Masih di hari yang sama, setelah pergi meninggalkan Rere, pria itu lalu duduk di depan teras ruangan kelasnya sembari bersandar manis di sebuah tembok penopang bangunan kelas.
Ia melihat ke segala arah hanya ingin memastikan bahwa wanitanya itu akan datang menemuinya kembali, setelah ia meninggalkannya di sana seorang diri. Namun, tak lama setelah itu, Rere pun memvideo call Sultan dengan segera, ketika wanita itu sudah berada di dalam kelasnya tersebut.
Banyaknya kata yang di berikan oleh Rere, namun Sultan hanya bisa menjadi lelaki yang penurut untuknya. Dengan sikapnya yang seperti itu, Sultan bisa membuat wanita tersebut jatuh hati padanya dengan sangat tak terduga.
"Ada apa Re! emang itu rindunya engga bisa kamu tahan dulu sebentar ya!" ucap Sultan sembari tersenyum manis ke arahnya kembali.
"Aku tuh engga rindu, tapi cuma mau mastiin aja, kalau kamu engga bolos sekolah lagi!" ucap Rere sembari menundukan kepalanya itu.
"Sekolahku sekarang nampak lebih indah karena ada kamu di dalamnya Re, bukannya kamu tahu itu ya? kenapa kamu harus bilang gitu lagi sama aku bolot!".
"Engga usah gombal! aku engga senyum kok!" ucap Rere sembari menjauhkan pandangannya dari Sultan.
"Aku serius Re! engga bohong beneran!".
Tak lama setelah itu, bell sekolah pun berbunyi. Sultan lalu mematikan video call nya tersebut karena guru mata pelajaran telah masuk ke dalam kelasnya itu. Sultan nampak tak seperti biasanya, dia pun belajar dengan semangat, walaupun harus menyontek kepada kawannya lagi dan lagi.
Dia nampak berbeda hari ini, dia nampak ceria hari itu, dan dia menjadi sorotan bagi kawan terdekatnya tersebut.
"Idihh, kenapa nih elu senyum-senyum sendiri!" ucap Akbar teman sebangkunya itu.
"Jatuh cinta itu berat ya, Bai! walaupun hanya satu detik, rindu ini sulit untuk dilupakan," sahut Sultan, berbicara sambil menulis tugas yang diberikan oleh gurunya tersebut.
Akbar merasa heran! dia pun penasaran dengan sosok wanita yang Sultan ceritakan itu kepadanya. Ke ingin tahuan Akbar membuat dia orang yang paling pertama mendengarkan kisah awal mulanya Sultan dekat dengan wanita cantik tersebut.
"Ayo sini, cerita sama gue Tan!" sahut Akbar kembali.
Seketika Iman menghampiri mereka berdua yang terlihat tengah serius berbincang. Iman pun memotong pembicaraan mereka dengan melempar gulungan kertas ke arah kepala Sultan.
Sultan pun lalu berbicara kepada Akbar langsung di hadapan Iman, kawan gilanya itu, "Ogah ah, ada orang gila datang sambil senyum-senyum sendiri! gue jadi geli ngeliatnya!" ucap Sultan kepada Iman dengan menggunakan nada yang sangat menjengkelkan.
"Ehh, hmm, ada apa nih hehe?" tanya Iman penasaran dengan perbincangan mereka.
"Jadi gini nih Men! Sultan rencananya mau ternak katak di rumahnya," ucap Akbar sembari tertawa kepadanya.
Iman pun lalu pergi setelah mendengar kata-kata katak, karena dia sangat takut dengan hewan tersebut. Mereka berdua pun lalu tertawa dan Sultan pun melempar gulungan kertas tersebut kembali ke arah Iman dan tepat mengenai kepalanya.
....
Tak lama kemudian, bell istirahat pun berbunyi. Sultan masih menunggu kabar dari Rere sembari duduk dengan kaki yang dilentang kan ke atas meja. Dia duduk di kursi kelas seorang diri, tanpa ada yang menemaninya di sana.
Seketika, Riska datang menghampiri Sultan yang tengah asik duduk sembari tersenyum-senyum sendiri melihat foto Rere yang ia dapatkan di akun Facebooknya tempo hari.
Riska adalah teman satu jurusan yang berbeda kelas dengan Sultan, dan sekaligus dia adalah teman dari Rere juga. Riska, dia bukan hanya teman Sultan dan Rere, namun ia juga sekaligus teman Iman semenjak SMP. Dia wanita cantik yang berbadan mungil, dan bisa dibilang dia juga banyak disukai oleh para lelaki di sekolahan.
Riska pun datang dan menepuk kaki Sultan. Sultan pun sontak terkejut karena dia mengira bahwa yang menepuk kakinya itu adalah seorang guru.
"Ehh, ehh, ehh, maaf Pak, engga akan saya ulangi lagi," ucap Sultan sembari menoleh ke arah orang yang menepuk kakinya tersebut! dan ternyata benar! dia bukanlah guru, melainkan Riska.
"Kaget gue Ka! kirain gue elu guru tadi!" ucap Sultan sembari memasang wajah terkejutnya itu di hadapan Riska.
Riska pun tertawa dan lalu dia menanyakan Intan, teman satu kelas dengan Sultan. Riska datang ke sana bukan untuk menemui Intan! melainkan ia mau mengintip kedekatan Sultan dengan Rere sudah sampai mana.
"Lagian kenapa sih elu Tan! sibuk banget perasaan! sampe engga keluar kelas."
"Lagian elu bikin gue kaget aja, emang engga ada cara lain apa selain nepuk kaki?".
"Emang engga ada hehe," ucap Riska masih menertawakan Sultan dengan lepas.
"Ada apa? engga biasanya elu nyamperin gue?" tanya Sultan kepada Riska.
Riska pun duduk di sebelah Sultan dan wanita itu sontak menoleh ke arah Hp yang dipegang olehnya, Sultan pun lalu mematikan Hpnya tersebut agar Riska tidak melihat foto Rere.
Seketika Sultan lalu menutupi wajah Riska dengan tangannya itu sembari berkata seuatu ke padanya, "Jangan kepo jadi orang kenapa sih Ka!".
Intan pun datang membawa makanan ke dalam kelas dan lalu duduk di kursinya. Intan adalah wanita satu-satunya di kelas Sultan yang berbadan gemuk, sekaligus bendahara kelas. Dia pandai dan dia juga baik hati, saking baiknya Sultan sering menyontek kepadanya.
Riska pun lalu menghampiri Intan setelah dia tidak mendapatkan info tentang hubungan Sultan tersebut. Sebelum itu, Riska memang disuruh oleh Iman untuk mencari tahu tentang hubungan Sultan dengan Rere. Dan sebelum itu, Iman juga menayakan status diri Rere! apakah dia sudah memiliki pasangan? ataupun belum.
"Ris, deketin Sultan sana! tolongin gue, cari tahu tentang hubungan Sultan sama Rere," ucap Iman kala itu.
"Engga ah, gue gamau kepo tentang hubungan orang! lagian kenapa bukan elu aja sendiri yang nyari tahunya!".
"Elu engga akan tahu Sultan itu kayak gimana orangnya Ris, maka dari itu gue nyuruh elu, ya ... siapa tahu dia mau buka suara kalau elu yang ngomongnya."
"Lah, kenapa elu ngurusin hidup orang sih?".
"Sultan kawan baik gue Ris, dia yang selalu bantu gue disaat gue lagi susah-susahnya cari duit, dan maka dari itu gue minta tolong sama elu, bantuin gue cari tahu privasi hubungan Rere," jawab Iman panjang lebar, yang sehingga membuat Riska mengikuti kemauan Iman tersebut.
Sementara itu, Sultan belum mendapat kabar dari Rere sehabis pulang sekolah. Dia pun semakin khawatir dibuatnya dan sehingga malam pun tiba, dan disitulah Rere baru membalas pesan Whatsapp dari Sultan.
"Apasih bawelnya gue hehe?" tanya Rere sembari tertawa.
"Kemana aja elu Re? gue khawatir nih! soalnya dari kemarin elu ngilang melulu kayak jalangkung".
"Hmm, seneng banget dah, kali ini ada yang merhatiin gue sampai segini bawelnya."
"Elu kan cewe Re, gue cuma takut elu kenapa-kenapa! jadi udah sewajarnya kalau gue ngekhawatirin elu."
"Aku barusan lagi kerja kelompok Be, terus magribnya bantuin adik aku ngerjain tugasnya."
Setelah mendengar penjelasannya itu, ia pun merasa lega dan lalu Sultan menyuruh Rere untuk pergi beristirahat karena ia tahu bahwa hari ini adalah hari yang cukup melelahkan bagi dirinya.
Malam yang singkat takan pernah membuat rindu itu lama untuk menunggu karena dunia mengetahuinya, bahwa mereka hanya ingin mengukir kisahnya kembali di hari esok ataupun nanti.
Mentari kembali bersinar, burung pun kembali bersiul di atas genting rumahnya tersebut. Sontak Rere terkejut dengan apa yang dia lihat di pagi hari itu! begitu banyak spam chat Sultan yang masuk ke dalam kontak Whatsapp Rere. Ia tahu bahwa wanita itu kelelahan dan maka dari itu, ia melakukannya hanya untuk membangunkannya agar dia tak melupakan ibadah wajibnya itu kepada Tuhan.
"Apasih Be! engga jelas amat dari kemarin hehe."
"Kirain gue, elu belum bangun! maka dari itu gue spam chat elu, buat bangunin elu salat subuh."
"Iya, iya, ini mau kok, dasar bawel hehe."
Ia adalah pria nakal, ia adalah pria pemalas, dan ia adalah pria yang sangat menyebalkan. Namun, seberapa buruknya dia! ia takan pernah meninggalkan Tuhan, dan maka dari itulah Sultan menaburkan kebiasaannya tersebut kepada Rere, agar Tuhan selalu bersamanya dan menjaganya disaat ia jauh dari sisinya.
"Haii, bolot, udah salatnya belum?" ucap Rere, berbicara lewat telepon suara kepada Sultan.
"Dih, perasaan elu salat cepet amat dah! lebih cepat dari imam gue di mesjid sini".
"Aku salat khusyuk lho! kalau kamu engga percaya tanya sama Allah sana."
"Dih, itumah sama aja elu nyuruh gue mati dong hehe."
"Mati aja, engga apa-apa kok, aku ikhlas ehh, hehe."
"Aih, ini cewe rese amat! untung sayang, kalau engga sayang udah gue bunuh dari awal," ucap Sultan di dalam hati.
"Kayak ada yang ngomongin aku nih Tan, soalnya kuping gue tiba-tiba kok, panas begini," ucap Rere kepada Sultan, sekaligus membuat Sultan merasa heran! kenapa ia bisa tahu bahwa dialah yang sedang membicarakan Rere itu.
"Duh, mampus gue! kayaknya dia tahu isi hati gue dah, mendingan diem aja lah, daripada nanti gue abis dimakan Rere," ucap Sultan kembali dalam hati.
"Tuh, kan panas lagi Tan."
Demi kebaikan Sultan, ia pun lalu menyuruh Rere untuk tertidur kembali karena ketika ia mendengar suara Rere, nampaknya dia masih cukup lelah dengan kesibukannya kemarin sore.
"Suara kamu samar-samar Re, tidur sana."
"Emang iya, gitu Tan?".
"Selamat tidur kembali Rere," ucap Sultan tersenyum puas karena ia telah berhasil mengalihkan topik pembicaraan yang tadi Rere bahas bersamanya.
Rere pun lalu menuruti kata hati Sultan untuk kembali tertidur. Tak ada pembahasan yang harus dibahas lagi, Sultan pun lalu menunggu Rere hingga ia terbangun kembali dan juga menunggu Rere untuk memarahinya kembali karena itulah Rere, ia selalu membuat alasan agar ia bisa memarahi prianya itu tanpa sebab, dan terlebih Rere sangat suka melihat Sultan terlihat bingung karena ulahnya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments
Riska Nigraeni
kok ada nama aku n sahabat aku si intan sih...😊 aku jg bersahabat dr smp😆 oke di lanjut thor... semangaaattt...
2022-01-05
2