Kembali lagi ke titik awal jalan yang begitu sepi tanpa kehadirannya saat ini. Sultan berpikir bahwa motor tuanya tersebut sangatlah hening bila tak ada dia yang menemaninya di belakang.
Pria itu menjalankan motor tuanya dengan perlahan kembali sembari mendengarkan notif pesan yang masuk berturut-turut kepadanya. Sultan sangat mengetahuinya bahwa wanita itu kini telah menunggunya hadir kembali untuk melewati canda dan tawa bersamanya kembali.
Rere yang sedang berbaring di kasur kamarnya itu terlihat tengah menunggu balasan prianya sembari menatap tajam ponsel yang sedang ia genggam tersebut.
Tak lama kemudian ibu Rere masuk ke dalam kamarnya dan berkata sesuatu tentang kedekatan anak wanitanya itu dengan pria yang bernama Sultan tersebut seperti apa.
"Kemana aja kamu Re? baru pulang jam segini?" tanya ibunya itu.
"Main ke rumah neneknya Dini Mah," jawab Rere yang tak mau banyak berbicara panjang lebar.
"Sultan pacarmu bukan?" tanya ibunya kembali.
Rere pun tak bisa menjelaskannya karena dia juga belum mengetahui status hubungan dia bersama pria itu seperti apa? tapi Rere menjawab bahwa Sultan itu hanya teman dekat yang begitu berarti baginya.
"Sultan teman dekat Rere Mah," ucap Rere ragu-ragu.
"Kirain pacar kamu, kalau misalnya pacar kamu, mamah bisa jadikan dia menantu mamah," ucap ibu Rere yang membuat anaknya itu tersipu malu.
"Ihh, mamah udah rese kayak dia aja," ucap Rere sembari tersenyum kepada ibunya itu.
"Ya, engga apa-apalah, jujur aja sama mamah?" tanya ibunya sembari tersenyum ke arah Rere.
"Belum tahu Mah, status Rere sama dia itu apa!".
"Kalau perlu dia ngungkapin perasaannya itu langsung di hadapan mamahnya ini," ucap ibu Rere yang bahagia melihat anaknya itu ceria.
"Alahh! mamah aja pemalu hehe," ucap Rere sembari meledek ibunya itu.
Ibunya itu lalu mengelus rambut Rere dengan lembut dan lalu pergi meninggalkan kamarnya tersebut. Sementara itu Sultan yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya tersebut akhirnya telah sampai dan langsung mengabari Rere dengan cepat.
"Haii, Be, aku udah sampai jadi, engga usah khawatir aku kenapa-kenapa di jalan ya," ucap Sultan langsung bertingkah rese.
"Dih, siapa juga yang mikirin elu, dasar bolot!" ucap Rere yang berbohong tentang kecemasannya itu.
Tak lama kemudian Sultan lalu meminta izin kepada Rere untuk pergi membersihkan diri serta bersiap-siap melaksanakan ibadah wajibnya tersebut.
Dan lagi-lagi malam yang dingin ini kembali hadir sehingga membuat belantara rindu itu semakin bertambah kuat kepada mereka.
Sebenarnya rindu tak perlu diucapkan, melainkan rindu hanya perlu dirasakan, bukan melainkan malu, ataupun bosan untuk dikatakan, tetapi takutlah rindu itu akan bertambah semakin erat bilamana kita rasakan.
Wanita itu kini terbaring lagi di kasurnya setelah usai melaksanakan kewajibannya tersebut, dan sedangkan pria itu kembali duduk di kursi depan teras rumah sembari melentangkan kakinya dengan damai.
Kedua pasangan itu kini kembali bertatap muka dengan cara berkomunikasi lewat Videocall, dan dengan manisnya mereka tersenyum kembali, walaupun hati berkata lain pada saat itu.
"Haii, selamat malam Re," ucap Sultan dengan manis.
"Apa bolot? rindu ya, sama gue?" tanya Rere dengan rese sehingga membuat prianya itu semakin tak tahan untuk menjahilinya kembali.
"Dih, tahu aja," ucap Sultan yang terus-terusan mengalah padanya.
Seketika Sultan memanggil ibunya dengan lembut dari luar ruangan karena dia ingin memperkenalkannya kepada wanita yang dia cintai tersebut.
"Mah, anakmu rindu katanya," ucap Sultan berbicara dengan lembut kepada ibunya.
"Anak mamah yang mana nih?" tanya ibunya sembari menghampiri Sultan.
"Anak mamah yang satu lagi lah."
"Ihh, kamu apaan sih Tan!" ucap Rere merasa malu.
Ibu Sultan lalu datang menghampirinya keluar rumah, dan ternyata wanita itu cukup handal dalam membuat luluh hati seseorang sehingga mereka berbincang dengan cukup lama.
Sultan beserta ibunya kemudian masuk ke dalam rumah karena angin di luar sangatlah tak bersahabat dan terlebih pria itu tak ingin melihat ke tiga wanitanya tersebut jatuh sakit.
"Haii, gimana kabarnya calon anak mamah?" tanya ibu Sultan berbicara dengan sangat manis kepada Rere.
"Ihh, anak mamah rese ya!" ucap Rere yang berbicara kepada ibu Sultan dengan sangat manis juga.
"Kalau engga rese bukan anak mamah namanya," ucap ibu Sultan yang sedang membercandai Rere.
"Kalau bukan anak mamah, anak siapa dong?" tanya Rere begitu polos.
"Anak pungut," ucap ibu Sultan yang membuat anaknya tersebut tersenyum ketika melihat ke akraban mereka.
Sultan yang sedang tersenyum itu membuat dirinya semakin yakin, bahwa wanita itulah kini yang harus dia pertahankan pada saat ini juga.
Ini hanya awal pertemuan mereka, lantas apakah yang akan terjadi selanjutnya, setelah mereka kenal lebih lama dari ini! Sultan hanya bisa berdoa agar ke 3 wanitanya itu tetap sehat dan dipanjangkan umurnya selalu.
Sultan selalu memiliki banyak cara untuk membuat bidadarinya itu tetap tersenyum panjang, maupun itu di siang hari, ataupun itu di malam hari, dia akan selalu siap dengan semuanya itu.
Setelah lama Rere berbincang dengan calon ibunya tersebut, Sultan pun lalu tak sengaja tertidur dengan wajah kegirangan, serta di iringi oleh senyumannya.
Ibu Sultan lalu membiarkan Rere menatap Sultan yang sedang tertidur tersebut, Rere tertawa dan tersenyum melihat sikap ibu Sultan yang sama resenya dengan prianya itu.
Ibu Sultan membangunkannya dan lalu memberikan Hpnya tersebut kembali pada dia. Sultan terbangun dan lalu meminta maaf kepada Rere.
"Saking lelahnya kamu tidur Tan, hehe," ucap Rere sembari tertawa.
"Emang iya gitu Re? kalau emang bener aku ketiduran, aku minta maaf ya."
"Yaudah Tan, kamu tidur aja sana."
"Mau kemana sih? kok, buru-buru amat offnya?".
"Aku di suruh bobo sama mamahku Tan."
"Dasar lebay, hehe.'
"Kalau engga di turutin aku dosa nanti!".
"Yaudah sana kamu tidur."
"Aku off ya, Be," ucap Rere yang tengah meminta izin untuk tertidur.
Sementara itu Sultan berbicara kepada Rere bahwa dia ingin berkata sesuatu kepadanya. Rere pun menunggunya dengan sabar karena dia tahu Sultan bakalan lebih bersikap rese padanya.
"Aku tungguin nih!".
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu Re?"
"Iya tahu, cepet! mau ngomong apa?" tanya Rere mulai penasaran.
"Tuh kan! makanya bentar kenapa sih Re! jadinya kan gue lupa tadi mau ngomong apa."
"Lama ah! aku tutup telponnya nih!".
"Kamu mau engga jadi power ranggersnya aku?".
Rere lalu mematikan telponnya itu dan seketika dia membuat story dengan caption, "Aku engga suka bilamana aku udah serius! tapi dianya malah bercanda!". Seketika Sultan langsung mengucapkan kata-kata yang akan membuat wanitanya itu merasa bahagia sampai kapanpun.
"Malam ini begitu sunyi tanpa suaramu, malam ini aku merasa rinduku ini telah mencapai batas maksimal, aku ingin berucap sedikit kata yang akan membuatmu tersenyum lama, aku di sini ingin meminta izin untuk menjagamu dengan waktu yang cukup lama jadi, tersenyumlah padaku, dan buat aku merasa bahwa di dunia ini hanya ada kita berdua. Aku akan menjagamu, aku akan menemanimu, dan aku akan mencintaimu. Kamu mau engga hidup berdua bersamaku, dengan melewati semua proses terberatnya, dan berjanjilah kamu akan setia bersamaku. Aku mencintaimu, Rere Nuraeni," ucap Sultan panjang lebar dengan penuh kejujuran di dalam hatinya tersebut.
Di waktu itu lah Sultan menunggu balasan dari Rere, namun tak disangka-sangka ternyata wanita tersebut marah kepadanya, dan lantas Sultan hanya menunggu hari esok tiba.
Di sana Sultan hanya berharap bahwa Rere akan menjawab kata-kata, "iya," dengan dibarenginya senyuman manis yang Rere berikan kepadanya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments