Miracle Of Wish
Pasti ada yang salah!
Aku meringis melihat nilai ulangan matematika kemarin. Ini gila! Semua materi yang muncul sudah dipelajari hingga dini hari. Jadi bagaimana bisa nilai di kertas ini jadi 10/100?
Oke, baiklah aku mengaku. Tiga puluh menit aku pakai belajar dan sisanya aku sibukkan membaca buku novel di kamar sampai tengah malam. Namun, seharusnya aku bisa mendapat nilai di atas rata-rata.
Demina pasti akan menertawakan aku atau malah menceramahi tentang pentingnya ikut ekskul Math Club. "Ini akibat kamu bolos ekskul."
Demina, salah satu orang yang paling dekat denganku. Kami bersahabat, tapi perbedaan kami sangat jauh. Termasuk peringkat kelas. Dia menduduki peringkat paling awal, sedangkan aku paling akhir. Dia itu aktif, aku sendiri pasif. Jauh beda, 'kan? Namun, kami tidak bisa jika tidak bersama. Rasanya selalu ada yang kurang. Teh manis tanpa gula jadinya teh pahit, itulah kami.
Aku melipat kertas ulangan asal-asalan, yang penting bisa masuk ke kantong rok biru. Bahaya kalau ada yang lihat. Kelas tujuh masih dimulai dua jam lagi, jam 13:00 WIB. Serius enggak ada enaknya sekolah di siang bolong sampai jam 17:00 WIB.
Terus untuk apa aku di sini? Pertanyaan bagus! Aku ke sekolah cuma ingin ngambil nilai ulangan lebih awal dari Bu Farah. Lalu ke perpustakaan sebentar untuk mengembalikan buku yang kemarin dan ditukar dengan bacaan baru. Oh, jangan lupa aku juga akan meminjam buku novel. Kali ini fantasi, bosan baca drama terus. Hidupku sudah penuh dengan drama sejak bertemu ulangan matematika.
Perpustakaan ada di atas, berarti aku harus naik tangga di ujung koridor kanan. Butuh sepuluh menit sampai kalau jalan biasa. Lima menit kalau jalan cepat. Tapi bisa lebih kalau mampir ke kantin di sebelah tangga.
"Nadira," tegur suara berat Pak Hisam, guru IPS menggema di koridor. Pasti karena sepi suaranya jadi menggelegar, bukan karena aku buat gara-gara lagi.
Aku berbalik arah, alih-alih kaku. Berjalan seperti layaknya anak-anak pramuka yang sedang melakukan PBB, takut kalau Pak Hisam ingin menghukum. Padahal aku memang tidak berbuat salah.
"Ada apa, Pak?" tanyaku.
Pak Hisam kelihatan membawa beberapa tumpukan buku paket pelajaran. Mungkin ada 10-15 buku, aku enggak bisa tebak. "Bapak tahu kamu mau ke perpus, kan? Sekalian saja titip buku-buku sejarah ya. Tolong ya, simpan di tempat biasa."
Aku tertegun mendengar ucapan Pak Hisam yang memperhatikan kebiasaanku ke perpustakaan tiap belum masuk kelas. Sadar kedua tangan besar itu mengulur ke arah tanganku. Aku menerimanya. Lalu tidak lama, Pak Hisam pergi dengan langkah cepat ke koridor yang terhubung dengan kelas delapan.
Aku tidak mau menunggu lama lagi, jadi aku segera menaiki anak tangga setelah melewati kantin di sebelahnya. Ada satu hal yang unik dari tembok yang membatasi luasnya tangga. Tembok dicat dengan sedemikian rupa, dengan nuansa bhineka tunggal ika. Ketika berada di satu tangga terakhir, pemandangan indah dari langit biru dengan suara bising dari salah satu ruangan.
Di sekitar koridor atas ada beberapa tanaman hias yang di gantung dekat dinding kelas. Cuma berbeda sepuluh sentimeter jaraknya dengan pintu kelas, bisa mencegah ada yang jahil nantinya. Namun, tanaman yang dipajang cukup indah dan memanjakan mata.
Aku menaikkan sedikit pegangan pada buku paket. Sebentar lagi sampai, tepat satu meter lagi, tinggal simpan sepatu di samping pintu perpustakaan lalu masuk. Mudah sekali.
Sayangnya itu cuma ada di dalam pikiranku. Entah mungkin karena nilai tes matematika kemarin sangat tidak memuaskan ataupun karena memang tidak ada orang di dalam; perpustakaan ditutup. Bukan, bukan dikunci. Jadi aku tetap memutuskan masuk, tentunya setelah menyimpan sepatu.
Krieet.
Pintu kayu berlapis cat cokelat baru saja terbuka. Kepalaku lebih dulu tampak ke dalam, mencari penjaga perpustakaan. Tapi tidak ada siapa pun. Mungkin jika aku menyapa akan ada yang datang.
"Permisi."
Belum ada jawaban.
"Permisi, Miss Ann? Saya izin masuk."
Baru aku melangkahkan satu kaki masuk ke perpustakaan, ada suara yang menyahut.
"Boleh kok."
Aku nyaris menjatuhkan seluruh buku sejarah. Beberapa buku yang lolos dari peganganku menimbulkan suara gaduh, khususnya pada perpustakaan yang sepi pengunjung. Aku memilih menoleh ke belakang, ada guru muda dengan rambut disanggul sambil membawa sebuah buku yang tebalnya melebihi buku paket. Guru itu Miss Ann, penjaga perpustakaan sekaligus guru bahasa inggris.
"Maaf, Miss ... aku enggak sengaja jatuhin buku. Soalnya aku lihat di perpustakaan enggak ada siapa-siapa." Miss Ann hanya tersenyum lalu meminta aku untuk membereskan kekacauan yang kubuat. Tentu aku menurutinya dan menyimpan buku di tempat seharusnya. Namun, diam-diam aku penasaran dengan buku yang Miss Ann bawa.
Miss Ann berhadapan kembali dengan meja yang di atasnya berisi beberapa jam. Penjaga keamanan dan ketertiban buku tersebut memang gemar memperbaiki jam—katanya— sekalian menunggu siswa ke perpustakaan daripada hanya duduk-duduk saja. Aku mendekatinya, mungkin Miss Ann perlu bantuan. Tentu dengan sukarela tidak butuh balasan apa pun.
"Ah ... jam ini benar-benar rusak," keluh Miss Ann. Aku tidak melihat ada kerusakan apa pun di sana. Jam berwarna biru bercampur ungu dan terdapat corak bunga-bunga. Indah. Sangat indah. Lalu dari sisi mana yang rusak? Kecuali mesin yang kemungkinan sudah tua.
Miss Ann mendorong pelan jam tersebut setelah memasukkannya ke dalam kotak.
"Miss? Ada yang bisa aku bantu?" Aku melihat Miss Ann menatapku dan mengangguk Dia menyerahkan kotak tadi untuk aku letakan di atas lemari dekat pintu masuk.
Aku berjalan sambil meneliti jam cantik tersebut. Lagipula tidak ada siapa-siapa selain aku dan Miss Ann—
Bruk!
—aku cabut kata-kataku tadi. Entah siapa yang sudah aku tabrak, hingga jam berpisah dengan kotaknya di lantai. Hidungku juga sakit karena menabrak. Tidak ada waktu untuk menggerutu! Aku segera mengambil jamnya.
Jam yang aku pegang tiba-tiba mengeluarkan cahaya, silau, aku tidak bisa melihat apa yang terjadi. Pendengaranku masih berfungsi baik setelah mendengar suara Miss Ann berkata dengan nada setengah tertahan di tenggorokannya. "Bagaimana bisa?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
ethaloona
ya ampun 😳
2023-06-03
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-05-14
0
Evelyne
gw baru mulai baca setelah bolak balik liat daftar buku disini... tiba2 gw tertarik dengan judul nya dan memutuskan membaca... dari prolog nya gw suka.. gw selalu suka pembukaan cerita yang seperti ini... tak perlu perkenalan di awal cerita karena bagi gw.. semua akan tau sejalan dengan semakin dalam nya kita terus membaca dan itu selalu bikin penasaran... kadang penulis pemula tidak menyadari itu.. gw harap cerita ini akan bagus... cuusss kita lanjut baca guys...
2022-12-11
0