Di sepanjang lorong rumah sakit Renatta terus tersenyum, sejenak dia melupakan beberapa masalah yang saat ini dihadapinya “Ah aku benar benar sudah gila bagaimana bisa aku menawarkan sebuah pernikahan ke seseorang yang tidak sama sekali aku kenal”
Renatta terus berjalan sampai dia berhenti di depan kamar rawat papahnya, sebelum dia masuk tiba tiba pintu ruangan terbuka “Non Renatta dari mana saja dari tadi Tuan Brata menanyakan keberadaan anda”
Renatta tidak menjawab pertanyaan dari Regan
“Apa papah sudah siuman om?”
“Papah anda sudah siuman dari sekitar 15 menitan yang lalu”
“Apa om Regan besok ada waktu, ada hal penting yang ingin saya bicarakan kepada anda”
“Tentu saja, besok nona bisa menemui saya di kantor atau saya akan datang lagi ke rumah sakit”
“Besok saya akan datang ke kantor saja, kalau begitu sampai berjumpa besok dan saya permisi untuk masuk menemui ayah” Ucap Renatta sebelum masuk ke ruang rawat inap ayahnya.
Renatta tersenyum melihat papahnya yang menatap ke arahnya “papah sudah siuman, ada yang ingin Renatta bicarakan ke papah”.
Tuan Brata meraih tangan Renatta dan digenggamnya penuh kasih sayang “Apa yang ingin kamu katakan, katakanlah”
Sedikit gugup Renatta mengatakan bahwa dia telah menemukan calon suami yang akan membantunya dari rencana Tante Inggit.
“ Apa kamu yakin kalau dia benar benar laki laki yang baik dan bisa dipegang kepercayaannya, papah hanya tidak ingin kamu salah pilih walaupun itu hanya pernikahan kontrak”
“Papah tidak usah khawatir Renatta yakin kalau dia pria baik yang bisa dipercaya” Ucap Renatta meyakinkan ayahnya.
“Kamu tahu kan keadaan Papah semakin memburuk sebelum terjadi hal buruk terjadi pada ayah, Papah hanya berharap kamu segera menikah dengan pria itu jika kamu memang benar benar yakin”
“Papah akan sehat dan pulih kembali, jangan membuat Renatta takut pah” Renatta semakin mengeratkan genggaman tangan papahnya, dan papahnya hanya menanggapi dengan senyuman.
.
.
.
Keesokan harinya Renatta terbangun dengan bunyi ponselnya yang cukup nyaring, dia bergegas segera mengangkat telfonnya karena takut mengganggu tidur papahnya.
“Hallo”
“aku sudah menyetujui dan menyepakati pernikahan kontrak kita, bisakah kita segera bertemu dan membicarakan surat perjanjiannya” Ucap pria diseberang telfon yang tak lain adalah Devan.
“Ah baiklah, nanti kita akan membicarakannya secara langsung, kita akan bertemu di café sekitar sini, aku akan mengirimkan lokasinya”
“Ya” Jawab Devan singkat kemudian menutup sambungan telfonnya.
Renatta menatap ponselnya dengan tidak percaya, bagaimana ada manusia sengirit bicara seperti Devan, baru kali ini Renatta bertemu dengan pria seperti Devan padahal biasanya semua pria akan bersikap ramah dan penuh basa basi jika berbicara dengannya, tidak mau terlalu memikirkan Devan, Renatta segera beranjak pulang dan menemui Om Regan di kantor, sebelum pulang dia sudah berpesan kepada salah satu suster yang menangani papahnya bahwa dia akan kembali ke rumah sakit nanti siang.
.
.
.
Renatta sudah siap untuk bertemu dengan Om Regan dan setelahnya dia akan menemui Devan Untuk membicarakan kelanjutan pernikahan mereka.
Renatta sudah sampai terlebih dahulu di depan kantor papahnya, Renatta masuk disambut dengan sapaan beberapa karyawan papahnya yang memang sudah mengenal Renatta sebagai anak semata wayang Tuan Brata, Renatta langsung masuk ke lift yang mengarahkannya ke lantai paling atas gedung kantornya.
“Selamat siang Nona Renatta, anda sudah ditunggu Tuan Regan diruangan direktur” Ucap sekretaris ayahnya kepada Renatta.
“Oh baiklah, saya masuk dulu” Renatta berjalan masuk keruangan direktur.
“Selamat siang nona”Ucap Om Regan dengan sedikit menundukkan kepalanya
Renatta membalas sapaan Om Regan dan langsung mendudukkan dirinya, sambil mengeluarkan beberapa lembar kertas yang berisi tulisan tangan Renatta.
Regan membaca setiap tulisan yang tertulis di kertas tersebut “Maksudnya apa ini nona?”
“Seperti yang kamu baca itu adalah surat perjanjian nikah yang akan saya lakukan, dan saya ingin kamu membuat surat kontrak resmi untuk saya”
“Apa anda yakin dengan keputusan anda, jika memang pernikahan ini anda lakukan untuk mencegah perbuatan Nyonya Inggit, kita bisa mencari solusi lain”
“saya sangat yakin, bukankah ini jalan terbaik untuk mencegah Tante Inggit dan menggagalkan rencana Tante Inggit untuk menguasai harta papah”
“Kalau memang anda yakin saya tidak bisa mencegahnya, tapi saya harap anda juga perlu berhati – hati dengan pria tersebut karena anda belum mengenal lebih jauh siapa pria itu sebenarnya”
“Om Regan tidak perlu khawatir saya yakin semuanya akan baik baik saja” Ucap Renatta dengan penuh keyakinan.
“Baik anda bisa menunggu sebentar saya akan segera membuatkan surat kontrak untuk anda” Regan beranjak dari duduknya dan segera membuat surat kontrak sesuai dengan permintaan Renatta
.
.
.
Sekarang Renatta sudah duduk berhadapan dengan Devan, Renatta langsung menyerahkan surat kontrak pernikahan yang akan mereka lakukan.
...Surat Kontrak Pernikahan...
Pasal 1
Pernikahan akan berlangsung selama 2 Tahun dimulai sejak hari pertama pernikahan.
Selama pernikahan kedua belah pihak harus berperan sebagai suami istri sesungguhnya di depan umum.
Kedua belah pihak tidak boleh ada yang melanggar ketentuan ketentuan pernikahan
Pasal 2
Suami tidak boleh ikut campur urusan istrinya begitupun istri tidak boleh ikut campur urusan suami.
Tidak boleh ada orang ke tiga baik itu dari pihak suami maupun istri.
Tidak boleh ada yang mengetahui pernikahan kontrak ini selain dari keluarga dekat.
Pasal 3
Pihak perempuan akan membayar uang 1 Miliyar kepada pihak laki - laki jika kontrak bisa selesei dengan baik sampai waktu 2 Tahun
Jika salah satu dari pihak ada yang melanggar kontrak maka pihak lainnya bisa menuntut pihak yang telah melanggar kontrak.
Kontrak bisa berakhir lebih cepat jika pihak perempuan segera hamil dan melahirkan maka kontrak bisa berakhir satu bulan setelah kelahiran.
Pihak perempuan akan tetap membiayai kesembuhan orang tua dari pihak laki – laki.
“Jika ada keberatan masalah isi kontrak kamu bisa menambahkan atau mencoret salah satu isi kontrak pernikahan itu” Ucap Renatta dengan memandang Devan yang hanya diam setelah membaca surat kontrak tersebut.
Tanpa menjawab perkataan Renatta, Devan segera menandatangani surat kontrak tersebut.
“Ya aku menyetujui surat kontrak itu, kamu bisa tentukan kapan pernikahan itu segera dilakukan”. Ucap Devan masih dengan nada dinginnya.
Sebelum Devan beranjak dari duduknya Devan, Renatta segara menghentikan Devan “satu minggu dari sekarang, ya pernikahan kita akan diadakan satu minggu dari sekarang”
Sedikit menoleh Devan berucap “Ya”.
Renatta hampir saja mengumpati Devan, kalau bukan karena keadaan mana mau Renatta menikahi manusia kulkas seperti Devan walaupun memang Renatta akui bahwa Devan memang tampan tapi sayangnya tidak dengan sifatnya yang terlampau dingin.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Riella_MDYD🍁
Hai kak ! Semangat , feedback ke novelku juga ya yang berjudul " Menyukai Dia Yang Dimusuhi "
2021-12-02
3
Sugiyanto Samsung
slalu mslh harta
2021-11-30
2
miawies
hai kak, aku mampir ya. jangan lupa feedback di cerita cerita ku ya
2021-10-31
5