PLAK...
"Apa yang ibu lakukan kenapa ibu menamparku?" Devan memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan yang ibunya berikan.
"Apa maksud dari kamu mengatakan kalau kamu akan bertunangan dengan Agnes, katakan kalau semua itu hanya bohong kan?" Ucap ibunya dengan nada kecewa.
Devan memasang wajah dinginnya "Semuanya benar dan itu bukan sebuah kebohongan yang aku ciptakan"
"Kamu sudah menikah Dev, dan istri kamu beberapa hari lalu mencari kamu kesini, sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan?"
"Aku rasa ini saatnya ibu mengetahui kalau Renatta istri Devan adalah seseorang yang menyebabkan kehidupan kita hancur, dia orang yang sudah menyebabkan Sesyl meninggalkan kita, dan Om Brata adalah ayah dari Renatta orang yang sudah dengan tega menghilangkan nyawa kakaknya sendiri"
Mendengar perkataan anaknya membuat dia terkejut jadi Renatta adalah anak angkat dari Brata yang tidak lain adalah adik kandung dari mendiang suaminya, jadi selama ini Renatta itu Rere gadis kecil yang dulu pernah dia gendong saat usianya masih 5 tahun, dan setelahnya dia tidak lagi bertemu dengan Rere kecil karena sakit yang dideritanya mengharuskan dia berobat ke luar negeri meninggalkan ke dua anaknya yang diasuh oleh mendiang kakaknya dulu.
"Dan alasanku menikahi Renatta hanya untuk membalaskan dendam atas semua rasa sakit yang kita rasakan selama ini, bukankah ini yang juga ibu inginkan membalaskan semua rasa sakit yang selama ini kita rasakan dan melihat kehancuran keluarga Brata" Ucap Devan dengan nada dinginnya.
PLAKK...
"Ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk balas dendam, dan kamu salah jika berpikir semua ini kesalahan Renatta dan ayahnya, semua tidak sesuai dengan yang kamu pikirkan, seharusnya dari awal ibu menceritakan semuanya dengan sejujurnya"
"Jadi ibu juga membela mereka, semua sudah jelas kalau Renatta dan Om Brata yang bersalah" Ucap Devan yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
"Tapi pada kenyataanya semua memang bukan kesalahan mereka"
"Lalu kalau bukan mereka siapa lagi, ibu mau menyalahkan orang lain demi melindungi mereka" Devan tidak habis pikir bagaimana bisa ibunya menutupi semua kesalahan orang yang sudah menghancurkan hidup mereka
"Semua ini disebabkan oleh Agnes dan papahnya, ibu tidak mengatakan semuanya karena ibu rasa semuanya tidak perlu kamu ketahui sebab papahnya Agnes adalah orang yang begitu berjasa untuk perusahaan papah kamu Dev, dan yang harus kamu tahu ayah kamu tidak langsung meninggal di tempat kejadian, dia masih sempat siuman dan mengatakan semuanya ke ibu tentang apa yang sebenarnya terjadi"
Devan terkekeh "Lelucon apa yang sedang ibu buat?, apa ibu sedang menciptakan suatu kebohongan dan membuatku percaya dengan semua yang ibu katakan"
"Ibu mengatakan kebenaran Dev, kebenaran bahwa bukan Renatta dan ayahnya yang bersalah"
Tidak ingin lebih lama berdebat dengan ibunya dia lebih memilih untuk pergi dan menenangkan hatinya yang dari tadi terus bergemuruh menahan amarah.
"Kamu mau kemana Dev, jangan sampai kamu menyesal setelah Renatta meninggalkan kamu, Ibu tahu kalau kamu mencintai istrimu itu"
Devan seketika berhenti mendengar perkataan ibunya tetapi setelahnya dia melanjutkan langkah kakinya kembali, bukan maksud Devan tidak mendengarkan perkataan ibunya tetapi dia hanya tidak suka jika ibunya membela Renatta dan ayahnya yang jelas jelas bersalah dalam masalah ini.
.
.
.
Saat ini Devan lebih memilih pergi ke salah satu club malam, dia bukanlah orang yang suka mabuk mabukan, dia hanya akan datang ke sini jika pikirannya sedang suntuk.
Devan sudah menghabiskan satu gelas Vodka tapi hal itu tidak membuatnya mabuk karena kadar alkoholnya yang cukup rendah, dia sedang menunggu kedatangan temannya Axel yang ingin membicarakan hal penting kepadanya.
"Aku kira kamu tidak akan datang ke club setelah kejadian itu" Ucap Axel yang sudah duduk samping Devan setelah memesan sebotol Vodka untuk dia minum dnegan Devan.
"Ada apa kamu mencariku dan hal penting apa yang ingin kamu katakan semalam ini" Ucap Devan dengan menuangkan Vodka ke gelas Axel.
Axel menaruh sebuah map de depan Devan "Itu adalah bukti semua kejadian 15 tahun lalu, aku berhasil menyelediki ulang semua kasus itu dengan bantuan salah satu temanku, aku yakin bukti itu cukup valid"
"Aku harap kamu segera membukanya agar kamu tahu semuanya dengan jelas, dan untuk Renatta dia akan pergi meninggalkan negara ini, jangan menyia-nyiakan waktu yang masih tersisa setelah kamu mengetahui fakta yang sebenarnya dan jangan menyesal jika kamu benar benar kehilangan Renatta karena aku sudah pernah mengingatkanmu untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan" Ucap Axel sebelum pergi meninggalkan Devan yang tampak terkejut mendengar perkataannya barusan.
Devan mengambil map itu dan begitu terkejut melihat semua bukti terutama beberapa lembar foto yang memperlihatkan seorang perempuan yang tak lain adalah Agnes yang berada dipinggir tangga sedang memegang tangan adiknya Sesyl, kemudian beberapa foto tentang kejadian kecelakaan yang dialami ayahnya dulu dan didalam map tersebut juga terdapat sebuah flashdisk.
.
.
Devan sudah berada di ruang kerjanya yang berada di mansion mewahnya, sedangkan ibunya masih berada di rumah mereka yang lama, dia sudah membuka laptopnya dan segera melihat isi video yang ada di flashdisk pemberian Axel, raut wajahnya seketika berubah melihat semua isi video yang saat ini sedang ditampilkan di laptopnya, video berupa rekaman cctv rumahnya yang entah tiba tiba pada saat kejadian semua rekaman hilang dan hanya menampilkan saat Renatta yang berdiri di tangga di mana adiknya terjatuh.
"Jadi selama ini, aku sudah salah paham, astaga Re maafkan aku" Devan menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya, dia merasa begitu menyesal sudah melukai orang yang sangat dia cintai hanya karena dendamnya.
Tiba tiba Devan teringat perkataan Axel yang mengatakan kalau Renatta akan pergi, tidak akan Devan biarkan Renatta pergi meninggalkannya, dia harus segera meminta maaf kepada istrinya tersebut, walaupun dia harus bersujud di kaki Renatta sekalipun dia akan melakukannya asalkan istrinya tersebut mau memaafkannya.
"Tunggu aku Re, kita akan memulai semuanya dari awal, aku berjanji akan selalu membahagiakanmu dan aku akan mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kalau aku sangat mencintaimu" Ucap Devan kepada dirinya sendiri dengan senyuman diwajahnya membayangkan kalau dia dan Renatta akan menjadi keluarga yang bahagia.
.
.
.
"Yah maafkan Renatta karena sudah membuat ayah kecewa dan maaf juga karena tidak bisa mempertahankan pernikahan kami seperti keinginan ayah dulu, sekali lagi Renatta minta maaf" Isak Renatta pilu yang saat ini sedang memegang foto ayahnya dan juga surat perceraian yang Devan berikan kepadanya, tangannya begitu gemetar ketika memutuskan untuk menanda tangani surat perceraian mereka, jujur Renatta tidak ingin bercerai dengan Devan tetapi dia tidak bisa berbuat apa apa selain menyetujui permintaan Devan untuk bercerai.
"Selamat tinggal Dev, aku memang sangat mencintaimu tapi maaf rasa kecewaku dan sakit hatiku lebih dalam dari rasa cintaku selama ini, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu saat ini, ku harap kita tidak akan bertemu lagi dan terima kasih sudah menitipkan sebagian dari dirimu untuk menjadi penyemangat ku kelak" Ucap Renatta kemudian dia menyeret kopernya keluar dari rumahnya yang menyimpan begitu banyak kenangan di dalamnya.
.
.
.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
abu😻acii
/Sob//Sob/
2024-05-03
0
kentangnya mekdi
💗💗💗💗
2022-01-15
1
Darin Mumtazah
😭😭😭😭😭😭
2021-12-19
1