Devan Menghilang

Perkataan Sherly tentang Devan benar benar mempengaruhi Renatta, dari tadi dia terus memperhatikan jam di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam tetapi suaminya belum pulang juga, dia juga sudah menelfonnya tetapi ponselnya tidak aktif.

"Kamu dimana sih Dev, jangan buat aku khawatir" Renatta berjalan mondar mandir di kamarnya karena rasa cemasnya kepada Devan, dia memutuskan untuk turun ke bawah dan menunggunya di ruang tamu.

"Non Renatta belum tidur?" Ucap Bi Ani yang saat ini berjalan menghampiri Renatta yang sedang duduk di sofa.

"Aku sedang menunggu Devan Bi, dari tadi aku berusaha menghubunginya tetapi ponselnya tidak aktif" Renatta masih berusaha mencoba menelfon Devan tetapi hasilnya tetap sama.

"Lebih baik Non Renatta segera tidur, ini sudah larut malam, saya yakin pasti Tuan Devan akan segera pulang mungkin tadi Tuan ada urusan penting jadi pulang agak terlambat" Bi Ani berusaha untuk menenangkan Renatta karena dia tahu kalau sedang terjadi masalah di perusahaan dan Nonanya juga terlihat begitu kelelahan.

Setelah memikirkan perkataan Bi Ani mungkin ada benarnya kalau Devan mungkin saja ada pekerjaan penting dan lupa mencharger ponselnya.

"Ya udah Bi mungkin yang Bi Ani katakan benar, aku ke kamar dulu Bi" Pamitnya yang kemudian diangguki Bi Ani.

"Selamat tidur Non, semoga Non Renatta mimpi indah" Bi Ani tersenyum kepada Renatta dan dibalas senyum juga olehnya.

Bi Ani menatap kepergian Renatta dengan pandangan sedihnya, sedari kecil dia menyadari bahwa Nonanya selalu mengalami hal yang sulit walaupun kehidupannya terlihat begitu bahagia tetapi banyak kesedian yang di sembunyikan oleh Renatta, dan tak jarang dia lebih sering bercerita ke Bi Ani tentang masalahnya dari pada bercerita kepada ke dua orang tuanya.

.

.

.

Saat ini Renatta sedang berada di depan rumah ibu mertuanya untuk mencari tahu keberadaan Devan karena semalam suaminya itu tidak pulang ke rumah dan Renatta berfikir mungkin saja Devan pulang ke rumah ibunya.

Dipandanginya rumah sederhana satu lantai yang terlihat begitu nyaman dengan pekarangan rumah yang di penuhi dengan berbagai macam tumbuhan.

Renatta mengetuk pintu rumah, tidak lama kemudian terdengar suara pintu di buka dan menampilkan sosok ibu mertuanya.

"Astaga Renatta, Ibu sangat merindukanmu" Ibu mertuanya memeluk Renatta dengan erat menyalurkan kerinduannya ke menantunya yang sudah lama tidak berkunjung ke rumahnya.

"Renatta juga sangat merindukan ibu, bagaimana keadaan ibu?"

"Ibu baik, seperti yang kamu lihat, keadaan ibu sudah mengalami kemajuan setelah terakhir kali di rawat di rumah sakit, tumben kamu kesini sendirian dimana suami kamu Devan?"

Renatta yang mendengar perkataan ibu mertuanya tampak terkejut karena dia kira Devan berada di sini tetapi nyatanya suaminya juga tidak pulang ke sini, lalu ke mana Devan sebenarnya.

"Tadi dia pamit pergi ke kantor terlebih dahulu bu, karena ada hal penting yang harus segera di tangani" Renatta terpaksa berbohong kepada ibu mertuanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.

"Anak itu selalu saja seperti itu selalu lebih mementingkan pekerjaannya dibanding orang lain atau pun kesehatan tubuhnya" Guman ibu mertuanya yang membuat Renatta terkekeh, satu hal lagi yang dia ketahui tentang Devan bahwa suaminya adalah orang yang gila kerja.

.

.

.

Pulang dari rumah mertuanya dia langsung menuju ke kantor, tadi Om Regan sempat menelfonnya dan mengatakan ada hal penting yang harus segera di bicarakan.

"Apa yang ingin Om Regan katakan"

"Tiga hari lagi DN Corp akan mengadakan sebuah acara, dan kebetulan perusahaan kita mendapatkan undangan untuk menghadiri acara tersebut, saya rasa ini bisa menjadi hal baik untuk perusahaan kita menawarkan kerja sama ke DN Corp, sekaligus menyelidiki keterlibatan DN Corp mengenai masalah perusahaan yang saat ini kita alami" Om Regan menyerahkan sebuah undangan dan berkas kerja sama yang harus di tanda tangani oleh Renatta.

"Baiklah akan saya coba pikirkan, jika memang ini jalan terbaiknya saya akan terima usulan Om Regan, dan menyerahkan berkas kerja sama ke DN Corp"

"Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu, dan saya harap anda juga bisa datang ke acara tersebut karena pemilik DN Corp untuk pertama kalinya akan muncul ke publik"

Setelah kepergian Om Regan, Renatta menyenderkan kepalanya di kursi, kepalanya benar benar terasa pusing dengan berbagai macam masalah yang menimpanya saat ini, apalagi dari kemarin dia tidak bisa menghubungi Devan bahkan hari inipun suaminya itu tidak datang ke kantor.

Tiba - tiba perut Renatta terasa mual, dia langsung berlari ke wastafel untuk memuntahkan semua isi perutnya yang hanya berupa cairan saja "Ah kurasa maag ku kambuh lagi", dia menatap dirinya di depan cermin terlihat sekali gurat kelelahan di wajahnya ditambah lagi dari kemarin napsu makannya menurun secara drastis.

Renatta berjalan tertatih menuju kursinya kembali, badannya benar benar butuh istirahat tetapi dalam keadaan seperti ini tidak mungkin Renatta bisa istirahat dengan tenang apalagi dia masih menunggu kabar dari Devan yang sampai sekarang tidak bisa dihubungi.

Renatta memandang fotonya bersama Devan di galeri ponselnya, foto yang dia ambil saat Devan pertama kali mengajaknya pergi ke rumah ibunya "Kamu sebenarnya kemana Dev, kenapa dalam keadaan seperti ini tiba tiba kamu menghilang dan pergi tanpa kabar" Ucap Renatta pelan dengan mata berkaca kaca.

.

.

.

Hari ini, setelah pulang dari kantor Renatta memutuskan untuk pergi ke rumah Sherly karena dia saat ini benar benar butuh teman mengobrol untuk meringankan beban pikirannya yang cukup berat.

"Re, kamu terlihat sangat pucat sekali, kamu sakit?" Tanya Sherly dengan nada khawatirnya melihat kondisi Renatta sekarang yang terlihat pucat dan lemas.

"Aku hanya kecapean saja Sher, apalagi dari kemarin Devan tidak bisa di hubungi sama sekali" Ucap Renatta dengan nada lemahnya, entah kenapa akhir akhir ini perasaannya mudah sekali sensitif.

"Maksudmu Devan tidak ada kabar sama sekali?" Tanya Sherly kepada Renatta.

Renatta hanya menjawabnya dengan anggukan kepalanya karena tubuhnya terasa benar benar lemah.

"Aku sudah menduganya, tetapi semoga saja dugaanku salah" Gumannya lirih yang tentu saja tidak didengar Renatta.

"Lebih baik kamu sekarang tidur Re, tubuhmu juga butuh istirahat, aku akan coba membantumu mengatasi semuanya semampuku"

"Terima kasih Sher, aku tidak tahu harus membalas semua kebaikanmu dengan apa, aku benar benar bersyukur memiliki teman sebaik kamu"

"Kamu dulu juga sering membantuku kini giliran aku yang membantumu Re" Sherly memeluk tubuh sahabatnya dengan erat, dia tahu yang dibutuhkan sahabatnya adalah teman untuk mengobrol maka dari itu, dia dari tadi mendengar dengan baik semua keluh kesah yang di ucapkan Renatta.

Setelah meninggalkan Renatta di kamarnya untuk tidur, Sherly berjalan menuju ruang kerja papahnya untuk mencari tahu sesuatu yang beberapa hari ini membuatnya penasaran.

Dia mengambil kembali semua berkas kerja sama papahnya 2 tahun lalu di Singapura, setelah membuka semua berkasnya dia menemukan beberapa bukti foto pertemuan kerja sama dan beberapa kertas bertanda tangan kerja sama "Ternyata benar dugaanku ada hal yang kamu sembunyikan" Ucap Sherly kemudian menutup berkas itu kembali dan membawanya keluar.

.

.

.

To Be Continue

Terpopuler

Comments

lalaya

lalaya

sherly jadi temanku yok

2021-12-03

3

Sugiyanto Samsung

Sugiyanto Samsung

banyak teka teki

2021-11-30

2

Maria Ulfa

Maria Ulfa

Devan emang punya banyak rahasia kayaknya

2021-11-01

2

lihat semua
Episodes
1 Renatta Desinta Maharani
2 Devandra Narendra Abimana
3 Perjanjian Kontrak
4 Bertemu Calon Mertua
5 Hari Pernikahan
6 (Bukan) Malam Pertama
7 Insiden Masa Lalu
8 Kabar Duka
9 Malam Pertama
10 Siapa Agnes?
11 Bertemu Robert
12 Cemburu
13 Awal Kehancuran
14 Devan Menghilang
15 Teman atau Musuh ?
16 Mendekati Kehancuran
17 Kehancuran
18 Melepaskan
19 Pergi
20 Penyesalan Devan
21 6 Tahun Kemudian
22 Baby Twins
23 Cara Bertemu Papah Devan
24 Kembali Ke Indonesia
25 Penyamaran Zio dan Zia
26 Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenal
27 Twins vs Cabe Cabean
28 Raka dan Masa Lalunya
29 Raka dan Masa Lalunya (2) + Visual Tokoh
30 Bertemu
31 Kita Masih Suami Istri
32 Kebohongan
33 Menjadi Asing Kembali
34 Kalian Anak Siapa?
35 Sebuah Fakta
36 Hari Bahagia Untuk Devan
37 Hari Bahagia Untuk Devan ( 2 )
38 Permainan Antara Devan dan Renatta
39 Permainan Antara Devan dan Renatta ( 2 )
40 Kekesalan Renatta dan Kecemburuan Devan
41 Bisakah Semuanya di Mulai Dari Awal?
42 Mau Ngapain Kita Malam Ini?
43 Berusaha Saling Menerima dan Memaafkan
44 Kejadian di Kamar Mandi
45 Penderitaan yang Sama
46 Pertemuan di Restauran
47 Menjadi Keluarga Bahagia untuk Zio dan Zia?
48 Anaknya Papah Devan
49 Bertemu dan Melepaskan
50 Naik Jet Pribadi ke Disneyland
51 Lamaran Kedua dengan Orang yang Sama
52 Berkeliling Disneyland
53 Resepsi Pernikahan Devan dan Renatta
54 Gangguan Malam Pertama Setelah Resepsi
55 Honeymoon
56 Keraguan
57 Angel anaknya Devan?
58 Kecurigaan Renatta
59 Renatta Sakit
60 Dua Garis biru
61 Kejutan Untuk Devan
62 Malam Indah Devan dan Renatta
63 Devan Sakit
64 Pergi ke Dokter Kandungan
65 Pertemuan Renatta, Devan dan Aline
66 Bukti Kejahatan
67 Mencoba Melakukan di Atas Meja Makan
68 Hasil Test DNA
69 Dua Pria yang Berusaha Saling Melepaskan
70 Laki - Laki Misterius
71 Ayah dari Angel?
72 Sebuah Kecelakaan
73 Hukuman Untuk Devan
74 Hukuman Untuk Devan 2
75 Cemburu Tingkat Akut
76 Pengakuan Devan
77 Permintaan Aneh Renatta
78 Antara Aline, Kenan dan Renatta
79 Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
80 Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
81 Masa Lalu Nicholas dan Penyesalannya
82 PENGUMUMAN (Harap Dibaca)
83 Resepsi Pernikahan Raka dan Hilangnya Zio
84 Pencarian Zio
85 Mengorbankan Nyawa
86 Antara Hidup dan Mati
87 Mengikhlaskan yang Sulit
88 Kembalinya Devan
89 Melakukan di Rumah Sakit
90 Melakukan di Rumah Sakit ( 2 )
91 Rasa Malu dan Sedih
92 Mengambil Kembali
93 Pesan Terakhir Aline
94 Selamat Tinggal Aline
95 Satu Dua Tiga
96 Mood Aneh Renatta.
97 Menahan Malu
98 Melakukan Hal Nekat
99 Percobaan Bunuh Diri
100 Insiden Bebek Tenggelam
101 Saling Memaafkan dan Menerima Masa Lalu
102 Pertemuan Kembali dan Kecemburuan Devan
103 Merayu yang Berakhir di Tempat Tidur
104 Baby Girl
105 Kesadaran
106 Pertemuan Angel dan Devan
107 Angel
108 Godaan untuk Devan
109 Hayo Ngapain
110 Pagi yang Berbeda
111 Kehidupan yang Mulai Membaik
112 Rasa Iri Zia
113 Ada Apa Dengan Devan?
114 Devan Jadi Romantis
115 Masa Lalu Devan
116 Permasalahan Masa Lalu
117 Berkata Jujur? + Promosi Cerita Baru
118 Menuju Kebahagiaan Sesungguhnya
119 Akhir yang Bahagia
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Renatta Desinta Maharani
2
Devandra Narendra Abimana
3
Perjanjian Kontrak
4
Bertemu Calon Mertua
5
Hari Pernikahan
6
(Bukan) Malam Pertama
7
Insiden Masa Lalu
8
Kabar Duka
9
Malam Pertama
10
Siapa Agnes?
11
Bertemu Robert
12
Cemburu
13
Awal Kehancuran
14
Devan Menghilang
15
Teman atau Musuh ?
16
Mendekati Kehancuran
17
Kehancuran
18
Melepaskan
19
Pergi
20
Penyesalan Devan
21
6 Tahun Kemudian
22
Baby Twins
23
Cara Bertemu Papah Devan
24
Kembali Ke Indonesia
25
Penyamaran Zio dan Zia
26
Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenal
27
Twins vs Cabe Cabean
28
Raka dan Masa Lalunya
29
Raka dan Masa Lalunya (2) + Visual Tokoh
30
Bertemu
31
Kita Masih Suami Istri
32
Kebohongan
33
Menjadi Asing Kembali
34
Kalian Anak Siapa?
35
Sebuah Fakta
36
Hari Bahagia Untuk Devan
37
Hari Bahagia Untuk Devan ( 2 )
38
Permainan Antara Devan dan Renatta
39
Permainan Antara Devan dan Renatta ( 2 )
40
Kekesalan Renatta dan Kecemburuan Devan
41
Bisakah Semuanya di Mulai Dari Awal?
42
Mau Ngapain Kita Malam Ini?
43
Berusaha Saling Menerima dan Memaafkan
44
Kejadian di Kamar Mandi
45
Penderitaan yang Sama
46
Pertemuan di Restauran
47
Menjadi Keluarga Bahagia untuk Zio dan Zia?
48
Anaknya Papah Devan
49
Bertemu dan Melepaskan
50
Naik Jet Pribadi ke Disneyland
51
Lamaran Kedua dengan Orang yang Sama
52
Berkeliling Disneyland
53
Resepsi Pernikahan Devan dan Renatta
54
Gangguan Malam Pertama Setelah Resepsi
55
Honeymoon
56
Keraguan
57
Angel anaknya Devan?
58
Kecurigaan Renatta
59
Renatta Sakit
60
Dua Garis biru
61
Kejutan Untuk Devan
62
Malam Indah Devan dan Renatta
63
Devan Sakit
64
Pergi ke Dokter Kandungan
65
Pertemuan Renatta, Devan dan Aline
66
Bukti Kejahatan
67
Mencoba Melakukan di Atas Meja Makan
68
Hasil Test DNA
69
Dua Pria yang Berusaha Saling Melepaskan
70
Laki - Laki Misterius
71
Ayah dari Angel?
72
Sebuah Kecelakaan
73
Hukuman Untuk Devan
74
Hukuman Untuk Devan 2
75
Cemburu Tingkat Akut
76
Pengakuan Devan
77
Permintaan Aneh Renatta
78
Antara Aline, Kenan dan Renatta
79
Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
80
Satu Hati Nicholas untuk Dua Cinta
81
Masa Lalu Nicholas dan Penyesalannya
82
PENGUMUMAN (Harap Dibaca)
83
Resepsi Pernikahan Raka dan Hilangnya Zio
84
Pencarian Zio
85
Mengorbankan Nyawa
86
Antara Hidup dan Mati
87
Mengikhlaskan yang Sulit
88
Kembalinya Devan
89
Melakukan di Rumah Sakit
90
Melakukan di Rumah Sakit ( 2 )
91
Rasa Malu dan Sedih
92
Mengambil Kembali
93
Pesan Terakhir Aline
94
Selamat Tinggal Aline
95
Satu Dua Tiga
96
Mood Aneh Renatta.
97
Menahan Malu
98
Melakukan Hal Nekat
99
Percobaan Bunuh Diri
100
Insiden Bebek Tenggelam
101
Saling Memaafkan dan Menerima Masa Lalu
102
Pertemuan Kembali dan Kecemburuan Devan
103
Merayu yang Berakhir di Tempat Tidur
104
Baby Girl
105
Kesadaran
106
Pertemuan Angel dan Devan
107
Angel
108
Godaan untuk Devan
109
Hayo Ngapain
110
Pagi yang Berbeda
111
Kehidupan yang Mulai Membaik
112
Rasa Iri Zia
113
Ada Apa Dengan Devan?
114
Devan Jadi Romantis
115
Masa Lalu Devan
116
Permasalahan Masa Lalu
117
Berkata Jujur? + Promosi Cerita Baru
118
Menuju Kebahagiaan Sesungguhnya
119
Akhir yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!