D.B.G ( Dalnim Bradiska Gentara )

D.B.G ( Dalnim Bradiska Gentara )

#Ceritanya

   { Cerita ini hanya fiksi belaka yang   

               tidak di sengaja. Bila ada kesamaan   

                cerita, nama, atau        

             apapun itu mohon di maafkan}

..._________________...

Kini, terdapat seorang gadis yang baru saja menginjak usia 18 tahun. setiap harinya ia selalu tertidur melakukan pekerjaan tersebut selama satu tahun terakhir lamanya.

Kisahnya berawal saat dia melakukan balapan dengan black. namun, si black tidak baik - baik saja pada saat itu, rem motor yang tidak bisa menghambat kecepatan , di tambah juga si gadis dengan kefokusan yang minim.

Akibatnya, motor dia tergelincir saat membelokan setir dan dirinya terpental menjauh hingga sang kepala berkenalan dengan batu besar.

Sangat di sayangkan sekali, padahal garis finish sudah di depan mata.

Ceklek..

Suara pintu kamar V.I.P rumah sakit itu terbuka. menampilkan dua sosok pria dengan masing - masing membawa handphone dan kopi di tangan mereka, menggenakan pakaian casual yang memiliki perpaduan warna hitam - putih dan hitam - dark blue.

Mereka berdua berjalan menghampiri seorang pria yang berada di samping gadis tersebut. pria itu selalu setia berada di samping gadis nya bahkan dia rela meninggalkan pekerjaan yang sekali tanda tangan bernilai miliyaran.

"Bang, Lo di cariin Dady."

"Iya Jondi, kamu juga harus kerja."

Sino tertawa ketika mendengar perkataan Jack. "Sialan lo bang."

"Berisik kalian."

"Keluar bang, kerja, temuin Alexander."

"Katanya, ada hal penting yang harus di omongin sama Lo bang."

Jack sontak kaget saat sino menyebutkan nama Alexander tanpa menggunakan tambahan Daddy. "gila sekali anak ini." batin Jack.

Mendengar ocehan dari kedua saudara nya yang tidak ada habisnya terutama Sino, Jondi bergegas berdiri untuk meninggalkan ruangan V.I.P tersebut.

"Jondi stress hashtag kosong dua."

"Saya bingung dengan sifat dia yang ini. "

"Mulut Lo bang."

"Lo juga pasti bakal lakuin apa yang Jondi lakuin jika Lo bisa ninggalin work Lo."

"Tidak salah, tapi saya gak bisa ninggalin miliyaran demi stay di samping Dalnim."

"Terkesan kejam memang perkataan saya tapi ini janji saya dengan momi. "Menjaga dan menjalankan perusahaan dengan baik." apalagi sekarang harga pasar dengan perusahaan saya lagi bertolak belakang."

"kasian untuk story hidup Lo bang."

"Saya juga si." sambungan nya

"Bener lagi."

Sino menghampiri gadis yang sedang rebahan di depan nya itu sembari berkata dengan perasaan yang campur aduk. "Kalau ni bocah sadar gimana bang ?" tanya Sino kepada Jack.

"Pasti ngomel - ngomel soal Black."

"Pasti."

Bayangan Sino dan Jack...

"SINO ! Oli nya belum di ganti."

"Bangsat, ban dah tipis gak bilang - bilang."

"Kasian bangat black sekarat."

******Back to reality******

"Pemilik nya aja gitu." Seperti merencanakan nya dari awal, mereka mengucap kalimat tersebut secara bersamaan.

Pria dengan style celana pendek dan sweater itu terlihat sangat terburu-buru seakan mengejar sesuatu yang sudah di ujung waktu.

Namun saat ingin menaiki lift, dia dikejutkan dengan seseorang yang membuat nya terburu - buru. Alhasil dia memundurkan dirinya untuk memberikan jalan sekaligus meminta ketegasan dari pria yang lebih tua darinya.

"DADY di sini ??!." ucap Jondi terkejut.

"Terus yang kata Sino ?"

"Kamu lama Jondi, jadi dady yang dateng ke sini."

"Dady juga penasaran dengan keadaan gadis Gentara

" sambungan nya.

Jondi terkejut mendengar perkataan akhir yang keluar dari mulut Alexander. Tak sangka dia masih memiliki ingatan bahwa gadis Gentara nya sedang koma di rumah sakit.

karena bagaimana mungkin sejak awal gadis Gentara itu dibawa ke rumah sakit, Alexander hanya menyibukkan diri kepada perkejaan sekalipun itu hari libur dan ia free ia akan tetap menyibukkan diri dengan berkas - berkas data perusahaan.

Tidak heran jika jondi terdiam bukan ?

Jondi segera kembali sadar dari lamunannya untuk mengisi kekosongan perjalanan saat kembali ke kamar V.I.P Gentara.

"Tentang pekerjaan dad ?"

Alexander segera menyahuti pertanyaan Jondi. "Tepat sekali, tapi kita akan membicarakan hal itu nanti."

"Dan mungkin juga akan lebih dari itu."

"Akan lebih dari itu ?" Jondi kebingungan saat mengulangi kata Alexander

Ketika mereka Ingin sampai pada ruangan gadis Gentara, mereka melihat para dokter dan suster sedang berjalan terburu-buru menghampiri ruangan gadis Gentara sama seperti Jondi tadi.

Bapak dan anak tadi yang melihatnya pun segera mempercepat langkah mereka, di tambah lagi mereka melihat dua pria Gentara muda keluar dari ruangan gadis Gentara.

Menambah kepanikan saja.

Sesampainya mereka di depan ruangan tersebut Alexander lekas mengeluarkan suaranya untuk menanyakan apa yang sedang terjadi kepada gadis Gentara di dalam.

Dengan nafas yang Ter engah - engah Alexander melontarkan pertanyaan nya tanpa henti. "DALNIM KENAPA ?!!"

"APA YANG TERJADI DENGAN DALNIM ??!."

Jack menarik pelan lengan Alexander dia melakukan itu dengan tujuan Alexander dapat menenangkan dirinya terlebih dahulu, terlebih lagi kini mereka berada di tempat umum.

"Tenang dad."

"Anda tak akan berteriak - teriak begini di tempat umum kan ?

"Detak jantung Dalnim tiba - tiba berhenti dad."

Jack membatin dia sangat kesal kali ini "sialan Sino."

Sontak Jondi yang mendengar itu pun lemas tak bertenaga sama sekali. bagaimana dengan Alexander? Alexander memberdirikan dirinya ia menghampiri Sino yang langsung mencengkram kerah kemeja Drak blue Sino.

"KAMU BERCANDA SINO !!"

"BERCANDA MU KETERLALUAN SINO GENTARA."

Sino hanya terdiam selama beberapa detik sebelum dia membuka suara untuk menenangkan Alexander.

Sino menghela nafasnya kemudian dengan perlahan- lahan dia mengeluarkan oksigen yang dihirup, dia tak akan menjawab perkataan dengan nada sama dengan Alexander bukan. "Dad, Sino tau batas."

"KAMU KIRA SAYA BODOH ?? BEGITU SINO ??"

"Keras kepala sekali bapak tua ini." batin Sino.

"Begini dad." Dia meredakan emosi Alexander terlebih dahulu sebelum dia suruh Alexander untuk duduk.

Jack membuka suara dengan nada yang tenang. " Tenang dad, Anda mempunyai image yang harus dijaga."

"Tenangkan dirimu dad."

Sino pun melanjutkan perkataannya "Sino bercanda juga tau batasan dad , gak mungkin hal begini Sino bercanda in."

Mendengar perkataan Sino mereka semua terdiam

mereka sekarang hanya bisa mengangkat tangan untuk meminta keajaiban kepada tuhan tanpa campur tangan harta Gentara.

Harta memang bisa membeli segala hal yang Gentara family inginkan namun tidak dengan hal ini, terutama kasus Jessica.

Kisahnya

Tiga bulan lalu cuaca memang sudah memberitahu tetapi, momi tetap menerima job pemotretan di canada.

Akhir tanpa diduga seluruh awak pesawat sebanyak 400 penumpang kehilangan kendali akibat cuaca buruk yang terjadi.

Akibat kecelakaan tersebut 115 orang belum ditemukan ( termasuk cabin crew dan pilot), 50 orang kehilangan nyawa ( termasuk momi ), 15 penumpang kehilangan nyawa dan tubuh mereka, dan sisa lain keselamatan berpihak kepada mereka.

Dream Gadis Gentara

Hari itu momi sudah berpesan bahwa "Adek harus mandiri jangan menyusahi mereka, mereka memiliki tugas mereka sendiri." itu pesan momi sekaligus percakapan terakhir ku dengan momi.

Sudah tiga tahun berlalu momi pergi meninggalkan keluarga Gentara, rasanya aneh sekali. Hal seperti pagi yang selalu di bangunkan dengan Omelan dan teriakan momi untuk sarapan tiba tiba sirna, seperti hambar tak berasa.

"Diska..!! Wake up !!"

"kamu akan terlambat jika tidak bangun sekarang."

"Ayolah mom, hari ini weekend"

Ketika ingin melanjutkan tidur kembali, Dalnim. gadis Gentara merasa terkejut ketika ia mendengar dan membayangkan hal yang berada di alam mimpi.

Sontak saja ia terbangun dan segera memeluk Jessica yang sedang membuka gorden jendela kamar Dalnim.

Jessica terkejut akan tingkah Dalnim yang mendadak seperti tadi, walaupun begitu ia tetap membalas pelukan untuk Dalnim Bradiska Gentara atau yang sering ia panggil dengan Diska.

"Kenapa dengan anak momi yang satu ini ?" ucapnya sembari meng usak - usak rambut Dalnim.

"Mom, mommy mau pergi?"

"Mommy tolak aja job nya, cuaca kan lagi gak bisa di prediksi."

"Terus mommy kapan perginya?"

"Banyak sekali pertanyaan kamu Diska. "

"Mommy tetap harus pergi."

"Bukankah jika sudah janji tidak boleh di ingkari?"

"Tapi mom..." ucap Dalnim pasrah.

Dalnim sangat takut kala itu, ia serasa ingin mengikat Jessica agar tidak dapat kemana - mana namun Jessica tidak jauh beda dengan Alexander.

"Diska cuci muka habis itu turun ke bawah, mommy Udah buat breakfast kesukaan Diska."

Dalnim melepas pelukannya, ia pun lekas berdiri untuk berjalan ke kamar mandi sembari mengomel kecil walau ia tahu bahwa Jessica masih bisa mendengar perkataan nya.

"Bi Inah juga bisa."

ketika ia sudah membasuh muka Dalnim bergegas turun ke bawah namun dapat terdapat perkataan yang mau tak mau harus Dalnim dengan.

setengah jam yang lalu Jessica berangkat ke bandara dan 60 menit kemudian, pesawat yang Jessica tumpangi mengalami kerusakan cukup fatal.

Dalnim mendengar hal tersebut tidak percaya bahkan ia tidak dapat mengkontrol emosinya ia sangat tak percaya bahwa mommy Jessica sejam yang lalu baru saja ke kamarnya untuk membangunkan dirinya.

"ITU BERITA HOAX KAN DAD ??"

Begitu pula dengan ke empat pria Gentara, mereka hanya dapat membatu tak percaya.

"KENAPA DIEM ?? DALNIM TANYA LOH !!! PLEASE DAD ..!! JAWAB DALNIM DAD..!!!!!"

Dalnim seakan menjadi gila, ia stress seperti orang yang kehilangan akal sehatnya. Dengan tangan memegang kepala bahkan menjambak rambut dirinya hingga berbicara mengulangi kata yang sama tanpa henti.

"Enggggakkkm mungkin!"

"Tadi mommy barusan ke kamar. "

"Enggak mungkin... Enggak mungkin..."

"Engggggakkk.... bukan....bukan... itu bukan mommy... enggak mungkin.... ENGGAKKKK MUNGKINN...."

Setelah dengan kegilaan nya, Dalnim pun pingsan sontak ke 4 pria Gentara segera membawa Dalnim ke rumah sakit.

Apakah ini halusinasi Dalnim? tidak! ini adalah setengah scene kejadian nyata kepergian Jessica.

Kasus pertama anggota keluarga Gentara gila sementara, dan pertama kalinya Dalnim masuk ke rumah sakit plus ditambahkan koma 3hari lamanya.

Jika kalian penasaran hobi Dalnim apa ? keluar masuk rumah sakit dan koma. itulah jawabannya.

Back to reality.

Saat ini para dokter dan suster sedang berusaha menyelamatkan nyawa Dalnim, walaupun dalam data ilmu kedokteran kecil kemungkinan untuk terselamatkan.

Akan tetapi mukjizat maha kuasa itu benar adanya. Oximeter yang terletak di samping kasur pasien itu berbunyi kembali, para tenaga medis pun mengucap syukur kali ini.

Air mata yang menetes dari mata seorang gadis Gentara hingga getaran sedikit jari nya.

Dokter pun segera memeriksa keadaan Dalnim, seorang suster memberitahukan kabar gembira ini kepada keluarga Gentara.

"Dengan Gentara family ?." tanya sang suster

Akan tetapi Sino yang berdiri di samping pintu terkejut ketika mendengar perkataan tanya dari suster tersebut, alhasil Jondi lah yang menjawab pertanyaan suster itu.

"Bener."

"Gimana keadaan Adik saya sus ?" tanya Jondi khawatir.

Alexander segera menghampiri suster itu, ia seakan akan sedang mengintrogasi suster nya.

"Betul sus, gimana keadaan Dalnim?"

"Dia aman kan sus ?"

"Dokter bisa kan menyelamatkan nyawa anak saya sus ?"

Suster yang seakan sedang di selidiki hanya bisa tersenyum, sebelum menjawabnya pertanyaan Alexander.

"Kalian bisa melihatnya sendiri." sesudah berkata seperti itu, ia kembali ke kamar V.I.P Dalnim untuk mengambil sesuatu sebelum keluar kembali.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!