{ Cerita ini hanya fiksi belaka yang
tidak di sengaja. Bila ada kesamaan
cerita, nama, atau
apapun itu mohon di maafkan }
_________________
17 . 20
Setelah memarkirkan motor pada garasi halaman depan Dalnim menuju pintu awal rumah namun, sebelum memasuki rumah ia di harus memasukan sandi terlebih dahulu agar pintu tersebut dapat terbuka.
Memasuki rumah dengan disungguhkan oleh hawa yang selalu sama, Selalu diberi perasaan tidak pasti.
"Sore dek." sambut Bi inah
"Sore Bi...."
"Tumben tuh motor ditaro di garasi depan."
"Mau dipake lagi bi.." menjawab dengan diiringi lanjutan langkah.
"Oh.. seperti itu."
"Iya."
Meletakan handphonenya di atas nakas begitu pula dengan tas ransel hitamnya.
"Keren, gak guna gue bawa - bawa tas."
Drt.. Drt..
Sudah kubilang.. itu bukanlah suara panggilan telpon melainkan suara pesan masuk yang membuat handphone bergetar.
√ BNG William D.A •
1 📞 Tak terjawab | 1 jam lalu |
"oo.. bang William.. Hah ? WILLIAM DIBRAN AGENTRA!? butuh apaan dia nelpon gue ? dari satu jam lalu, kuping gue budeg atau gimana...?"
"Lah iya... suara panggilan kan dimatiin, ada untungnya juga hahaha ..." lanjut nya.
Melangkah menuju kasur untuk membaringkan badannya, mengembalikan layar tersebut Kembali pada beranda aplikasi, Dalnim melihat daftar pesan yang belum terbaca dari satu jam lalu, memencet pesan tersebut pada layar kaca untuk membalasnya.
√ BNG William D.A •
online
"Woiy DALNIM!" | 14.34
"?." | 17.29
"Bagus - bagus👏👏" | 17. 29
"Balesnya lama, sekali bales singkat." 17 . 130
"Sipp.. bintang 5." | 17.30
"Beda 1 jm. doang. " | 17.31
"Okehh.. LU pikir 1 jam tuh gk lama ?" | 17. 32
"Kenapa BANG ?" | 17. 32
"Gitu dong, kan makin betah." | 17.32
"BACOT, bth apaan lu ?" | 17.33
"Mama serem nih.." | 17.33
"🖕." | 17.33
"Ank mama atututu.." | 17.33
"Yang penting masih punya mama." | 17.33
"Bangsat lu, Titisan setan y gni." | 17.33
"Jangan marah dong, cantiknya hilang nanti." | 17.33
"Jadi gini lu sekarang mau main gak ?" | 17.33
"Bsk hri ap ?" | 17.34
"Jum'at, besok lu sekolah ?" | 17.34
"Ya sekolah BANGG sat..." | 17.34
"Santai dong, kan lu suka bolos." | 17.34
"Apalagi lu mau main di sirkuit lagi." | 17.34
"Beuh.. sekolah mah belakangan." | 17.34
"Ya, Ya. terkadang tidak semua yng dibicarakan itu salah." | 17.34
"Jadi lu malam ini mau ke markas gak ?" | 17.35
"Liat nanti." | 17.35
"Yo kalo gitu nanti lu kabarin gue saja." | 17.35
"👍." | 17.36
Meletakan handphone tersebut pada atas kasur, menghela nafas panjang dengan sesekali memejamkan mata. merasakan atau seperti diberi rasa yang memperingatkan.
Mengambil cahaya lampu dengan tangannya, menekukan jari - jemari dirinya. "20 Desember 2021, yah.. kita hanya memiliki waktu 3 hari sebelum menemui tanggal tersebut."
Membangunkan badanya, melangkahkan kaki mengambil handuk pada lemari untuk membersihkan dirinya setelah menyegarkan.
Di sisi lain..
"Biiii..... ino pulangggg..."
Berjalan menghampiri sumber suara tersebut, menyodorkan tangan dirinya yang siap mengambil alih membawa barang Sino.
Menurunkan tangan Bi Inah di hadapan dirinya dengan diberikan bonus senyuman indah khas Sino.
"Kali ini Ino bawa sendiri."
Lelaki yang baru saja tiba memasuki ruangan tersebut menepuk pundak Sino keras, membuat Sino terkejut hingga sedikit merasa kesakitan.
"SAKITTt... bang.."
"Kalo bicara di selesaikan, dan seterusnya."
"Ya iya." berbalik arah kembali menatap Bi Inah."Bi Dalnim dah pulang ?"
"udah, sekarang ada di kamarnya."
"Menepati janji."
"Kalian cuma berdua aja ?"
"Gak bi... kita berempat sisa nya ada di garasi."
"ohh.. gitu... mau bibi siapin makanan ?"
Sino berlari menuju kamarnya meninggalkan pertanyaan yang mengharuskan jondi menjawab pertanyaan tersebut. bagi sino, jika dia mendengar pertanyaan perkataan tersebut dia seperti bernostalgia bahkan kehadirannya sangat terasa.
"Sekalian makan malam aja bi."
Mengacungkan ibu jarinya dengan berkata."Sip bang.."
Mereka berdua tertawa, entah apa yang lucu namun mereka merasa tergelitik akibat kata dan perilaku Bi Inah - begitu dirinya sendiri. Tak lama setelah itu datang dua orang pria dengan masing - masing membawa tas kerja nya sendiri.
"Bi.. Bibi.." panggil Jack
"Kenapa bang ?"
"Jack pengen nasi goreng spesial buatan bibi untuk makan malam kali ini."
"Oke, Siap. Bang jondi sendiri mau bibi bikinin apa ?"
"Jondi mau.... samain aja bi."
"Siap. kalo gitu bibi bikin dulu kalian mandi yang wangi."
Jondi dan Jack menjawab serempak dengan diiringi salam hormat. "Siap laksanakan Bu komandan."
"Dalnim sudah pulang ?" tanya Dady kepada kedua pria tersebut.
Merasa tahu jawaban dari pertanyaan Dady Jondi menoleh menjawab pertanyaan tersebut."Kalo kata bi Inah mah sudah."
Kepala keluarga Gentara tersebut hanya menganggukkan kepala sebagai balasan dari jawaban jondi, dengan diiringi langkah kaki menuju kamarnya tersebut, meninggalkan lantai pertama dengan diikuti dua pria lainnya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Celana jogger pants hitam gue ilang.."
Sesudah membersihkan badan Dalnim mengambil sebuah celana pendek tidak bermotif dengan sweater polos berwarna sama dengan celana pendeknya yang sudah tertata rapi dalam lemari.
Hanya saja dia membuang waktu selama lima belas menit untuk mencari celana panjang berwarna hitam agar serasi dengan pakaian yang akan digunakan nanti ketika ingin pergi kembali.
"Bentar - bentar, gue terakhir make tuh hari Minggu kemarin terus selasanya kalo gak salah bagian Sino ngambil baju dijemuran agaknya celana gue diambil Sino lagi."
Ingat akan hal tersebut Dalnim segera berlari menuju kamar Sino untuk mengambil kembali pakaiannya.
Jika kalian heran mengapa Sino mengambil celana Dalnim, singkatnya jika Dalnim membeli pakaian dia melebihkan ukurannya jika bisa dibilang ukuran pakaian dia setara dengan Sino.
Dalnim membuka pintu kamar Sino dengan keras hingga menimbulkan suara.
BRAKK..
"WOIY SINO ...!" dengan sekali melihat langsung disungguhkan oleh pemandangan seorang lelaki tengah berbaring menonton televisi.
"wa'alaikumssalam." jawab Sino.
"Celana gue mana, lu minjem gak bilang - bilang. BALIKIN SINI." omel Dalnim seraya berjalan menuju lemari Sino.
Sino hanya melihat Dalnim yang tengah berusaha membuka pintu lemari dirinya yang terkunci, memundurkan dirinya dengan pasrah hingga ia mau tak mau harus meminta bantuan kepada Sino.
Duduk pada samping Sino untuk meminta bantuan Dalnim teringat akan kata mutiara Sino "Privasi dulu baru anda, itu juga bila ada."
"Kasian, anda tidak dapat semudah itu. Private man, you know ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments