{ Cerita ini hanya fiksi belaka yang
tidak di sengaja. Bila ada kesamaan
cerita, nama, atau
apapun itu mohon di maafkan }
_________________
Mengeluarkan handphone milik dirinya dari saku baju, menyalakan handphone, dan mencari nama wali kelas Dalnim di papan pencarian. setelah menemukan nama wali kelas Dalnim, dady segera menelpon dan memastikan bahwa putri bungsu Gentara tidak berbohong.
Melihat Dady tengah memastikan kepada wali kelas, Entah ide jahat dari mana muncul di benak Arsino, Arsino mengajak Dalnim untuk taruhan sesuatu. Yang bisa di bilang ini sangat menyiksa bagi Dalnim tetapi penuh kebahagiaan bagi Sino.
Sebelum mengajukan ide konyol tersebut, terdapat wajah iblis terpasang dimuka Sino dan bisa dilihat secara terang-terangan. uhhhh mengerikan
"Woiy dek, lu mau taruhan tidak."
"Gak, enggak ada untung nya juga."
"Gak ada untung nya ya, tenang aja." batin Arsino
"Bang lu tau gak kemarin Dalnim....."
CUTT....
Tak ingin rahasia pribadi terbongkar, Dalnim segera menutup mulut Arsino dengan telapak tangan dirinya, tetapi dengan cepat bang Jack menanyakan terlebih dahulu.
"Emang Dalnim kenapa kemarin ?."
"Dalnim gak kenapa - kenapa bang."
"Yakin ?."
"Yoi."
Heran pisan euy tau aja aib gue "lu tau dari mana gue kemarin ngutang di warung depan ?." tanya Dalnim dengan bisik bisik kepada Sino.
"Sino ini, jangan di tanya jangan di ragukan."
"Bacot dah bacot."
"Lepas dulu tangan lu bau bener." menatap sinis Dalnim.
Sadar akan perkataan Sino, Dalnim segera melepaskan tangannya dan segera mengelap tangan yang bekas membungkam mulut Sino. ihh pasti banyak sekali kuman - kuman dan bibit kata terlarang yang menempel.
"Nah gitu dong, lagian lu ngapain pake ngutang ? kalo duit lu habis bilang nanti gue kasih, jangan ngutang. "
"Gue gak ngutang cuma gue bawa uang nya kurang Rp.1.000, lagian lu nanya gitu mau bayarin ?."
"Aduh ngapain juga minta dibayarin. gak penting itu yang penting sekarang lu jangan bilang - bilang aje dah." permohonan santai Dalnim kepada Sino.
Aura semangat menggelora di tumbuh Sino, yakin bahwa taruhan yang dia ajukan tidak jadi gagal. "Gue bayarin nanti, sekalian juga gue janji gak akan bocorin aib lu."
"Makasih dah."
"Tapi tidak gratis."
"Sial, mau dibayar gimana lu ?."
"Lu taruhan sama gue." bisik Sino kepada Dalnim.
Huff.... sebaiknya - baiknya menghindar jika sudah takdir gimana lagi."Kalo gue bener setiap ketemu lu, lu yang bayarin jajan gue." permintaan taruhan dari Dalnim.
"Apa apaan gak adil nih gue kan belum..."
"Elah gue juga tau lu mau taruhan mestiin jawaban dari wali kelas kan dah itu taruhan dari gue kalo lu gak mau ya tidak usah saja. " jawab santai Dalnim
"Kalian itu aneh sekali, masa begitu saja ditaruhkan." sindir dady kepada Dalnim dan sino
"Gimana dad ?." tanya penasaran Dalnim mengenai respon wali kelas.
"Kata gurumu sekarang itu berangkat dek." jawaban dady.
"kok ? tapi kemarin beneran ada pengumuman libur." pembelaan diri ala Dalnim
"Mungkin kuping kamu bermasalah lagi dek." sahut bang Jondi.
"Enggak juga."
"Nah kan sudah di duga bahwa Dalnim itu hanya mengarang cerita saja jadi, taruhan dari gue lu tidak boleh pake black selama satu bulan."
"Wah... wah.. wah... pemikiran yang bagus." kata bang Jack Dengan muka senang sembari bertepuk tangan.
"Bagus sino, Dady setuju dengan taruhan kali ini."
"Terlalu berlebihan tapi saya suka."
Mendengar bahwa taruhan nya adalah tidak boleh menggunakan motor kesayangan atau black dalam satu bulan, Dalnim terkejut tetapi dia terlihat santai dan tidak terlalu emosi. beda sekali dengan yang dulu.
"Enggak bisa gitu dong, ini lagi apa apaan kok pada ikut - ikutan."
"Bisa dong, kan Dalnim bohong jadi kita ikut ikutan." kali ini pembelaan diri ala bang Jack.
"Tapi Dalnim tuh gak bohong bang, susah amat percaya."
"Ya, lu biasa bohong jadi kalo mau percaya harus ber bukti dulu."
"Dad ada telpon itu."
"Gak usah mengubah topik."
"Heh anjir siapa yang ngubah topik." ucap ngegas Dalnim
"Elu."
Drrtt.. Drrtt...
Terdengar suara panggilan telpon dari Handphone Dady yang terletak di atas meja makan, Sontak membuat Anggota Gentara terkejut sebab nada dering yang tidak biasa.
"Dad, telpon."
"Iya tau Sino."
"Siapa dad ?."
"Wali kelas Dalnim."
"Speaker coba dad." usul Dalnim.
"Bener juga." sahut Jack.
Dady segera mengangkat telpon dan menyalakan speaker seperti yang Dalnim ucapkan.
Sebagai wali kelas bukankah lebih baik memberi sapaan hangat kepada wali murid ?. "Hallo Selamat pagi pak, dengan bapak Alexander Gentara wali murid Dalnim Bradiska Gentara."
"Selamat Pagi kembali, betul dengan saya sendiri."
"Apakah bapak tadi menanyakan bahwa sekolah meliburkan murid selama dua hari ?."
"Betul sekali saya menanyakan nya."
"Begini pak, untuk yang tadi itu saya sungguh meminta maaf atas keteledoran saya menjawab pertanyaan bapak."
"Arsino kalah, kasian sekali." Ledek jondi.
"Belum tentu."
"Jangan berisik." Tegur Dalnim.
"Iya... iya dek." ucap bersamaan Sino dan Jondi.
"Saya sungguh meminta maaf dikarenakan tadi saya sedang mengurus sesuatu jadi saya kira panggilan masuk itu teman saya, untuk sekarang hingga Minggu tiba sekolah meliburkan murid disebabkan rapat-rapat pengurus sekolah." penjelasan cukup panjang dari wali kelas Dalnim.
"Begitu, Terima kasih atas penjelasannya bu dan Terimakasih juga sudah mau meluangkan waktu untuk menerangkan."
"Tidak masalah pak, dan maaf atas keteledoran saya, saya berterima kasih kembali dan selamat pagi kembal.."
Tut... Panggilan telpon segara ditutup oleh Jackson, terlihat tidak sopan tetapi jika dibiarkan akan kelewatan., mereka tahu bahwa sifat buaya Dady sedang berkobar - kobar.
"Dad, jangan modus." panggil ketus bang Jack.
"Bang gak sopan ya !." Tegas Dady
"Dady atau Abang yang gak sopan."
"Nah bener - bener tuh." sahut sino penuh semangat.
"Dady tidak seperti kalian, jangan disamakan."
"Bicara lewat mulut mana lagi tuh ?." sindir menanya versi Arsino Gentara.
"Sopan juga wali kelas kamu dek, aslinya juga gitu ?." Pernyataan penasaran dari Bang jondi.
"Iya."
"Bagus dong."
"Iya."
Dikarenakan terdapat pekerjaan kantor yang harus diselesaikan, dady harus lebih dulu pergi ke kantor dan sekaligus menyampaikan informasi bawa sekarang terdapat meeting dan mengharuskan tiga putra Gentara menghadiri meeting tersebut.
"Dady baru mendapatkan info bahwa ada meeting yang harus kalian bertiga hadiri, segera habiskan sarapan kalian dan dady harap kalian tidak datang terlambat."
"Siap, laksanakan." jawab bersamaan tiga lelaki.
Setelah memberikan informasi hingga mendapat jawaban yang berhasil membuat dady tersenyum terharu, dady merapikan pakaian dan segera mungkin pergi ke kantor.
"Kok duluan dad ?."
"Iya, Dady ada pekerjaan yang belum selesai jadi harus berangkat lebih awal."
"Tapi sarapan nya belum habis." Tegur Dalnim
Sembari jalan perlahan menuju garasi Dady menjawab sedikit teguran Dalnim yang terlihat khawatir akan dirinya. "Nanti bisa lanjut makan di kantor dek, yasudah kalo gitu Dady pergi dulu, see you." sembari melambaikan tangan.
Saat ini tersisa empat anggota Gentara di ruang makan, masing - masing anggota sibuk akan sarapan mereka tetapi kesibukan itu tidak berlangsung lama. karena, menurut mereka saat - saat makan bersama itu terdapat waktu - waktu tepat untuk mendapat sekaligus membongkar aib jelek Anggota lain. sehingga terdapat permainan adu debat yang menegangkan.
seperti sekarang, sungguh menyuramkan.
"Jangan di tekuk gitu muka lu bang, santai aja kali."
"Ah ... bacot mulu lu, sini bagi naget lu."
"Ogah." menyingkirkan piring makan miliknya
"satu aja, jangan pelit pelit dong. " kata Arsino sembari berusaha merebut naget di piring Dalnim.
"Lu tuli ?." Berusaha menahan kesabaran sembari menyingkirkan piring dirinya.
"Hmm .... naget kali ini enak sekali bagi satu ya ? boleh ya ? boleh dong !."
"Sino habisin dulu yang di piring." tegur Bang Jack dengan sangat tegas.
"Kan udah habis bang."
Memastikan perkataan Sino dengan melihat isi piring Sino yang kenyataan nya memang tidak terdapat batang diri naget tersebut. Tetapi walaupun begitu masih terdapat sisa yang cukup di piring menu sarapan.
"Kan masih ada di piring, tuh didepan Sino tinggal ngambil aja."
"Ribet banget lu ." sambung Dalnim
"Diem lu."
Melihat jam tangan untuk menghitung waktu yang tersisa hingga menghitung waktu meeting akan dimulai sebelum menegaskan anggota yang berada di ruang makan. "25 Menit lagi meeting akan dimulai tolong kalian habiskan sarapan segera !." perintah bang jondi
"Tegas banget bang kek guru BK."
"Jangan membuang waktumu sino !."
"Baik - baik bos."
"Sino - Sino." ( batin bang Jack )
Begitulah keluarga Gentara, walaupun terkenal keluarga elit dan keluarga cukup terpandang, tetapi memiliki sifat yang jauh berbeda ketika di belakang kamera.
memang, menjadi perempuan satu - satu nya keluarga Gentara tidak segampang untuk dibayangkan. memiliki aturan-aturan tidak masuk akal untuk dipatuhi, merubah segala hal agar bisa tampil sempurna Ketika di depan kamera atau ketika acara - acara yang dihadiri orang - orang atas.
Di sisi lain wanita bernama Dalnim Bradiska Gentara itu memiliki kebahagiaan tersendiri lahir di keluarga Gentara, walaupun, momi sudah tidak bersama lagi. kebahagiaan Dalnim, kasih sayang yang Dalnim dapat, tetap Dalnim dapat walaupun ini hanya sementara atau selamanya.
1.
Age \= 46 year
Born \= 26-3-1975
Dia itu Alexander Gentara kepala keluarga Gentara. CEO sekaligus milyader dari keempat perusahaan makanan dan ekspor impor barang yang cukup ternama.
2
Age \= 26 year.
Born \= 9 - 2 - 1995.
Name \= Jondi Stevan Gentara.
Status \= Anak kedua keluarga Gentara.
Jondi Steven Gentara, pendiri perusahaan dan penerus perusahaan makanan kedua keluarga Gentara.
Age \= 27 year
Born \= 28 - 3 - 1994
Name \= Jacksonville Gentara
Status \= Anak pertama Keluarga Gentara
Penerus pertama perusahaan ekspor impor barang keluarga Gentara.
4.
Age \= 18 year
Born \= 30 - 12 - 2003
Name \= Dalnim Bradiska Gentara
Status \= Anak terakhir keluarga Gentara
Mempunyai pekerjaan yang berbeda, menyandang status sebagai Polwan, pendiri cafe dan penerus terakhir perusahaan makanan keluarga Gentara, menambahkan pengalaman untuk Dalnim Bradiska Gentara.
5.
Name \= Arsino Gentara
Status \= Anak ketiga keluarga Gentara
Age \= 21 year
Born \= 15 - 9 - 2000
Nah it Sino dia itu penerus ketiga perusahaan ekspor impor barang keluarga Gentara.
Di tulis dengan 1534 kata
Jangan lupa vote dan komen akan ceritanya
ありがとうございました
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Mayko Xianka
keren nih cerita, tetapi tetep perhatikan penulisan ya Kak.
2021-11-08
0