Jalan di sekeliling sana sangatlah rusak sehingga perbincangan mereka terpatah-patahkan dan tidak terdengar jelas oleh hentakan motor yang berjalan di atas bebatuan dataran tinggi tersebut.
Daerah sana masih sangat asli keberadaannya, kendaraan pun masih jarang terlihat sehingga membuat udara terasa sangat segar bila di hirup lebih dalam lagi. Sebenarnya tempat itu adalah tempat yang berbahaya untuk Rere singgahi karena di daerah sana sangatlah rawan dan sering terjadi pembegalan, dan terlebih jalan itu lumayan cukup jauh dari pemukiman warga.
Pepohonan rindang itu membuat suasana menjadi sangat mistis bilamana kita melaluinya di malam hari, namun pria itu takan pernah membuat wanitanya tersebut dalam masalah dan dalam ketakutan karena semasih dia bersamanya, maka dia akan baik-baik saja.
"Re," ucap Sultan kepada Rere yang tengah memperhatikan dirinya itu.
"Apa Be?" tanya Rere sembari melihat ke arah spion motor.
"Pacarmu kemana?".
"Pacar?" tanya Rere bingung! karena sebenarnya dia belum mempunyai pacar.
"Iya, pacar kamu yang ada di foto FB itu?" tanya Sultan begitu sangat penasaran.
Rere pun tertawa dengan lepas ketika mendengar ucapan Sultan tersebut. Pria itu pun lalu merasa heran! kenapa wanitanya tertawa. Sultan masih terdiam dan menunggu dia berbicara terlebih dahulu.
"Kamu tuh engga pekaan ya, Tan!" ucap Rere sambil tertawa terbahak-bahak di belakang Sultan.
"Dih, kok, kamu jadi nyalahin aku sih bolot!".
"Itu, tuh kakak aku Tan," ucap Rere yang masih menertawakan Sultan.
Wajahnya terlihat gembira ketika mendengar ucapan wanitanya itu. Sultan pun menjadi salah tingkah dan hampir saja membuat dia terjatuh karena kegembiraannya tersebut. Rere pun lalu mencubitnya dengan keras dan menyuruhnya agar lebih berhati-hati karena dia sedang membawa dua nyawa.
Cubitan cinta memang sakit! tapi bila di hayati ini bisa jadi satu poin buatnya untuk memiliki dia karena dia sudah mulai merasa akrab dengannya.
"Aku mau tanya Tan?" ucap Rere.
"Tanya yang banyak, aku tampung semuanya," ucap Sultan sambil menoleh ke arah spion motor.
"Emangnya aku barang obralan apa! sampai harus di tampung segala gitu hmmm."
"Aku jalan berdua di motor sama kamu ada yang marah engga? entar aku lagi yang harus tanggung jawab!" ucap Sultan yang sedang bermain dengan candaannya itu.
"Siapa yang berani marahin kamu! sini! biar aku marahin balik!" ucap Rere yang sama-sama bermain dengan candaanya tersebut.
Rere hanya bisa tersenyum dan tertawa lepas ketika sedang bersamanya. Dia terlihat sangat nyaman sehingga Sultan tidak ingin mengacaukan hari baiknya tersebut. Laki-laki itu terus bercerita kepada Rere agar dia tidak merasa bosan ketika saat sedang bersamanya.
"Aku seneng banget Tan," dan lagi-lagi Rere mengucapkan kata-kata yang membuat pria itu merasa bahagia kembali, ketika sekian lamanya ia menjadi laki-laki yang pendiam.
Bukan hanya Sultan yang bahagia, tetapi kawan-kawan baiknya pun ikut bahagia ketika melihat kawannya tersebut kembali seperti dulu kala saat ia belum mengenal kata cinta. Dan ia sekarang tahu, arti dari cinta yang sebenarnya itu seperti apa.
"Kamu tahu engga Re, hal yang paling membuat aku merasa bahagia itu apa?".
Dan dengan polosnya Rere menjawab, "apa?", Sultan pun menjawab perkataan singkatnya tadi dengan panjang lebar karena dia tidak ingin membuat wanitanya itu pusing.
"Aku bakalan jawab ketika udah sampe ya, Re," ucap Sultan yang membuat Rere kembali mencubit dirinya tersebut.
"Aku udah serius mau denger, tapi kamunya malah rese Tan, ihh!" ucap Rere yang masih mencubit Sultan.
"Ruang bicaraku sempit Re, karena jalannya rusak," ucap Sultan dengan seribu alasan dibuatnya.
"Alesan aja! bilang aja kalau kamu emang rese!".
"Udah dong nyubitnya, emang kamu engga kesian ngeliat aku kesakitan!".
"Emang kamu tega gitu melihat aku kesel-kesel sendiri gara-gara ulah kamu?".
"Nyubitnya kurang keras Re, engga apa-apa kok, aku seneng ngeliat kamu manja kayak gini," ucap Sultan yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengalah untuk kebaikan dirinya.
Rere pun tersenyum jahat dan semakin menambah cubitannya itu ke level yang membuat Sultan mati rasa, namun dia hanya bisa terdiam.
"Sakit engga!" ucap Rere dengan tawa jahatnya itu.
"Sakitlah! masa engga sakit Re, tapi demi menjaga senyummu aku rela nahan rasa sakit yang kamu berikan ini kok," ucap Sultan dalam hati.
"Engga apa-apa Re, asalkan kamu harus janji, untuk tidak mengubah sikapmu, serta senyumanmu itu ya, karena aku merasa sangat bahagia ketika melihatnya lansung."
Perlahan Rere melepaskan cubitannya itu dan seketika tangannya bergerak sendiri memeluk Sultan. Pria itu hanya berharap dia memeluknya, namun dia tak ingin memaksa kehendak Rere untuk memeluk dirinya.
"Maafin aku ya, Tan," ucap Rere dengan manis.
"Aku yang salah Re, karena aku engga bisa menjaga ucapanku ini, aku hanya berharap kalau kamu akan memelukku Re, itu sudah membuat aku bahagia dan itung-itung menambah pahala untuk dirimu karena kamu sudah membuat orang lain bahagia," jawab Sultan panjang lebar yang membuat Rere tersenyum.
"Tanggung jawab kalau entar aku sayang!" ucap Rere kepada Sultan.
"Baguslah! nanti biar aku pacarin kamu kalau elu sayang sama gue," ucap Sultan asal.
Rere mengira bahwa ada sosok yang membisikinya sehingga Rere berbicara seperti itu kepada pria rese tersebut.
"Hah, apa Tan? aku engga dengar, abisnya suara kamu pelan banget."
"Maksud aku peluk yang kenceng biar engga jatoh, soalnya jalan ini jelek," ucap Sultan kembali rese.
"Ihh, kok, malah makin rese sih, kalau aku diemin gitu aja tanpa melawan!" ucap Rere kembali mencubit Sultan dengan sesaat.
Pria itu sangatlah pandai dalam berkata-kata sehingga membuat hari-hari itu tampak lebih mengasikkan dibandingkan dengan hari yang dulu pernah terjadi kepada kedua pasangan tersebut.
Pria itu selalu membuat suasana menjadi lebih bersinar dengan adanya tawa, canda, mesra. Pria itu sangatlah rindu dengan hadirnya sikap dia yang dulu hilang ditelan oleh keadaan.
Sementara itu Rere bertanya kepada Sultan, "Tan, emang sikap kamu kayak gini ya?" tanya Rere.
"Aku bisa mengubah sikapku bila aku mau Re," ucap Sultan yang sudah siap dengan gombalannya tersebut.
"Aku ingin kamu tetap bersikap gini, bisakan?".
"Aku cuma bisa bersikap manis sama kamu, gimana dong?".
"Gombal mulu, ngomong-ngomong kapan sampainya sih? lama banget!".
"Biarin lah, yang penting asik hehe."
"Yaudah iya, terserah kamu aja deh hmm," ucap Rere kepada Sultan yang merasa dirinya sudah merasa pasrah dengan keadaan nyaman tersebut.
Senyumnya yang membuat lupa, senyumnya yang membuat dia tidak ingin jauh-jauh darinya, senyumnya yang membuat takut akan kehilangan, dan senyumnya yang membuat dirinya merasa aman ketika berada dalam pelukannya.
Takan ada kata-kata lain yang akan Sultan berikan selain kata-kata bahagia karena itu memang sebabnya Sultan memilih Rere untuk tetap bersamanya saat ini dan ataupun seterusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments