Sebulan sudah berlalu, Lyra menjalani hari-harinya yang berat, kesehatan Diandra tidak kunjung membaik dan dia juga terbebani akan ketakutan.
Lyra sekarang tengah duduk di kursi bus, dia akan pergi kuliah. Bus berhenti di sebuah halte, mata Lyra tertuju pada seorang wanita yang baru menaiki bus. Di pandangnya wanita itu dengan seksama.
Itu pasti tidak akan terjadi, pasti hanya kekhawatiranku saja, batin Lyra.
Lyra lalu mengalihkan pandangannya ke luar bus, ketika melihat wanita itu perasaan Lyra kembali berkecamuk. Dia melihat perut wanita yang membesar dan menonjol ke depan. Lyra kembali diselimuti ketakutan, ketakutan akan yang terjadi pada tubuhnya.
Bahkan setelah sebulan berlalu, Lyra belum mengalami menstruasi. Dia tidak memiliki keberanian untuk memeriksakan dirinya. Lyra merasa tidak akan sanggup menerima fakta bagaimana kalau dia benar-benar mengandung.
* * *
Seluruh kegiatan kuliah berlalu dengan cepat. Lyra memutuskan segera pulang. Dia berjalan cepat menuju halte.
“ Ly-Lyra! ”
Langkah Lyra terhenti mendengar panggilan itu, dia lalu berbalik. Sejenak Lyra terdiam, dan terkejut dia tidak menyangka yang memanggilnya adalah Adhisti. Setelah tersadar Lyra memilih untuk segera menjauh dari Adhisti.
“ Lyra! Lyra aku mohon tunggu sebentar. Aku ingin bicara denganmu. ” ucap Adhisti melihat Lyra yang menghindarinya.
“ Aku merasa tidak ada yang perlu kita bicarakan ”
“ Lyra aku benar-benar harus membicarakan ini. A-aku benar-benar telah bersalah, aku minta maaf. Maafkan aku, Ly ”
“ Apa itu mengubah sesuatu? ”
“ Aku tahu karena kebodohanku kau mengalami banyak kesulitan, aku menyesal maaf. Aku akan berusaha memperbaikinya ”
“ Kau ingin memperbaiki apa? Kau bisa mengembalikan semuanya seperti semula? Kalian telah menghancurkan semuanya ”
“ Aku benar-benar minta maaf ” ucap Adhisti sendu, dia benar-benar merasa bersalah karena dirinya semua itu terjadi.
“ Aku tidak tahu mengapa orang dengan mudahnya meminta maaf, setelah melakukan kesalahan. Semudah itu mengucapkan maaf, apakah kata maaf itu dapat menghapus noda kesalahannya. ”
“ Aku tahu tidak dapat mengubah apa pun, ta-tapi aku akan berusaha. Aku akan meminta kakak untuk menceraikanmu sehingga kau bisa memulai lagi ”
“ Sekarang kau tahu apa yang ada dipikiranku? ”
“ Ya? ” tanya Adhisti bingung dengan perkataan Lyra.
“ Ternyata seperti ini sifat aslinya, harusnya aku tidak pernah dekat dengannya. Itu yang ku pikirkan tentangmu ”
“ Ma-maaf Lyra ”
“ Selalu saja maaf, apa kalau kau meminta maaf maka aku harus memaafkan. Lalu apa menurutmu solusi dari mu sangat benar. Kau bahkan sangat ingin menunjukkan padaku bagaimana kau berkuasa atas keputusan yang terjadi padaku kan? ”
“ Aku tidak bermaksud begitu. Lyra aku hanya ingin kau mendapatkan kembali kebebasanmu, aku akan berusaha menyakinkan kakak. Kakak pasti melakukannya.”
“ Kebebasan? Ya kau benar kebebasan. Dengan bercerai aku mendapat kebebasan, akhirnya aku akan bercerai, lalu hidup dalam bayang-bayang mantan istri Ares Crimson. Itu akan benar-benar baguskan? ” tanya Lyra sinis, setelah semua yang terjadi akhirnya mereka memutuskan untuk menyelesaikannya dengan cara ini.
“ Lyra aku akan melakukan apa pun untuk menebus kesalahan ku padamu. Jadi aku mohon maafkan aku ”
“ Kau tahu aku akan merasa sangat terbantu jika kau tidak ikut campur masalah pribadiku. Ini masalahku, pernikahanku, dan juga urusan pribadiku dengan Tuan Ares. Itu bukan urusanmu untuk memutuskan apa yang baik untukku ”
“ Ka-kau benar maaf karena aku selalu melewati batas ”
Lyra lalu berlalu pergi meninggalkan Adhisti, dia segera masuk ke bus yang berhenti di halte itu.
Bercerai. Jadi dia memutuskan untuk berpisah, setelah apa yang dilakukannya padaku. Apa mereka pantas di sebut manusia. Aku bisa menahan ketika dia bahkan melupakanku. Tapi memutuskan untuk bercerai dan mengutus Adhisti untuk menyampaikannya benar-benar keterlaluan.
Setibanya di apartemen Lyra membaringkan tubuhnya di sofa, hari ini terasa melelahkan baginya.
* * *
Ares sekarang tengah duduk di ruang kerjanya berkutat dengan semua berkas-berkas kantor. Dia tidak menyangka bahwa masalah di Singapura ini akan sangat memakan waktu, Ares ingin segera kembali ke Indonesia.
“ Permisi Tuan, saya datang membawakan berkas yang Anda minta ”
“ Baiklah letakkan saja di meja ”
Gavrill menaruh berkas itu di atas meja, dan berjalan keluar dari ruangan itu.
Tidak berapa lama ponsel Ares berbunyi.
“ Ada apa Adhisti? ” ucap Ares setelah melihat bahwa yang menelpon adalah Adhisti.
“ Kakak ”
“ Apa yang terjadi? ” Ares tahu dari nada bicara Adhisti bahwa pasti telah terjadi sesuatu.
“ Kakak bagaimana ini? aku bersalah, semua karena kesalahanku ”
“ Kesalahan? maksudmu apa Adhisti? ”
Tapi Adhisti malah diam tidak menjawab.
“ Adhisti kau masih disana? jelaskan padaku apa maksudmu tadi? ”
“ Hiks hiks kakak hiks hiks ”
“ Isti jangan seperti ini, kau membuat kakak khawatir ada apa sebenarnya? ”
“ Hiks a-aku bodoh sekali hiks Ly-Lyra tidak bersalah kak, tapi karena kebodohanku merusak hubunganku dengannya ”
Sekarang Adhisti sudah tahu kebenarannya.
“ Jangan menyalahkan diri sendiri, kakak akan membantumu ” ucap Ares menenangkan Adhisti.
“ Kakak tadi aku meminta maaf pada Lyra, ta-tapi dia tidak mau memaafkan aku, aku tahu tidak seharusnya aku mengharap dia bisa memaafkanku wajar jika dia marah ”
Pasti ini berat untuknya, tidak mungkin dia memaafkan aku atas yang kulakukan padanya, batin Ares.
“ Kak bisakah kau mengembalikan semuanya seperti semula? me-menurutku sebaiknya kau biarkan Lyra lepas dari perjanjian itu, ceraikan dia. Bisa kan kak? ”
Apa dengan melepaskan dia dari perjanjian itu, dia akan merasa baik. Aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar padanya Adhisti tidak mungkin aku menceraikan Lyra seperti itu.
“ Adhisti untuk saat ini kakak tidak bisa memutuskan, setelah kakak kembali, aku akan menemui Lyra. Sebaiknya jangan terlalu memaksa Lyra untuk memaafkanmu, ini mungkin berat untuknya ”
“ Apa semua akan baik-baik saja? ”
“ Aku juga tidak tahu, tapi aku harap semuanya baik ”
“ Cepatlah kembali ”
“ Iya, kalau begitu istirahat lah kakak akan menutup telponnya ”
“ Hmmmm ”
Ares pun mengakhiri telepon itu.
Akankah Lyra memaafkan kesalahanku padanya. Aku juga tidak ingin dia menderita.
* * *
Sejak subuh pagi Lyra sudah berada di rumah sakit, dia di telepon oleh Tara yang mengatakan bahwa kondisi Diandra sedang kritis. Mereka belum menerima kabar apapun, mereka hanya menunggu dari tadi. Padahal sekarang sudah pukul 9 pagi. Tapi staf rumah sakit nampak sibuk sekali keluar masuk kamar rawat Diandra.
“ Ya Tuhan tolong beri kekuatan pada Ibu ” ucap Lyra sendu, dia sudah menangis sedari tadi.
Lalu tidak lama setelahnya dokter keluar dari ruangan itu.
“ Nona Lyra ”
“ A-ada apa dokter? ” tanya Lyra gugup melihat ekspresi sedih dari dokter itu.
“ Maaf Nona harus menyampaikan kabar ini Nyonya Diandra sudah meninggal, kami mohon maaf atas kegagalan kami ”
Lyra berdiri membeku mendengar perkataan dokter, tubuhnya gemetaran, dan kakinya terasa lemah hingga dia terduduk lemas.
“ Nona! mohon bersabar Nona ” sergah Tara berusaha menopang tubuh Lyra.
“ Ibu! Ibu tidak mungkin meninggalkanku. Ini pasti salah. Dokter tolong periksa lagi, mu-mungkin itu salah aaaa hiks hiks Ibu aaa hiks ” tangisan Lyra pecah.
“ Nona ”
Tara lalu memeluk Lyra berusaha menenangkannya.
“ A-aku akan menemui Ibu, itu pasti tidak benar. Ibu! Ibu jangan tinggalkan aku ”
“ Maaf Nona untuk saat ini jenazah belum boleh diizinkan untuk dilihat, setelah semua peralatan medis di cabut jenazah akan di serahkan kepada keluarga ” ucap seorang perawat.
“ Tidak aku mau menemui Ibu, izinkan aku menemui ibuku ”
“ Nona aku mohon tenanglah sebentar ”
Tara menahan Lyra yang berontak, dan terus menenangkannya hingga akhirnya Lyra menurut dan kembali duduk di kursi tunggu.
Setelah beberapa menit perawat pun mengizinkan mereka masuk melihat jenazah Diandra.
Tara menuntun Lyra perlahan, dia tidak tega membiarkan wanita itu sendiri.
“ Ibu jangan tinggalkan aku. Hiks hiks Ibu bagaimana ini kenapa hiks hiks kau juga meninggalkan aku hah kenapa kalian jahat sekali selalu meninggalkan aku hiks hiks ” tangis Lyra sembari memeluk tubuh Diandra yang terbujur kaku.
Tara yang melihat itu mengusap lembut punggung Lyra untuk menenangkannya.
* * *
Semua prosesi pemakaman telah selesai. Lyra memandang pusara kuburan itu. Matanya membengkak karena terus menangis.
Akhirnya kalian semua meninggalkan aku. Aku di tinggalkan oleh kedua orang tuaku. Lalu aku harus kehilangan Ibu untuk sekali lagi. Bagaimana caranya bertahan dari semua ini? Siapa lagi yang akan aku sebut sebagai orang tua? aku benar-benar sendiri sekarang.
Bahu Lyra di usap oleh seseorang, dia menoleh melihat orang itu.
“ Lyra aku berharap kau dapat bersabar dan mengikhlaskan kepergian Ibumu ” ucap wanita itu dia adalah Adhisti.
Lyra tidak menanggapi perkataan Adhisti, dia kembali menunduk. Lama Adhisti berdiri di belakang Lyra sampai akhirnya ia memilih pergi.
Semua tamu yang datang melayat sudah pergi, sekarang tinggal Lyra sendiri di makam Diandra.
“ Ibu aku telah kehilangan orang tuaku, mereka meninggalkan aku. Ibu yang merawat dan membesarkan aku layaknya Ibu kandungku. Kehilangan sosok Ibu untuk sekian kalinya, terasa sangat menyiksa. Di tinggalkan olehmu bahkan lebih menyakitkan daripada saat aku di tinggalkan orang tuaku.” gumam Lyra sambil meneteskan air mata.
“**Aku akan membiarkanmu pergi, selamat mencari bahagiamu, wahai bahagiaku."-Anonim
Mystorios_Writer 🟠**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
semangat thor
2022-03-16
1