Seakan semua ini telah di rencanakan oleh Tuhan, waktu yang berjalan pun tak secepat di hari kemarin. Rere yang penasaran dengan masalalunya itu bertanya-tanya kepada dia, seperti apakah dia dulu, dan seperti apakah sikap dia dulu.
Pria tersebut tak sungkan menceritakan semua masalalunya itu kepada wanita tersebut. Dengan panjang lebar ia berbicara langsung kepada Rere tanpa sedikit pun ada yang terlewat kan. Namun, akan tetapi semua itu membuat Sultan semakin tahu, cintailah dia yang mencintai dirimu sendiri dengan baik dan sabar.
"Tan," ucap Rere kepada Sultan setengah-setengah.
"Iya Re, ada apa?".
"Kenapa kamu bisa putus sama dia? padahalkan dia itu cantik?" tanya Rere penasaran.
"Emangnya harus ya, Re, mencintai seseorang itu hanya harus melihat dari parasnya saja! menurut gue itu engga perlu!" ucap Sultan yang sedang memahami Rere apa itu arti cinta dan sayang yang sesungguhnya.
"Ihh, maksud aku bukan begitu Tan! aku cuma ingin tahu aja, kenapa kamu bisa putus sama dia?" tanya Rere yang masih penasaran.
"Biasalah, anak muda," ucap Sultan yang membuat Rere kebingungan.
Dia adalah Wini, masalalunya Sultan. Dia wanita cantik yang sama mungilnya dengan Rere, dia pandai, dia juga baik, dan umur dia lebih muda dari pada Rere karena Wini bisa di bilang adik kelasnya Rere. Wini bersekolah di SMK PERSADA, dan dia baru menginjak kelas 10, sementara Rere dan Sultan berada di kelas 11.
Sultan mengenalnya ketika pada suatu acara besar di Pramuka yang bernama, Raimuna Cabang, yang bertempatan tidak jauh dari sekolah Sultan itu berada.
Bumi perkemahan, itulah tempatnya. Semua Organisasi Pramuka dari seluruh cabang sekolah SMA, MAN, maupun itu SMK semuanya berkumpul sehingga membuat acara itu sangat ramai dan meriah.
Tidak banyak yang harus Sultan ceritakan kepada Rere tentang dia, masalalunya Sultan itu. Hubungannya dengan Wini tidaklah lama dan tidak ada yang istimewa untuk di ceritakan.
"Nama dia Wini kan?" tanya Rere kepada Sultan penasaran.
"Ciee, kayaknya elu udah sekian lama ngarepin gue putus ya, sama dia?" tanya Sultan sembari tertawa.
"Gue udah lama merhatiin elu, tapi gue engga mau kalau harus ngerusak hubungan elu sama dia bolot!" ucap Rere berbicara jujur di depan Sultan.
"Kalau tahu gitu gue bakalan milih elu dari awal Re."
"Malu gue Tan, kalau harus bilang duluan," ucap Rere sembari memeluk Sultan.
"Kalau emang sayang engga perlu nunggu seseorang buat ngungkapinnya duluan Re, malu itu ketika kamu selalu memperhatikannya, namun dia tidak meresponnya karena risih dengan apa yang dia dengar."
"Wini dulu ke kamu gitu engga?" tanya Rere penasaran.
"Kalau Wini berani bilang duluan sayang sama aku," ucap Sultan kepada Rere supaya dia bisa menjadi wanita yang pemberani.
"Emang kamu engga gimana-gimana gitu dengernya Tan?".
"Justru aku seneng Re, karena wanita yang seperti itu adalah wanita yang percaya diri, aku ingin kamu kayak gitu Re, bersikap lebih percaya diri."
Rere semakin terinspirasi oleh kata-kata Sultan itu dan sehingga membuat Rere semakin yakin dengan perasaannya itu kepada Sultan.
Rere tidak ingin menunggu lebih lama lagi sehingga Sultan akan dimiliki oleh orang lain selain dia. Rere terus menjadi pendengar yang baik, supaya Sultan semakin memperhatikan dia dengan baik juga.
Sultan hanya menunggu Rere siap dengan apa yang akan Sultan katakan kepadanya itu. Sultan tak mau membuat Rere itu memikirkan kata-kata yang dia berikan tadi, dia hanya bisa menunggu hingga waktunya tiba.
Lama perjalanan membuat mereka semakin tak sadar bahwa sebentar lagi mereka akan di pisahkan, walaupun hanya sesaat. Sebelum Rere turun dari motor tua itu, Sultan memberikan suatu pertanyaan yang membuat dia ingin selalu mengulang perkataannya itu kembali kepada Rere.
"Re," ucap Sultan memanggil nama Rere.
"Apa Be?" tanya Rere penasaran.
"Bila kamu harus memilih antara hidup bersama aku, ataupun bersama dia, kamu lebih memilih siapa?" tanya Sultan menunggu jawaban dari Rere.
"Aku cuma mau kamu Tan," jawab Rere dengan nada rendah, yang seolah-olah Sultan tak mendengar jawabannya itu.
Sultan pun kembali mengulangi pertanyaan yang tadi Rere lontarkan kepada dia, dengan tersenyum Sultan merasa bahagia dan ternyata hanya beberapa tahap lagi dia akan memiliki wanita pujaannya tersebut. Usaha yang selama 1 tahun dia kejar itu ternyata akan membuahkan hasil bagi dirinya sendiri.
Dia merasa menjadi Pria yang paling sabar, dengan apa yang dia lakukan selama 1 tahun itu. Dia menunggu wanitanya tersebut hingga dia benar-benar tak memiliki pasangan. Dan akhirnya semuanya itu terpenuhi dengan tak terduga.
"Apa Re?" tanya Sultan yang berpura-pura tak mendengarkan perkataan Rere itu.
"Engga eh, engga apa-apa Tan," ucap Rere terlihat gugup.
"Aku denger kok, Re, aku cuma ngetes aja," ucap Sultan yang membuat Rere merasa malu.
"Apa coba?".
"Kamu cuma mau aku kan?" tanya Sultan yang membalikan kata-kata Rere dengan baik.
"Ihh, dasar bolot!" ucap Rere malu-malu sendiri.
Setelah Sultan membalikan kata-kata yang tadi dia lontarkan itu, Rere pun lalu turun dari motor tua tersebut dan lalu pergi dengan meninggalkan seribu kerinduan di dalam dirinya tersebut.
Sultan pun menyuruh Rere untuk masuk ke dalam rumah terlebih dulu karena Sultan tidak ingin melihat wanitanya itu menunggunya di sana sendirian.
Sultan tidak di izinkan oleh Rere untuk bertemu dengan kedua orang tuanya itu karena Rere merasa takut bila nati Sultan di marahi oleh ibunya karena pulang terlalu sore.
"Aku mau ketemu ibumu dulu boleh?".
"Engga usah Tan, entar kamu di marahin!".
"Ini ujian buat aku mencintai kamu Re," ucap Sultan dengan lantang tanpa sedikit pun ia merasa takut akan di marahi oleh orang tua Rere.
"Ihh, engga usah Tan, nurut coba!" ucap Rere sembari menyubit Sultan kembali.
"Yaudah iya, aku boleh titip salam ke ibumu kan?".
"Iya entar aku bilangin ke mamah aku Tan, kamu mau bilang terimakasih kan? karena mamahku telah membesarkan aku dan sehingga kamu bisa deket sama aku?" tanya Rere yang membuat Sultan terkejut.
"Pinter," ucap Sultan sembari mencubit pipi Rere.
Sultan pun lalu menyuruh Rere untuk masuk terlebih dahulu. Sultan pun menatap wajah dia dengan lama untuk terakhir kalinya. Tanpa berkedip, ia pun melihat senyuman bahagia dari raut wajah Rere.
Kini saatnya untuk Sultan memulai kisah cintanya kembali karena wanita itu terlihat sudah menyimpan rasa kepada dirinya, maka dari itu ia harus menyiapkan segala hal agar wanita manis tersebut selalu bahagia ketika saat ia bersama dengan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments