin Lyra.
“ Aku tidak akan menghabisimu, jadi jangan berpikir yang aneh-aneh dan memakiku”
“ Aku tidak berpikir begitu”
Mati aku! Apa dia bisa membaca pikiran, ehhh dia menyeramkan.
Perjalanan pun kembali di isi keheningan, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah hotel.
“ Cepatlah! ”
Mobil saja baru berhenti, Tuan Aneh.
“ Ba-baiklah”
Ketika mereka masuk ke dalam hotel, sontak Lyra terkejut karena semua staf hotel menyambut mereka, menunduk untuk menyapa memberi penghormatan.
Apa aku harus membalas, sebaiknya menunduk juga untuk menanggapi.
Lyra menunduk membalas sapaan para staf hotel.
“ Jangan membuatku malu! , kenapa kau ikut membungkuk” tegas Ares.
“ Bu-bukankah tidak sopan tidak membalas”
“ Sekalian saja bersujud, kalo kau ingin membalas”
Akhirnya Lyra menghentikan tindakannya, dan hanya mengikuti Ares yang hanya berjalan melalui staf hotel, tanpa membalasnya.
Aku tahu dia adalah bosnya, tapi tidak salah membalas sapaan hormat dari bawahan. Orang ini sombong sekali!, batin Lyra.
“ Masuk! ” ucap Ares begitu mereka tiba di depan sebuah kamar.
“ Tu-tunggu untuk apa Tuan? ”
“ Aku bilang masuk! ”
Dia akan melakukan apa. Siapapun tolong aku!
“ Kenapa kau masih menggoda pria itu? ” tanya Ares begitu mereka masuk ke dalam kamar hotel.
“ Menggoda? aku tidak menggoda siapapun”
“ Aku benci orang yang bermuka dua! Kau bahkan berpelukan dengannya”
Apa yang dia maksud Ryan? Astaga kesalahpahaman lagi!, rutuk Lyra
“ Tidak, bukan seperti itu Tuan. Aku tidak berpelukan dengannya. Dia yang memaksa menahanku”
“ Kau pintar sekali berbohong! ” Ares mencengkram dagu Lyra
“ Aku tidak peduli seberapa murahan kau! Sudah kukatakan jauhi pria itu, kau sengaja ingin terus menyakiti adikku Hahh! ” bentak Ares melepaskan dagu Lyra dengan mendorongnya kuat.
“ Awwww” ringis Lyra
Ares lalu terus mendekat ke arah Lyra hingga ia terpojok ke arah dinding.
“ Ja-jangan mendekat, ku mohon” Ucap Lyra sembari menahan Ares dengan lengannya untuk menciptakan jarak diantara mereka.
“ kenapa? kau senang bersentuhan dengan pria kan. Jangan main-main denganku! ” geram Ares sambil menarik rambut Lyra keras.
“ Apakah berpacaran dengan pria itu? Hah! ”
“ Ti-tidak Tuan awww ”
Lyra menggelengkan kepala, ingin memberi tahu Ares bahwa ia tidak melakukan hal itu, tapi Ares malah menarik rambutnya lebih keras.
“ Kau sudah menjual dirimu padaku! Kau tidak ingat perjanjian itu. Apa kau memang pel*c*r murahan! ”
“ Aku bukan wanita se-seperti itu hiks hiks” isak Lyra.
“ Lepaskan aku Tuan, aku tidak pernah menggodanya, aku terus menghindar. Ta-tapi dia hiks hiks dia yang terus mengganggu ku hiks hiks ”
Ares sontak menarik tengkuk Lyra dan...
Degg!
Dia mencium Lyra, awalnya sebuah kecupan hingga ia mulai ******* bibir Lyra kasar. Menerima serangan itu Lyra segera melakukan perlawanan, ia berusaha mendorong Ares dengan tangannya, tapi tangannya malah di genggam Ares dengan kuat. Lyra tidak bisa mengimbangi kekuatan Ares. Ares terus memperdalam ciuman mereka, menahan tengkuk Lyra. Bulir-bulir bening terus berjatuhan di pipi Lyra, dan ia hampir kehabisan napas.
Setelah melihat Lyra yang mulai sesak karena tidak sempat bernapas, akhirnya Ares melepas ciuman itu, tapi masih menahan tengkuk Lyra.
“ Hiks hiks ” Lyra menangis tersedu-sedu berusaha memulihkan pernapasannya.
“ Inilah akibat berani menantangku! Terus saja kau buat aku marah, lalu aku akan membuatmu berbaring di ranjangku. Hingga akhirnya kau tidak bisa lepas dariku” ucap Ares tepat di depan wajah Lyra, karena jarak mereka yang begitu dekat, bahkan ujung hidung mereka bersentuhan.
Tapi Lyra hanya terus menangis, ia sangat tersakiti, selalu disalahkan atas tindakan yang tidak pernah ia lakukan. Juga menerima perlakuan seperti ini dari Ares.
Ares kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Lyra dan menciumnya lagi. Namun kali ini hanya sebuah kecupan ia cepat mengakhirinya.
“ Ingat ciuman ini selalu, Ini adalah Ciuman peringatan! ” bisiknya tepat di telinga Lyra.
“ **Kawan, tidak perlu selalu cepat panas hati, karena boleh jadi, kita hanya keliru memahami atau terlalu cepat mengambil kesimpulan”-Tere Liye
Mystorios_Writer🧡**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Evan
lanjut thoor
2022-03-31
1
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
hadir kak
2022-03-16
1
~🌹eveliniq🌹~
hadir lagi untuk mampir baca nih sukses ya
2022-02-25
3