Selama tiga hari akademi hunter di tutup demi keamanan para murid, dan selama itu juga para guru mencoba mendata para murid yang menjadi korban dari serangan monster. Beruntung, tak ada satu pun teman Hiro yang menjadi korban dari serangan para monster.
Di hari ketiga setelah serangan monster, Hiro mulai diizinkan Zizu untuk keluar dari rumah dan melakukan latihan seperti biasa. Saat Hiro sedang berlatih di kaki bukit, Nana dan Yuna muncul dan bergabung ikut latihan bersama dengannya.
Dengan memakai pemberat yang diberikan Hiro, Nana dan Yuna mulai melakukan latihan dengan menaiki dan menuruni bukit.
Tapi Hiro belum mengizinkan mereka melakukan di danau karena dia belum yakin dengan keamanan danau. Dia takut mereka kenapa-napa kalau saja ada monster yang menyembunyikan dirinya di dasar danau.
“Keadaan tempat ini belum sepenuhnya aman, jadi aku harap kalian lebih berhati-hati.” kata Hiro mengingatkan pada kedua temannya itu tentang keadaan tempat latihan mereka yang belum sepenuhnya aman.
Nana dan Yuna dengan cepat menganggukkan kepalanya, dan mereka segera meningkatkan kewaspadaan nya.
Swush...
Hiro melompat ke pohon tertinggi yang berada di kaki bukit untuk melihat keadaan sekitar. Kedua mata Hiro dengan teliti memandang area sekitar, Hiro juga memandang kearah danau yang airnya terlihat begitu tenang.
Beberapa saat memandang ke arah danau, Hiro dapat melihat gelembung udara jalan jumlah banyak di tengah-tengah danau. Dia tahu kalau kemunculan gelembung-gelembung udara itu bukan sebuah pertanda baik, dan dengan cepat dia meminta Nana dan Yuna untuk mencari tempat persembunyian.
“Ada kawanan monster di danau.” kata Hiro pada kedua temannya.
Nana dan Yuna memandang kearah danau, dan tak lama mereka melihat beberapa monster berenang dari tengah danau menuju pinggiran.
Melihat semua itu, Nana dan Yuna terlihat sangat ketakutan.
“Kalian tetap sembunyi di tempat ini, kalau perlu kalian bisa lari secepatnya dari tempat ini.” kata Hiro tanpa melepaskan pandangan dari para monster yang sudah mendarat di pinggiran danau.
Dari aura yang keluar dari tubuh para monster, Hiro tahu kalau para monster itu berada di tingkat perak, satu tingkat di atas monster tingkat perunggu yang pernah dia hadapi.
Waktu terus berjalan, dan kini sudah ada belasan monster tingkat perak yang telah sampai di pinggiran danau. Jumlah para monster itu sepertinya akan terus bertambah karena masih ada beberapa monster yang masih bergerak dari tengah danau menuju arah pinggiran.
Swush...
Lima orang hunter muncul dan langsung menyerng para monster itu. Dari lencana yang menempel di seragam hunter milik mereka, Hiro, Nana, serta Yuna tahu kalau mereka merupakan hunter tingkat B, dan seharusnya monster tingkat perak bukanlah lawan yang dapat merepotkan mereka.
“Kenapa mereka terlihat kewalahan menghadapi monster-monster itu?.” kata Hiro keheranan saat melihat kelima hunter itu kewalahan menghadapi para monster yang lebih lemah dari mereka.
“Para monster itu merupakan jenis monster air, dan mereka hanya dapat dilemahkan oleh hunter berkemampuan elemen api. Wajar kalau kelima hunter itu kewalahan menghadapi mereka karena tak satupun dari mereka memiliki elemen api.” ujar Yuna menjelaskan.
“Ini situasi yang kurang baik.” Hiro berpikir bagaimana kalau dia membantu para hunter itu.
Setelah melihat kelima hunter semakin terpojok, Hiro akhirnya memutuskan untuk membantu mereka, tapi sebisa mungkin dia ingin menyembunyikan jati dirinya.
Ketika bingung ingin menggunakan apa untuk menutupi identitasnya, Hiro melihat sebuah syal yang digunakan Nana. Dengan sedikit menahan rasa malu, dia berkata pada Nana kalau dia ingin meminjam syal nya.
Setelah mendapat pinjaman syal milik Nana, Hiro menggunakan syal itu untuk menutupi bagian bawah wajahnya.
“Aku harap kalian dapat merahasiakan apa yang akan kalian lihat.” kata Hiro sambil memandang Nana dan Yuna secara bergantian.
Walau tidak terlalu mengerti dengan maksud dari perkataan Hiro, Nana dan Yuna langsung menganggukkan kepalanya mengiyakan apa yang diinginkan Hiro.
Mereka berdua pun melihat saat Hiro tiba-tiba saja keluar dari tempat persembunyian mereka, dan dengan gerakan yang sangat cepat dia melesat kearah pertarungan kelima hunter yang sangat kewalahan menghadapi para monster yang menjadi lawan mereka.
Pandangan mata kedua orang itu tak pernah lepas dari apa yang dilakukan Hiro setelah dia berada di hadapan para monster.
“Elemen api? Aku tidak menyangka kalau dia memiliki elemen paling kuat dari seluruh elemen yang di kuasai oleh para manusia.” kata Nana yang mendapat balasan anggukan kepala dari Yuna.
“Dengan bantuannya, kelima hunter pasti dapat mengalahkan para monster.” kata Yuna sambil terus memandang kearah Hiro.
Di sisi Hiro, dia terlihat terus melemparkan bola-bola api yang di buat menggunakan elemen apinya untuk melemahkan kekuatan para monster.
“Bukannya ini sangat menyenangkan? Aku seperti sedang melakukan permainan lempar tangkap dengan para monster.”
“Roooaaarrr....” beberapa monster terus berteriak karena merasakan sakit yang diakibatkan oleh bola-bola api yang terus-menerus dilemparkan Hiro kepada mereka.
“Hahaha....jangan berharap permainan kita akan berakhir karena aku belum puas bermain dengan kalian.” kata Hiro sambil terus melemparkan bola-bola apinya.
Kelima hunter yang semula terpojok, perlahan mere mulai dapat membalik keadaan dan kini mereka dapat melakukan serangan balik kearah para monster.
Tapi mereka sedikit merasa ada yang aneh dengan hunter yang membantu mereka. Selain menutupi sebagian wajahnya dengan sebuah syal, hunter itu juga terlihat seperti sedang bermain-main dengan para monster yang sedang mereka hadapi.
“Apa diantara kalian ada yang mengenali hunter itu?.” tanya salah satu hunter setelah dia berhasil membunuh salah satu monster yang menjadi lawannya.
“Hunter dengan kemampuan elemen api hampir semua memiliki nama dan terkenal, tapi aku tidak mengenali hunter itu.” ujar hunter lainnya sambil memandang Hiro.
“Hah, tidak penting dia siapa, yang jelas dia adalah penolong kita.” kata satu-satunya hunter wanita di kelompok lima hunter itu.
Boomm...
Mereka melihat monster berukuran jauh lebih besar dari monster yang mereka hadapi keluar dari danau dan berjalan kearah mereka dengan sangat cepat.
“Hei...hei...hei, apa danau ini telah menjadi sarang mereka? Bagaimana bisa monster tingkat emas muncul di tempat ini kalau danau ini bukan sarang mereka?.” kata hunter wanita dengan tubuh gemetaran memandang monster setinggi gedung berlantai 10 yang terus bergerak ke arahnya.
“Kalian lebih baik segera meninggalkan tempat ini! Monster ini bukan lawan yang bisa kalian hadapi.” kata Hiro yang kini mulai serius menatap monster yang hanya berjarak 100 meter darinya, dan kabar buruknya monster itu terus bergerak semakin mendekat.
Kelimanya tidak mengindahkan perkataan Hiro, mereka justru memberanikan diri untuk melawan monster tingkat emas yang tentu jauh lebih kuat dari mereka.
“Bukannya aku sudah meminta kalian semua untuk pergi meninggalkan tempat ini, lalu kenapa kalian masih berdiam diri di tempat itu?.” kata Hiro yang melihat keberadaan kelima hunter yang masih diam di tempatnya.
“Kami akan membantu.” kata salah satu mereka sambil menyiapkan senjata miliknya.
Hiro hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat betapa keras kepalanya kelima hunter itu.
“Hah, aku harap kalian segera bergerak mundur kalau mendapatkan luka dari serangan monster itu.” kata Hiro pada kelima hunter yang hanya membalas dengan menganggukkan kepalanya.
Kemudian dengan mengeluarkan katana miliknya, Hiro mulai bersiap menghadapi monster yang semakin mendekat.
Wajah Nana dan Yuna terlihat dipenuhi rasa khawatir saat monster besar itu semakin mendekati Hiro.
“Maaf saja, aku tidak punya terlalu banyak waktu untuk melawan mu, jadi aku akan melakukannya dengan cepat.” kata Hiro.
Dia langsung saja menerjang kearah monster tingkat emas itu dengan kecepatan yang tak dapat dilihat oleh orang-orang yang semula dapat melihat wujudnya.
“Sangat cepat, apa dia hunter tingkat S?.” tanya Nana yang sangat penasaran dengan kekuatan Hiro.
“Aku tidak tau.” jawab Yuna singkat, tapi dia juga penasaran dengan kekuatan yang dimiliki Hiro.
°°°
Jangan lupa like dan komentarnya setelah selesai membaca, terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Adhie Adhie
elemen api 🔥 milik negara api 🔥 yaa 😁
2023-03-20
0
Atha 😘😘
👍👍👍👍👍🔥🔥🔥🔥
2022-01-16
0
izRoiL
Gaasskeen
2021-11-25
0