Sebelum malam hari ini berganti, Sultan menuliskan banyaknya kata-kata yang akan dia berikan kepada wanita tersebut. Sultan itu sangat pandai, sehingga dia bisa membuat suasana hati menjadi normal kembali.
Dalam kondisi mengantuk dia menghabiskan waktu kurang lebihnya 1 jam saja dalam membuat beratus-ratus kata-kata manis untuk dia berikan kepada wanitanya itu.
Sementara itu Rere di sana tertidur dalam hati yang sedikit kecewa gara-gara sebuah candaan yang pria itu buat. Sultan yang tidak enak hati itu sangat bersemangat untuk membuatnya kembali meresakan hal yang akan membuat wanita tersebut bahagia.
Setelah apa yang Sultan lakukan itu, dia pun lalu tertidur dengan nyenyaknya sembari berpikir akan melihat senyuman wanitanya itu kembali di pagi hari ini yang akan datang.
Sultan memiliki banyak cara untuk membuat wanitanya itu kembali ceria karena bilamana dia membuat wanitanya itu kesal! dia juga yang akan membuat wanitanya itu kembali ceria.
Mereka telah siap untuk membuat cerita baru kembali, yang di mana akan mengukir sejarah, sebuah kisah percintaan yang penuh dengan guncangan cobaan yang hebat.
Tak kunjung lama, pagi pun mulai menyapa detik demi detik waktu berjalan sehingga membuat pagi hari ini penuh dengan arti kata yang bermakna.
Wanita itu kembali tersenyum, dan pria itu bangun lebih awal dari wanitanya itu karena ia tak mau sampai harus melewatkan senyuman yang akan wanitanya itu berikan kepada pria tersebut.
Senyumannya itu seperti matahari yang akan terbit sehingga membuat semua orang bangun lebih awal hanya untuk menyaksikan setiap ke indahan yang Tuhan berikan kepada umat-umatnya begitu sangat sempurna.
"Apaan sih! engga jelas banget Tan, ahh," ucap Rere merasa sangat bahagia pagi itu.
"Kaget engga! ya, baguslah kalau kaget! semua itu aku lakukan hanya untuk melihatmu tersenyum kembali Re."
"Hp gue jadi lemot nih! tanggung jawab engga!".
"Sebagai gantinya, kamu mau engga jadi pacar aku Re?" tanya Sultan dengan percaya diri.
"Ahh, seneng aku dengernya Tan."
"Iya mau, apa engga?".
"Iya, aku mau Tan," jawab Rere yang membuat Sultan terkejut.
Sultan lalu terbangun dari kasur tidurnya tersebut dan dia pun lalu memvideocall wanitanya tersebut karena Sultan penasaran dengan wajah wanitanya itu.
Rere pun menjawabnya dan menutupi wajahnya tersebut dengan bantal karena dia tahu Sultan akan kembali bersikap menyebalkan kepadanya.
Sultan yang terus merayu itu, semakin membuat Rere merasa malu dan takut akan bertemu dengannya kembali. Rere dengan lama menutupi wajahnya itu dengan bantal karena dia pun baru terbangun dari tidurnya, seketika dia pun langsung terkejut karena ulah yang Sultan buat.
"Malu akutuh Tan, baru bangun tidur udah dikagetin sama kata-kata basi kamu!" ucap Rere sembari memperlihatkan wajahnya itu sedikit demi sedikit.
"Kamu tetap cantik kok, Re, maupun itu di saat kamu baru bangun tidur, ataupun di saat kamu belum mandi, masih akan tetap terlihat cantik bagiku."
"Masih pagi, jangan gombal dulu, mendingan kamu salat dulu sana, terus mandi jorok!".
"Yaudah aku mau ke air dulu ya."
Mereka berdua pun segera melaksanakan kewajibannya itu tanpa mematikan Videocallnya tersebut.
Wanita itu berharap prianya tersebut kali ini akan datang kerumah untuk menjemputnya, namun pria itu begitu memahami kemauan wanitanya tersebut karena pria itu bisa berbicara dengan hatinya sendiri sehingga pria itu takan pernah membuatnya menunggu untuk di pahami lagi olehnya.
Sebelum Videocall itu di matikan Sultan berbicara kepada wanita itu untuk tetap berada di rumah karena mulai dari sekarang dia lah yang akan datang ke sana menjemputnya setiap hari, setiap saat.
"Re," ucap Sultan dengan sangat lembut.
"Ada apa Be? perasaan dari tadi manggil mulu dah."
"Tetap diam di rumah ya, jangan kemana-mana sebelum aku jemput kamu ke sana."
Rere pun berpikir bahwa Sultan memang memiliki kemampuan yang sangat spesial sehingga hati Rere berbicara ini, itu, dia pasti aka begitu mudah memahaminya.
Pria itu kini telah memilikinya dan sehingga kini dia lah yang harus menjaganya kemanapun ia akan pergi.
Dengan segera Sultan lalu menyiapkan motor tuanya untuk menjemput bidadarinya tersebut. Tak ingin berlama-lama Sultan pun segera bergegas pergi untuk menjemputnya.
Jalanan ini sangat tidak asing ketika Sultan mengendarai motornya itu di sebuah jalan yang dulu mereka pernah lewati berdua. Dia semakin tak tahan membalas rasa rindu ingin bertemu dengannya.
Tak butuh waktu lama Sultan pun tiba di depan gang rumah wanitanya itu. Sultan pun lalu mengabarinya dan menyuruh Rere untuk lagsung kedepan menemuinya.
Sementara itu, ibu Rere yang tengah menyuapi anak bungsunya tersebut seketika datang menghampiri Sultan dan menyuruh dia untuk menunggu di dalam rumah saja.
"Ehh, ada Sultan, sini masuk dulu?" tanya ibu Rere dengan lembut.
"Ehh, ada mamah juga, iya Mah, Sultan nunggu di sini aja engga apa-apa kok," ucap Sultan sembari mengecup tangan ibunya Rere tersebut dengan manis.
"Engga apa-apa, ayo masuk dulu sebentar, biar entar mamah buatin minum sekalian," ucap ibu Rere mengajak Sultan untuk masuk ke dalam rumah.
Sultan pun tak tega untuk menolak ajakan ibunya Rere tersebut karena dia takut akan tidak di restui hubungannya tersebut bersama anak wanitanya itu.
Sultan pun lalu masuk dan duduk di depan teras rumah sembari menunggu Rere yang sedang bersiap-siap itu.
"Lho, nunggunya di sini, jangan di sana Tan, kotor! belum di bersihin sama mamah."
"Engga apa-apa Mah, sekalian berjemur hehe."
"Mau mamah bikinin kopi atau Susu?" ucap ibu Rere sembari menawari minuman kepada Sultan.
Rere pun lalu datang dan duduk di samping Sultan sembari mengenakan sepatunya tersebut. Sultan menatap Rere sebentar karena dia merasa tak enak hati ketika di lihat oleh ibunya itu.
"Engga usah Mah, Sultan engga suka kopi!" ucap Rere yang memotong pembicaran sembari mengenakan sepatu.
"Aku lagi ngomong sama mamahmu, jangan di potong gitu aja dih!" ucap Sultan sembari menatap wajah Rere.
"Kita berangkat dulu ya, Mah," ucap Rere berpamitan kepada ibunya.
Sultan pun lalu mengecup kembali tangan ibu Rere tersebut dan lalu bergegas pergi karena hari ini adalah hari Senin, yang di mana hari ini harus datang lebih awal untuk melaksanakan upacara bendera
"Tan," sahut Rere dengan nada rendah.
"Apa yang?".
"Ihh, jangan keras-keras bolot!" ucap Rere merasa malu ketika Sultan memanggil dia dengan kata-kata tersebut.
"Engga apa-apalah, segini aja masih malu! apalagi entar ketika kita udah nikah coba, di suruh pilih mau manggil apa ke istri, gimana coba?".
"Masih lama Tan, sekolah aja belum lulus hehe".
"Iya, iya Re, yaudah ayo kita berangkat, gue takutnya nanti elu kena hukum karena kesiangan gara-gara gue," ucap Sultan sembari menaiki motor tuanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments