Strongest Hunter
“Hah, ini percuma!, sudah lebih dari satu bulan berlatih tapi aku tetap tidak bisa mencapainya.”
Terlihat seorang remaja berusia empat belas tahun merebahkan tubuhnya di atas rerumputan.
“Apa kamu sudah menyerah? Apa cuma seperti ini semangat orang yang ingin menyelamatkan dunia dari kehancuran?.” tanya seorang wanita yang sejak tadi mengawasi apa yang sedang dilakukan anak remaja itu.
Wanita itu adalah Zuzu, seorang guru akademi hunter yang cukup ternama, sekaligus dia adalah Ibu asuh dari anak remaja yang berada di depannya.
Sedangkan si anak remaja itu adalah Hiro, seorang murid peringkat akhir di sebuah sekolah yang mengajar para calon hunter, dan dia sering di juluki sebagai seseorang yang gagal karena sudah cukup lama dia tidak menunjukkan perkembangan pada kekuatannya.
Hiro sebenarnya terlahir dengan bakat yang sangat luar biasa, namun karena sebuah trauma setelah melihat kematian kedua orang tuanya, bakat miliknya seolah-olah tersegel dan seketika dia kehilangan seluruh bakatnya.
Di saat hunter yang seumuran dengannya sudah mampu membunuh seorang monster tingkat besi, dia sekalipun belum mampu membunuh monster tanpa tingkatan.
Untuk hunter usia remaja yang sebaya dengan Hiro, rata-rata mereka saat ini telah menjadi seorang hunter tingkat E. Tapi bagi anak remaja yang lebih berbakat, kebanyakan dari mereka telah menjadi hunter tingkat D. Sedangkan Hiro saat ini dia hanyalah seorang hunter yang tidak memiliki tingkatan, atau dia dapat disetarakan dengan manusia biasa.
“Pelatihan ini cukup berat, setidaknya beri aku waktu istirahat walau itu hanya lima menit, dan lagi aku ini masih anak usia remaja kenapa juga aku harus melakukan latihan selayaknya para hunter senior?.” kata Hiro sambil meletakkan sebuah beban berbobot 100 kilogram yang harus dia bawa naik turun bukit sebanyak 20 kali setiap harinya.
Zizu yang mendengar keluhan Hiro hanya tersenyum, dia tahu seberapa berat latihan yang dia berikan pada Hiro, tapi cuma ini yang bisa dia lakukan untuk meningkatkan kekuatan anak angkatnya itu.
Dalam satu bulan melakukan latihan, sebenarnya cukup banyak perkembangan yang terjadi pada kekuatan fisik Hiro. Di hari pertama latihan Hiro hanya berhasil membawa beban naik keatas bukit, namun setelah satu bulan berlalu dia sudah mampu membawa beban naik dan turun bukit sebanyak lima belas kali putaran.
“Jangan banyak mengeluh, lakukan sebanyak 20 kali putaran naik dan turun bukit atau tak akan ada uang jajan selama satu bulan untuk mu!.”
“Hah, baiklah sebelum malam aku pasti akan menyelesaikannya, tapi untuk sekarang aku ingin istirahat. Ibu silahkan pergi melanjutkan pekerjaan.” Kata Hiro yang tahu kalau Ibunya itu tak akan melunak sekalipun dia mengeluh.
“Kalau begitu Ibu akan menyuruh Miku untuk mengawasi latihan mu.” katanya dan tak lama muncul monster berbentuk kucing yang telah berhasil dijinakkan olehnya.
Setelah kemunculan Miku, Zizu langsung saja pergi meninggalkan Hiro dan dia membiarkan Miku menggantikannya sebagai pengawas latihan yang dilakukan Hiro.
Meong.
Miku mendekati Hiro dan duduk di sebelahnya.
Sekalipun Miku terlihat lucu dan menggemaskan, Hiro tak punya keberanian untuk menyinggung Miku. Dia tahu sekuat apa Miku dalam wujud aslinya. Setidaknya kekuatan asli Miku setara dengan hunter tingkat A.
Tak lama setelah kepergian Zizu dan kemunculan Miku, Hiro kembali melanjutkan latihannya. Setidaknya dia harus melakukan lima kali putaran lagi untuk menyelesaikan latihannya.
Dalam waktu singkat Hiro telah berhasil naik sampai pertengahan perjalanan menuju atas bukit. Dengan sisa kekuatan yang dia miliki, setidaknya butuh 30 menit untuk melakukan satu putaran menaiki dan menuruni bukit.
Karena kekuatan fisiknya telah jauh berkembang Hiro tak lagi terlihat kelelahan setelah melakukan satu kali putaran, dan setelah hampir tiga jam melakukan latihan Hiro berhasil menyelesaikan 20 putaran menaiki dan menuruni bukit.
Setelah menyelesaikan latihan dan memenuhi persyaratan Zizu, Hiro mengajak Miku pulang. Begitu sampai di rumah dia tak menemukan keberadaan Zizu, yang dia temukan hanya sebuah pesan yang ditinggalkan Zizu di meja ruang makan.
Hiro selesai membaca pesan yang ditinggalkan Zizu, dan kini dia tahu dimana keberadaan wanita yang telah mengangkatnya menjadi anak.
“Jika saja aku kuat, mungkin saat ini aku akan ikut bersama Ibu dan para murid lainnya menyelesaikan dungeon.” katanya dalam hati sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Karena hari sudah malam, setelah selesai membersihkan tubuhnya Hiro segera menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga Zizu, tapi karena ada Miku yang saat ini sedang menemaninya, dia juga menyiapkan makanan untuk kucing itu.
Situasi seperti inilah yang membuat Hiro merasa dirinya sangatlah tidak berguna, dan ini juga yang membuat dia ingin melupakan impiannya menjadi seorang hunter. “Apa sebaiknya aku menyerah dan menjalani kehidupan layaknya manusia biasa?.” Gumamnya.
Tepat tengah malam, Hiro melihat kedatangan Zizu yang terlihat sangat kelelahan. Pemandangan seperti sekarang ini sudah sering dia lihat. Kadang dia tidak tega melihat wanita seperti Zizu harus bekerja keras melindungi orang-orang yang terkadang tak menghargai apa yang sudah dilakukan olehnya.
Hiro segera menghangatkan makanan yang telah dia masak setelah melihat Zizu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sementara itu, Miku si monster kucing saat ini dia sudah tertidur lelap di atas sofa setelah menghabiskan seluruh makan malamnya.
Dengan senang Zizu memakan makanan yang telah disiapkan Hiro setelah dia selesai membersihkan tubuhnya. Di sela-sela makannya, Zizu mengatakan akan kembali mengikutkan Hiro pada ujian akademi hunter yang dilakukan satu bulan lagi.
“Baiklah, aku akan berlatih lebih keras supaya lolos dalam ujian satu bulan lagi. Mulai besok aku akan menambah menambah beban latihan ku, dan aku akan berlatih sampai malam.” Katanya bersemangat.
Melihat semangat yang ditunjukkan Hiro, Zizu mengeluarkan sebuah alat yang biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan seorang hunter, lalu dia memberikan alat itu pada Hiro dan meminta Hiro menggunakan alat itu untuk mengukur kekuatannya saat ini.
Hiro yang telah berlatih selama satu bulan sangat penasaran dengan perkembangan kekuatannya. Dia mengambil alat yang diberikan Zizu dan langsung mengaktifkannya. Begitu alat itu aktif, begitu aktif dan langsung menggunakan alat itu untuk mengukur kekuatannya.
Tak lama alat itu menunjukkan tingkat kekuatan Hiro setelah berlatih selama satu bulan. Hiro tersenyum melihat perkembangan kekuatannya walau itu belum memenuhi syarat untuk dapat membuatnya lolos dalam ujian masuk akademi hunter yang sesungguhnya.
Dan dia bertekad kalau dalam satu bulan ke depan dia akan terus berlatih dan berusaha memenuhi syarat untuk membuatnya dapat lolos dalam ujian akademi hunter.
Meningkatkan kekuatan bukanlah suatu yang mudah, apalagi untuk Hiro yang tak memiliki sebuah kelebihan khusus. Dia harus berlatih 10 kali lebih keras dibandingkan dengan seorang hunter yang memiliki kelebihan khusus.
°°°
Satu minggu berlalu setelah Hiro meningkatkan intensitas latihannya.
Saat malam datang Hiro masih terus berlatih, dia juga telah meningkatkan beban yang dia bawa saat melakukan pelatihan. Kedua tangan dan kaki Hiro masing-masing membawa beban seberat 50 kilogram.
Hiro merasa kalau beban yang dia bawa masih kurang, setidaknya dia ingin membawa beban masing-masing 100 kilogram pada masing-masing tangan serta kakinya. “Sepertinya di gudang aku pernah melihat sebuah besi pipih yang waktu itu tidak bisa aku pindahkan.”
Mengingat hal itu Hiro segera mengakhiri latihannya dan berjalan pulang kembali ke rumahnya. “Tiga hari ke depan aku hanya sendirian di rumah karena Ibu sedang melakukan perjalanan ke markas utama hunter yang berada di Ibukota.”
Hiro langsung pergi menuju gudang yang berada di bagian belakang bangunan rumahnya.
“Hei hei, kenapa tempat ini cukup menyeramkan saat malam hari? Huh, para monster jauh lebih menyeramkan dari pada hantu.” Di segera membuka pintu gudang dan mencari saklar lampu.
Begitu lampu sudah menyala Hiro dapat melihat gudang yang dipenuhi dengan debu. “Sepertinya malam ini aku harus membersihkan tempat ini.” Gumamnya.
Hiro segera mencari benda yang dia cari di tempat terakhir kalian dia melihat benda itu. Jika benda yang dia cari sudah tidak ada, terpaksa dia harus menggunakan tabungannya untuk membeli benda yang dia butuhkan.
Namun kalau dia menggunakan uang tabungannya, artinya dia harus kembali menabung untuk dapat membeli beberapa senjata hunter yang diinginkannya.
Hiro terus mencari besi pipih diantara debu yang menumpuk di gudang. Namu setelah mencari ke semua sudut ruangan dia tak menemukan apa yang dia cari, dia justru menemukan sebuah peti yang cukup mencurigakan.
“Peti besi yang aneh.” katanya.
Karena penasaran dengan apa yang berada di dalam peti, Hiro pun memutuskan untuk membuka peti dan melihat apa yang ada di dalamnya.
“Bola-bola kristal berwarna-warni yang terasa tidak asing. Aku merasa pernah melihat bola-bola ini namun itu bukan di tempat ini.” kata Hiro sambil memegang bola berwarna merah yang terasa hangat saat dipegangnya.
“Baiklah, karena sepertinya bola-bola ini tidak berharga, biarkan aku yang menyimpannya.” ujarnya.
“Masing-masing bola memberikan sensasi berbeda saat dipegang.”
Hiro pun membawa bola-bola berjumlah empat itu kedalam kamarnya dan menaruh bola-bola itu di meja yang bersebelahan dengan ranjangnya.
Malam sudah larut saat Hiro kembali ke kamarnya setelah selesai membersihkan gudang dan membersihkan tubuhnya.
°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Caya Ilahi
ih lucuwww
2024-03-05
0
Anonymous
keren
2024-01-21
0
Vk Vk
weng sheng.
2024-01-20
0