00 : 10

{ Cerita ini hanya fiksi belaka yang     

                  tidak di sengaja. Bila ada       

                          kesamaan    

                         cerita, nama, atau           

                   apapuun itu mohon di maafkan }

                           ________________

@D_B_G

@D_B_G 22.43 pm { with @Dkode }

Aku.. berkeliling - liling kota.

Setelah menghilangkan Gabut yang cukup berfaedah, Dalnim bersama anggota drak kode lainnya mengambil arah berbeda.

Dengan kata lain, Anggota drak kode kembali ke markas. Namun, Dalnim mengambil jalan pulang kerumah.

Saat dipertengahan jalan, Dalnim dengan kesantaian berkendara sembari menikmati angin malam.mendengar suara air menetes pada helm yang ia pakai, hingga menimbulkan suara yang ada.

mengganggu, namun its clam .

Semakin lebat.. awal hanya tetesan air biasa, sekarang- menjadi, hujan turun dengan lebat.

Segera menambahkan kecepatan untuk mencari tempat berteduh, Dalnim menemukan sebuah toko dengan nampak tulisan "closed".

Membelokan setir pada toko tersebut, memarkirkan kendaraan, mematikan mesin motor terlebih dahulu sebelum turun dari kendaraan. Dan jangan lupa, membawa barang berharga untuk ikut teduh bersama.

Dalnim mengambil earphone pada tas ransel hitam, membuka earphone tersebut, memakai nya pada telinga dirinya. tak ketinggalan, Dalnim juga mengambil handphone untuk memberikan music terhadap earphone yang ia gunakan.

Gadis berambut panjang berwarna silver dan hitam itu begitu menikmati suasana hujan malam ini. Tak begitu lama ia menikmati suasana, Dalnim diganggu kan oleh notifikasi dari handphone yang tak kunjung usai.

Segera mengambilnya dan memeriksa. Dalnim dikejutkan dengan notifikasi pesan berasal dari grup Gentara _ F tak kunjung usai.

Gen_TaraF

Sino

"woiy." | 22 : 47

"WOIY!" | 22 : 47

Jack Bang

"BERISIK SINO!" | 22 : 48

BANG Jondi Steven

"Heboh banget, heran." | 22 : 48

Dad G

"Kenapa, ada berita apa ?" | 22 : 49

Jack Bang

"IG adek dad." | 22 : 49

Sino

"Yah.. " | 22 : 49

"Gak asik lo bang." | 22 : 49

"merusak suasana." | 22 : 49

BANG Jondi Steven

"kasian.... lain kali ngasih gosip tuh yang belum viral - viral amat." | 22 : 49

Sino

"I hate you @Jack Bang and you @BANG Jondi Steven | 22 : 50

Jack Bang

"Aneh lu, gak jelas 45." | 22 : 50

Dad G

"Kalian, malah berisik." | 22 : 50

"@Sino ada apa dengan iG Dalnim?" | 22 : 50

Sino

"Ituloh dad." | 22 : 50

"Si Dalnim post fhoto." | 22 : 50

Jack Bang

"caption "22.43 pm { with @Dkode }" | 22 : 51

BANG Jondi Steven

"🤣🤣🤣🤣." | 22 : 51

Sino

"Gue samperin lu 🤾." | 22 : 51

Jack Bang

"😱😫🏃." | 22 : 51

Dad G

"Bentar - bentar, dad cek dulu." | 22 : 52

BANG Jondi Steven

"Bener dad, cek sndiri aj." | 22 : 54

Jack Bang

"💯% info Sino, kebohongan." | 22 : 54

Sino

"Gue, MARAH! | 22 : 55

"KEHILANGAN KESABARAN !" | 22 : 55

BANG Jondi Steven

"1 say Dalnim \= ALAY." | 22 : 55

Jack Bang

"Benar sekali. ALAY." | 22 : 55

Sino

"Gimana dad ? | 22 : 56

Jack Bang

"Kepoo... Sino penasaran." | 22 : 56

BANG Jondi Steven

"Kesialan Dalnim, kebahagiaan bagi Sino." | 22 : 57

Sino

"yeh.. sok tempe, so tahu, soto ayam." | 22 : 58

Dad G

"Biarin aja, tadi juga udah izin." | 22 : 59

BANG Jondi Steven

"ku hanya bisa Kasian.." | 22 : 59

Jack Bang

"Sino Ingin teriak, Sino ingin 😭" | 22 : 59

:"Anjir, gokil." | 23 : 00

;"@Sino, hiduplu seribet mak² mau belok." | 23 : 01

Jack Bang

"hhh.. kece Dek." | 23 : 05

BANG Jondi Steven

"NEW quotes." | 23 : 08

Sino

"Alah, paling Poto copy." | 23 : 15

: "iri" tanda tak bisa." | 23 : 20

Dad G

"Adek ada di mana ? gak inget rumah ?" | 23 : 25

"Pintu rumah belum Dady kunci." | 23 : 25

:"Hujan dad." | 23 : 27

Sino

"it's two faced." | 23 : 37

Fhoto

| 23 : 45

Jack Bang :

"lu bawa jas hujan gak ?" | 23 : 50

"Gak ada, kesel bngt gue." | 23 : 53

"@Sino, lu kemanain bang sat ?" | 23 : 53

Sino

"terus - terus, gue terus yng dituduh." 23 : 55

"Gmn y, lu kn gk prnh modal." | 23 : 57

"terus bukannya kmrin lalu l pinjem motor gue ?" | 23 : 57

Sino

"kapan ya ? perasaan enggak tuh." 23 : 59

BANG Jondi Steven

"ngeles mulu lu." | 00 : 02

Dad G

"ok, tunggu hujan reda. jangan hujan - hujanan."

| 00 : 05

"nanti sakit." | 00 : 05

"iya dad." | 00 : 10

10 Menit.... hujan yang ada semakin lebat, lebih lebat dari sebelumnya.

Tak apa, mungkin sebentar lagi ia akan pergi.

Sungguh menikmati... ia... senang, bila disediakan suasana seperti ini.

Earphone yang masih terpasang pada telinga, dengan musik juga yang masih menyala. Memiliki tatapan kosong, dengan pikiran Random lewat bertanya - tanya.

Dua kata "Apakah, mungkin ?" terngiang ngiang pada dalam benak Dalnim.

Lima belas menit..., itulah waktu untuk menikmati suasana hujan malam.

Gerak cepat, Dalnim segera bersiap - siap untuk melanjutkan perjalanan. Sedikit mengebut agar bisa sampai pada kediaman dengan keadaan tidak kehujanan. apakah mungkin ?

Tidak, itu tidak akan mungkin. Saat dipertengahan jalan, hujan kembali turun tanpa memberi aba - aba. Percuma saja berteduh bukan ? Dalnim, kembali melanjutkan perjalanan, sudah tanggung pikirnya.

"Bi.. jangan mondar - mandir aja." tegur Sino.

"Kaya lantai bisa aja di setrika."

"Sino aja punya otak." sahut Jack yang mendengar.

Bi Inah, kini tengah khawatir pada Dalnim. sudah tengah malam ia tak kunjung pulang, memang ia selalu keluar malam bahkan tak pulang ke rumah. Namum, biasanya William selalu memberikan laporan kepada Bi Inah. Dan sekarang.. tidak, bi Inah khawatir akan sesuatu yang terjadi kepada Dalnim.

Hujan lebat disertai angin besar, suasana ribut yang disungguhkan. Dalnim berusaha sebisa mungkin menyeimbangi kendaraan dengan keadaan. ia bisa, namun Dalnim hampir mencium aspal bersama kendaraan roda dua itu.

Menerobos suasana ribut, Dalnim berhasil kembali ke rumah dengan keadaan basah. seperti membersihkan diri tanpa melepas pakaian.

Bi Inah yang mendengar suara kendaraan Dalnim terparkir pada garasi, bergegas mengambil sebuah handuk untuk sedikit menghilangkan air pada badan Dalnim.

Membuka pintu garasi yang menuju pada ruangan makan, Dalnim dikejutkan oleh seorang wanita seperti tengah menyambut dirinya pulang.

"Adek !" suara tegas yang disajikan, namun sangat lembut untuk didengar.

"Kalo main inget waktu, mana pake hujan - hujanan."

Dalnim terkejut, karena wanita itu menyambutnya dengan sebuah Omelan. Ya, seorang wanita sedikit paruh baya yang seperti tengah menceramahi anak berusia tiga tahun.

Suara lembut yang tak bisa dibesarkan, itulah yang Dalnim dengar dan dengan itulah yang tidak bisa ia bantah ketika Bi Inah tengah mengomelinya.

Memberikan sebuah handuk yang berada di tangannya kepada Dalnim, Dalnim menerimanya, dan segera mengeringkan rambut panjang itu dengan cara di usak - usak.

"Dari mana ? udah bilang ke Dady belum ?"

"Dalnim dari markas, Dady juga udah ngizinin."

"Ngebolehin adek hujan - hujanan ?"

"Tadi adek udah neduh, lima belas menit hujannya berhenti. ya udah adek lanjut jalan, dipertengahan hujan gede lagi. karena Udah basah, adek terobos aj-"

"Gue bilang juga apa.. lu pasti bakal hujan - hujanan." Sino, agaknya ia senang sekali bila wanita bernama Dalnim itu menderita.

Menghampiri Dalnim dan bi Inah berada untuk menyaksikan sebuah pertunjukan lebih dekat dan jelas. karena bagi Sino, keindahan itu hanya dapat dilihat dari jarak dekat.

"Sekarang adek bersih - bersih dulu, baru nanti bibi siapin makanan."

"Karena yang lain Udah makan malam, nanti adek makan malam sendiri."

"Bi inah juga ?"

Berjalan perlahan meninggalkan Dalnim dan Sino, Bi inah memberhentikan langkahnya kembali ketika ia menggingkat akan kata yang belum dikeluarkan dalam benaknya.

"Udah, jawab Bu Inah "dan satu lagi. kalo adek sakit, adek sembuhin sendiri." mengeluarkan kata dalam benaknya.

"Tenang Bi, Dalnim gak bakal sakit."

"Alah bohong, itu adalah ucapan kebohongan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!