"Mata terbuka lebar hanya untuk menatapmu bidadari, jiwa yang bangkit hanya untuk menjagamu kekasih, dan mata tertutup hanya untuk menjemputmu kembali di alam mimpi wahai pujaan hati," ucap Sultan dalam hati sembari menatap Rere dengan manis sambil tersenyum ke arah spion motornya.
"Re? jaga dirimu dengan baik di sini ya."
"Kenapa emangnya Tan? kok, kamu tiba-tiba aja bilang kayak gitu sama aku?".
"Kalau kamu kenapa-kenapa, lantas siapa yang akan mengingatkan aku di sini bilamana aku melakukan kesalahan, dan siapa yang akan memarahi aku di saat aku melakukan hal yang buruk kembali."
"Aku akan selalu ada bersamamu Tan, dan terimakasih kamu telah hadir sehingga membuat aku merasa sangat nyaman."
"Kata-kataku takan pernah habis Re, kata-kataku akan selalu membuatmu tersenyum di setiap saat aku mengucapkannya."
"Berjanjilah padaku bahwa kamu bahagia bersamaku Re," ucap Sultan dengan penuh perasaan.
"Aku takut kalau kita bukan jodoh Tan!" ucap Rere yang terlihat takut! bahwa kedekatannya ini hanya akan bersifat sementara.
"Aku engga akan pernah ninggalin kamu Re, dan aku engga akan mungkin bisa melupakanmu segitu mudahnya bilamana nanti kita berpisah. Kita masih punya Allah Re, kita hanya perlu berdoa dan memohon padanya agar beliau terus mempersatukan kita di dunia ini. Walaupun itu mustahil untuk kita tetap bersama! kita harus bisa menerimanya karena pilihan Allah adalah yang terbaik untuk diri kita sendiri."
Rere tersenyum lebar, dia memeluk Sultan kembali dengan erat melebihi ikatan terkuat manapun. Sultan takan pernah bisa mengusiknya karena dia pun merasa sangat bahagia.
Matanya yang takan bisa jauh menatapnya, dia yang akan selalu memperhatikan senyumannya, dia yang akan selalu menjaganya, dan dia yang akan selalu mencintainya.
Kota kecil ini begitu indah, kota kecil ini begitu banyak memiliki kenangan abadi yang takan pernah terlupakan sampai kapanpun itu. Ini adalah janjinya yang di mana kota kecil ini takan pernah menenggelam kan kisah cintanya dengan begitu mudah karena janjinya itu sangat kuat dan takan pernah bisa dibuat-buat kesungguhannya.
"Aku mau nanya sama kamu Re?".
"Mau nanya apa Tan?".
"Kurang dari satu bulan aku akan pergi dulu sementara dari kota ini Re, dan aku berharap kamu engga akan melebihi rindumu yang sekarang ya, Re."
"Bisa engga sih Tan, kamu nyari tempat pelatihan kerja lapangannya di dalam Kota aja?" ucap Rere sembari melepaskan pelukannya dari Sultan perlahan-lahan.
"Aku ini cowok Re, dan aku bukan berniat untuk melupakanmu ataupun menjauhi kamu di sini Re. Aku hanya ingin menjadi pacarmu yang mandiri, aku hanya engga mau jadi pacarmu yang suka merengek karena rindu. Kamu harus janji sama aku untuk tetap menjadi Rere yang aku kenal selama aku tinggal di kota orang nanti ya."
Rere pun tak berkata-kata lagi, ia pun hanya bisa pasrah dengan keputusan Sultan untuk pergi ke luar kota karena ada suatu tugas dari sekolah yang harus dia kerjakan di sana.
Sultan memberhentikan motor tuanya itu di sebuah tempat yang baru saja di buka. Tempat itu sangat ramai pengunjung dan terlebih tempat itu sangat cocok untuk di singgahi. Sultan mengajak Rere untuk duduk di sebuah taman yang sudah disediakan di sana.
Sukabumi ini begitu banyak tempat kunjungan yang sangat dekat dengan nuansa alamnya, maka tidak heran Sukabumi memiliki udara yang sangat segar karena di sekeliling jalan masih banyak pepohonan rindang yang sehingga merasa nikmat untuk di pandang dari kejauhan.
"Enak juga ya, nongkrong di sini Tan," ucap Rere sambil menatap indah ke indahan alam yang ada disekitarnya.
"Jangan berpaling dari gue Re! liatinnya gue aja sini."
"Aku lebih suka bermain ke tempat kayak gini Tan, dari pada harus main ke cafe."
"Enak kan, dari dulu aku udah bilang, aku lebih suka main ke tempat yang nuansanya alam. Kamu mau makan, atau mau minum pun di sini ada cafe juga kok, enak-enak lagi makanannya, apalagi makanan sama minuman di sini itu semua ala-ala anak outdoor," ucap Sultan yang berharap Rere pun akan suka dengan hobbynya.
"Emang iya gitu Tan? kok, aku baru tahu ya."
"Sekarang kamu udah tahu kan? maka dari itu, kamu juga harus sehobby sama gue Re, entar gue bakalan ajakin elu muncak kemanapun yang elu mau."
"Kalau dipikir-pikir aku kok, jadi rindu muncak ya."
"Kapan-kapan aku temenin kamu muncak ya, kalau waktunya emang tepat, engga sibuk sama urusan sekolah."
Rere berharap semua itu akan terwujud, namun dia berpikir bahwa ajakan Sultan itu tidak akan tercapai karena Rere takan pernah mendapatkan restu dari ibunya tersebut.
Mungkin Sultan bisa saja mengajaknya pergi hiking, namun ia harus menunggu 3 tahun lamanya untuk menunggu ke pulangan kakak Rere dari negri Jepang.
Rere akan selalu mendapatkan restu dari ibunya bilamana ia di temani oleh kakak laki-lakinya tersebut.
Sultan meninggalkan Rere untuk membelikan dia sebuah minuman, dia pun tak menanyakan langsung kalau Rere ingin minum apa? karena Sultan tahu selera dia pasti akan sama dengan prianya tersebut.
"Aku tinggal dulu sebentar ya, Re."
"Iya Tan, jangan lama-lama ya, gue takut di culik."
"Takut amat sih Re, kalau gue bakalan ninggalin elu di sini!".
"Takut lah! dan terlebih pacar gue itu rese, semua bisa kamu lakukan demi melihat aku kesel-kesel sendiri kan! ayo cepet jawab? iya apa iya?" ucap Rere sembari mencubit Sultan.
"Aduh, duh, duh! sakit lah Re! emang kapan aku ninggalin kamu gitu aja sih Re? kapan coba?" ucap Sultan penasaran, sejak kapan dia berani meninggalkan wanitanya itu.
"Waktu main ke Purabaya, di situ kan kamu jahilin aku, apakah kamu lupa hah!" ucap Rere yang seketika membuat Sultan tertawa.
"Iya, iya gue minta maaf ya, Rere," ucap Sultan sembari mengelus-elus kepala Rere yang tertutup oleh hijabnya itu.
Sultan pun lalu pergi dan kembali lagi menghampiri Rere, dan setelah itu mereka kembali berbincang lagi. Namun, kali ini perbincangannya hanya sebentar karena Sultan teringat ucapan ibu Rere bahwa dia hanya boleh membawanya pergi sebentar saja, dan jangan sampai pulang terlalu sore.
Setelah usai berbincangan mereka pun lalu segera pergi dari tempat tersebut, mengingat Sultan juga masih mempunyai urusan terhadap Job yang harus dia kerjakan itu.
Setelah mengantarkan Rere pulang, Sultan pun langsung bermapitan tanpa masuk terlebih dahulu ke rumahnya.
"Aku langsung pulang ya, soalnya aku masih ada Job yang harus di kerjain, jangan lupa titip salam dari aku buat mamah kamu ya, Rerenya gue," ucap Sultan kembali mengelus kepala Rere dengan manis.
"Iya pasti aku salamin kok, kamu hati-hati di jalan ya, dan kamu harus ingat! jangan kebut-kebutan, aku engga mau kamu kenapa-kenapa Tan."
"Siap," ucap Sultan sembari tersenyum ke arah Rere.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments