Cinta Dan Kenangan Terakhir
Flashback ....
3 hari yang lalu, di mana pertengkaran itu mulai hadir diantara kisah mereka berdua. Emosional dikala itu sungguh sangat membara bagaikan api yang bergejolak menutupi jajaran rumah dan menghabisi seisi ruangannya.
Sultan dan Rere di waktu itu sama-sama tak mau mengalah, tak ada yang mau bercerita di mana titik kesalahan mereka itu berada.
Dan di sana lah, ego mulai bangkit! sehingga perpisahan itu pun tak dapat lagi dipertahankan. Semua akan sirna pada waktunya dan semua akan hilang karena itu lah jalan terbaiknya.
Padahal ... satu hari sebelum perdebatan itu terjadi, mereka sempat bertemu di malam hari, yang di mana dinginnya kota tak dapat mereka rasakan karena adanya kehangatan pelukan yang Rere berikan kepada Sultan.
Di sana mereka dibuat buta oleh suatu keadaan, mereka di sana dibuat sebahagia mungkin, dan di sana mereka dibuat takut akan perpisahan itu terjadi kepada mereka berdua.
Dan siapa sangka! mereka di sana akan tertawa lepas meratapi tangis yang akan mereka hadapi di hari esok nanti. Keadaan nyaman tersebut membuat mereka semakin tak sadar bahwa ucap kata perpisahan itu akan segera terjadi.
Malam itu, Sultan menemani Rere untuk bertemu dengan gurunya karena ada suatu tugas sidang yang harus Rere berikan segera kepada guru jurusan tersebut.
Dan malam itu, sewaktu mereka akan pulang ke rumahnya masing-masing di sana Rere sempat memeluk dan bertanya kepada Sultan bahwa dia ingin selalu bersamanya.
"Tan, aku mau ngomong sama kamu," ucap Rere sembari memeluk tubuh Sultan di malam yang dingin itu.
"Hah, apaan?".
"Aku sayang kamu Tan, aku minta tolong sama kamu, jangan pernah tinggalin aku sendiri di sini ya, Tan!".
"Begitu pun aku Re, aku akan selalu mencintaimu dalam keadaan apa pun itu. Rasanya sungguh berat bagiku bilamana aku meninggalkanmu dan melupakanmu. Dan maka dari itu, mencintaimu adalah hal yang paling tepat untukku," ucap Sultan penuh kejujuran dan penuh rasa sayang kepada Rere.
"Kamu harus janji sama aku ya, Tan!".
"Aku engga butuh janji! yang aku butuhkan hanyalah doa dari dirimu Re."
Rere sempat tersenyum di malam itu, dan bahkan Rere memeluk Sultan lebih erat! seperti hal nya simpul mati yang sulit untuk dilepaskan begitu saja.
Setelah malam berganti, di situlah awal pertengkaran mereka tersebut di mulai. Rere ditugaskan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris untuk menghadiri acara sosialisasi antar sekolah.
Sultan merasa tak enak hati mendengar kabar bahwa Rere adalah wanita satu-satunya yang megikuti acara tersebut, dan sedangkan di sekolahnya itu masih banyak lagi siswa wanita yang lebih berprestasi daripada pacarnya itu.
Sultan kini membelengu bagaikan angin yang berlalu, ia dibuat menunggu oleh sebuah kabar, dan terlagi emosinya kini mulai naik sehingga ia tak bisa menahan rasa sabarnya tersebut.
Di sana Sultan tengah duduk bersandar di sebuah kosan yang selalu ia jadikan tempatnya untuk bersantai setelah usai melakukan pembelajaran di sekolah.
Dan di sana Sultan terus-menerus menelepon Rere, namun tak ada balasan yang terjawab. Sultan semakin bingung! dan akhirnya dia memutuskan untuk menjemputnya. Namun, dalam seketika Rere membalas pesan dari Sultan.
"Engga usah Tan!" ucap Rere yang mulai nampak lelah dengan sikap Sultan itu.
"Kenapa kamu engga angkat telepon dari aku Re? padahal Whatsapp kamu aktif tadi?" tanya Sultan merasa heran.
"Aku lagi sibuk Tan!".
"Pulang sama siapa tadi? aku dengar dari temen kalau kamu pulang sama cowok!".
"Aku mau mandi ya, Tan."
Setelah perbincangan itu, Rere langsung tak memberi kabar kepada Sultan yang tengah menunggunya hingga pagi datang. Ia tak tertidur demi mendengar alasan dari wanitanya tersebut.
Sultan kembali duduk dipinggir kolam ikan yang berada di kosan dekat sekolahannya itu. Ia semakin tak tahan melihat sikap Rere yang begitu dingin kepadanya. Dia pun lalu bangkit dari tempat duduknya itu untuk menjemput Rere di rumahnya.
Namun, tak kunjung lama, Rere terlihat tengah mengendarai motornya sendiri, lantas Sultan memanggilnya, namun wanita itu mengacuhkannya. Sultan pun lalu menepikan motor Rere dan berbicara kepadanya? kenapa ia tak membalas pesan Whatsapp darinya kemarin.
"Kamu kenapa?" tanya Sultan terheran-heran dengan sikap wanitanya tersebut.
"Hmm," gumam Rere tanpa melihat Sultan sedikit pun.
"Kamu udah bosan sama aku? kalau udah bosan bilang! aku engga akan memaksamu untuk tetap bertahan, kalau kamu bosan kita bisa mengakhirinya sekarang?" tanya Sultan menunggu jawaban.
Rere mengacuhkannya, wanita itu menganggap dia seperti tak ada di hadapannya. Sultan lalu melempar Hpnya sendiri ke aspal yang sangat keras itu, Rere pun melihatnya dan setelah itu Rere lalu mengambil Hpnya yang tergeletak itu. Sedangkan pada saat itu, Sultan pergi meninggalkan Rere sendirian karena ia takut! bahwa dia takan bisa menahan emosinya itu.
Sultan tak bisa berpikir jernih, dia sekarang berubah menjadi sosok pria yang sangat menyeramkan bilamana ia sedang merasa sangat marah.
Sultan lalu duduk kembali di kosan itu, namun akan tetapi, dia belum merasa puas sehingga Sultan menghampiri Rere kembali dan mengambil Hpnya tersebut, dan dengan sekejap dia mematahkan serta melempar Hpnya itu kembali di hadapan Rere dan tepat di depan sekolahnya tersebut.
Pria itu sangat bodoh! pria itu sangatlah kejam! namun, semarah-marahnya dia, ia takan pernah bermain fisik kepada wanita tersebut.
"Aku udah cape melihat sikap kamu yang mudah cemburuan itu Tan, kalau kamu mau putus! yaudah kita putus! dan sekarang aku harap kamu lupain aku selama-lamanya, dan makasih buat semuanya ya, Tan."
Kata-kata itu sungguh menyayat hati, ini semua sudah berakhir, cinta itu kini hilang dalam sekejap mata, ia menyadari bahwa dunianya kini mulai suram kembali.
....
Kembali ke awal cerita ....
"Haii, Re," ucap Sultan dengan manis. kata sapaan itu adalah kata-kata pertama kalinya ia berikan kepada Rere sebagai tanda awal perkenalan mereka.
Sultan Baehakki, dia merupakan sosok pria manis dan romantis. Dia adalah seorang siswa yang bersekolah di suatu sekolah favorit, yaitu SMKN 4 Kota Sukabumi yang berjurusan, Teknik Pengelasan.
Sultan sekarang berumur 18 Tahun, ketika ia menginjak kelas 11. Dia merupakan pria nakal, namun ia memiliki hobby dalam menulis puisi-puisi singkat.
Sultan memiliki 2 cita-cita, yaitu menjadi seorang tentara dan penulis. Meski dibilang tulisannya itu tak cukup indah untuk dipandang! akan tetapi, ia takan pernah berhenti menulis karena ia adalah sosok pria yang tak pernah mengenal kata menyerah sedikit pun.
Semakin terpuruk, ia akan semakin bangkit! karena ia tahu? bahwa proses takan pernah mengkhianati hasil yang lebih baik.
Sultan merupakan sosok pria yang sangat ceria, ketika ia mengenal arti kata cinta itu kembali. Bukan hanya ceria, dia juga adalah pria yang sangat menyebalkan atau identiknya dia adalah pria yang sangat rese di hadapan orang terdekatnya, dan apalagi terhadap wanita yang kini ia sedang cintai itu.
"Haii, juga," ucap Rere kepada Sultan.
Rere Nuraeni, sosok wanita yang sangat cantik, mandiri, pandai, ceria, dan tentunya baik hati. Dia merupakan siswa yang bersekolah sama dengan Sultan, namun ia di sana mengambil jurusan yang berbeda dengan Sultan, yaitu Teknik Otomotif.
Dari sikapnya itu, ia juga memiliki sikap yang sangat keras kepala, namun itu tak menjadi masalah bagi Sultan untuk mendekati wanita cantik tersebut.
Rere wanita yang super aktif, dan terlebih dibidang Organisasi OSIS, berbeda dengan Sultan yang hanya mengambil Organisasi Pramuka saja di sekolah.
Rere merupakan contoh baik bagi para siswa yang berada di sekolah, dan terlebih siswa laki-laki. Begitu banyak pria yang mendekatinya, namun seorang Rere hanya melihat ke suatu arah saja, yaitu Sultan.
Sultan mengira bahwa dia cukup jauh drajatnya bila dibandingkan dengan Rere, dan sehingga membuat pria itu merasa semua yang dia kejar selama 1 Tahun tersebut hanyalah mimpi yang tak nyata adanya.
Kisah cinta ini hadir dan terbit berawal dari kota kecil yang bernama Kota Sukabumi. Seluruh jalan, sekolah, rumah, puncak, dan bahkan pundaknya pun semua memiliki kenangan manis tersendiri.
"Jangan lupa save nomor Whatsapp gue ya, Re," ucap Sultan berbicara seolah-olah dia sudah mengenal dekat wanita tersebut.
"Engga mau ah! kata orang kamu cowok rese hehe," ucap Rere yang mulai membercandai Sultan terlebih dahulu.
"Bisa jadi tuh! tapi yang paling spesial dari sikap aku bukan itu Re, kamu mau tahu engga!".
"Terus apaan?".
"Kamu belum tahu ya? kalau aku itu cowok yang sangat manis dan tentunya romantis juga loh?" ucap Sultan yang membuat Rere tersenyum dan tertawa.
Kemerlip bintang di atas serta dibarengi dengan udara sejuk di sekitaran sana menghiasi keindahan alam Kota Sukabumi tersebut.
Malam indah itu menemani mereka bersandiwara cinta, hingga pada akhirnya kisah ini terbit berada dalam pangkuan negri ini dan kota kecil ini.
Mereka memejamkan mata bersama-sama untuk mengukir kembali kisahnya itu di hari esok, ataupun nanti.
"Hadirlah ... wahai engkau senyumanku, gantilah ucapan ini menjadi suatu ungkapan yang akan terungkap dan menjadi milikmu seutuhnya," ucap Sultan di dalam hati.
Setelah ia berucap, ia pun lalu tertidur dengan senyuman baru yang kini mulai hadir kepada dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Mampir & Nyimak
2022-04-18
1
AlLya SuMyati
mampir juga di ceritaku amatirku ya thor
2022-01-16
1
LyviaAaaaa!!!!
semangat berkarya
2022-01-16
1