“Kira-kira, kapan mereka datang?.” tanya Hiro pada inti api semesta.
Inti api semesta tak tahu pasti kapan ketiga saudaranya itu akan datang, tapi dia tahu kalau itu tak akan lama lgi.
“Sebelum perang besar terjadi, mereka bertiga pasti sudah sampai di tempat ini.” kata inti api semesta menjawab pertanyaan Hiro.
“Bagaimana dengan kekuatan mereka? Apa mereka sama kuatnya dengan mu?.” kata Hiro.
“Bisa dikatakan aku yang terkuat diantara semua saudaraku, tapi perbedaan kekuatan itu sangatlah tipis.” ujar inti api semesta.
Hiro menganggukkan kepalanya, lalu dia membuka jendela kamarnya dan melihat keadaan di luar yang sangat hening tanpa ada satu orang pun yang terlihat keluar dari rumahnya.
Angin malam berhembus dan menerpa wajah Hiro. “Ini baru awal, tapi terlihat kalau kekuatan manusia masih terlalu lemah dan jelas sangat belum siap untuk menghadapi kekuatan mereka.” kata Hiro yang melihat betapa para hunter kewalahan melawan monster yang keluar dari lubang dungeon.
Hiro kembali bertanya pada inti api semesta. “Dengan kekuatan yang aku miliki, apa bisa aku membantu orang lain meningkatkan kekuatannya?.”
Inti api semesta menjawab kalau Hiro ingin membantu meningkatkan kekuatan orang lain, setidaknya dia harus lebih dulu menjadi seorang hunter tingkat S. Dengan menjadi hunter tingkat S, dia akan memiliki cukup banyak lingkar energi, dan itu sangat berguna untuk meningkatkan kekuatan orang lain.
“Itu bukan sesuatu yang mudah.” ujar Hiro yang tahu kalau menjadi hunter tingkat S bukanlah sesuatu yang mudah, dan itu terbukti dengan hanya ada 10 hunter tingkat S di seluruh dunia.
Di negara tempat dia dilahirkan bahkan belum ada satupun hunter yang berada di tingkat S. Tapi negaranya menjadi negara dengan hunter tingkat A terbanyak jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Dengan 40 lebih hunter tingkat A, setidaknya mereka semua saat ini masih mampu menangani belasan dungeon yang bermunculan setiap bulannya.
“Hunter di negara ini cuma unggul dalam jumlah. Kalau bicara soal kekuatan, mereka semua masih sangat lemah.” kata Hiro dalam hatinya.
Hiro melompat keluar dari jendela kamarnya dan berlari menuju bukit tempatnya biasa berlatih.
“Ternyata dia sering mencuri waktu untuk pergi berlatih.” kata Zizu yang menyadari kepergian Hiro.
“Aku jadi penasaran, seberapa kuat anak itu sekarang? Dia mampu melawan monster tingkat emas, dengan itu setidaknya kekuatannya setara dengan hunter tingkat B, atau mungkin dia sudah setara dengan hunter tingkat A?.” kata Zizu yang semakin penasaran dengan kekuatan Hiro.
“Hah, semakin dia kuat itu semakin baik untuknya.” kata Zizu yang membiarkan Hiro pergi berlatih walau dia masih sedikit khawatir dengannya.
Di tempat lain, Hiro yang baru sampai di pinggiran danau melihat bekas pertempuran siang tadi. “Tempat ini sangat cocok digunakan untuk berlatih.” kata inti api semesta.
Kemudian inti api semesta memberi ingatan dua skill terkuat yang dia miliki kepada Hiro.
“Kedua skill itu akan membantu meningkatkan kekuatan mu dan dengan menguasai kedua skill itu kekuatan mu dapat di setarakan dengan hunter tingkat A. Tapi kalau kamu bisa menggabungkan kedua skill ini, mungkin bukan suatu yang sulit untukmu dapat mengimbangi hunter tingkat S.”
“Kedua skill ini tidak mudah, tapi juga tidak sulit. Dalam beberapa hari kedepan aku yakin dapat menguasainya.” kata Hiro yang langsung berlatih skill yang baru diberikan oleh inti api semesta.
Skil pertama yang Hiro pelajari adalah skill sword of flame. Skill serangan tunggal dengan damage yang sangat besar. Monster tingkat emas akan mati hanya dengan sebuah serangan menggunakan skill sword of flame.
Dia segera mempraktikkan cara mengeluarkan dan menggunakan skill sword of flame dengan cara mengikuti ingatan yang telah di tanamkan inti api semesta kedalam ingatannya. Hanya butuh sedikit usaha dia sudah mulai bisa mengeluarkan dan menggunakan skill sword of flame.
Proses pemahaman Hiro terhadap skill barunya sangatlah cepat. Inti api semesta yang di dalam tubuhnya bahkan kagum dengan cara Hiro memahami skill pemberiannya.
“Ini tidak terlalu sulit.” kata Hiro yang tidak sedikitpun merasa kesulitan mengontrol kekuatan skill nya.
Inti api semesta yang mendengar perkataan Hiro hanya bisa tersenyum masam, dan dia harus mengakui kalau Hiro jauh lebih berbakat jika dibandingkan dengan tuannya yang dulu.
Tuannya dulu membutuhkan waktu lebih dari tiga hari untuk dapat melakukan seperti yang sekarang sudah bisa dilakukan Hiro setelah berlatih kurang dari 30 menit. Dan terlihat kalau skill sword of flame terlihat jauh lebih kuat saat berada di tangan Hiro.
Inti api semesta kini tahu kalau tuan barunya adalah monster yang sesungguhnya, dan dengan keberadaan tuannya dia yakin dunia ini dapat terselamatkan tak seperti nasib dunia tuannya terdahulu yang kini telah sepenuhnya dikuasai oleh para monster.
Hiro yang terus berlatih segera menghentikan latihannya saat merasa ada beberapa orang yang bergerak mendekat ke tempatnya berlatih.
Dengan cepat Hiro pergi untuk menyembunyikan dirinya, tapi dia tetap dapat melihat kedatangan dua hunter yang mana dia mengenali salah satu dari mereka.
Satu hunter yang lain Hiro memang tidak mengenalinya, tapi dia pernah sekali bertemu dengan hunter itu saat tadi siang terjadi pertarungan di tempat dia sekarang berada.
“Belum lama ini sepertinya ada seseorang yang melakukan latihan di tempat ini.” kata Luna, salah satu hunter yang muncul di tempat latihan Hiro.
“Suhu di sini masih terasa hangat, aku yakin orang itulah yang baru melakukan latihan di tempat ini.” ujar hunter wanita yang datang bersama Luna.
Luna dan temannya melihat sekeliling. “Hei Shana, apa kamu merasa kalau saat ini ada yang diam-diam sedang mengawasi keberadaan kita di tempat ini? Dan lagi aku merasa orang ini bukanlah sosok yang asing bagi kita.” kata Luna.
Shana, hunter wanita yang merupakan teman Luna semakin memfokuskan pandangannya setelah mendengar apa yang dikatakan Luna.
Sedangkan Hiro yang samar-samar mendengar apa yang dikatakan Luna, dia merasa kalau sebentar lagi keberadaannya akan diketahui oleh dua wanita yang masih terus mencari keberadaannya.
Hiro yang sejenak melirik ke arah lain, dia tak lagi melihat keberadaan Luna saat dia kembali memandang ke tempat dua wanita yang tadinya masih terus mencari keberadaannya.
“Eh, kenapa senior Luna meninggalkan temannya seorang diri di tempat ini?.” kata Hiro.
Baru juga dia selesai berkata, sebuah tangan menepuk punggungnya dari belakang bersama dengan terdengar nya suara wanita yang sangat tidak asing baginya.
“Kamu itu kenapa hobinya menyembunyikan diri? Tapi lihat, kali ini aku dapat menemukan keberadaan mu.” kata Luna yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Hiro.
Hanya dengan mendengarnya, Hiro tahu siapa pemilik suara itu, dan dia hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat keberadaannya berhasil di temukan.
Hiro yang keberadaannya sudah di ketahui segera ikut Luna keluar dari tempat persembunyian, dan itu membuat Shana terkejut saat melihat wajah Hiro.
“Bukannya kamu pria yang ikut ke tempat latihan bersama dengan Luna? Dan bukannya kamu juga pria yang waktu itu mendapatkan pelukan hangat dari guru Zu?.” Shana yang waktu itu juga berada di tempat latihan, tentu dia melihat adegan dimana Hiro yang tak berdaya saat berada di dalam pelukan Zizu.
Hiro sendiri hanya bisa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Shana.
“Dan kemungkinan besar kamu juga orang dengan syal putih yang tadi siang membantu kelompok ku mengalahkan seluruh monster di tempat ini.” kata Shana sambil memandang katana di pinggang Hiro.
“Hah, akhirnya ketahuan juga. Padahal aku sudah menyembunyikan identitas ku, tapi setelah melihat katana milikku, semuanya tak lagi bisa aku sembunyikan.” kata Hiro yang tak lagi menyembunyikan identitasnya di depan Shana.
Luna hanya tersenyum melihat wajah putus asa yang ditunjukkan Hiro. “Kamu tenang saja, Luna termasuk orang yang paling bisa dipercaya untuk menjaga sebuah rahasia.” katanya.
Hiro memandang Shana. Merasa sedang di pandang oleh Hiro, Shana segera menganggukkan kepalanya. “Aku akan merahasiakan tentang kamu yang tadi siang telah membantu kelompok ku.”
Hiro memandang kedua mata Shana, dan saat tidak melihat sebuah kebohongan di mata itu, dengan perasaan lega Hiro menganggukkan kepalanya.
“Ini sudah larut malam, kenapa kalian masih berkeliaran di tempat ini?.” tanya Hiro pada Luna dan Shana.
Luna dan Shana yang mendengar pertanyaan Hiro, mereka saling pandang, dan sejujurnya mereka tidak terlalu menyadari kalau hari susah larut malam.
“Karena terlalu menikmati suasana tenang saat malam, kami berdua jadi lupa waktu.” ujar Shana.
“Seharusnya kami sudah berada di pos jaga dan bergantian dengan hunter lainnya untuk melakukan patroli.” imbuh Luna.
Hiro menggelengkan kepalanya pelan mendengar apa yang dikatakan oleh kedua wanita itu. “Lebih baik kalian segera kembali! Dan untuk berjaga-jaga, aku akan ikut di belakang kalian walau sedikit jauh.” katanya.
Luna dan Shana setuju dengan apa yang dikatakan Hiro.
Kemudian mereka kembali ke pos tempat mereka berjaga dengan Hiro yang mengambil jarak 100 meter di belakang mereka.
°°°
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Riris Rizki
Komen dulu. gak tau mau komen apa. 😁😁
2023-04-09
0
Atha 😘😘
💪💪💪💪💪
2022-01-16
0
izRoiL
Lanjutkeen
2021-11-25
0