Renatta memijit pelipisnya pelan, dia sedang berfikir keras bagaimana bisa perusahaannya mengalami penurunan pendapatan yang cukup drastis, ditambah juga banyak investor yang tanpa sebab menarik seluruh investasi di perusahaannya, yang lebih parah lagi ditemukan beberapa petinggi perusahaan ketahuan melakukan korupsi.
Tiba - tiba pintu ruang kerjanya dibuka secara paksa " Sebenarnya apa yang sudah terjadi, bagaimana bisa perusahaan bisa mengalami kerugian sebesar ini?" Tante Inggit melempar berkas ke meja Renatta dengan kasar.
"Seharusnya memang kakakku tidak mempercayakan perusahaannya kepada kamu, sekarang lihat kan, sejak kamu mengambil alih perusahaan semuanya menjadi kacau" Tante Inggit terus menyalahkan Renatta karena baginya dia lah penyebab semua masalah yang terjadi di perusahaan yang sudah susah payah kakaknya bangun hampir diambang kebangkrutan.
Renatta hanya diam mendengarkan semua perkataan Tante Inggit, menjawab pun tidak ada gunanya sebab posisinya memang saat ini paling disudutkan.
"Dan satu lagi produk terbaru yang akan kita luncurkan terancam gagal karena ditemukan pelanggaran didalamnya" Ucap Tante Inggit sebelum keluar dari ruangan Renatta.
Renatta membuka berkas yang tadi di berikan Tante Inggit, ternyata benar telah terjadi pelanggaran di produk terbarunya yang akan diluncurkan Minggu depan tapi bukankah team manager pemasaran juga bertanggung jawab atas semua ini itu berarti Devan juga mengetahui tentang pelanggaran ini.
Renatta segera menuju ke ruangan Devan untuk menanyakan semuanya, tetapi sebelum dia keluar dari ruangannya, tiba tiba Om Regan muncul dengan membawa sebuah map cokelat dan menyerahkannya ke Renatta.
"Sepertinya ada yang sengaja ingin menjatuhkan perusahaan ini, dan di dalam map itu ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa beberapa investor menarik semua modalnya, kini menanamkan saham dan modalnya kembali di DN Corp"
"DN Corp?, sepertinya perusahaan itu tidak asing ditelinga ku"
"Ya, anda benar DN Corp saat ini menjadi perusahaan terbesar di bidang real estate dan perhotelan yang saat ini banyak di incar oleh para investor"
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Renatta dengan nada yang hampir putus asa.
"Tidak ada cara lain selain mencari tahu siapa dalang dari semua ini karena hanya ini cara yang saat ini bisa dilakukan dan untuk masalah pelanggaran produk juga terdapat sebuah kesengajaan didalamnya"
Renatta menghela nafasnya lemah, dia sendiri bingung baru kali ini perusahaan mengalami masalah sebesar ini apalagi sudah hampir diambang kehancuran.
.
.
.
Saat ini Renatta menuju ke ruang kerja Devan, tadi sebelumnya dia sudah ke sana tetapi tidak menemukan Devan di ruangannya, kemudian tidak lama kemudian sekretarisnya menelfon dan mengatakan kalau Devan sudah kembali ke ruang kerjanya.
"Ada apa Re?" Tanya Devan saat melihat Renatta sudah duduk didepannya.
"Ini masalah pelanggaran yang terjadi di produk yang akan kita keluarkan Minggu depan, bagaimana bisa sampai bisa terjadi pelanggaran hak milik produk tersebut?"
"Aku rasa ada salah satu karyawan yang kemungkinan membocorkan rincian produk tersebut, sehingga mereka menirunya dan lebih cepat mengeluarkan ke pasaran sehingga milik perusahaan ini yang dianggap meniru milik mereka" Jawab Devan dengan santainya.
"Apa kamu tahu kemungkinan siapa orang yang sudah melakukan itu?"
"Untuk saat ini tidak, tapi cepat atau lambat pasti kita akan mengetahuinya, jadi lebih baik kita terlebih dahulu mencari solusi bagaimana meyakinkan para investor untuk menginvestasikan sahamnya kembali."
Renatta berjalan ke arah Devan dan dia mendudukan tubuhnya di pangkuan Devan, entah kenapa akhir akhir ini dia begitu ingin bermanja manja dan ingin selalu dekat dengan suaminya "Kamu benar, bagaimanapun aku tidak akan membiarkan perusahaan yang selama ini papah bangun hancur begitu saja".
Devan tidak membalas perkataan Renatta dan hanya mengusap punggung Renatta pelan untuk memberi kenyamanan kepada istrinya.
.
.
.
Sherly berjalan tergesa menuju ruangan kerja Renatta ada hal penting yang perlu dia bicarakan dengan Renatta, setelah mendapat izin dari sekretaris dari Renatta, dia bergegas masuk ke ruangan yang ditempati Renatta.
"Re, ada hal penting yang ingin aku bicarakan kepadamu", Renatta terkejut dengan kedatangan Sherly yang tiba tiba karena biasanya dia akan mengabarinya jika akan datang ke kantornya.
"Memangnya ada hal penting apa Sher, tumben kamu datang tanpa mengabari terlebih dahulu"
Renatta menatap Sherly dengan penasaran.
Kemudian Sherly mengeluarkan sebuah kertas yang terdapat sebuah tanda tangan kerja "Apa ini maksudnya, kenapa kamu mengeluarkan kertas kerja sama perusahaan papahmu?"
"Kamu lihat, bukankah tanda tangan ini mirip dengan tanda tangan suamimu Devan" Tunjuk Sherly pada sebuah tanda tangan yang bertuliskan kerja sama dengan perusahaan DN Corp.
Renatta masih bingung dengan perkataan yang diucapkan Sherly, sedangkan Sherly yang menyadari kebingungan di wajah Renatta segera menjelaskan semuanya.
"Jadi gini, waktu kalian menikah aku tidak sengaja melihat tanda tangan Devan, dan aku merasa kalau pernah melihat tanda tangan tersebut dan tadi pagi aku menggantikan papahku untuk menghadiri perpanjangan kontrak kerja sama dengan DN Corp tetapi CEO nya tidak bisa hadir sehingga hanya di hadiri oleh sekretarisnya saja, kemudian sekretarisnya memberikan kertas kerja sama yang sudah di tanda tangani oleh CEO DN Corp dan aku baru mengingatnya ternyata tanda tangan mereka sama"
"Jadi kamu mau bilang kalau Devan itu adalah CEO DN Corp?, itu tidak mungkin Sher, atau mungkin itu hanya kebetulan tanda tangan mereka mirip" Ucap Renatta, seolah olah menganggap perkataan Sherly hanya sebuah tebakan yang tidak mungkin benar, mana mungkin Devan adalah seorang CEO DN Corp.
"Dia dulu pernah mengatakan kalau dia hanya seorang pegawai biasa di perusahaan kecil kalaupun dia adalah pegawai DN Corp apalagi seorang CEO tidak mungkin Devan tidak bisa membiayai pengobatan ibunya" Jelas Renatta kepada Sherly yang kemudian hanya diangguki olehnya.
"Ah benar mungkin itu hanya perasaanku, mungkin kamu benar ini hanya suatu kebetulan saja" Ucap Sherly kepada Renatta, tapi sungguh dalam hatinya merasa kalau ada hal yang memang di sembunyikan Devan, ingatannya juga masih jelas ketika dia mengatakan kepada Renatta kalau dia pernah bertemu dengan Devan di Singapura.
.
.
.
Di lain tempat, Devan sedang berbicara dengan seorang laki laki yang tak lain adalah asistennya sekaligus orang kepercayaannya yang bernama Daniel.
"Saya sudah melakukan semuanya sesuai dengan perintah anda, satu persatu pemegang saham di perusahaan Tuan Brata sudah mulai mencabut semua investasinya"
"Bagus, aku harap jangan sampai ada orang yang tahu sampai waktunya tiba, dan pastikan jangan sampai ada yang membocorkan masalah ini kesiapapun."
"Baik tuan saya mengerti, ini ada beberapa bukti baru yang saya temukan tentang kejadian 15 tahun yang lalu dan untuk kasus Nona Sesyl dan Nona Renatta akan segera saya selidiki kembali, saya permisi terlebih dahulu" Pamitnya sebelum pergi meninggalkan Devan sendiri.
"Semuanya sudah di mulai dan akan aku pastikan semua akan setimpal dengan apa yang sudah kalian lakukan" Ucap Devan dengan tatapan tajamnya kemudian beranjak pergi.
.
.
.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Han Livia
Devan Suatu Saat Nanti Kamu Pasti Akan Menyesal, Dan Penyesalan Itu Datangnya Diakhir
2021-12-07
10
Sugiyanto Samsung
kamu pasti menyesal devan
2021-11-30
2
Syabil_aw
Semangatttt kak
2021-10-30
1