Dan pada akhirnya, sudah sekian lama Sultan menunggu hingga 1 tahun lamanya untuk mendapatkan Rere, kini telah terjawab dengan sangat manis untuk di ucapkan kembali.
Sebelum itu, Sultan merasa bahwa drama semalam tak terasa lengkap bilamana ia tak mengucapkan kata-kata manisnya itu secara langsung di hadapan Rere.
Dengan percaya diri Sultan mengucapkan cintanya itu kembali kepada Rere. Lantas apa jawaban Rere? dan ya, dia hanya bisa menjawab dengan cubitan itu kembali.
"Kamu mau engga jadi pacar aku?" tanya Sultan sembari melirik wajah Rere ke arah spion motornya itu.
"Ehh, ehh, ehh, apaan sih Tan! jangan gitu hmm, gue kan jadi malu dih, dasar bolot!" ucap Rere sembari menutup mulut Sultan dengan di iringinya cubitan Rere yang begitu keras.
"Gue kira setelah pacaran, elu bakalan berhenti nyubitin gue Re! ehh, tapi ternyata cubitan elu malah makin sakit dah!".
"Ya, maka dari itu, elunya jangan rese sama gue!".
"Gue bilang kayak gitu supaya elu engga ngejek gue Re! kok, dia ngungkapin cintanya lewat Hp sih! kan engga seru!".
"Semua bukan soal berani, melainkan semua ini adalah soal kejujuran, bilamana kamu jujur padanya, maka di situlah tempat keberanian mu itu berada," ucap Rere yang membuat Sultan merasa heran! mengapa ia sebijak itu.
"Kata-kata itu aku baca dari salah satu buku seorang penulis, yang kini sedang aku cintai Tan."
"Sejak kapan kamu jadi pandai kayak gini Re?".
"Sejak aku melihat isi bukumu itu Be," ucap Rere sambil mengelus helm yang sedang Sultan kenakan itu dengan lembut.
Semakin bahagia, malah semakin membuat Sultan lupa! bahwa apa yang Rere ucapkan tadi itu semuanya adalah kata-kata yang Rere baca dari bukunya tersebut.
"Aku engga mau apa-apa dari kamu Tan, aku hanya ingin satu dari kamu, yaitu ingin terus berada di sampingmu," ucap Rere sembari memeluk erat tubuh Sultan.
"Pacar gue udah pinter ternyata sekarang ya, hehe."
"Udah pinter dari dulu," ucap Rere sembari menyandarkan kepalanya ke bahu Sultan.
"Baru aja gue puji tadi Re! kok, udah kumat lagi penyakitnya ya! kenapa sih elu sehatnya cuma sedetik-sedetik! dan kenapa elu engga sakit jiwa selamanya coba?".
"Kan aku cuma bercanda bolot! serius amat sih hehe. Dan lagian emangnya elu mau pacaran sama cewe penyakitan! apalagi penyakitnya itu adalah penyakit gangguan jiwa lagi."
"Ohh, iya Re, itu lip tint tebal amat! dan terus itu bedaknya juga kentel amat lagi! udah perang tepung sama mamahmu bukan elu Re? hmm."
"Ahh, masa sih! biasa aja padahal mah," tanya Rere sembari menghapus lip tintnya yang ketebalan itu ke arah baju putih yang sedang Sultan kenakan.
"Nah kan, kebiasaan! main hapus-hapus sembarangan aja! entar orang lain liat gimana coba tuh! emangnya kamu udah siap di nikahin hah!"
"Ihh, aku lupa Be, maafin aku ya," ucap Rere dengan manja di hadapan Sultan sembari kembali memeluk tubuh Sultan.
Sultan selalu menganggap Rere cantik, walaupun hanya berpenampilan seperti biasa-biasa saja, tanpa sediktpun Rere menggunakan make up juga, itu pun takan pernah membuat Sultan untuk menjauhi wanitanya tersebut.
....
Setelah perbincangan itu, Rere pun lalu turun dari motor karena Sultan akan pergi ke kosan terlebih dahulu untuk menyimpan motornya di sana, dengan alasan! setelah istirahat dia bisa langsung pulang ke rumahnya.
Rere yang mendengarkannya pun, lalu ia langsung memukul helm yang sedang Sultan kenakan itu hingga memiring, Sultan pun lalu tertawa di hadapan Rere sambil membetulkan helmnya tersebut.
Rere pun lalu pergi meninggalkan Sultan dengan wajah yang sedikit kesal padanya. Sultan yang tengah membenarkan helmnya tersebut itu tak menyadari, bahwa Rere pergi begitu saja meninggalkannya.
"Heii, Re, tunggu!" ucap Sultan meneriaki Rere sembari tersenyum di belakang wanitanya itu.
Rere pun tak mejawabnya, sehingga Sultan mengancam Rere dengan candaannya tersebut. Rere pun sontak menoleh dan menjawab perkataan Sultan dengan singkat.
"Kalau kamu marah, mukamu tambah lucu," ucap Sultan masih dengan senyumannya itu.
"Bodo amat!" ucap Rere singkat! sembari menoleh sekejap ke arah Sultan dengan memasang wajah yang amat sangat lucu.
Sultan pun lalu pergi dengan senyuman barunya itu, ia menggelengkan kepalanya tersebut karena ia merasa bahwa Rere terus bersikap manja padanya. Sultan tak merasa takut ataupun khawatir dengan kemarahan Rere padanya karena dia tahu, bahwa sikap Rere takan sekanak-kanak yang sedang dia pikirkan itu.
Kemudian, setelah sampai Sultan di kosan, ia pun lalu menelepon Rere dan menjelaskan alasannya kenapa Sultan sangat susah bila di kasih tahu ini, itu olehnya.
"Ciee, kesal ya, Be?" tanya Sultan sembari tertawa tipis menahan gelakgak tingkah laku dia di hadapan Sultan tadi.
"Kirain kamu perduli sama aku tadi Tan!" ucap Rere yang sedang menguji ke sabaran Sultan.
"Bukannya aku engga perduli sama kamu Re, aku tahu kok, kamu engga akan pernah marah karena hal tersebut, aku bukanlah Sultan yang dulu, aku kini telah berubah karena sifatmu itu jadi, kamu engga usah khawatir karena kali ini akulah yang akan mendengarkan kata-katamu itu," ucap Sultan yang membuat Rere tak lagi merasa kesal.
"Bantulah aku untuk berubah seutuhnya, cintailah aku dengan kesabaranmu karena yang aku butuhkan adalah perhatian kamu dan juga semangat kamu," ucap Sultan kembali dengan penuh perhatian kepada Rere.
"Kenapa sih gue harus senyum lagi dan lagi sama cowok rese seperti kamu Tan!".
Seketika Iman datang menghampiri kawannya tersebut dan sehingga membuat Sultan merasa terganggu karena perkataan Iman yang sering ceplas-ceplos.
"Hmm, asem-asem! temen kita sekarang buncin mulu nih, hehe!" ucap Iman yang sedang membercandai Sultan.
"Gimana hubungan elu sama Rere, Tan?" tanya Rizal.
"Ehh, maksudnya apa nih Jhon?" ucap Iman kembali penasaran.
"Kemarin gue baru nemenin dia main Men," ucap Rizal kepada Iman.
"Wahh, elu mulai rese nih jhon! gini aja deh! elu mau pilih tangan kanan, atau tangan kiri nih?" ucap Sultan tersenyum ke arah Rizal.
"Re, aku mau masuk ke sekolah dulu, kamu belajar yang rajin biar entar jadi contoh buat ... ," ucap Sultan kepada Rere setengah-setengah karena ia sengaja supaya Rere penasaran dengan kata-katanya itu.
"Buat apa Tan, hmm."
"Buat adik-adikmu lah Re."
Dengan seketika, Rere mematikan telepon dari Sultan karena ia merasa bahwa menjadi pacarnya bukan lah suatu hal yang mudah, butuh banyak kesabaran bagi dirinya untuk menjalani hidupnya di hari yang akan datang akan seperti apa lagi.
"Ihh, sumpah ya, ini anak emang rese! baru aja satu hari pacaran kok, gue udah dibikin emosi mulu sama dia. Awas pokonya elu ya, Tan! gue bales nanti," ucap Rere dalam hati.
Sultan pun tak merasa heran karena ia sudah tahu, pasti endingnya akan seperti itu. Sultan beserta kawan gilanya pun lalu masuk ke dalam sekolah lebih awal karena mereka semua takut! kalau guru kesiswaan itu akan menghabisi mereka.
Sementara itu, di sekolah Rere ditanya oleh seorang guru pria yang merupakan guru terdekat Sultan juga, dan dia juga merupakan guru wali kelas dari Rere.
Dia adalah Pak Guntur, guru mata pelajaran PKWU yang di mana dia hanya menggurui kelas-kelas tertentu saja, seperti halnya mengajari kelas yang di dalamnya terdapat banyak sekali siswa-siswa nakal.
Dia adalah guru muda, memiliki wajah emm, lumayan tampan, dan dia juga sekaligus guru paling gokil, kenapa? karena dia lebih pantas menjadi seorang pelawak daripada seorang guru. Namun, itu tak menjadikan alasan karena beliau guru yang sangat pandai juga.
"Rere?" tanya Pak Guntur sehingga membuat Rere berhenti berjalan sekejap.
"Ada apa Pak? tanya Rere penasaran! kenapa guru tersebut memanggilnya.
"Kamu pacaran sama siswa bapak bukan?" tanya Pak Guntur yang membuat Rere kebingugan! darimana dia mengetahui hubungannya bersama Sultan.
"Emang kenapa Pak?".
"Kenapa pacaran sama Sultan? lucu ya, anaknya? atau apakah dia seorang puisitis, makanya kamu jadi suka sama dia ya," tanya Pak Guntur yang membuat Rere tersenyum.
"Emm, Rere bingung jawabnya Pak, mungkin bapak bisa ganti topik pembicaraan ke yang lebih bermanfaat buat Rere."
"Bermanfaat itu tak luput dari kata berarti juga Re, emang Sultan engga berarti buat kamu?".
"Iya juga sih pak! ehh, maksudnya ah, masa iya sih Pak hehe."
"Gimana kamu engga bakalan jatuh hati sama dia coba Re, dan sedangkan dia adalah siswa favorit bapak juga, kenapa? karena dia ceria dan bahkan kalau dia sekolah di SMA kayaknya dia bakalan jadi sudut pandangan semua cewe, mungkin."
Rere pun menilai guru itu dan ternyata sikap dia sama resenya dengan pacarnya tersebut. Rere pun kembali masuk ke dalam kelas dengan membawa buku mata pelajaran PKWU yang minggu lalu di kumpulkan kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments