Suami Bayaran Renatta
“Kenapa kamu tega lakuin ini sama aku, apa salah aku sama kamu, semua sudah aku berikan kepada kamu, termasuk kehidupanku selama ini”. Ucap Renatta sambil memegang surat undangan yang bertulis nama kekasihnya.
Renatta menangis tergugu tidak menyangka orang yang selama ini sangat dia percaya dan cintai tega mengkhianatinya seperti ini. Apalagi dia tega berkhianat dengan sahabatnya sendiri yang sudah dia anggap seperti saudara sendiri.
“Aku tidak akan pernah melupakan semua ini, aku pasti balas semua apa yang sudah kalian lakukan terhadapku dan akan aku pastikan kalau kalian akan menyesal sudah melakukan semua ini terhadapku”
Di tengah tangisnya yang tergugu tiba tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar
“Iya bik, sebentar”. Renatta berjalan kearah pintu sambil menyeka air matanya.
”Non tuan non tuaannn…..” ucapnya sambil raut muka kecemasan dan kesedihan yang begitu ketara.
“Apa yang terjadi dengan papah bik, kenapa bibi terlihat sedih” raut khawatir jelas terlihat di wajah Renatta melihat Bi Ani yang menjeda ucapannya dengan suara tangisan.
“Tuan Brata mengalami kecelakaan dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit, kondisinya saat ini cukup memprihatinkan….”
Renatta sudah tidak bisa lagi mendengar kelanjutan dari perkataan yang diucapkan Bi Ani, telinganya tiba – tiba terasa berdengung dan semuanya menjadi gelap”
.
.
“ughh” Renatta memegangi kepalanya yang terasa sangat berat.
“Non Renatta sudah sadar, akhirnya non Renatta sadar” Dengan cepat Bi Ani memberikan air minum ke Renatta.
“Bi tadi aku bermimpi kalau Bi Ani mengatakan papah kecelakaan dann saat ini sedang di rumah sakit, itu hanya mimpi kan” Gumannya dengan raut penuh harap.
“Itu non…..” Sebelum Bi Ani menyeleseikan perkataanya pintu kamar lebih dulu dibuka.
“Maaf non Renatta harus segera ke rumah sakit keadaan tuan Brata semakin memburuk dan beliau ingin segera bertemu dengan anda ada hal penting yang harus dibicarakan” Ucapnya sambil menatap Renatta dengan sendu.
“ Jadi semua ini bukan mimpi, jadi… ini semua benar tentang papah yang kecelakaan dan tentang Robert yang tega mengkhianati aku” air mata seketika tumpah kembali.
Renatta langsung bangkit dari tidurnya tanpa mempedulikan rasa sakit di kepalanya, dia langsung menuju keluar rumah tanpa mempedulikan teriakan dari Bi Ani dan asisten pribadi papahnya, tapi sebelum tangannya menggapai pintu mobilnya tangannya sudah ditahan terlebih dahulu oleh Bi Ani.
“ Non biar tuan Regan yang menyetir mobilnya, saya khawatir dengan kondisi non yang kurang sehat akan berbahaya jika non Renatta menyetir mobil sendirian”.
Renatta menurut dan langsung masuk dan duduk di kursi penumpang bersama Bi Ani. Disepanjang perjalanan Renatta tidak berhenti menangis dan terus khawatir dengan kondisi papahnya, Bi Ani berusaha menenangkan Renatta yang dari tadi tidak bisa berhenti menangis.
Sesampainya di rumah sakit Renatta langsung berlari ke ruangan ayahnya yang sudah dia ketahui dari asisten papahnya, bertepatan dengan itu Renatta melihat seorang dokter baru saja keluar dari ruang inap papahnya.
“ Dok bagaimana keadaan papah saya” Ucapnya dengan nada syarat penuh dengan kekhawatiran.
“ maaf saya harus mengatakan ini, keadaan tuan Brata cukup buruk, karena benturan cukup keras dan mengenai jantungnya apalagi dilihat dari riwayat penyakitnya tuan brata yang pernah mengalami gagal jantung jadi itu memperburuk keadaannya”.
Tangisan Renatta semakin tidak bisa terbendung lagi dengan langkah gontai Renatta masuk ke ruang rawat papahnya. Dipandangnya wajah papahnya yang terlihat pucat, tidak ada lagi senyuman yang selalu ditunjukkan kepada Renatta, hanya terlihat wajah pucat yang penuh luka.
Renatta menggenggam erat tangan papahnya sambil berguman “ papah harus segera bangun pah, jangan tinggalin aku, Renatta sudah tidak punya siapa siapa lagi selain papah, hiks, hiks, hiks….” Sambil membenamkan wajahnya di samping tubuh sang papah.
Tak beberapa lama terasa gerakan dari tangan papahnya yang membuat Renatta mendongak sambil melihat mata papahnya mulai terbuka “papah sudah sadar, Renatta panggilkan dokter sebentar pah” Sebelum Renatta pergi tangannya digenggam oleh papahnya terlebih dahulu.
“Renatta..” Ucap tuan Brata pelan
Renatta langung mengurungkan niatnya untuk keluar dari ruang perawatan.
“Iya pah, ada yang sakit atau papah ingin minum” Tuan Brata menggeleng.
“ Ada yang ingin papah katakana kepada kamu, sebenarnya kamu bukan anak kandung papah” Jeda sebentar sambil melihat raut wajah Renatta yang terlihat terkejut dan syarat akan ketidakpercayaan.
“ Papah bohong kan, ini nggak mungkin Renatta nggak percaya Rena…..” Renatta tidak sanggup lagi melanjutkan perkataannya karena masih dengan rasa terkejutnya.
“ Papah mohon dengarkan penjelasan papah, walaupun kamu bukan anak kandung papah tapi papah sama mamah sangat sayang sama kamu, apapun akan papah lakukan buat kebahagiaan kamu, termasuk melindungi harta warisan papah yang papah wariskan ke kamu, kamu bisa tanyakan semuanya ke asisten papah Om Regan” Jedanya sambil mengatur nafasnya akibat terlalu banyak berbicara.
.
.
.
Renatta termenung di luar kamar tempat papahnya dirawat, dia masih memikirkan semua perkataan yang diucapnya papahnya dan asisten papahnya Om Regan sangat sulit dipercaya tentang semua fakta fakta yang hari ini dia dengar.
Flashback
“Non Renatta” Renatta mendongak menatap orang yang memanggil namanya, ya dia Om Regan asisten papahnya.
“Apa ada yang ingin non tanyakan ke saya, saya yakin tuan Brata sudah menceritakan semuanya ke non Renatta” sambil duduk di samping Renatta.
“ Saya bekerja dengan tuan Brata sejak muda, sejak tuan Brata belum menikah, selama 5 tahun tuan Brata dan nyonya Anisa sangat mengharapkan kehadiran seorang anak tapi fakta kalau nyonya Anisa akan sulit memiliki anak membuat tuan Brata dan nyonya Anisa sedih, hingga suatu ketika setelah pulang dari bekerja saya dan tuan Brata menemukan sebuah kardus yang didalamnya terdapat seorang bayi yaitu non Renatta” Jedanya sambil melirik raut muka Renatta yang terlihat dingin tapi penuh dengan kelelahan.
“ Tuan Brata langsung membawa non Renatta pulang dan menganggap ini adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepadanya dan nyonya Anisa, sesuai dugaan nyonya Anisa sangat bahagia menyambut kehadiran non Renatta dan menganggap non Renatta sebagai anak kandungnya” Ucapnya sambil membayangkan bagaimana senangnya tuan dan nyonyanya saat kehadiran Renatta saat itu.
“Lalu apa maksud papah masalah harta warisan yang mungkin tidak bisa langsung aku dapatkan” Ucap Renatta dengan suara pelan.
“ Soal harta warisan tuan Brata yang akan diwariskan ke non Renatta tidak akan dengan mudah non Renatta dapatkan sebab nyonya Inggit adik dari tuan Brata sangat menginginkan harta tuan Brata saat mengetahui bahwa anda bukan anak kandung tuan Brata”.
“ Lalu apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankan harta yang papah wariskan kepadaku”.
“ Nona Renatta harus segera menikah dan segera memilki seorang anak untuk memperkuat posisi non Renatta sebagai pewaris tunggal dari tuan Brata”.
“menikah?” ucap Renatta lebih meyakinkan apa yang dikata asisten ayahnya hanya anggukan kepala yang Renatta yang dapatkan.
Flashback end
“Huhh kenapa hidupku jadi serumit ini” Guman Renatta sambil memejamkan matanya sampai matanya terbuka kembali ketika mendengar perkataan tajam seorang pria didepan meja administrasi.
“ Saya akan melunasi pembayaran tapi tolong selamatkan nyawa ibu saya terlebih dalu”.
“ Maaf tapi itu sudah prosedur dari rumah sakit bahwa pasien akan dilakukan operasi jika keluarga pasien bisa membayar separuh dari biaya operasi”.
Itulah perkataan yang Renatta dengar dari obrolan antara suster dan seorang pria yang membelakanginya. Hingga punggung pria itu berbalik dan tatapan merekapun bertemu”tampan” Itulah kata pertama yang Renatta ucapkan ketika melihat rupa pria tersebut.
Hingga tanpa sadar langkahnya berjalan menghampiri pria itu yang saat ini sedang bersandar didinding sambil menundukkan kepalanya.
“ Apakah ada yang bisa aku bantu, aku merasa kamu sedang membutuhkan sebuah bantuan”
Lama Renatta menunggu jawaban dari pria tersebut.
“ Apa imbalan yang kamu inginkan, aku yakin tidak mungkin kamu menawarkan bantuan tanpa adanya imbalan” Guman pria tersebut dengan tatapan dinginnya.
“ Menikahlah denganku, maksudnya aku akan melunasi semua biaya operasi ibumu jika kamu mau menjadi suami bayaranku dan kontrak kita akan berakhir jika aku sudah berhasil mengandung dan melahirkan seorang anak” Ucap Renatta tanpa ragu sedikitpun.
“ Apa kamu yakin menawarkan sebuah pernikahan kepadaku” dengan senyum smirk yang tidak dapat dilihat oleh Renatta.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Lisa Icha
Aku baru mampir thor
2023-07-29
0
osinry 翔
Hai.. Thor👋
Selamat berkarya ya... Semagat🌹
2022-07-26
1
hanimochi
semangat next ceritanya kak 🤗
2022-01-05
1