Duduk di atas ubin yang dingin dan penuh ketegangan. Orang-orang di dalam toko menjauh, bahu mereka bergetar, tapi pandangan mereka tidak mengenakan. Cukup tajam dan seolah-olah aku adalah hama bagi mereka. Mungkin aku saja yang terlalu berkhayal, karena tatapan mereka pada Bizar dan Galih pun sama.
Bizar menunduk, dia lalu berjongkok dan menempelkan telapak tangannya dengan ubin. Sinar biru neon membentuk jalur rangkain. Perlahan-lahan merambat ke bawah telapak kaki semua orang. Tiba-tiba sengatan listrik keluar dari sana, harusnya aku juga merasa kaget dan tumbang. Namun, Hana lebih dulu membantuku dengan cahaya merah muda melinngkar di tubuhku.
"Kamu ... reinkarnasi Hana?" Galih berkata begitu pelan dan tajam.
Aku membalikkan pertayaan. "Kalian ...."
Seakan mengerti pertanyaan yang tidak terucap sepenuhnya olehku, mereka mengangguk. Itu berarti Galih adalah Glenn, orang yang belum diketahui reinkarnasinya. Bizar adalah Kazuo, sudah tertulis di kertas yang kemarin aku baca.
Dibanding itu aku mengedar pandang. Semua orang di sini, tahu kami. Melihat Azumi yang mengancam, dan aku takut. Ada rasa cemas yang membuatku bingung.
Kenapa Bizar dan Galih terlihat tenang-tenang saja?
"Kamu akan tahu jawabannya, Dira." Aku harus percaya kalau semuanya akan baik-baik saja. Bizar mendekatiku dia mengulurkan tangan untuk membantuku berdiri.
"Galih, giliranmu," titah Bizar. Aku lihat tangan galih mengeluarkan serbuk pasir berwarna biru tua. Aku merasa familier. Bukankah itu serbuk yang sama seperti saat Radja memberikannya padaku?
"Kamu mau apa?" Pertanyaan beraniku pada Galih. Dia tidak menoleh, tidak mau menjawab sambil menatapku. Tidak tahu juga, mungkin dia ingin fokus pada tugasnya. Serbuk biru tua itu tersebar ke seluruh penjuru bahkan hingga ke luar ruangan. Lalu, hinggap di atas kepala semua orang yang ada di sekitar kami.
Ketika selesai, Galih menatapku. "Maaf baru menjawab. Aku harus menghapus ingatan mereka tentang kita."
"Tapi ini percuma saja!" bantahku, "banyak kejanggalan di toko, siapa pun akan curiga dengan bangunan roboh di sana!"
Galih dan Bizar sama-sama melihat ke sisi lain yang kutuju. Bagian depan toko yang rusak dan sudah tidak berbentuk lagi. Mereka menghiraukanku, terutama si ilmuwan tersebut hanya tertawa mendengarnya.
"Kenapa malah ketawa? Ini masalah serius!" Aku marah. Galih hanya geleng-geleng kepala.
"Bukankah kamu reinkarnasi Hana? Kenapa kamu tidak tahu kekuatan temanmu sendiri?" sindir Galih padaku. Bahkan di sini pun dia sangat menyebalkan.
Roh di dalam tubuhku malah ikut-ikutan tertawa. Aku semakin geram. Memangnya ada apa? Bizar berhenti tertawa. Dia mengarahkan telunjuknya ke depan. Menunjuk angin. Tiba-tiba muncul sebuah layar transparan dengan bahasa yang tidak aku mengerti. Jari-jemari Bizar bergerak lincah. Melompat ke segala tempat di layar. Terakhir dia menyatukan semuanya dan tercipta satu tombol di tengah-tengah.
"Cari target," ucap Bizar selagi melihat bagian depan toko. Sinar biru muda terpancar dari kacamatanya dan tersebar. Ini mirip scanner dalam mesin fotokopi. Lalu dia malnjutkan ucapan, "target terkunci, lakukan reset."
Sinar itu berubah menjadi kuning. Perlahan-lahan semua retakan dan kerusakan kembali ke tempat semula. Seolah tidak terjadi bahaya apapun. Ini menjadi terlihat sangat normal.
"Keren," kagumku.
"Ini kemampuanku, merekayasa. Mengubah bentuk, membuat kerangka dan menyusun bentuk ke semula. Tentu sangat mudah bagiku jika aku paham susunan dan mudah untuk membuat programnya," jelasnya padaku. Kemampuannya tidak melenceng dari bakatnya sebagai seorang ilmuwan. Aku kagum.
"Dia selalu punya kejutan untuk teman-temannya." Hana menambahkan. Lalu tatapanku beralih pada Galih. Antara
menyesal dan tidak karena meninggalkannya.
"Sebaiknya kita ke rumahmu sekarang. Aku tahu perasaanmu tidak enak bukan?" ucap Galih padaku. Aku mengangguk, membenarkan ucapannya. Benar, aku sangat khawatir. Meski seingatku, ayah dan ibu belum pulang. Tidak ada siapa pun di sana. Seharusnya begitu.
"Terima kasih," balasku. Galih hanya mengangguk. Bizar dan dirinya mengekor padaku. Kami berlari. Tidak peduli pandangan o berlari ke sana. Dengan rambut yang lebih panjang, sosoknya tidak mudah dikenali bahkan oleh Bizar dan Galih sendiri.
"Dia siapa?" Galih mulai mempertanyakan. Beberapa pertanyaan timbul dari benakku. Apa yang terjadi jika aku beritahu? Kalau tidak apa yang terjadi?
Bizar menjawab, "Itu Kazuhiro, dari dataku dia ... Radja?"
Bahkan tanpa aku beritahu, Bizar sudah mengungkapkannya lebih dulu.
"Jadi sebenarnya kamu cemas atau kesal?"
Entahlah, Hana. Mungkin dua-duanya. ml
"Si wakil ketua?!" Aku tidak lagi mendengar Hana menjawab ketika Galih berteriak. Tepat di mana Radja sampai di hadapan kami sambil mengatur napasnya.
"Kalian berdua, reinkarnasi Glenn dan Kazuo? Suatu keberuntungan bisa bertemu kalian di situasi yang gawat ini," ucap Radja pada kami. "Nadira, kami menemukan reinkarnasi Hana."
"Sungguh?" tanyanku ragu.
"Tapi data-data milikku mengatakan Nadira adalah Hana. Apa maksudmu?" ucap Bizar.
"Aku akan jelaskan nanti," jawab Radja, "Nadira, ayo!"
Radja menarik tanganku. Namun, sesuatu telah mengganggu. Asap-asap bermunculan dari dalam rumah. Aku terbelalak. Segera aku memutuskan untuk melawan arus, berbalik ke dalam rumah.
Keterkejutan atas kepergianku, tidak seberapa dibadingkan membau hangus dari dalam rumah. Tidak ada siapapun seharusnya. Tidak mungkin ibu dan ayah sudah pulang.
Aku membuka pintu. Bukan bau gosong yang tercium. Anyir. Ada seorang gadis di hadapanku. Perawakannya serupa dengan Azumi. Namun, ketika aku mengedipkan mata, aku sadar. Dia memiliki mata berwarna kuning, dan rambut ombre antara merah serta oranye. Aku menelan ludah.
Dia tidak bergerak. Posisinya tetap sama, dan aku baru sadar dia memegang sebuah pedang. Hatiku tidak tenang. Segera aku melangkah.
"Bagaimana rasanya ...," ucap gadis itu tiba-tiba padaku. Bukannya diam, aku terus melangkah. Seolah-olah menungguku sampai, dia baru melanjutkan ucapannya, "kehilangan orang yang berarti bagimu?"
Aku terdiam. Ada darah di bawah kakiku. Milik siapa? Di penjuru ruangan, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Sulit bagiku untuk bernapas lagi.
*Hana, ini tidak mungkin, 'kan?
"Maafkan aku*."
-------
Jangan Like dan Komen cerita ini :D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Miss R⃟ ed qizz 💋
jejak sepatu kaca 😂
2020-02-15
0