Hari ini Renatta mendapat undangan reuni SMA dari temannya, sebenarnya Renatta tidak mau datang ke acara itu apalagi di sana nanti pasti ada mantan pacarnya dan juga mantan sahabatnya.
"Ayolah Re, kamu harus datang" Pinta Sherly berusaha membujuk Renatta agar mau datang.
"Kamu bisa ajak Devan dan membuktikan kepada Robert kalau kamu sudah bisa melupakannya, memang dia saja yang dengan mudahnya bisa melupakanmu dan melakukan sebuah penghianatan" Ucap Sherly berusaha memanas - manasi Renatta agar mau datang ke acara reuni tersebut
"Baiklah akan aku pikirkan lagi, tetapi sebelumnya aku perlu tanya terlebih dahulu kepada Devan, apakah dia mau datang ke acara itu"
Sherly senang karena akhirnya Renatta mau mempertimbangkan untuk datang, sejujurnya dia juga punya dendam tersembunyi dengan Kinan mantan sahabatnya itu yang tak lain adalah istri Robert, sungguh dia ingin membongkar semua kebusukan Kinan selama ini dan membuat Robert menyesal karena sudah meninggalkan Renatta demi perempuan seperti Kinan.
"Baiklah aku pulang dulu, jangan lupa nanti kabari aku kalau kamu datang atau tidak tetapi aku harap kamu bisa datang"
Setelah kepergian Sherly, dia terus mempertimbangkan apakah dia harus datang apa tidak, sebenarnya dia masih belum siap bertemu Robert apalagi bertemu Kinan yang dulu menjadi sahabatnya bahkan dulu dia lebih dekat dengan Kinan dibandingkan dengan Sheryl, bahkan saat dia akan bertemu dengan Robert dia akan selalu mengajak Kinan, dan ternyata itu malah membuat peluang untuk Robert selingkuh dengan Kinan.
Saat Renatta masih berkutat dengan pemikirannya, terdengar suara pintu ruang kerjanya diketuk dari luar dan menampilkan sekretarisnya yang bernama Vallen membawakan dia berbagai tumpuk berkas kerja sama perusahaan yang harus dia tanda tangani.
"Oh iya, apa tadi kamu melihat Pak Devan?"
"Tidak bu, tetapi saya rasa dari tadi Pak Devan tidak keluar dari ruang kerjanya dan melewatkan makan siangnya"
"Baiklah, kamu boleh keluar dan taruh semua berkasnya di sini, akan saya tanda tangani nanti" Karin mengangguk dan berpamitan untuk pergi.
Sejak kejadian dimana dia membaca pesan dari perempuan bernama Agnes membuatnya sedikit khawatir kalau Devan dan perempuan tersebut ada sesuatu dibelakangnya, ya Renatta akui dia mulai nyaman dengan kehadiran Devan di sisinya dan entah kenapa dia juga mulai merasakan perasaan berbeda kepada Devan.
.
.
.
"Ada yang ingin aku bicarakan, bisakah kamu nanti malam ikut bersamaku ke pesta reuni SMA?" Renatta memandang Devan yang sedang sibuk dengan tab ditangannya, sambil menunggu jawaban dari Devan.
Devan meletakkan tabnya di meja kemudian beralih menatap Renatta "Apa aku harus ikut ke pesta?"
"Tidak, aku hanya bertanya, kalau kamu tidak bisa hadir aku pun juga tidak akan pergi"
"Kenapa?, bukanya ada temanmu Sherly juga yang akan datang ke sana"
Haruskan Renatta mengatakan sejujurnya kepada Devan apa tujuannya tiba tiba ingin datang ke sana.
"Sebenarnya di sana nanti akan ada Robert juga mantan pacarku dulu, tapi kamu jangan salah paham dulu, aku datang hanya ingin menunjukkan aku juga bisa bahagia walaupun tanpa dirinya" Suara Renatta semakin lirih, dia menunggu jawaban selanjutnya dari Devan tapi entah mengapa dia merasa ada tatapan aneh dari Devan setelah dia mengatakan itu.
"Baiklah nanti malam kita akan datang ke acara reuni SMA mu"
"Ah... Devan terima kasih aku sangat senang akhirnya kamu mau menemaniku nanti malam" Renatta berucap dengan gembiranya dan langsung memeluk tubuh Devan.
Devan yang tiba tiba di peluk Renatta tampak terkejut, untungnya dia bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak sampai terjungkal ke belakang akibat perlakuan Renatta yang tiba tiba memeluknya.
Renatta terus memandangi dirinya di depan cermin, meneliti penampilannya yang harus terlihat sempurna malam ini, dia memilih menggunakan gaun berwarna merah yang dipadukan dengan sepatu berhak tinggi berwarna hitam.
Setelah memastikan penampilannya sempurna dia turun ke bawah untuk menyusul Devan yang sedari tadi sudah menunggunya, sedangkan Devan yang menyadari kehadiran Renatta langsung menolehkan kepalanya ke belakang "Cantik" itulah yang pertama kali terlintas dipikirannya saat melihat tampilan Renatta malam ini, dia tidak bisa memungkiri bahwa Renatta memang terlihat mempesona dan begitu cantik di matanya tetapi Devan segera di sadarkan bahwa dia tidak bisa jatuh cinta kepada Renatta karena itu akan merusak semua rencana awalnya.
.
.
.
Mereka kini sudah sampai ditempat dilaksanakan acara reunian, sejak tadi Renatta terus mengandeng tangan Devan, dia hanya ingin menunjukkan ke semua orang bahwa dia sekarang sangat bahagia menikah dengan Devan.
"Re, akhirnya kamu datang juga, aku kira kamu tidak akan datang" Ucap Sherly dengan gembiranya mengetahui kalau Renatta benar benar datang.
"Hai Re, apa kabar?" Sapa seorang kepada Renatta yang membuatnya terkejut, orang itu adalah Karin dan di sampingnya juga ada Robert yang sedari tadi tidak berhenti memperhatikan wajah Renatta.
"Aku baik, ku rasa aku tidak perlu menanyakan kabarmu karena kulihat kamu sekarang terlihat lebih bahagia setelah menikah" Ucap Renatta, sambil sedikit melirik ke arah Robert yang sedari tadi tidak berhenti memandanginya.
Sherly yang merasa kesal dengan sikap Kinan yang seolah olah tidak terjadi apa apa membuatnya berasa ingin mencakar habis wajah Karin yang tidak tahu malu tersebut.
"Eh ada teman makan teman nih, dasar tidak tahu malu" Ucap Sherly dengan nada menyindirnya, dia sudah tidak tahan lagi untuk mengeluarkan ocehan pedasnya kepada Kinan.
Kinan yang tampak kesal dan tersinggung dengan ucapan Sherly berusaha untuk tetap tenang karena dia tahu kalau dari dulu Sherly memang bermulut pedas.
"Eh, hai Sherly maaf aku lupa tadi tidak menyapamu juga"
"Dasar cabe cabean sekilo bermuka dua" Oceh Sherly, kalau dia melupakan ini tempat umum pasti dia sudah mencabik cabik mulut Kinan yang menyebalkan.
"Apa di sampingmu itu pacarmu, kalian terlihat sangat cocok" Tanya Sherly melirik ke arah Devan yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka.
"Ah, iya ini perkenalkan Devan suamiku" Renatta tersenyum mengatakan hal itu apalagi saat melihat ekspresi kaget yang dikeluarkan Karin dan Robert.
"Salam kenal saya Devan suami dari Renatta, kami sudah menikah dari beberapa bulan yang lalu" Ucap Devan sambil menekan kata suami, entah kenapa dia tidak suka dengan Robert yang sedari tadi tidak berhenti memandangi Renatta.
Karin memandang Renatta menyelidik "Ternyata kamu mudah sekali melupakan, aku kira kamu akan lama untuk bisa terlepas dari kisah masa lalumu"
Renatta tersenyum mendengar perkataan Kinan
"Kenapa aku harus selalu mengingatnya, bukankah lebih baik aku segera melupakannya lagian tidak ada gunanya mengingat seorang lelaki yang tidak bisa setia dengan pacarnya dan seorang teman yang tega merebut milik temanya" Renatta menekan kata pacar dan teman di setiap kalimatnya.
Setelahnya Renatta mengajak Devan pergi dari hadapan Robert dan Kinan diikuti Sherly yang terus menatap tajam ke arah Kinan.
"Kamu tidak seharusnya bersikap seperti itu terhadap Renatta" Ucap Robert dengan tatapan dinginnya kepada Kinan kemudian melenggang pergi meninggalkan Kinan sendirian dengan segala emosi yang memenuhi hatinya.
.
.
.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Maya Ratnasari
Karin apa Kinan si????
2022-07-10
1
lalaya
mencium bau" penyesalan
2021-12-03
2
Sugiyanto Samsung
ada penyesalan
2021-11-30
0