“Hah, ini percuma!, sudah lebih dari satu bulan berlatih tapi aku tetap tidak bisa mencapainya.”
Terlihat seorang remaja berusia empat belas tahun merebahkan tubuhnya di atas rerumputan.
“Apa kamu sudah menyerah? Apa cuma seperti ini semangat orang yang ingin menyelamatkan dunia dari kehancuran?.” tanya seorang wanita yang sejak tadi mengawasi apa yang sedang dilakukan anak remaja itu.
Wanita itu adalah Zuzu, seorang guru akademi hunter yang cukup ternama, sekaligus dia adalah Ibu asuh dari anak remaja yang berada di depannya.
Sedangkan si anak remaja itu adalah Hiro, seorang murid peringkat akhir di sebuah sekolah yang mengajar para calon hunter, dan dia sering di juluki sebagai seseorang yang gagal karena sudah cukup lama dia tidak menunjukkan perkembangan pada kekuatannya.
Hiro sebenarnya terlahir dengan bakat yang sangat luar biasa, namun karena sebuah trauma setelah melihat kematian kedua orang tuanya, bakat miliknya seolah-olah tersegel dan seketika dia kehilangan seluruh bakatnya.
Di saat hunter yang seumuran dengannya sudah mampu membunuh seorang monster tingkat besi, dia sekalipun belum mampu membunuh monster tanpa tingkatan.
Untuk hunter usia remaja yang sebaya dengan Hiro, rata-rata mereka saat ini telah menjadi seorang hunter tingkat E. Tapi bagi anak remaja yang lebih berbakat, kebanyakan dari mereka telah menjadi hunter tingkat D. Sedangkan Hiro saat ini dia hanyalah seorang hunter yang tidak memiliki tingkatan, atau dia dapat disetarakan dengan manusia biasa.
“Pelatihan ini cukup berat, setidaknya beri aku waktu istirahat walau itu hanya lima menit, dan lagi aku ini masih anak usia remaja kenapa juga aku harus melakukan latihan selayaknya para hunter senior?.” kata Hiro sambil meletakkan sebuah beban berbobot 100 kilogram yang harus dia bawa naik turun bukit sebanyak 20 kali setiap harinya.
Zizu yang mendengar keluhan Hiro hanya tersenyum, dia tahu seberapa berat latihan yang dia berikan pada Hiro, tapi cuma ini yang bisa dia lakukan untuk meningkatkan kekuatan anak angkatnya itu.
Dalam satu bulan melakukan latihan, sebenarnya cukup banyak perkembangan yang terjadi pada kekuatan fisik Hiro. Di hari pertama latihan Hiro hanya berhasil membawa beban naik keatas bukit, namun setelah satu bulan berlalu dia sudah mampu membawa beban naik dan turun bukit sebanyak lima belas kali putaran.
“Jangan banyak mengeluh, lakukan sebanyak 20 kali putaran naik dan turun bukit atau tak akan ada uang jajan selama satu bulan untuk mu!.”
“Hah, baiklah sebelum malam aku pasti akan menyelesaikannya, tapi untuk sekarang aku ingin istirahat. Ibu silahkan pergi melanjutkan pekerjaan.” Kata Hiro yang tahu kalau Ibunya itu tak akan melunak sekalipun dia mengeluh.
“Kalau begitu Ibu akan menyuruh Miku untuk mengawasi latihan mu.” katanya dan tak lama muncul monster berbentuk kucing yang telah berhasil dijinakkan olehnya.
Setelah kemunculan Miku, Zizu langsung saja pergi meninggalkan Hiro dan dia membiarkan Miku menggantikannya sebagai pengawas latihan yang dilakukan Hiro.
Meong.
Miku mendekati Hiro dan duduk di sebelahnya.
Sekalipun Miku terlihat lucu dan menggemaskan, Hiro tak punya keberanian untuk menyinggung Miku. Dia tahu sekuat apa Miku dalam wujud aslinya. Setidaknya kekuatan asli Miku setara dengan hunter tingkat A.
Tak lama setelah kepergian Zizu dan kemunculan Miku, Hiro kembali melanjutkan latihannya. Setidaknya dia harus melakukan lima kali putaran lagi untuk menyelesaikan latihannya.
Dalam waktu singkat Hiro telah berhasil naik sampai pertengahan perjalanan menuju atas bukit. Dengan sisa kekuatan yang dia miliki, setidaknya butuh 30 menit untuk melakukan satu putaran menaiki dan menuruni bukit.
Karena kekuatan fisiknya telah jauh berkembang Hiro tak lagi terlihat kelelahan setelah melakukan satu kali putaran, dan setelah hampir tiga jam melakukan latihan Hiro berhasil menyelesaikan 20 putaran menaiki dan menuruni bukit.
Setelah menyelesaikan latihan dan memenuhi persyaratan Zizu, Hiro mengajak Miku pulang. Begitu sampai di rumah dia tak menemukan keberadaan Zizu, yang dia temukan hanya sebuah pesan yang ditinggalkan Zizu di meja ruang makan.
Hiro selesai membaca pesan yang ditinggalkan Zizu, dan kini dia tahu dimana keberadaan wanita yang telah mengangkatnya menjadi anak.
“Jika saja aku kuat, mungkin saat ini aku akan ikut bersama Ibu dan para murid lainnya menyelesaikan dungeon.” katanya dalam hati sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Karena hari sudah malam, setelah selesai membersihkan tubuhnya Hiro segera menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga Zizu, tapi karena ada Miku yang saat ini sedang menemaninya, dia juga menyiapkan makanan untuk kucing itu.
Situasi seperti inilah yang membuat Hiro merasa dirinya sangatlah tidak berguna, dan ini juga yang membuat dia ingin melupakan impiannya menjadi seorang hunter. “Apa sebaiknya aku menyerah dan menjalani kehidupan layaknya manusia biasa?.” Gumamnya.
Tepat tengah malam, Hiro melihat kedatangan Zizu yang terlihat sangat kelelahan. Pemandangan seperti sekarang ini sudah sering dia lihat. Kadang dia tidak tega melihat wanita seperti Zizu harus bekerja keras melindungi orang-orang yang terkadang tak menghargai apa yang sudah dilakukan olehnya.
Hiro segera menghangatkan makanan yang telah dia masak setelah melihat Zizu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sementara itu, Miku si monster kucing saat ini dia sudah tertidur lelap di atas sofa setelah menghabiskan seluruh makan malamnya.
Dengan senang Zizu memakan makanan yang telah disiapkan Hiro setelah dia selesai membersihkan tubuhnya. Di sela-sela makannya, Zizu mengatakan akan kembali mengikutkan Hiro pada ujian akademi hunter yang dilakukan satu bulan lagi.
“Baiklah, aku akan berlatih lebih keras supaya lolos dalam ujian satu bulan lagi. Mulai besok aku akan menambah menambah beban latihan ku, dan aku akan berlatih sampai malam.” Katanya bersemangat.
Melihat semangat yang ditunjukkan Hiro, Zizu mengeluarkan sebuah alat yang biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan seorang hunter, lalu dia memberikan alat itu pada Hiro dan meminta Hiro menggunakan alat itu untuk mengukur kekuatannya saat ini.
Hiro yang telah berlatih selama satu bulan sangat penasaran dengan perkembangan kekuatannya. Dia mengambil alat yang diberikan Zizu dan langsung mengaktifkannya. Begitu alat itu aktif, begitu aktif dan langsung menggunakan alat itu untuk mengukur kekuatannya.
Tak lama alat itu menunjukkan tingkat kekuatan Hiro setelah berlatih selama satu bulan. Hiro tersenyum melihat perkembangan kekuatannya walau itu belum memenuhi syarat untuk dapat membuatnya lolos dalam ujian masuk akademi hunter yang sesungguhnya.
Dan dia bertekad kalau dalam satu bulan ke depan dia akan terus berlatih dan berusaha memenuhi syarat untuk membuatnya dapat lolos dalam ujian akademi hunter.
Meningkatkan kekuatan bukanlah suatu yang mudah, apalagi untuk Hiro yang tak memiliki sebuah kelebihan khusus. Dia harus berlatih 10 kali lebih keras dibandingkan dengan seorang hunter yang memiliki kelebihan khusus.
°°°
Satu minggu berlalu setelah Hiro meningkatkan intensitas latihannya.
Saat malam datang Hiro masih terus berlatih, dia juga telah meningkatkan beban yang dia bawa saat melakukan pelatihan. Kedua tangan dan kaki Hiro masing-masing membawa beban seberat 50 kilogram.
Hiro merasa kalau beban yang dia bawa masih kurang, setidaknya dia ingin membawa beban masing-masing 100 kilogram pada masing-masing tangan serta kakinya. “Sepertinya di gudang aku pernah melihat sebuah besi pipih yang waktu itu tidak bisa aku pindahkan.”
Mengingat hal itu Hiro segera mengakhiri latihannya dan berjalan pulang kembali ke rumahnya. “Tiga hari ke depan aku hanya sendirian di rumah karena Ibu sedang melakukan perjalanan ke markas utama hunter yang berada di Ibukota.”
Hiro langsung pergi menuju gudang yang berada di bagian belakang bangunan rumahnya.
“Hei hei, kenapa tempat ini cukup menyeramkan saat malam hari? Huh, para monster jauh lebih menyeramkan dari pada hantu.” Di segera membuka pintu gudang dan mencari saklar lampu.
Begitu lampu sudah menyala Hiro dapat melihat gudang yang dipenuhi dengan debu. “Sepertinya malam ini aku harus membersihkan tempat ini.” Gumamnya.
Hiro segera mencari benda yang dia cari di tempat terakhir kalian dia melihat benda itu. Jika benda yang dia cari sudah tidak ada, terpaksa dia harus menggunakan tabungannya untuk membeli benda yang dia butuhkan.
Namun kalau dia menggunakan uang tabungannya, artinya dia harus kembali menabung untuk dapat membeli beberapa senjata hunter yang diinginkannya.
Hiro terus mencari besi pipih diantara debu yang menumpuk di gudang. Namu setelah mencari ke semua sudut ruangan dia tak menemukan apa yang dia cari, dia justru menemukan sebuah peti yang cukup mencurigakan.
“Peti besi yang aneh.” katanya.
Karena penasaran dengan apa yang berada di dalam peti, Hiro pun memutuskan untuk membuka peti dan melihat apa yang ada di dalamnya.
“Bola-bola kristal berwarna-warni yang terasa tidak asing. Aku merasa pernah melihat bola-bola ini namun itu bukan di tempat ini.” kata Hiro sambil memegang bola berwarna merah yang terasa hangat saat dipegangnya.
“Baiklah, karena sepertinya bola-bola ini tidak berharga, biarkan aku yang menyimpannya.” ujarnya.
“Masing-masing bola memberikan sensasi berbeda saat dipegang.”
Hiro pun membawa bola-bola berjumlah empat itu kedalam kamarnya dan menaruh bola-bola itu di meja yang bersebelahan dengan ranjangnya.
Malam sudah larut saat Hiro kembali ke kamarnya setelah selesai membersihkan gudang dan membersihkan tubuhnya.
°°°
Sinar matahari pagi yang menerobos masuk kedalam kamarnya membangunkan Hiro yang tertidur dengan nyaman di dalam kamarnya. Rumah yang dia tempati berada di tengah-tengah perumahan yang dihuni para hunter jadi keamanan rumahnya sangatlah terjamin.
Setelah membuka kedua matanya, Hiro menoleh kearah meja disampingnya untuk melihat bola-bola kristal yang semalam dia ambil dari peti besi yang berada di gudang.
“Eh, dima bola-bola kristal itu?.”
Melihat bola-bola kristal di atas mejanya menghilang, Hiro segera bangkit dan mencoba mencari keberadaan bola-bola kristal itu. Dicarinya bola-bola itu di bawah tempat tidurnya, tapi dia tidak menemukan apapun di bawah tempat tidurnya.
Hiro terus mencari di sekitar tempat tidurnya tapi hasilnya tetap sama, dia tidak menemukan keberadaan keempat bola kristal itu. “Kemana perginya keempat bola kristal itu?.”
Setelah mencari ke segala sudut ruangan kamarnya, Hiro merasa kalau bola-bola kristal itu benar-benar telah menghilang. Walau merasa aneh, dia hanya bisa mengikhlaskan hilangnya keempat bola kristal yang sempat membuatnya penasaran dengan kegunaan keempat bola kristal itu.
Hiro pergi keluar dari kamarnya setelah cukup lama mencari keberadaan bola kristal yang sudah menghilang. Karena lapar, setelah mencuci wajahnya dia pergi ke dapur untuk memasak beberapa makanan.
Saat menyalahkan kompor listriknya, tiba-tiba saja listrik padam dan membuatnya kesal. Dia lalu mencoba memakai kompor gas lamanya, namun dia lupa belum melakukan isi ulang tabung gas nya.
Kesal tidak dapat membuat makanan untuk sarapan, Hiro hanya bisa duduk di sofa ruang tamu sambil melihat telapak tangannya. “Andai aku punya elemen api selayaknya para hunter yang memiliki elemen api untuk meningkatkan kekuatannya, aku tak akan kelaparan seperti sekarang.” katanya sambil membayangkan munculnya bola api di telapak tangannya.
Swusshh....
Tiba-tiba saja api berkobar di telapak tangannya saat Hiro membayangkan sebuah kobaran api keluar dari telapak tangannya.
Api yang berkobar di tangannya tidak berwarna kuning kemerahan, api itu justru berwarna biru layaknya api yang dihasilkan kompor gas. Kalau saja Zizu ada dan melihat api yang berkobar di telapak tangan Hiro, tentu dia akan langsung tau berada di tingkat mana jenis elemen api yang sanggup mengeluarkan kobaran api berwarna biru.
Daya hancur kobaran api berwarna biru jauh lebih besar dari kobaran api biasa yang berwarna kuning kemerahan, dan itu menandakan kalau tingkatan elemen api biru jauh lebih tinggi dari tingkatan elemen api yang hanya mampu mengeluarkan kobaran api berwarna kuning kemerahan.
Melihat api yang berkobar di telapak tangannya, Hiro terlihat panik dan dia mencoba memadamkan api itu, tapi sekalipun dia menyiramkan air ke telapak tangannya, api yang berkobar di telapak tangannya tak kunjung padam.
Kobaran api di telapak tangan Hiro baru menghilang saat dia membayangkan kobaran api itu menghilang. Hiro mencoba kembali membayangkan kobaran api muncul di telapak tangannya, dan kobaran api itu kembali muncul.
Lalu saat dia membayangkan kobaran api itu padam, kobaran api itu kembali padam seperti apa yang dia bayangkan. “Api ini? Bukannya hanya seorang hunter yang memiliki elemen api yang bisa mengeluarkan kobaran api seperti yang baru aku lakukan?.”
Hiro benar-benar dibuat bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Bagaimana bisa dirinya yang tak memiliki elemen apapun selayaknya para hunter, tiba-tiba saja bisa mengeluarkan kobaran api di telapak tangannya hanya dengan membayangkannya.
Setelah cukup lama berfikir, Hiro tiba-tiba saja teringat akan empat bola kristal yang semalam dia temukan dalam peti yang berada dalam gudang rumahnya. Jika apa yang dipikirkannya benar, berarti bola-bola kristal itulah yang membuatnya dapat mengeluarkan kobaran api di telapak tangannya.
Hiro kini dibuat penasaran dengan kekuatan yang ada dalam tubuhnya. Dia merasa kalau kekuatannya hanyalah kekuatan sementara, dan akan hilang seiring berjalannya waktu, tapi dia juga berharap kalau kekuatan barunya adalah kekuatan permanen yang tak akan hilang seiring dengan berjalannya waktu.
Untuk membuktikan rasa penasarannya Hiro terus mengeluarkan kobaran api di telapak tangannya. Bukannya api padam, Hiro justru kelelahan saat beberapa menit terus mempertahankan nyala kobaran api di tangannya.
“Bukannya padam dan menghilang, aku justru kelelahan saat mempertahankan nyala kobaran api di telapak tanganku.” kata Hiro sambil memadamkan kobaran api di telapak tangannya.
Suara perut Hiro yang sedang dilanda kelaparan terdengar setelah dia mematikan kobaran api di telapak tangannya. Dengan malas dia berjalan keluar rumah untuk membeli makanan ringan di minimarket yang tak jauh dari rumahnya.
Hiro membeli beberapa camilan dan makanan siap makan yang banyak dijual di minimarket. Kakinya menapaki jalanan yang mengarah ke rumahnya, tapi sebelum sampai ke rumahnya, dia merasakan tanah bergetar dan bersamaan dengan itu terdengar raungan keras yang menggema ke seluruh dunia.
Mendengar suara raungan yang sangat mengerikan, Hiro tahu kalau monster yang tersegel di tengah-tengah samudera sedang mencoba untuk membebaskan dirinya. Monster itu benar-benar akan menjadi bencana kalau sampai terlepas dari segel yang membelenggu nya.
Dengan langkah cepat Hiro segera masuk kedalam rumahnya dan menyalakan TV untuk memastikan apa sebenarnya yang sudah terjadi dengan monster itu.
Tidak ada siaran TV yang menayangkan tentang keadaan monster itu. Seperti biasa, seluruh pemimpin dunia masih melindungi informasi penting tetang keadaan monster itu.” ujarnya sambil memakan camilan yang baru dia beli.
Karena tidak ada kabar pasti dari monster itu, Hiro memutuskan pergi ke belakang rumah untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan rutinitas latihannya.
Hiro merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya saat dia melakukan pemanasan.
Wajah Hiro terlihat seperti orang yang sedang kebingungan saat dia merasakan keanehan itu. Tubuhnya saat ini terasa jauh lebih ringan dan lagi dia merasa kalau tubuhnya lebih bertenaga dari biasanya.
Setelah beberapa saat melakukan pemanasan, Hiro memakai seluruh pemberat yang selalu dia pakai saat latihan, dan setelahnya dia pergi ke sebuah bukit yang setiap harinya dia jadikan sebagai tempat untuk meningkatkan kekuatannya.
Beberapa langkah dia lakukan setelah memakai pemberat yang biasanya cukup memberatkan nya, tapi anehnya saat ini dia tak merasakan berat dari seluruh pemberat yang dia pakai.
Hiro mencoba berlari untuk merasakan perbedaan pada tubuhnya, dan saat berlari dia sangat takjub dengan kecepatan larinya yang jauh lebih cepat dari biasanya. Bahkan kecepatan larinya saat ini jauh lebih cepat dari kecepatan larinya tanpa memakai pemberat.
“Sangat cepat.” kata Hiro sambil melihat debu yang beterbangan di jalan yang baru saja dia lewati.
Hiro masih bernafas dengan normal walau baru saja berlari sejauh tiga kilometer, dan luar biasanya dia tak sedikitpun merasa kelelahan. Namun saat masih terkagum-kagum dengan kekuatan barunya, dia dapat merasakan adanya sesuatu yang ingin keluar dari dalam tubuhnya.
Tubuh Hiro seketika bergetar dan keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhnya saat berbagai rasa sakit terasa di hampir seluruh bagian tubuhnya.
Dalam keadaan jatuh berlutut menahan rasa sakit, Hiro dapat melihat empat kekuatan asing keluar dari dalam tubuhnya.
Suasana kaki bukit yang tenang seketika menjadi gaduh saat empat buah kekuatan asing yang keluar dari tubuh Hiro mulai mengamuk dan menghancurkan semua yang berada di dekat tubuh Hiro. Hiro yang masih dalam keadaan berlutut juga merasa kalau otot di tubuhnya semakin menegang.
Swusshh....
Sebuah bola api berwarna biru muncul dan dengan kecepatan yang sulit dilihat oleh mata, bola api biru melesat masuk kedalam tubuh Hiro.
Kraak... Kraak...
Detak petir berwarna hitam keemasan muncul di dekat, dan seperti ada yang menariknya, tiba-tiba saja detak petir itu masuk kedalam tubuh Hiro.
Wung... Wung...
Angin badai muncul mengelilingi tubuh Hiro, dan sama halnya dengan bola api dan derak petir yang tiba-tiba masuk ke dalam tubuh Hiro, angin badai itu juga terserap masuk kedalam tubuh Hiro, dan terakhir sebuah bayangan gelap tanpa wujud ikut masuk kedalam tubuh Hiro.
Hanya dalam hitungan detik kegaduhan di kaki bukit menghilang dan hanya meninggalkan bekas yang terlihat seperti bekas pertarungan yang sangat mengerikan.
“Apa yang sebenarnya baru terjadi padaku? Dan kenapa seluruh kekuatan itu justru masuk kedalam tubuh ku?.” kata Hiro yang tak lagi merasakan sakit.
Dia merasa kalau tubuhnya mengalami sedikit perubahan dari sebelumnya. Selain perubahan fisik luar, dia juga merasa kalau energi di dalam tubuhnya telah jauh meningkat dari sebelum adanya kekuatan aneh yang menyatu dengan tubuhnya.
Belum juga bangkit, tiba-tiba saja Hiro merasakan sakit di kepalanya, dan bersamaan dengan rasa sakit kepalanya Hiro dapat melihat gambaran yang menjelaskan tentang kekuatan aneh yang telah menyatu dengan tubuhnya. Selain itu dia juga mendapatkan sebuah gambaran tentang bagaimana cara mengembangkan kekuatan itu.
Dari semua penjelasan yang dia dapat, Hiro kini tahu asal kekuatan aneh yang kini sudah menjadi satu dengan tubuhnya.
Keempat bola kristal yang ditemukan Hiro adalah wujud lain dari kekuatan itu. Bola kristal berwarna merah menyimpan kekuatan elemen api, bola kristal berwarna hitam keemasan menyimpan kekuatan elemen petir, bola kristal berwarna putih menyimpan kekuatan elemen angin, dan bola kristal berwarna ungu menyimpan kekuatan elemen kegelapan.
Kekuatan yang berada di dalam bola kristal itu tidak akan pernah bisa di miliki oleh sembarangan orang. Hanya orang yang dipilih oleh kekuatan itu lah yang dapat memiliki kekuatan itu.
Dan karena itu juga selama ini keempat bola kristal itu tak dianggap berharga, dan hanya disimpan dalam peti yang diciptakan oleh sosok yang menemukan keempat bola kristal itu.
Hiro pun dapat bernafas lega setelah tahu asal dari kekuatan yang kini akan menjadi kekuatannya, dan tentunya kekuatan itu bukanlah sesuatu yang hanya sesaat dapat dia miliki.
Setelah tahu kalau di tubuhnya ada kekuatan yang sangat besar, Hiro semakin bersemangat melakukan latihan untuk meningkatkan kekuatannya. Melihat dua telapak tangannya, dia dapat mengeluarkan kobaran api dan derak petir hanya dengan membayangkannya.
Saat Hiro membayangkan sebuah pusaran angin dan elemen kegelapan, dia melihat api dan petir di telapak tangannya berubah menjadi pusaran angin berwarna hitam dengan derak petir yang sangat mengerikan.
“Kekuatan ini sangat berbahaya, lebih baik aku tidak mengeluarkan keempat kekuatan ini dalam waktu bersamaan.” kata Hiro sambil menghilangkan pusaran angin mengerikan yang berada di kedua telapak tangannya.
°°°
Hiro kemudian berlatih menggunakan elemen yang baru dia miliki. Dia benar-benar dibuat kagum dengan kekuatan empat elemen yang kini menjadi bagian dari kekuatannya.
Elemen kekuatan yang dia miliki seolah membuat kekuatannya meningkat berkali lipat. Perbedaan kekuatan Hiro saat ini jauh berbeda dengan kekuatan sebelum dia memiliki keempat elemennya. Dia juga bisa melihat kalau bentuk tubuhnya kini sedikit lebih berotot dari sebelumnya.
Hiro berlatih mengikuti gambaran-gambaran ingatan yang sebelumnya dia dapat saat keempat elemen menyatu dengan tubuhnya. Gambaran-gambaran dalam ingatan Hiro berisi tentang penjelasan yang sangat rinci tentang cara menggunakan seluruh elemen miliknya.
Hanya dengan membayangkan dan berimajinasi, dia dapat melakukan apapun dengan kekuatan elemen miliknya. Namun kekuatan elemennya tak akan pernah bisa dia gunakan untuk menghidupkan orang yang sudah mati.
“Elemen api milikku memang bisa di gunakan untuk menyembuhkan luka, tapi itu sekedar hanya untuk mengobati luka ringan.” katanya sambil terus berlatih.
Saat fokus berlatih, tiba-tiba saja Hiro mendengar langkah kaki beberapa orang yang berjalan menuju ke arahnya. Dengan cepat dia menyembunyikan dirinya sambil mencari sudut yang tepat untuk melihat siapa orang-orang yang mendatangi tempat latihannya.
Dia melihat dua pria dan tiga wanita muncul dari rimbunnya semak-semak di sekitaran tempat latihannya.
Hiro pun mencoba mencuri dengar apa yang sedang dibicarakan oleh kelima orang itu.
“Segel yang menyegel monster itu semakin melemah.”
Dengan jelas Hiro mendengar kata-kata itu keluar dari mulut salah satu orang yang saat ini sedang duduk di batang pohon yang biasanya dia gunakan untuk beristirahat.
Sekalipun yang mereka bicarakan tidak terlalu rinci, tapi Hiro sudah tahu inti dari apa yang menjadi bahan pembicaraan mereka.
Dan apa yang mereka bicarakan adalah sebuah kabar buruk bagi seluruh manusia yang berada di Bumi.
Tapi apa yang mereka bicarakan hanya akan berakhir menjadi sebuah bahan pembicaraan biasa kalau ada sosok yang berhasil memperkuat segel monster yang sedang mereka bicarakan.
“Fiuh, dimana juga ada orang yang memiliki empat elemen sekaligus dalam tubuhnya?.”
Hiro mengerutkan keningnya saat mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut salah satu wanita yang sejak tadi sedikit luput dari pandangannya.
“Orang yang memiliki empat elemen? Untuk apa mereka mencari orang yang memiliki empat elemen dalam tubuhnya?.” katanya kebingungan setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut si wanita.
Saat Hiro sedang kebingungan, dia tak menyadari kepergian empat dari lima orang yang sedang dia intip. Saat ini di tempat itu hanya ada seorang wanita yang masih saja duduk dengan tenang sambil memejamkan kedua matanya.
Tak lama memejamkan mata, tiba-tiba saja wanita itu membuka mata dan menoleh ke tempat persembunyian Hiro. “Mau sampai kapan kamu bersembunyi di tempat itu? Keluar secara baik-baik atau aku akan memaksamu keluar dengan sedikit kekerasan?.” katanya sambil memandang tempat persembunyian Hiro.
Kata-kata si wanita membuat Hiro terkejut dan tersadar dari kebingungan nya, lalu dengan mengangkat kedua tangannya dia berjalan keluar dari tempat persembunyiannya.
Wanita itu melihat Hiro yang baru keluar dari tempat persembunyiannya. Kedua matanya melihat tubuh Hiro dari atas sampai kebawah dengan sangat teliti.
Terlihat wanita itu menganggukkan kepalanya saat melihat Hiro, dan dia cukup kagum dengan kekuatan anak remaja yang menggunakan pemberat di beberapa bagian tubuhnya.
Sementara itu Hiro yang terus dilihat oleh si wanita, entah kenapa dia merasa malu.
“Hahahaha...” Wanita itu tertawa saat melihat wajah Hiro memerah.
“Sepertinya kedatangan ku dan teman-teman ku sudah mengganggu latihan mu? Dan sepertinya kamu sedang berlatih untuk menjadi seorang hunter.” kata si wanita.
Hiro menganggukkan kepalanya. “A..aku memang ingin menjadi seorang hunter, tapi saat ini aku masih terlalu lemah.” balasnya.
“Masih terlalu lemah? Apa kamu sedang merendahkan diri di hadapan seniormu ini?.” tanya si wanita yang membuat Hiro hanya terdiam bingung.
Melihat wajah kebingungan anak remaja di depannya, si wanita kembali melanjutkan kata-kata nya. “Bagaimana bisa kamu berkata terlalu lemah sementara aku dapat melihat beban latihan mu adalah beban yang biasa digunakan oleh seorang murid senior untuk berlatih?.” katanya.
Hiro menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat mendengar itu. “Itu, sebenarnya berlatih menggunakan pemberat adalah saran yang diberikan oleh Ibu ku.” balasnya.
“Artinya Ibu kamu adalah seorang hunter senior. Kalau aku boleh tau, siapa nama Ibu kamu?...” tanya si wanita.
“Ibu Zizu....” jawab Hiro singkat.
Terlihat wanita itu terkejut setelah mendengar jawaban Hiro. Dia akhirnya mengerti seorang Ibu mana yang tega memberikan beban seberat itu untuk menemani latihan anaknya. “Guru memang orang yang sangat kejam, bahkan pada putranya sendiri.” katanya dalam hati.
“Aku tidak menyangka dapat bertemu dengan putra Guru Zu yang selama ini keberadaannya sangat dia rahasiakan.” kata si wanita.
Hiro segera menggelengkan kepalanya begitu mendengar perkataan si wanita. “Ibu tidak pernah berniat merahasiakan keberadaan ku, tapi aku sendiri yang memintanya untuk merahasiakan status ku sebagai putranya.” ungkapnya menjelaskan.
Si wanita tersenyum setelah mendengar penjelasan dari Hiro. Entah kenapa dia tiba-tiba saja merasa tertarik dengan kepribadian anak remaja yang sifatnya terlihat lebih dewasa dari usianya.
Hiro sendiri hanya bisa diam di tempatnya sambil melihat si wanita yang masih menunjukkan senyuman di wajahnya. Dia tidak tahu harus melakukan apa, karena ini kali pertama dirinya berbicara dengan orang lain selain Ibu nya.
Si wanita tersenyum sambil menggelengkan kepalanya perlahan saat melihat wajah polos Hiro. “Lanjutkan latihan mu, tapi kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa bertanya padaku. Oh iya, kamu bisa memanggilku Luna, dan aku adalah salah satu hunter yang di didik langsung oleh Ibu kamu.” ujarnya sambil berlalu pergi meninggalkan Hiro yang masih mematung di tempatnya berdiri.
“Eh, kenapa aku bisa lupa menanyakan padanya soal kenapa dia mencari sosok yang memiliki empat elemen sekaligus dalam tubuhnya?.” katanya menggerutu.
Melupakan sejenak tentang orang-orang barusan yang sedang mencari sosok pemilik empat elemen sekaligus dalam tubuhnya, Hiro kembali memulai latihannya. Proses latihannya kali ini sedikit berbeda dari biasanya karena saat ini dia sudah memiliki elemen yang dapat dia gunakan dalam pelatihan.
Latihan yang kali ini dilakukan Hiro adalah mengontrol dan mengendalikan kekuatan elemennya. Jika dia tidak bisa mengontrol dan mengendalikan elemennya dengan baik, elemen miliknya bisa saja menjadi senjata senjata yang merugikan nya.
Dengan tekad menjadi kuat dan bisa melindungi orang-orang yang dicintainya, dia terus berlatih walau rasa lelah sudah mulai dia rasakan. Melakukan pelatih dari pagi sampai siang tanpa jeda waktu untuk beristirahat setidaknya cukup berpengaruh dengan kekuatan fisiknya, sekalipun kekuatan fisiknya telah meningkat.
Waktu dengan cepat berlalu, dan tanpa terasa hari sudah hampir malam.
Hiro akhirnya memutuskan untuk mengakhiri latihannya dan pulang ke rumah. Kecepatan larinya sedikit bertambah cepat saat dia berlari pulang ke rumahnya. Selain itu dia juga merasa kalau seluruh indera dalam tubuhnya telah mengalami peningkatan fungsi, dan tentu itu merupakan hal baik lainnya yang dia dapatkan setelah memiliki kekuatan baru.
Dia pun masuk kedalam rumah dan langsung pergi ke arah dapur untuk mengambil satu botol berisi air mineral yang berada di dalam lemari pendingin. Lalu dia menikmati pergantian hari sambil bersantai di halaman belakang rumahnya.
Dengan latihan yang hari ini dia lakukan, Hiro sudah dapat mengontrol dan mengendalikan elemen apinya dengan sempurna, dan untuk tiga elemen yang lainnya dia akan melakukannya di hari-hari yang akan datang.
Melihat keadaan di sekitarnya yang mulai gelap, Hiro segera masuk kedalam rumah untuk membersihkan diri dan setelahnya dia akan menyiapkan menu makan malam untuk dirinya sendiri.
Karena Zizu masih belum kembali, Hiro hanya akan menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri, tapi dia sedikit terkejut saat melihat keberadaan Zizu di dapur saat dia baru selesai membersihkan tubuhnya. Pandangan mata mereka saling bertemu, dan terlihat Zizu sedikit menyipitkan kedua matanya saat dia merasa ada perubahan yang cukup mencolok pada tubuh Hiro.
“Anak remaja sekarang, mereka terlalu cepat dalam hal pertumbuhan.” gumam Zizu sesaat setelah Hiro menghilang dari pandangan kedua matanya.
Hiro yang sudah berada di dalam kamarnya segera memakai pakaian santainya, dan setelahnya dia segera menuju ke dapur untuk membantu Zizu menyiapkan makanan untuk makan malam mereka.
Dalam hal memasak, walau seorang pria masakan Hiro jauh lebih baik dari masakan Zizu yang sering terasa banyak kurangnya, dan karena itu juga Hiro buru-buru mengambil alih urusan dapur sebelum dia harus memakan masakan Zizu yang akan membuatnya dalam masalah.
Masakan yang di olah oleh Hiro telah tersaji di atas meja makan, sementara itu Zizu masih menyiapkan minuman untuk mereka. Setelah semua siap, mereka berdua memulai kegiatan makan malam dengan tenang.
Setelah selesai makan malam, Zizu memberi sebuah informasi penting pada Hiro. “Ujian untuk masuk ke akademi hunter akan dilakukan minggu depan. Aku harap kamu tidak putus asa kalau masih gagal seperti enam bulan yang lalu.”
Hiro tidak takut dengan kegagalan, karena dia yakin pasti akan menyelesaikan ujian itu. Tapi kini yang jadi permasalahan baginya adalah bagaimana dia mengatakan tentang kekuatan barunya pada Zizu.
Setelah banyak berfikir, Hiro merasa saat ini belum saatnya mengatakan itu semua pada Zizu. Setidaknya dia akan mengatakan itu pada Zizu setelah dia benar-benar bisa mengontrol dan mengendalikan seluruh kekuatan barunya.
Untuk sekarang lebih baik dia merahasiakan hal itu, dan bertingkah seperti biasa saat di hadapan Zizu.
°°°
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!