"Aku tidak membeli kebahagiaanmu, melaikan aku memberikan seluruh kebahagiaanku untukmu karena di sini aku mencintaimu, sampai bila aku memejamkan mata untuk selama-lamanya," ucap Sultan berbicara sendiri sembari tertidur di sebuah kursi kelas yang ia tata rapi menjadi kasurnya.
Sultan lalu membuka matanya setelah ia berkata seperti itu. Dan kemudian, lagi-lagi Sultan dibuat bingung! ketika ia melihat kelasnya itu kosong kembali.
Sementara itu, Rere berdiri di depan pintu kelas Sultan sembari bersandar manis melihat pria tersebut sedang terbaring lemas di sebuah kursi kelasnya dengan damai.
"Kata-kata yang menarik untuk aku dengar Tan, coba ulangi lagi, aku pengen denger," tanya Rere kepada Sultan dengan sangat lembut sembari melangkah masuk ke dalam kelas Sultan kembali.
"Ehh, kok, ada elu! sejak kapan elu berdiri di situ?" tanya Sultan sembari bangkit dari tidurnya.
"Enak kan jadi orang baik, engga perlu harus ikut-ikutan dihukum kayak mereka."
"Aku baik cuma ke kamu aja Re, maka dari itu teman-teman gue dihukum gara-gara kelakuan gue sendiri hehe."
"Gue takut elu ikut-ikutan bolos kayak mereka! makanya aku buru-buru datang ke kelas kamu."
"Untung ada kamu Re, yang selalu ngingetin gue tanpa lelah, maka dari itu aku sekarang engga ikut dihukum kayak mereka di ruang kesiswaan."
"Kok, aku liat Maulana juga ikut dihukum ya, dan sementara itu bukannya dia dari tadi ada di ruang UKS engga kemana-mana?."
"Pantesan! dari tadi gue nungguin dia lama bener, ehh tahu-tahunya dia juga ikut dihukum. Hmm, pasti ini kerjaan Iman ataupun kawan gila gue yang lainnya nih, maka dari itu Maulana ikut kena batunya."
Sultan baru sadar bahwa Maulana pun ikut-ikutan terhukum oleh Pak Maki, dan sementara itu dia tidak salah apa-apa. Sultan sangat bersyukur karena dia telah menuruti kemauan Rere sehingga akhirnya dia tidak ikut-ikutan terhukum oleh guru menyeramkan tersebut.
Rere kembali duduk di samping Sultan sembari memanjang kan kakinya itu di atas paha Sultan. Sultan pun lalu membiarkan kelakuan dia kepadanya.
Sultan hanya heran! kenapa dia menjadi sosok wanita yang lebih percaya diri sekarang! apa itu semua karena Sultan! tapi, dia hanya berharap bahwa Rere akan merubah sikapnya tersebut seutuhnya.
Intan pun lalu datang bersama Siti, kawan baiknya itu.
Siti adalah sahabat Intan, yang kemana-kemana Intan selalu bersamanya. Sultan tidak terlalu dekat dengannya, namun karena hubungan dia bersama Rere, jadi semua wanita yang berada di SMK 4 mengenal Sultan.
"Ciee, pasangan baru lagi berdua-duaan aja nih!" ucap Siti yang membuat Rere merasa malu.
Rere pun lalu menurunkan kedua kakinya tersebut ketika Intan dan Siti masuk ke dalam kelas yang sedang mereka singgahi itu. Rere merasa heran! kenapa disaat mereka sedang merasa asik berbincang, ada saja gangguannya dan sehingga membuat obrolan mereka menjadi terpotong kembali.
"Kenapa di turunin kakinya Re?" tanya Sultan sembari tersenyum ke arah Rere.
"Gue malu lah bolot!" ucap Rere terkejut dengan kedatangan mereka.
"Engga apa-apalah Re, santai aja, kita ngerti kok," ucap Siti kepada Rere.
"Kita juga mau keluar lagi kok," ucap Intan.
"Kenapa? kok, cuma sebentar?" tanya Rere kepada mereka berdua.
Tak kunjung lama setelah itu, mereka berdua pun lalu pergi meninggalkan Sultan bersama Rere yang terlihat, mereka tengah asik berpacaran.
"Setengah lagi temanmu pada kemana Tan?" tanya Rere yang membicarakan teman-temannya itu.
"Mungkin mereka pada tidur di masjid Re."
"Kenapa Kamu engga ke sana juga Tan?"
"Aku engga mau membuat kamu bingung Re, dan aku juga tahu kalau kamu akan balik lagi ke kelas gue, maka dari itu gue lebih baik memilih diam di kelas, supaya elu engga terus-terusan khawatir sama gue," ucap Sultan sembari mencolek hidung Rere.
"Ahhh, anak siapa sih kamu? kok, rese banget ya?" tanya Rere bahagia, sembari mencubit Sultan kembali.
"Kamu kan udah tahu ibu aku itu siapa Re, jadi engga usah lah kamu nanyain aku ini anak siapa? yang jelas aku di lahirin buat nemenin kamu di sini."
"Bosen banget aku Tan! kita keluar yuk, kamu mau ga?".
"Kamu serius ngajakin aku bolos bareng Re?".
"Bukan bolos bego! maksud gue keluar kelas, bukannya malah keluar sekolah!" ucap Rere sembari menampar bibir Sultan.
Sultan pun lalu menutup bibirnya dengan menggunakan kedua tangannya, supaya bibirnya tersebut berhenti mengucapkan kata-kata yang tidak di sukai oleh Rere. Sultan sudah mengira bahwa ujung-ujungnya akan seperti itu lagi. Semua itu adalah makanan sehari-hari yang Rere berikan kepadanya untuk mengingatkan Sultan bilamana dia salah dalam berkata-kata.
Sultan lalu menggandeng tangan Rere dan membawanya keluar dari dalam kelas. Sultan lalu menyuruh dia untuk diam di depan gerbang karena Sultan akan mengambil motor untuk membawanya ke suatu tempat, walaupun sebentar, tetapi itu akan membuat mereka merasa sangat bahagia.
Seketika, Rere di datangi oleh adik kelasnya tersebut, yang di mana mereka berdua adalah anak nakal. Rere di panggil oleh adik kelasnya itu untuk menyuruhnya menemani mereka nongkrong di sebuah kosan yang sering di singgahi oleh Sultan.
"Teh, lagi ngapain?" tanya anak nakal tersebut.
"Bukan urusan kalian!" ucap Rere merasa risih ketika berada di dekat mereka.
"Mendingan ikut kita ke kosan Teh, nongkrong bareng sama anak-anak yang lain, pasti asik?" tanya kedua anak nakal itu kembali.
Rere pun tersenyum karena Sultan datang tepat pada waktunya, dan Rere pun merasa kalau kedua adik kelasnya itu akan di buat sengsara oleh Sultan karena Sultan pun sering nongkrong di sana, dan bahkan teman Sultan lebih banyak dari pada teman mereka berdua.
"Ada apa Re?" tanya Sultan sembari melirik Rere.
"Bilang aja sama mereka berdua!" ucap Rere yang menjauhkan pandangannya dari kedua anak nakal tersebut.
"Kalian yang sering nongkrong di kosan kan? mau apa ngedeketin pacar saya? mau cari masalah dengan saya! yaudah ayo sini maju kalian berdua!".
"Maaf Kang, kita pamit dulu," ucap kedua anak nakal tersebut sembari mencium tangan Sultan.
Tak banyak kata-kata yang di keluarkan dari mulut mereka dan sehingga mereka lebih memilih berpamitan daripada harus membuat masalah dengan Sultan yang kejam itu.
"Ciee, pahlawan gue pas banget datangnya."
"Kamu engga di apa-apain sama mereka kan? kalau mereka macem-macemin kamu, bilang sama aku, biar nanti aku patahin tangan mereka berdua!" ucap Sultan yang merasa emosi terhadap sikap adik kelasnya itu.
"Kayak yang berani aja kamu Tan!".
"Apapun demi menjagamu, gue selalu berani Re."
Sultan pun lalu menatap tajam Rere sembari berkata dalam hati dengan penuh rasa perhatiannya, "Menjagamu adalah suatu kewajiban bagiku Re, soal takut dan berani itu adalah urusanku, yang terpenting kamu baik-baik saja karena yang aku mau hanya itu, melihatmu terus-menerus tersenyum lebar padaku," ucap Sultan dalam hati sembari mengelus pipi Rere dengan sangat lembut.
Mereka berdua pun lalu pergi dari sekolah tersebut untuk mencari angin segar di luar ruangan sekolah. Mereka berdua terlihat sangat menikmatinya, dan terlebih pembelajaran hari ini cukup melelahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 440 Episodes
Comments