...{ Cerita ini hanya fiksi belaka yang ...
tidak di sengaja. Bila ada
kesamaan
cerita, nama, atau
apapuun itu mohon di maafkan }
________________
Setelah berhenti pada toko kue, Dalnim dan William melanjutkan perjalanan mereka menuju kediaman William.
Menempuh jarak panjang kembali untuk tiba pada kediaman William. Di berikan dengan suasana perjalanan menikmati suasana keadaan.
***************
Tepat pada halaman depan kediaman Argentara, Dalnim menurunkan dirinya. dia berjalan mendahului William memasuki kediaman Argentara.
Mendahului William ? mungkin kata tersebut terdengar salah, karena nyatanya William mampu menempatkan Dalnim berada dibelakang dirinya.
Dia tersentak melihat William yang tiba-tiba berada dihadapannya, bergumam pendek sebelum melanjutkan langkah."Gokil.., teleportasi."
Sesampai ruangan tamu, Dalnim mendudukan dirinya setelah melihat sebuah kursi yang berada di ruangan tersebut.
William sendiri, dia terus melanjutkan langkah hingga sampai di ruangan bernama dapur.
Merasakan kehadiran seseorang, Zoya menyapanya tanpa menghentikan aktivitas menyiapkan makan siang. "Pulang dari tadi ?"
"Barusan ?" William menjawabnya dengan singkat.
Teringat akan suatu yang terlupakan William kembali mengangkat kaki menuju ruang tamu.
Sesampai pada ruangan tersebut, ia melihat seseorang wanita tengah asik bermain handphone dengan Earphone yang terpasang dikedua telinga gadis itu.
Menghampiri gadis berambut panjang tersebut, sesampai tempat William menarik tangan Dalnim dengan tiba - tiba.
Dalnim terkejut, tubuhnya tersentak tubuh itu dengan sendirinya mengikuti arahan William ketika dia menarik tangannya.
Menarik dengan terlalu keras apalagi tubuhnya mengikuti, membuat pergelangan tangan tersebut seperti ditarik secara paksa.
Dalnim dengan sekuat tenaga memberhentikan langkahnya yang membuat langkah William ikut terhenti.
Menepis tangan William keras, membenarkan lengan tangan pakaian dan gelang hitam sembari memutar - mutarkan pergelangan tangan tersebut.
Mengepalkan tangan dengan kuat sebelum ia daratkan kepada wajah William. Dengan sigap William pun memasang penghalang menggunakan tangannya yang ia bentuk dengan tanda silang.
Tersadar akan perilaku William, Dalnim memberhentikan pukulannya. atau lebih tepat, dia belum sama sekali memukul William, dia memberhentikan peluncuran ketika William memasang perisai.
Terlihat ekspresi tertegun pada wajah William, Dalnim yang melihat hanya bisa tertawa dalam hati dengan ia keluar ekspresi senyuman miris.
Menurunkan kedua tangan tersebut dengan perlahan - lahan William kembali bersikap cool seolah - olah tidak terjadi apa - apa. "Gila ya lu ?"
"Stress lu !" balas Dalnim tidak terima.
"Kenapa lu ?" William kembali bertanya.
William membuat Dalnim meningkatkan rasa emosionalnya, tak ingin melanjutkan dia kembali ke tempat semula untuk mengambil barang bawaannya.
Merasakan seperti terdapat aura perselisihan, Zoya yang memiliki insting asal pertengkaran tersebut mengarahkan kepada ruang tamu, menghampirinya.
Memakai tas ransel hitamnya dan membawa kue yang baru lalu ia beli, Dalnim datang mendekatkan diri kembali kepada William.
Dalnim saat ini memiliki Sifat acuh tak acuh kepada William.
memasang nada malas ketika ingin berbicara kepada William. "Tan-" Kata Dalnim terpotong, mereka berdua tertegun saat mendengar suara teriakan kata kerinduan dari seorang nyonya Argentara.
"Ohh... Dalnim, Tante kangen banget sama Dalnim." setibanya Zoya pada ruang tamu dia terkejut melihat Dalnim tengah berdiri berhadapan dengan William. Bisa dibilang jarak antara mereka masih berjauhan namun Zoya sudah berteriak sembari berlari kecil menghampiri Dalnim.
Langsung memeluk nya dengan erat tanpa memberi persiapan, tubuh kecil wanita itu hampir terjatuh namun berhasil menahannya.
Zoya melepaskan pelukan, meraba wajah Dalnim dengan sesekali mengusap - usap pelan wajah Dalnim.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments