Tiga hari telah berlalu semenjak pemakaman Diandra. Lyra masih dalam keadaan duka yang dalam namun dia tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa walaupun tak bersemangat.
“ Aduh aaa aaww ” ringis Lyra sambil meremas pelan perutnya. Dari semalam perutnya terasa sangat nyeri dan kram tak menentu.
“ Kenapa denganku? perutku sakit sekali awww ”
Dengan susah payah Lyra berjalan ke kamar mandi, dia memutuskan untuk mandi, supaya lebih segar.
Lyra melepaskan gaun tidurnya. Lalu tiba-tiba pandangan terfokus pada noda di baju itu. Dia memeriksa seksama noda itu untuk memastikan.
“ Ohh ya Tuhan untunglah akhirnya menstruasi ku datang juga, mungkin ini penyebab perutku sakit ”
Lyra lalu bergegas mandi. Walaupun kondisinya kurang baik tapi dia akan tetap pergi kuliah.
Setelah berangkat dari apartemen sekarang ia berada dalam bus menuju kampus. Karena tidak ada kursi kosong, terpaksa dia harus berdiri.
Huftt tidak ada kursi kosong, ya ampun padahal perutku masih terasa sakit. Aku harap bisa bertahan, batin Lyra.
“ Nona ” Seseorang menyentuh bahu Lyra.
“ Ya? ehh ada apa Tuan? ”
“ Silahkan Anda boleh duduk di kursi ini, biar saya saja yang berdiri, nampaknya Nona kurang sehat ”
“ Benarkah? Ehh tapi tidak apa-apa Tuan, saya masih kuat ” ucap Lyra, dia merasa sungkan harus membiarkan pria paruh baya itu menggantikannya berdiri.
“ Jangan sungkan, halte pemberhentian saya sudah dekat, duduklah ”
Pria itu lalu berdiri dan mempersilakan Lyra duduk.
“ Terima kasih banyak Tuan ” balas Lyra akhirnya, dan di balas anggukan dari pria itu.
Lyra mengeluarkan cermin kecil dari tasnya, dilihatnya wajahnya dari pantulan cermin itu. Wajahnya pucat dan keringat bercucuran dari dahinya, kemungkinan karena nyeri di perutnya.
Setibanya di kampus, Lyra berjalan pelan melewati lorong kampus menuju kelasnya.
“ Lyra ” terdengar suara seseorang memanggilnya dari belakang.
“ Shera ” ucap Lyra membalas setelah melihat siapa yang memanggilnya. Shera lalu menghampiri Lyra.
“ Ayo pergi bersama ke kelas ”
“ Ya baiklah ”
Mereka pun berjalan bersebelahan.
“ Apa kau baik-baik saja? ” tanya Shera yang melihat Lyra yang nampak pucat dan lemas.
“ Oh? iya aku baik. Hanya saja karena sedang datang bulan, jadi sedikit lemas ”
“ Ternyata karena itu, untunglah. Kalau begitu sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri ”
“ Tentu ”
Ketika mereka akhirnya sampai di kelas, Lyra memutuskan untuk duduk di belakang supaya tidak terlalu mendapatkan perhatian dosen.
Adhisti yang sudah dari tadi di ruangan itu memandang sosok Lyra yang duduk dibelakang.
Sepertinya Lyra sedang sakit, kenapa memaksakan diri untuk kuliah, pikir Adhisti.
Sampai seluruh jam kuliah berakhir pun, kondisi Lyra tak kunjung membaik, perutnya malah semakin sakit.
“ Lyra benar kau bisa pulang sendiri? tidak apa-apa aku bisa menemanimu ” tawar Shera ketika melihat Lyra berdiri di gerbang kampus.
“ Tidak perlu Shera sungguh, aku bisa pulang sendiri, aku juga sudah memesan taksi. Mungkin sebentar lagi tiba ”
“ Baiklah hati-hati ya ” ucap Shera lalu melajukan motornya.
Taksi yang dipesan Lyra akhirnya sampai, dia bergegas naik.
“ Tujuannya kemana Nona ”
“ Emmh bisakah membawaku ke rumah sakit terdekat ” ucap Lyra ragu-ragu.
“ Tentu Nona ”
Taksi melaju, Lyra memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Perutnya benar-benar terasa sangat sakit sekarang, selama ini walaupun Lyra juga merasakan nyeri haid tapi tak pernah sampai sesakit ini.
Dengan ragu Lyra masuk ke dalam rumah sakit itu, dia menemui resepsionis untuk mendaftarkan diri.
“ Apa yang bisa saya bantu Nona? ” tanya perawat itu.
“ Begini aku juga tidak tahu, tapi dari semalam perutku sakit terasa nyeri dan kram, menurutku hanya nyeri haid biasa. Tapi sakitnya semakin parah, sampai aku merasa seluruh tubuhku lemas. Jadi aku ingin memeriksakan diri ”
Mendengar penjelasan Lyra perawat itu menatapnya dengan tatapan aneh.
“ A-ada apa? ” tanya Lyra gugup melihat reaksi perawat itu.
“ Oh tidak apa-apa Nona, saya akan mendaftarkan Anda periksa ke bagian Obgyn rumah sakit kami ”
“ Obgyn? bukankah itu bagian khusus pemeriksaan kehamilan? ”
“ Benar Nona, tapi mereka juga menangani semua masalah penyakit reproduksi wanita, sesuai keluhan Anda sebaiknya menerima penanganan mereka. Ini Nona silakan mengisi formulir ini ”
“ Ba-baiklah ”
Lyra lalu menerima formulir itu, setelah selesai dia menyerahkan kembali kepada perawat.
“ Ini nomor antriannya, Nona dapat menunggu di bagian Obgyn. Terima kasih Nona ”
“ Baiklah ”
Lyra lalu mencari sebentar bagian Obgyn rumah sakit itu, setelah tiba disana. Dia kemudian duduk di bangku tunggu. Lyra merasa aneh harus duduk diantara para wanita hamil, yang sebagian di temani para suaminya.
Dia meremas jemarinya gugup, menunggu namanya di panggil. Sampai akhirnya gilirannya tiba dan dia di suruh oleh seorang perawat untuk masuk.
“ Silakan duduk Nona ” ucap dokter wanita itu mempersilakan Lyra untuk duduk.
“ Apa keluhan Anda Nona? ” tanya dokter itu.
Lyra lalu menjelaskan keadaan secara terperinci pada dokter.
“ Jadi Anda sedang datang bulan, tapi merasakan nyeri perut yang parah ”
“ Benar dokter ”
“ Kondisi ini memang kerap terjadi Nona, tapi untuk memastikan saya akan melakukan USG ”
Lyra membalas dengan menunduk. Dokter lalu memerintahkan Lyra untuk berbaring di brangkar. Lyra mengangkat sedikit bajunya ke atas menunjukkan perutnya. Perlahan dokter mengoleskan gel di perutnya, dan mengerak-gerakkan alat itu menelusuri perutnya.
“ Sudah berapa lama Nona merasakan sakit perut ini? ”
“ Aku merasakan sakit dari semalam ”
“ Apa Anda sudah menikah? ”
“ Ya? sudah dokter ” Lyra bingung dengan pertanyaan dokter itu.
“ Nona lihatlah ke arah monitor ”
Lyra mendongakkan kepalanya memandang monitor itu, gambar hitam putih itu di pandangnya tapi tidak tahu artinya.
“ Apa kondisiku buruk? ” tanya Lyra mulai khawatir.
“ Benar Nona, apa Anda dapat melihat gumpalan kecil ini ”
“ Hmmm ”
“ Kondisinya sedang tidak baik ” ucap dokter itu dengan nada rendah.
“ Hah? kondisi siapa maksud dokter? ”
“ Janin yang sedang Anda kandung. ”
“ Ja-janin? mengandung? ”
Jantung Lyra serasa meledak saat ini.
“ Benar Nona, selama ini Anda mengira sedang menstruasi namun sayangnya itu adalah pendarahan ”
Lyra berusaha mencerna kata-kata yang diucapkan dokter itu.
“ Untungnya Nona segera memeriksakan diri, jadi kita dapat melakukan pengobatan dengan segera ”
“ Aku tidak menginginkan anak ini ”
“ A-apa maksud Anda Nona ”
“ Aku ingin menggugurkan janin ini, bisakah dokter menolongku? ”
“ Maaf Nona, saya tidak bisa melakukan itu. Tindakan itu melanggar Otoritas dan kode etik. Untuk alasan apa Anda ingin membunuh janin ini? ”
“ A-aku akan segera bercerai, dengan kehadiran janin ini akan memperkeruh keadaan ” ucap Lyra berbohong.
“ Nona saya tahu kondisi ini pasti berat untukmu, tapi bayi itu juga memiliki hak untuk hidup. Cobalah Anda pikirkan kembali dengan tenang ”
Lyra menggeleng keras, dengan tergesa-gesa dia turun dari brangkar dan berlari keluar dari ruangan itu. Dokter itu memandang risau pada Lyra, tapi dia juga tidak punya hak untuk menghentikannya.
Lyra tidak mampu menerima keadaan ini, dia tidak sanggup menerima kehamilan itu. Walaupun Lyra merasa dirinya benar-benar telah melakukan dosa besar dengan berusaha menggugurkan bayi itu tapi kehamilan itu diluar kehendaknya. Bagaimana dia menerima semua resiko itu, sedangkan Ares saja tidak pernah menunjukkan tanggung jawabnya atas perbuatannya pada Lyra.
Lyra turun dari taksi, dia berjalan dengan gemetar ke arah sebuah bangunan kecil nampak seperti sebuah klinik. Dia mencari informasi dari internet dan mendapat informasi mengenai klinik itu, yang melakukan praktik aborsi. Lyra sendiri tidak tahu apakah klinik ini legal atau ilegal, yang ada di pikirannya sekarang adalah menggugurkan kandungannya.
Lyra masuk nampaknya semuanya normal, keadaan di sana terlihat seperti klinik pada umumnya.
“ Ada urusan apa Nona? ” tanya seseorang pada Lyra nampaknya dia adalah perawat disini.
“ Ehhh a-aku ingin melakukan aborsi ”
“ Aborsi? Nona kami tidak akan melakukan tindakan itu jika Anda tidak mendapat izin, untuk menghindari resiko kedepannya terhadap klinik kami ”
“ Aku belum menikah, ja-jadi tidak memerlukan izin siapapun ”
“ Anda dapat memastikan hal itu ”
Dengan cepat Lyra mengangguk.
“ Silakan isi formulir dan surat pernyataan ini Nona ”
Lyra menerima kertas itu dan dengan cepat mengisinya.
“ Segala resiko akibat aborsi tidak menjadi tanggung jawab kami Nona ”
“ Tentu ”
“ Baiklah karena Nona sudah nyakin silakan ikuti saya ”
Perawat itu menuntun Lyra memasuki sebuah ruangan, lalu lanjut lagi ruangan lainnya, hingga akhirnya tiba di sebuah lorong.
“ Anda silakan menunggu di sini, Dokter akan memanggil saat sudah giliran Nona ”
Lyra tidak menjawab dia lalu duduk di kursi itu, disana juga ada beberapa wanita yang nampak masih sangat belia. Sepertinya mereka juga akan melakukan hal yang sama seperti Lyra.
Jangan pernah memaafkan aku, bencilah aku selamanya karena tidak memberi kesempatan padamu. Aku harap kau dapat terlahir lagi. Dari seorang wanita yang bisa menerima dan menyambutmu. Dengan suasana dan keluarga yang bahagia. Aku tidak bisa memberikan itu semua, jadi bencilah aku. Kehidupanku tidak baik, aku tidak mau menyiksamu dengan kehidupan ini, batin Lyra.
"**Ada saat-saat ketika penjelasan, tidak peduli seberapa masuk akalnya, sepertinya tidak membantu." - Fred Rogers
Mystorios_Writer🔸**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments