Petunjuk / entahlah ?

{ Cerita ini hanya fiksi belaka yang     

                tidak di sengaja. Bila ada kesamaan    

                cerita, nama, atau           

             apapun itu mohon di maafkan }

_________________

15 minutes passed

Mematikan lampu kamar dan langsung digantikan dengan pemandangan dari lampu Tumbler yang tidak kalah mengisi keindahan kamar di malam hari.

Menyalakan music terlebih dahulu sembari merenggangkan badan sebelum membaringkan dirinya. Dengan music yang selalu menemani tidur- lucid dream pasti akan berjalan dengan lancar.

Berjalan menuju arah tempat tidur untuk segera mengistirahatkan badannya dengan nyaman dan tenang tanpa ada seseorang yang menganggu.

 

00.34 pm

Dor......

Suara tembakan terdengar sangat - sangat jelas di telinga seorang wanita , bahkan pistol tersebut bersuara secara bersamaan dengan peluru yang keluar mengarah kepada seorang pria yang tengah berlari.

Sebelum itu, pria tersebut berkata "Siapkan barang dan berkas yang paling berharga kalian. Tinggalkan tempat ini dan jangan pernah kembali kemari." tintanya tegas dengan lirih pelan.

"Tapi pa-"

Memberikan sebuah kunci dan satu buah buku diary kepada sang putri, pria tersebut berpesan "Terima ini dan segera ambil kunci mobil kalian untuk tinggalkan tempat ini, serahkan semua pada papa, satu lagi jika adik kalian kembali telpon dia dan suruh dia tinggalkan tempat ini, segera."

"Pa.."

"Mama.. awas..." teriak seorang pria.

Sebelum berlari untuk melindungi sang kekasih, pria tersebut mengentak anak - anak mereka untuk meninggalkan rumah mereka dengan segera. "TINGGALKAN TEMPAT INI ! CEPATLAH !"

Melihat sang kekasih tengah ditodong sebuah pistol, pria tersebut segera berlari untuk melindungi nya, namun niat tersebut harus kandas terlebih dahulu

Saat ia berlari ia terlebih dahulu ditembak tanpa diberi dengan aba - aba.

Pembunuhan kedua orang tua mereka terlihat sangat jelas di mata mereka, bahkan suara peluru yang keluar dari pistol sangat jelas hingga bergema di telinga mereka.

SESUDAH :

"I'm back." Teriak seorang wanita dengan penuh semangat saat masuk kedalam rumah.

Merasa ada yang janggal dalam rumah tersebut, seorang wanita yang baru saja kembali menginjakkan kaki setelah lama tak pulang ke kampung halaman akibat jadwal kerja yang padat.

Terus dihantui dengan perasaan janggal yang tidak bisa menahan rasa penasaran dalam dirinya. wanita tersebut kembali berjalan menyusuri satu - persatu ruangan yang tampak - tampak tidak berpenghuni.

Tibanya dia disuatu ruangan, dia disungguhkan oleh darah yang berceceran membasahi lantai ruangan tersebut, sehingga membuat ruangan tersebut berbau amis akan darah.

Terus menggangkatkan kakinya mengikuti ceceran darah yang sudah pasti semakin dalam memasuki ruangan tersebut semakin menyengat pula bau yang disungguhkan.

Terhenti melihat seseorang berlari di luar ruangan, seperti maling yang mengetahui bahwa rumah ini berpenghuni. wanita tersebut hanya melihat sebentar dan segera berlari hingga tersandung akan benda ber tekstur keras dan kenyal tetapi memiliki sensasi hangat yang dibaluri dengan darah .

"Aduh.." memundurkan sedikit - demi sedikit badan dirinya sehingga dapat mengetahui dengan jelas mengapa ia bisa tersandung.

Melihat seperti lengan manusia dengan Baluran darah, wanita tersebut terkejut sembari memberdirikan badannya.

"No.. way ....pa.. papa...ma..mama..."Terkejut melihat orang terpenting bagi dirinya sudah tergeletak tak bernyawa dengan wajah pucat yang lagi - lagi berbalur dengan darah.

Wanita bernama Jessica segera mendekap tak menyangka bahwa pertemuan terakhir dengan kedua orangtuanya akan berakhir dengan takdir menyedihkan.

Terbesit dalam benak jessica memikirkan bagaimana dengan kondisi keluarga yang lain, Jessica segera berdiri seraya berlari kembali untuk menyelusuri kedua kalinya seluruh ruangan dalam rumah megah tersebut.

Langkahnya terhenti saat tiba pada ruang tamu, semua ruangan telah di jelajahi oleh dirinya tanpa membuahkan hasil. khawatir akan takdir yang terjadi Jessica akan menelpon polisi untuk menyelidiki kasus pembunuhan kedua orangtuanya.

Tetapi takdir berkata lain, alam seperti sudah memberitahu terlebih dahulu. Tanpa menekan nomor polisi polisi sudah datang terlebih dahulu kerumah jessica, bahkan para polisi tersebut sudah menjelajahi halaman rumah Jessica.

Berniat keluar rumah untuk menghampiri para polisi, Polisi tersebut sudah terlebih dahulu memasuki rumah Jessica.

"Apakah anda anak dari para korban ?" tanya polisi.

Merasakan getaran handphone dalam tasnya, Jessica segera mengambil handphone untuk mengangkat telpon tersebut dalam tas dirinya, tetapi satu diantara para polisi sudah tiba ditempat Jessica berada yang langsung mengintrogasi Jessica. Sementara itu para polisi lainnya menyelidiki Kasus pembunuhan tersebut.

Terkejut akan pertanyaan polisi Jessica segera menjawab untuk mempersingkat waktu.

"Saya Jessica anak ketiga." jawabnya dengan cepat.

"Jika Anda anak ketiga apakah anda tahu dimana saudara anda yang lainnya ?"

"Begini pak, saya baru saja menginjakan kaki kembali ke rumah ini dan ketika saya masuk saya sudah disungguhkan dengan pemandangan seperti ini. Terlebih lagi saya sudah mencari saudara saya di segala ruangan, dengan hasil yang nihil." Penjelasan Jessica.

"Begitu, apakah anda menemukan hal lain, barang atau sesuatu yang menyangkal ketika masuk ke rumah ini ?" kembali bertanya dengan buku dan bolpoin yang tetap berada di posisi yang sama untuk mencatat informasi penting dari Jessica.

"Sebelum saya memasuki ruangan dimana orang tua saya tak bernyawa, saya melihat seseorang pria berpakaian serba hitam dengan tinggi kira - kira 181cm keluar dari jendela ruangan pembunuhan dan berlari ke luar halaman."

"Ada hal mencurigakan tentang dia ? atau dia membawa barang terlarang ?"

Meletakkan tangannya pada dagu untuk mengingat - ingat kembali hal yang dia lihat. "Untuk itu sekiranya tidak ada tetapi, yang mencurigakan bagi saya dia keluar lewat jendela dari ruangan yang dimana pembunuhan terjadi."

"Sepertinya sudah cukup, Baiklah kalo begitu terimakasih atas informasinya saya dan para rekan akan berusaha sebaik mungkin untuk membongkar kasus pembunuhan orang tua anda, jika anda bertemu dengan saudara anda tolong segera kekantor kami atau menelpon saya untuk mendapatkan informasi lebih pasti." Memberi kartu nomor dirinya, yang terdapat alamat kantor kerjanya dan nomor telepon miliknya.

Membungkukkan badan untuk memberi rasa terimakasih "Terimakasih banyak atas bantuannya pak."

"Sama - sama, jika begitu saya akan menyelidiki terlebih dahulu. permisi." berjalan santai untuk menyelidiki kasus yang tengah terjadi.

"Silahkan pak."

Kembali merasakan getaran handphone pada tangan dirinya, Jessica segera mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama siapa yang menelpon, sambil berjalan pelan keluar rumah untuk mendapatkan suara Yang lebih jelas.

"Halo." sapa Jessica

Segera menjawab dengan ucapan yang terlihat sangat khawatir kepada dirinya "Dek.. kamu dimana ? kamu gak papa kan ?"

"Gak papa kak, aku ada di rumah kakak ada dimana ?" tanya Jessica kembali dengan nada bicara santai untuk menenangkan sang kakak.

"Di rumahh... ! sekarang kamu ambil kembali barang kamu, dan kamu segera pulang ke rumah papa yang berada di kompleks Redwood City dengan nomer rumah 19, nanti kakak akan ceritakan semuanya ketika kamu sudah berada disini."

"Tapi kak, disini lagi ada polis--"

"Nanti kita akan ke kantor mereka untuk memberikan Informasi lebih lanjut, sekarang pulanglah !" Perintah Denara dengan tegas.

"Baik kak, tunggu Jessica."

"Kakak tunggu hati hati di jalan."

Pembicaraan berakhir, dengan sesuai perintah Denara Jessica mengambil barang kembali yang tidak lupa ke ruangan CCTV terlebih dahulu untuk memeriksa apakah kejadian pembunuhan tersebut terekam dalam kamera CCTV.

Setibanya di ruangan, Jessica segera Memeriksa komputer yang berada di ruangan tersebut. dibuat terkejutnya dia akan komputer yang tidak berfungsi hingga benda pemantau CCTV tersebut ikut tidak menyala.

Melihat flashdisk tergeletak di atas meja, Jessica segera mengambilnya sembari berlari untuk mengeluarkan diri dari rumah yang terkena pembunuhan tersebut.

Berlari dengan pikiran yang kemana - mana dapat membuat dirinya kehilangan kefokusan sehingga menabrak seseorang tengah berjalan santai menuju keluar halaman rumah.

"Aduh.."

"Lain kali diperhatikan kembali."

Melihat ke arah seorang pria yang menjadi korban akibat keteledoran dirinya, Jessica terheran sekaligus merasa curiga terhadap pria tersebut.

Memperhatikan dari ujung kepala hingga ujung kaki, Jessica kembali teringat akan seseorang yang ia lihat sebelum memasuki ruangan pembunuhan terjadi.

Sebelum jemputan datang dan sebelum orang misterius itu hilang, Jessica mengeluarkan suara untuk menanyakan siapa sebenarnya dirinya ? dan mengapa dia dapat memasuki rumah keluarga Hyun Ju Ho dengan sangat mudah ? semakin dibuat penasaran saja !.

"Maaf, ada keperluan apa anda datang kemari ?"

"Ada seseorang yang harus saya temui." singkat dan sangat padat jawaban yabg diberikan.

"Kalo boleh tau siapa yang akan anda temui ? dan mengapa anda berlari dari ruangan pembunuhan terjadi menuju luar halaman ? lagian waktu anda kemari sama halnya dengan pembunuhan terjadi." Mengeluarkan semua pertanyaan penasaran dalam benak Jessica.

pria aneh tersebut hanya terdiam dan sesekali melihat jam tangan dirinya seperti menunggu Jessica kembali mengeluarkan kata - kata.

"Apa anda jangan - jangan--? Memberhentikan ucapnya, dan teringat akan hal yang lebih buruk terjadi jika menuduh tanpa bukti."Gini Jes, kita tidak boleh menuduh seseorang tanpa bukti, apalagi kasus tersebut sangat misteri, lagian pelakunya belum tentu dia. batin Jessica.

Mendekatkan wajahnya kepada telinga Jessica, pria misteri tersebut berbisik sebelum taksi pesanan Jessica tiba. "Jessica, saya Joni - pasti salah satu dari dirimu atau kita nanti akan bertemu kembali dan simpan kata ini dalam otakmu, kasus ini diriku bukan pembunuhnya."

Setelah mengatakan hal tersebut, taksi pesanan Jessica tiba - seperti dia memiliki kekuatan melamar masa Depan. handphone Jessica kembali bergetar, melihat daftar nama siapa yang menelpon dirinya. Hanya melihat tidak menjawab.

Melihat bahwa taksi pesanan wanita didepan dirinya sudah tiba, pria misterius itu mengucapkan selamat tinggal dan segera berlari meninggalkan halaman rumah Jessica. "Kalo gitu, sampe ketemu lagi, Jessica."

"Sebentar, masih banyak yang mau saya tanyak--. "

01 : 58 PM \= ( Terbangun )

"NANTI DULU WOIY !" teriak Dalnim.

Kejutan yang tak terduga, disungguhkan dengan mimpi yang sangat tidak masuk akal.

Mimpi tersebut berhasil membuat Dalnim terbangun dari bunga tidurnya, mengambil handphone yang terletak di atas meja untuk melihat pukul berapa sekarang ini.

"Apa - apaan tadi, sangat tidak masuk akal dan kenapa ada momi dalam kejadian tersebut ? lagian menyusahkan saja, jika sudah begini akan susah kembali untuk tidur." gumam Dalnim

Selesai bergumam pendek, Dalnim merasakan haus dan berniat turun ke dapur mengambil air minum. Sesudah mengambil minum dia berjalan menuju Meja makan untuk duduk sembari meneguk air yang ia bawa.

1... 2.... 3.....

DORRRR....

Uhuk... Uhuk... Uhuk...

"Aduh pelan - pelan dong." sedikit berbicara meledek Dalnim.

"Kan gara - gara lu juga." ucapnya sinis kepada Jondi.

Berjalan menuju kursi kosong depan dirinya, dengan pertanyaan yang senantiasa keluar dari mulut nya."Hahaha... belum tidur ?"

"Kebangun, Abang sendiri baru pulang ?"

"Iyaa."

"Sudah makan ?"

"Tadi udah tapi sekarang laper lagi."

"Kalo Dalnim bikinin mie instan gimana ?"

"Padahal kan mau nasgor, tapi gak papa Abang minta mie goreng dengan telor dua telor goreng." request Jondi.

"Kok jadi request bang ?"

"Ikhlas gak ni ? lagian kan adek sendiri yang nawarin tadi." jawaban Jondi.

Tak ingin berlanjut hingga terjadi percakapan tak berguna, Dalnim segera berdiri dari kursi dan mengambil bahan - bahan untuk memulai masak.

 

+TOKOH TAMBAHAN

Name \= Hyun Ju Ho Jessica Gentara.

Age \= 34 year.

Born \= 17 Desember 1987.

Itu momi, sayang sekali dialog momi hanya sebagian atau mungkin tidak terdapat sebagian dari cerita ini. Momi itu menyandang status sebagai idol, pekerjaan yang paling berbeda dari seluruh keluarga. Dan mungkin juga terdapat rahasia keluarga Hyun Ju Ho ( Keluarga momi ) yang tidak diketahui Keluarga Gentara.

_____________________

DITULIS DENGAN 1723 KATA

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN.

TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!