Devan terus memandangi wajah ibunya berharap ibunya segera membuka matanya, tidak beberapa lama ibunya membuka mata “Devan”
Devan langsung menggenggam tangan ibunya “Ibu sudah sadar, aku akan memanggilkan dokter terlebih dahulu”
Tidak lama kemudian dokter masuk dan memeriksa kondisi ibunya "Kondisi Nyonya Fira sudah membaik” Ucap dokter, setelahnya keluar dari kamar rawat inap ibunya.
“Devan senang ibu sudah siuman”
Ibunya tersenyum sambil membalas genggaman tangan putra semata wayangnya.
“Ibu harus janji sama aku, jangan pernah buat Devan khawatir seperti ini bu, ibu harus selalu sehat”
Sekejam apapun dan sedingin apapun Devan ia akan bersikap lembut hanya kepada ibunya dan orang orang yang dia sayangi karena baginya tidak semua orang bisa dipercaya dan bahkan menurutnya tidak ada cinta dan kasih sayang yang tulus selain dari Ibunya.
“Maafkan ibu Dev, ibu tidak bermaksud membuat kamu khawatir dan cemas seperti ini” Ucapnya dengan nada lirih dan terbata disebabkan karena kondisinya yang masih lemah.
“Devan juga minta maaf karena tidak selalu bisa menjaga ibu, Devan janji semua rasa sakit yang kita alami akan segera terbalaskan” Ucapnya dengan tatapan mata tajamnya
“Ibu sekarang istirahat, nanti ada yang ingin Devan katakan kepada ibu” Devan kemudian keluar dari ruangan rawat ibunya setelah memastikan ibunya sudah kembali tidur.
.
.
.
Di ruang rawat papahnya, Renatta tidak henti hentinya menceritakan rencana pernikahan mereka yang akan dilakukan minggu depan seolah olah dia lupa bahwa pernikahan ini hanya sekedar pernikahan kontrak.
“Bisakah kamu bawa pria itu kehadapan papah sebelum pernikahan kalian diadakan” Pinta papahnya pada Renatta.
“Tentu Renatta akan bawa Devan kehadapan papah sekarang” Renatta keluar sambil mengetikan pesan ke Devan.
Renatta
Bisakah kamu bertemu papahku sekarang
^^^Manusia Kulkas^^^
^^^Ya, aku akan segera menemui papahmu^^^
Renatta
Kamar endelewis nomer 8
^^^Manusia Kulkas^^^
^^^Read^^^
Tidak lama kemudian Devan sudah sampai depan kamar perawatan papah Renatta.
Renatta tersenyum dan langsung mengajak Devan masuk ke ruang rawat papahnya.
“Pah ini Devan, pria akan menjadi calon suami Renatta” Ucap Renatta kepada papahnya
Pak Brata tersenyum dan melihat pria yang dimaksud Renatta, dahinya sedikit mengernyit seperti pernah mengenal wajah pria didepannya
“Apakah sebelumnya kita pernah bertemu atau saling kenal”
“Saya rasa ini pertemuan pertama kita tuan, perkenalkan saya Devan calon suami dari anak anda Renatta” Ucap Devan dengan ramah sangat berbeda ketika berbicara dengan Renatta.
“Ah mungkin hanya perasaanku saja, salam kenal Devan, saya harap kamu bisa menjaga dan membahagiakan putri saya walaupun pernikahan yang kalian jalankan hanya pernikahan kontrak”. Ucap Pak Brata kepada Devan, kemudian meraih tangan Renatta dan Devan secara bersamaan dan menyatukannya menjadi satu
"Apapun yang terjadi papah harap pernikahan kamu bukan hanya sekedar pernikahan kontrak Renatta karena papah tidak yakin bisa bertahan lebih lama lagi untuk menjaga kamu”
Mata Renatta Berkaca kaca mendengar perkataan papahnya “papah jangan berkata seperti itu, papah akan selalu berada di sisi Renatta sampai Renatta bisa memberikan papah cucu bukankah papah ingin bermain dengan cucu papah”
Pak Brata hanya tersenyum mendengar perkataan Renatta kemudian beralih menatap Devan “Saya harap kamu bisa menjaga putri saya dengan baik walaupun itu hanya sementara tetapi saya lebih berharap pernikahan kalian bisa bertahan sampai tua”
“Saya tidak bisa berjanji untuk selalu menjaga Renatta tapi saya akan berusaha untuk selalu membuat Renatta bahagia” Ucap Devan meyakinkan ayah Renatta
“Dan akan membuat putri anda menderita” Ucap Devan dalam hati.
.
.
.
Setelah bertemu dengan papah Renatta, Devan kemudian mengajak Renatta bertemu dengan ibunya
“Aku sangat gugup, apakah kita tidak bisa menunda saja untuk bertemu ibumu”
“Kamu tidak perlu gugup ibuku orang yang baik” Jawab Devan berusaha menghilangkan rasa gugup Renatta.
Renatta sedikit terkejut ketika Devan secara tiba – tiba menggenggam tangannya kemudian masuk ke ruang rawat inap ibunya.
“Bu, Devan datang untuk memperkenalkan seseorang kepada ibu”
Perlahan ibunya membuka mata dan melihat siapa seseorang yang akan dikenalkan anaknya kepadanya
“Siapa dia Dev” Ucap ibunya sambil memandang Renatta
“Ini Renatta bu, calon istri Devan” Ucap Devan kepada ibunya sambil tersenyum.
“Calon istri?, sejak kapan kamu dekat dengan seorang perempuan dan kenapa selama ini kamu tidak bercerita apa – apa ke ibu”
“Kami tidak terlalu lama mengenal bu, Devan dan Renatta bertemu secara tidak sengaja dan ternyata kami berdua cocok dan memutuskan untuk segera menikah” Ucap Devan berusaha meyakinkan ibunya.
“Salam kenal tante, saya Renatta calon istri Devan, maaf jika kami mengagetkan tante karena secara tiba – tiba mengatakan kalau ingin segera menikah, saya harap tante merestui pernikahan kami”
“Panggil Ibu, bagaimanapun jika benar kalian akan menikah bukankah kamu akan menjadi anakku juga”
“Ibu senang mendengarnya akhirnya kamu akan segera menikah dan ibu juga sudah tidak sabar ingin segera menimang cucu” Ucapnya sambil sedikit tertawa apalagi melihat kedua orang dihadapannya yang terlihat salah tinggal ketika dia menyebut nama cucu.
Berbeda dengan Renatta yang pipinya terlihat memerah mendengar ibunya membahas masalah mengenai cucu, Devan menutupi kegugupannya dengan berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.
.
.
.
Di luar ruang rawat inap ibunya, Devan melepas tautan tangannya dengan Renatta kemudian Devan menuju kursi tunggu diikuti Renatta yang duduk di samping Devan
“Bagaimana aku mengatakan ke ibumu jika nanti ibumu bertanya lagi tentang pertemuan kita, tidak mungkin kan kita mengatakan yang sejujurnya tentang semuanya”
“Kamu hanya perlu mengatakan pertemuan kita terjadi secara tidak sengaja dan untuk hal lainnya kamu bisa membuat cerita sendiri yang tidak akan membuat ibuku curiga, dan untuk pernikahannya aku hanya meminta agar pernikahan tersebut tidak terlalu dipublikasikan dan dihadiri oleh keluarga inti saja”
“Kalau soal itu kamu tidak perlu khawatir, aku sudah membuat pernikahan yang hanya keluarga saja yang mengetahui untuk mencegah berbagai pertanyaan orang tentang pernikahan yang tiba – tiba dilakukan dengan terburu – buru apalagi dengan kondisi papahku yang tidak stabil”
“Apa pekerjaanmu, sampai saat ini aku tidak mengetahui apa pekerjaanmu” Tanya Renatta pelan.
“Aku hanya seorang pegawai di perusahaan kecil dengan gaji yang kecil” Ucap Devan ke Renatta dan tentu saja itu bukan pekerjaan Devan yang sesungguhnya sebab tidak mungkin Devan mengatakan apa pekerjaannya yang sebenarnya.
“Maaf sebelumnya, bukan aku bermaksud menyinggung pekerjaan yang saat ini kamu jalani tetapi apa bisa setelah kita menikah kamu bekerja di perusahaan papahku?” Tanya Renatta pelan berusaha agar tidak membuat Devan tersinggung.
“Tidak masalah asalkan semua masih sesuai kesepakatan dan kamu menepati janjimu untuk membiayai semua pengobatan ibumu”
“Tentu aku akan menepati janjiku untuk membiayai pengobatan ibumu” Renatta tersenyum dihadapan Devan, membuatnya sedikit terpaku akan kecantikan alami yang dimiliki Renatta, kemudian dia segera tersadar tentang tujuan awalnya ,menikahi Renatta hanya untuk balas dendam dan dia tidak boleh sampai jatuh cinta kepada Renatta.
Bahkan tanpa Devan sadari hal ini akan
menjadi boomerang untuk hatinya jika dia terus melanjutkan rencananya untuk balas dendam kepada Renatta dan keluarganya.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Maria Ulfa
Devan jahat amat🥺
2021-12-03
1
Sugiyanto Samsung
ada hubungan apa
2021-11-30
3