Teman atau Musuh ?

Hari ini Renatta sangat ingin pergi ke mall dan membeli es krim di kedai favoritnya dulu, padahal sudah lama dia tidak makan es krim tapi entah kenapa hari ini dia sangat menginginkannya, akhirnya dia memutuskan untuk pergi kesana naik taksi karena dalam kondisinya yang kurang enak badan akan sangat berbahaya jika dia mengendarai mobil sendiri.

Dia duduk sendiri di depan area kedai setelah menghabiskan satu cup es krim favoritnya,

tidak sengaja dia melihat seorang wanita yang berjalan kearahnya sambil tersenyum membuat Renatta bingung.

"Hai, apa kamu Renatta?" Tanya wanita tersebut sambil duduk di depan Renatta.

"Iya saya Renatta, kamu mengenal saya?" Tunjuk Renatta ke dirinya sendiri.

"Astaga tidak usah terlalu formal juga, kamu benar benar melupakanku?"

Renatta mengernyitkan dahinya mencoba mengingat - ingat siapa wanita di depannya ini, setelah lama mencoba mengingat akhirnya dia mengingat siapa wanita yang saat ini duduk didepannya.

"Kamu Felicia?" Wanita tersebut menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepadanya.

"Astaga, Feli kamu kemana saja, aku merindukanmu, sudah lama kita tidak bertemu" Renatta begitu bahagia akhirnya dia bisa bertemu dengan teman masa kecilnya.

"Aku pindah dari Jakarta ke Bali untuk ikut orang tuaku terutama papahku yang dipindah tugaskan ke sana dan aku baru satu tahun ini kembali lagi ke Jakarta"

"Aku benar benar tidak menyangka kita akan bertemu disini setelah sekian lama tidak bertemu"

"Oh ya, aku tidak bisa mengobrol terlalu lama karena aku sudah ada janji dengan clientku, ini kartu namaku dan alamat butikku kalau kamu tidak sibuk kamu bisa mampir kesana dan kita bisa mengobrol lebih banyak lagi"

"Baiklah akan aku usahakan datang kesana dan mungkin aku akan sekalian mencari gaun pesta untuk mengahadiri acara yang di adakan oleh DN Corp" Ucap Renatta sambil mengambil kartu nama yang diberikan Feli.

"Sampai bertemu kembali Re" Pamit Feli sebelum beranjak dari duduknya.

"Sampai bertemu juga Fel" Renatta menatap kepergian Feli dengan wajah yang berubah menjadi sendu.

"Felicia Agnesia, lama kita tidak bertemu, aku harap ini bukan pertemuan yang buruk untuk memulai sebuah pertemanan yang baru lagi"

Sekelebat bayangan masa lalu tiba tiba muncul dipikirannya seketika membuat raut wajah Renatta semakin sendu mengingat betapa kenangan buruk itu selalu melekat di ingatannya bahkan dia harus hidup dalam bayang bayang penyesalan di hidupnya sampai sekarang.

.

.

.

"Bagaimana, apa kamu sudah bertemu dengan perempuan itu kembali, apa dia masih mengingat kejadian 15 tahun lalu?"

"Papah tidak perlu khawatir, aku rasa dia masih belum ingat sepenuhnya tentang kejadian itu,

mungkin yang dia ingat kalau dialah penyebab semuanya" Agnes tersenyum licik saat mengingat kejadian di masa lalu, kejadian dimana seharusnya dia lah yang disalahkan tetapi semua kesalahannya berhasil dia tutupi dan menjadikan Renatta yang paling dianggap bersalah dalam kejadian tersebut.

"Papah senang mendengarnya, semoga semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana kita, tinggal sedikit lagi semuanya akan berhasil dan kita bisa menguasai semua harta keluarga Abimana"

"Dan aku juga akan mendapatkan sesuatu yang sudah aku tunggu selama ini, terutama memiliki Devan untuk selamanya" Agnes tersenyum membayangkan kalau dia dan Devan akhirnya bisa hidup bersama dengan bahagia.

Dari dulu Agnes memang begitu terobsesi oleh Devan, tapi sayangnya saat itu bahkan Devan tidak pernah sekalipun meliriknya dan lebih memilih untuk menyukai perempuan lain, hal itulah yang membuat Agnes melakukan segala cara agar Devan pada akhirnya hanya melihat ke arahnya saja walau itu dengan cara licik sekalipun.

.

.

.

Saat ini Devan sedang berada di ruang kerja perusahaannya bersama temanya yang bernama Axel, memang beberapa hari ini dia sedang mempersiapkan acara yang akan DN Corp adakan sekaligus menyaksikan kehancuran orang orang yang sudah membuat hidupnya dan ibunya menderita.

"Sebelum terlambat aku sarankan kamu tidak gegabah melakukannya, lagian bukankah orang kepercayaanmu belum menemukan semua bukti yang mengarahkan kalau kematian adikmu disebabkan oleh Renatta" Ucap Axel kepada Devan karena dia tidak mau sahabatnya tersebut akhirnya menyesal karena keputusan yang dia buat tanpa adanya bukti yang jelas.

"Semuanya sudah jelas aku melihat sendiri bagaimana Sesyl harus meninggal karena terjatuh dari tangga karena di dorong Renatta yang menyebabkan jantungnya kembali terluka akibat benturan saat terjatuh dan disitu cuma ada Renatta, bukankah Agnes sendiri yang mengatakan kalau Renatta yang mendorong Sesyl" Ucap Devan begitu mengingat kejadian 15 tahun yang membuat kedua orang tuanya berlarut dalam kesedihan.

Devan berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah jendela sambil mengigat kejadian yang membuat dia dan ibunya merasakan luka dan duka secara bersamaan, setelah kehilangan adiknya, dia juga harus kehilangan ayahnya untuk selamanya.

"Dan aku juga tidak akan melupakan bagaimana seorang adik yang tega mengkhianati dan membunuh kakaknya sendiri"

"Saat kejadian kecelakaan itu kamu tidak benar - benar melihat siapa yang sengaja menabrakkan mobilnya ke mobil yang kalian tumpangi, kamu hanya berspekulasi dari plat nomer mobil yang sama dengan Om Brata, bisa jadi semua ini memang sudah direncanakan" Ucap Axel kepada Devan, karena dia sendiri tidak yakin dengan semua ini, sebenarnya ada orang yang akhir akhir ini dia curigai menjadi dalang dari kematian yang terjadi kepada adik dan ayahnya Devan.

"Kenapa kamu seolah - olah membela mereka, apa kamu selama ini diam - diam menyukai Renatta?"

Axel terkekeh kecil, dia akui dulu dia memang pernah mengagumi Renatta sebagai gadis kecil yang manis dan selalu tersenyum kepada semua orang, hal itulah yang akhirnya membuat hatinya menghangat Setiap melihat Renatta.

"Iya kamu benar, aku dulu memang pernah mengagumi Renatta, tapi aku tahu kalau kamu dari dulu sudah menyukainya bahkan kamu selalu diam diam memandangi wajahnya dengan tersenyum"

Devan tampak terkejut saat sahabatnya itu tahu bahwa dia sudah menyukai Renatta sejak dia masih berusia 15 tahun padahal selama ini dia berusaha menutupinya.

"Itu dulu, dan sekarang hanya rasa benci yang bisa aku berikan kepadanya sedangkan rasa suka dan cinta yang dulu pernah aku rasakan sudah aku gantikan dengan rasa dendam" Ucap Devan dengan suaranya yang begitu dingin.

Axel berdiri duduknya dengan tersenyum kecil "Kamu bisa berbohong kesemua orang kalau kamu membenci Renatta, tapi aku bisa melihat jelas sekat tipis antara membenci dan mencintai, jadi sekali lagi aku sarankan pikirkan ulang semuanya sampai semua bukti sudah terkumpul, baru kamu bisa bertindak lebih jauh, jangan sampai ketika Renatta sudah pergi, kamu baru menyesali semuanya.

Axel berlalu pergi setelah mengatakan hal itu, sedangkan Devan berfikir ulang tentang apa yang Axel katakan tetapi dia tetap percaya dengan apa yang dia yakini tentang Renatta dan papahnya lah yang bersalah dan akan tetap melanjutkan rencananya besok.

"Aku tidak akan menyesali apapun, karena memang ini yang aku inginkan selama ini menghancurkan orang yang sudah menghancurkan kebahagiaanku" Guman Devan kepada dirinya sendiri.

Dia bahkan tidak menyadari bahwa penyesalan sudah menunggunya dan entah kapan itu akan datang kepadanya, biarlah waktu yang akan menjawabnya.

.

.

.

To Be Continue

Terpopuler

Comments

Darin Mumtazah

Darin Mumtazah

kasian renata😢

2021-12-19

0

Sisila

Sisila

musuh dalam selimut

2021-12-17

0

Sugiyanto Samsung

Sugiyanto Samsung

bagus

2021-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Renatta Desinta Maharani
2 Devandra Narendra Abimana
3 Perjanjian Kontrak
4 Bertemu Calon Mertua
5 Hari Pernikahan
6 (Bukan) Malam Pertama
7 Insiden Masa Lalu
8 Kabar Duka
9 Malam Pertama
10 Siapa Agnes?
11 Bertemu Robert
12 Cemburu
13 Awal Kehancuran
14 Devan Menghilang
15 Teman atau Musuh ?
16 Mendekati Kehancuran
17 Kehancuran
18 Melepaskan
19 Pergi
20 Penyesalan Devan
21 6 Tahun Kemudian
22 Baby Twins
23 Cara Bertemu Papah Devan
24 Kembali Ke Indonesia
25 Penyamaran Zio dan Zia
26 Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenal
27 Twins vs Cabe Cabean
28 Raka dan Masa Lalunya
29 Raka dan Masa Lalunya (2) + Visual Tokoh
30 Bertemu
31 Kita Masih Suami Istri
32 Kebohongan
33 Menjadi Asing Kembali
34 Kalian Anak Siapa?
35 Sebuah Fakta
36 Hari Bahagia Untuk Devan
37 Hari Bahagia Untuk Devan ( 2 )
38 Permainan Antara Devan dan Renatta
39 Permainan Antara Devan dan Renatta ( 2 )
40 Kekesalan Renatta dan Kecemburuan Devan
41 Bisakah Semuanya di Mulai Dari Awal?
42 Mau Ngapain Kita Malam Ini?
43 Berusaha Saling Menerima dan Memaafkan
44 Kejadian di Kamar Mandi
45 Penderitaan yang Sama
46 Pertemuan di Restauran
47 Menjadi Keluarga Bahagia untuk Zio dan Zia?
48 Anaknya Papah Devan
49 Bertemu dan Melepaskan
50 Naik Jet Pribadi ke Disneyland
51 Lamaran Kedua dengan Orang yang Sama
52 Berkeliling Disneyland
53 Resepsi Pernikahan Devan dan Renatta
54 Gangguan Malam Pertama Setelah Resepsi
55 Honeymoon
56 Keraguan
57 Angel anaknya Devan?
58 Kecurigaan Renatta
59 Renatta Sakit
60 Dua Garis biru
61 Kejutan Untuk Devan
62 Malam Indah Devan dan Renatta
63 Devan Sakit
64 Pergi ke Dokter Kandungan
65 Pertemuan Renatta, Devan dan Aline
66 Bukti Kejahatan
67 Mencoba Melakukan di Atas Meja Makan
68 Hasil Test DNA
69 Dua Pria yang Berusaha Saling Melepaskan
70 Laki - Laki Misterius
71 Ayah dari Angel?
72 Sebuah Kecelakaan
73 Hukuman Untuk Devan
74 Hukuman Untuk Devan 2
75 Cemburu Tingkat Akut
76 Pengakuan Devan
77 Permintaan Aneh Renatta
78 Antara Aline, Kenan dan Renatta
79 Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
80 Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
81 Masa Lalu Nicholas dan Penyesalannya
82 PENGUMUMAN (Harap Dibaca)
83 Resepsi Pernikahan Raka dan Hilangnya Zio
84 Pencarian Zio
85 Mengorbankan Nyawa
86 Antara Hidup dan Mati
87 Mengikhlaskan yang Sulit
88 Kembalinya Devan
89 Melakukan di Rumah Sakit
90 Melakukan di Rumah Sakit ( 2 )
91 Rasa Malu dan Sedih
92 Mengambil Kembali
93 Pesan Terakhir Aline
94 Selamat Tinggal Aline
95 Satu Dua Tiga
96 Mood Aneh Renatta.
97 Menahan Malu
98 Melakukan Hal Nekat
99 Percobaan Bunuh Diri
100 Insiden Bebek Tenggelam
101 Saling Memaafkan dan Menerima Masa Lalu
102 Pertemuan Kembali dan Kecemburuan Devan
103 Merayu yang Berakhir di Tempat Tidur
104 Baby Girl
105 Kesadaran
106 Pertemuan Angel dan Devan
107 Angel
108 Godaan untuk Devan
109 Hayo Ngapain
110 Pagi yang Berbeda
111 Kehidupan yang Mulai Membaik
112 Rasa Iri Zia
113 Ada Apa Dengan Devan?
114 Devan Jadi Romantis
115 Masa Lalu Devan
116 Permasalahan Masa Lalu
117 Berkata Jujur? + Promosi Cerita Baru
118 Menuju Kebahagiaan Sesungguhnya
119 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Renatta Desinta Maharani
2
Devandra Narendra Abimana
3
Perjanjian Kontrak
4
Bertemu Calon Mertua
5
Hari Pernikahan
6
(Bukan) Malam Pertama
7
Insiden Masa Lalu
8
Kabar Duka
9
Malam Pertama
10
Siapa Agnes?
11
Bertemu Robert
12
Cemburu
13
Awal Kehancuran
14
Devan Menghilang
15
Teman atau Musuh ?
16
Mendekati Kehancuran
17
Kehancuran
18
Melepaskan
19
Pergi
20
Penyesalan Devan
21
6 Tahun Kemudian
22
Baby Twins
23
Cara Bertemu Papah Devan
24
Kembali Ke Indonesia
25
Penyamaran Zio dan Zia
26
Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenal
27
Twins vs Cabe Cabean
28
Raka dan Masa Lalunya
29
Raka dan Masa Lalunya (2) + Visual Tokoh
30
Bertemu
31
Kita Masih Suami Istri
32
Kebohongan
33
Menjadi Asing Kembali
34
Kalian Anak Siapa?
35
Sebuah Fakta
36
Hari Bahagia Untuk Devan
37
Hari Bahagia Untuk Devan ( 2 )
38
Permainan Antara Devan dan Renatta
39
Permainan Antara Devan dan Renatta ( 2 )
40
Kekesalan Renatta dan Kecemburuan Devan
41
Bisakah Semuanya di Mulai Dari Awal?
42
Mau Ngapain Kita Malam Ini?
43
Berusaha Saling Menerima dan Memaafkan
44
Kejadian di Kamar Mandi
45
Penderitaan yang Sama
46
Pertemuan di Restauran
47
Menjadi Keluarga Bahagia untuk Zio dan Zia?
48
Anaknya Papah Devan
49
Bertemu dan Melepaskan
50
Naik Jet Pribadi ke Disneyland
51
Lamaran Kedua dengan Orang yang Sama
52
Berkeliling Disneyland
53
Resepsi Pernikahan Devan dan Renatta
54
Gangguan Malam Pertama Setelah Resepsi
55
Honeymoon
56
Keraguan
57
Angel anaknya Devan?
58
Kecurigaan Renatta
59
Renatta Sakit
60
Dua Garis biru
61
Kejutan Untuk Devan
62
Malam Indah Devan dan Renatta
63
Devan Sakit
64
Pergi ke Dokter Kandungan
65
Pertemuan Renatta, Devan dan Aline
66
Bukti Kejahatan
67
Mencoba Melakukan di Atas Meja Makan
68
Hasil Test DNA
69
Dua Pria yang Berusaha Saling Melepaskan
70
Laki - Laki Misterius
71
Ayah dari Angel?
72
Sebuah Kecelakaan
73
Hukuman Untuk Devan
74
Hukuman Untuk Devan 2
75
Cemburu Tingkat Akut
76
Pengakuan Devan
77
Permintaan Aneh Renatta
78
Antara Aline, Kenan dan Renatta
79
Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
80
Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
81
Masa Lalu Nicholas dan Penyesalannya
82
PENGUMUMAN (Harap Dibaca)
83
Resepsi Pernikahan Raka dan Hilangnya Zio
84
Pencarian Zio
85
Mengorbankan Nyawa
86
Antara Hidup dan Mati
87
Mengikhlaskan yang Sulit
88
Kembalinya Devan
89
Melakukan di Rumah Sakit
90
Melakukan di Rumah Sakit ( 2 )
91
Rasa Malu dan Sedih
92
Mengambil Kembali
93
Pesan Terakhir Aline
94
Selamat Tinggal Aline
95
Satu Dua Tiga
96
Mood Aneh Renatta.
97
Menahan Malu
98
Melakukan Hal Nekat
99
Percobaan Bunuh Diri
100
Insiden Bebek Tenggelam
101
Saling Memaafkan dan Menerima Masa Lalu
102
Pertemuan Kembali dan Kecemburuan Devan
103
Merayu yang Berakhir di Tempat Tidur
104
Baby Girl
105
Kesadaran
106
Pertemuan Angel dan Devan
107
Angel
108
Godaan untuk Devan
109
Hayo Ngapain
110
Pagi yang Berbeda
111
Kehidupan yang Mulai Membaik
112
Rasa Iri Zia
113
Ada Apa Dengan Devan?
114
Devan Jadi Romantis
115
Masa Lalu Devan
116
Permasalahan Masa Lalu
117
Berkata Jujur? + Promosi Cerita Baru
118
Menuju Kebahagiaan Sesungguhnya
119
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!