Malam semakin larut, entah kenapa hujan tidak menunjukkan akan segera reda, apalagi dengan suasana malam yang semakin dingin membuat Renatta ingin membatalkan janjinya bertemu dengan Sherly.
Tidak lama kemudian ponselnya berbunyi menandakan ada notifikasi pesan masuk dari Sherly yang mengatakan bahwa dia membatalkan janjinya, tentu saja itu membuat Renatta senang karena memang dia lagi malas untuk keluar rumah, apa lagi dalam kondisi hujan yang seperti ini.
Renatta masuk kembali ke kamar tidurnya dan melihat Devan yang sedang serius membaca sebuah proposal perusahaanya, dia akui selama sebulan dia menikah dengan Devan banyak hal yang mulai dia ketahui tentang Devan.
"Kamu tidak jadi pergi?" tanya Devan kepada Renatta.
Renatta mengambil duduk di samping Devan, dan melepas sepatu hak tingginya "Tidak, Sherly membatalkannya"
Setelahnya Renatta berjalan ke arah lemari pakaiannya untuk mengambil baju tidurnya tetapi sebelum dia menutup kembali lemari pakainya, dia melihat kado yang diberikan Sherly kepadanya, entah kenapa dia ingin mencoba memakai pakaian yang diberikan oleh Sherly kepadanya.
Di dalam kamar mandi, Renatta mencoba memakai pakaian super kekurangan bahan yang diberikan Sherly, biasanya orang orang menyebutnya lingerie.
Renatta menatap dirinya di depan cermin memandangi tubuhnya yang hanya memakai lingerie merah "cantik" itulah kata yang Renatta ucapkan untuk memuji dirinya sendiri.
Tiba tiba pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok Devan yang terpaku melihat penampilan Renatta yang terlihat sangat menggoda, bagaimanapun Devan adalah lelaki normal yang pasti akan tergoda melihat seorang perempuan yang hanya menggunakan lingerie, seperti menantang jiwa lelakinya.
Renatta sama terkejutnya dengan Devan, dia tidak menduga bahwa Devan akan masuk ke kamar mandi secara tiba - tiba, salahnya juga yang lupa mengunci pintunya.
"Deevaaann" Ucap Renatta dengan nada gugupnya.
Devan tidak merespon panggilan Renatta dan semakin mendekat ke arah Renatta yang hanya mematung di tempatnya, "Apa kamu berniat menggodaku di malam yang dingin ini" Suara Devan terdengar serak seperti menahan sesuatu.
"Aaakkku....." Renatta tidak bisa lagi melanjutkan perkataannya saat Devan merengkuhnya, dan membawanya perlahan lahan keluar dari kamar mandi menuju tempat tidur.
Dibaringkannya Renatta di tempat tidur, diikuti oleh Devan "Aku meminta hak ku sekarang Re" Bisik Devan di telinga Renatta.
Renatta hanya bisa terpaku dengan bisikan Devan, tidak lama kemudian dia menganggukkan kepalanya menandakan dia memberi lampu hijau untuk Devan melakukannya.
Setelah mendapat persetujuan dari Renatta, Devan langsung menjalankan aksinya dengan memberikan Renatta kenyamanan dengan sentuhan sentuhan yang dia berikan.
Di antara dinginnya malam dan di temani suara rintikan hujan, Renatta memberikan seluruh jiwanya kepada Devan, dan mereka saling berbagi kehangatan di bawah temaramnya lampu tidur.
.
.
.
Pagi hari ini Renatta merasakan tubuhnya terasa sakit, Dia terbangun dari tidurnya saat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Devan benar benar tidak memberinya ampun sama sekali, Renatta berusaha bangun dari tidurnya dengan langkah tertatih sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Selesei mandi dan membersihkan kamar tidurnya dia langsung menuju ruang makan dengan langkah pelannya.
"Non Renatta sudah bangun?" Tanya Bi Ani yang hanya diangguki oleh Renatta
"Tadi Tuan Devan berpesan kepada saya, katanya jika Non Renatta masih sakit lebih baik istirahat dan tidak usah pergi ke kantor"
Renatta hanya mendengus, tidak tahukan semua rasa sakit di seluruh tubuhnya gara gara Devan yang terus mengajaknya begadang tadi malam.
"Emang Non Renatta sakit apa?, bibi lihat Non baik baik saja hanya saja cara jalan Non Renatta yang tampak berbeda" Ucap Bi Ani yang seketika membuat Renatta merona
"Ah itu bik, kemarin Renatta tidak sengaja keseleo saat memakai sepatu hak tinggi jadi cara jalan Renatta agak berbeda" Ucap Renatta dengan alasannya, karena tidak mungkin Renatta mengatakan yang sebenarnya terjadi, bisa - bisa Bi Ani bertanya yang tidak - tidak kepadanya.
Tiba tiba bel rumah Renatta berbunyi, Bi Ani segera bergegas membuka kan pintu
"Astagaaaa, Renata kamu sakit apa? aku tadi ke kantormu dan bertemu suamimu dia mengatakan kalau kamu sedang sakit dan tidak masuk kerja hari ini" Ucap Sherly dengan heboh sambil memeluk Renatta
Tiba tiba Sherly mengernyitkan dahinya menyadari sesuatu yang berbeda pada Renatta "Re, tumben kamu menggunakan baju yang menutupi lehermu, kurasa cuaca hari ini cukup panas, bahkan aku merasa kalau...." Sherly menghentikan ucapannya dan seketika memelototkan matanya ke arah Renatta.
Renatta yang mendapat tatapan tajam dari Sherly langsung menundukkan kepalanya untuk menutupi semu merah di pipinya karena merasa malu.
"Apa kamu baru saja melakukannya dengan Devan, dan ini menjadi kali pertamanya untukmu?" Tanya Renatta dengan sedikit meninggikan suaranya karena rasa terkejutnya.
Renatta segera membekap mulut Sherly, sambil menoleh kebelakang karena takut suara Sherly terdengar oleh Bi Ani, bisa malu dia kalau Bi Ani sampai mengetahuinya apalagi Bu Ani adalah tipe orang yang suka menggodanya jika ini sudah berhubungan dengannya dan Devan.
"Kamu tahu sendiri kan selama ini alasanku menikah dengan Devan untuk apa?, tapi bagaimanapun kami sudah menikah tidak mungkin aku tidak memberikan hak kepada Devan apalagi kalau tujuanku menikah dengan Devan adalah salah satunya untuk mendapatkan seorang anak"
Sherly tampak menghela nafasnya "Re, aku tidak ingin kamu menyesal suatu saat nanti, mungkin awalnya memang pernikahan kalian hanya didasari pada kontrak saja, tapi itu tidak menjadi alasan kalian untuk berpisah jika nanti kalian sudah memiliki anak, kalian tidak boleh egois dan memikirkan bagaimana tidak enaknya kehidupan seorang anak yang menjadi korban broken home"
Sherly hanya tidak ingin suatu hari nanti Renatta menyesalinya karena dia merasakan sendiri bagaimana sulitnya hidup dalam keluarga yang tidak lengkap.
"Untuk saat ini aku tidak ingin berfikir terlalu jauh Sher, biarkan itu menjadi urusan nanti, biarkan ini berjalan sesuai alurnya" Jujur Renatta juga memikirkan nasib anaknya kelak, jika memang pada akhirnya dia dan Devan akan berpisah sesuai dengan kontrak yang mereka sepakati.
"Tapi Re, ada hal yang membuatku sedikit penasaran, aku merasa pernah bertemu dengan Devan di Singapura waktu menemani papahku pergi menemui rekan bisnisnya, tapi apa mungkin Devan pernah pergi ke sana?"
Renatta mengernyit bingung, mana mungkin Devan pernah pergi kesana, kalaupun iya untuk apa dia ke sana "Ah kurasa tidak mungkin"
"Dan sebelum aku pergi dari kantormu aku tidak sengaja melihat Devan berjalan menghampiri sebuah mobil mewah yang terparkir tidak jauh dari lobi bahkan aku melihat orang yang ada di dalam mobil itu adalah seorang wanita tetapi aku tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya seperti apa"
Entah mengapa mendengar perkataan Sherly bahwa Devan bertemu dengan seorang wanita membuat hatinya gusar dan tidak nyaman, entahlah Renatta sendiri tidak bisa memahami dengan baik isi hatinya sendiri.
.
.
.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
selidiki renatta biar kamu tahu siapa devan
2021-11-30
1
HelmaliaPutri
🥰
2021-10-27
2
Umi Ningsih Mujung
🥰🥰🥰
2021-10-27
2