Bertemu

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Penumpang mobil sedan hitam itu hanya diam membisu satu sama lainnya. Tidak ada seorang pun yang berkenan untuk memulai pembicaraan. Anindya yang duduk disamping Adrian merasa semakin canggung. Ia berniat untuk meminta maaf karena telah menyebabkan masalah hari ini dan membuat semua orang kerepotan karena dirinya. Tapi ia merasa seperti ada yang tersangkut didalam tenggorokannya hingga ia tak bisa membuka mulutnya untuk berbicara.

Rasanya akan lebih mudah jika orang yang berada disampingnya itu adalah Zein atau Sofia. Sehingga ia akan lebih mudah untuk mengutarakan maksudnya.

"Kenapa harus dia?" gumamnya pelan.

"Apa ada yang ingin kau sampaikan?" tanya Adrian tiba-tiba tanpa menolehkan kepalanya.

"Ha!" Anindya tampak kaget mendengar pria itu tiba-tiba bertanya.

Tapi tentu saja pria itu tidak berniat sama sekali untuk mengulang pertanyaannya. Karena ia tidak menyukai hal itu.

"Ehm..... Ehm.... Aku.... Aku... aku ingin...." kata-katanya terhenti karena ponsel Adrian yang tiba-tiba berbunyi dari dalam saku jasnya.

"Ada apa?" tanyanya setelah menjawab panggilan teleponnya. Ia terdiam sejenak mendengarkan pembicaraan orang disebrang. "Bertemu denganmu nanti malam? Ehm... baiklah! Aku akan datang." Adrian lalu mematikan ponselnya dan mengembalikannya kedalam saku jasnya.

Melihat pria itu diam kembali, Anindya hendak melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti tadi. Tapi dia segera mengurungkan niatnya saat mobil itu memasuki halaman rumah.

Seorang pria baya dan wanita paruh baya tampak sedang menanti diteras rumah itu. Beberapa pelayan juga tampak berdiri di sana. Anindya semakin merasa kacau.

Mobil itu berhenti disana. Adrian mengatakan sesuatu sebelum keluar dari mobil.

"Lain kali jika kau ingin melakukan sesuatu, berpikirlah! Jangan sampai kau membuat kesalahan seperti ini lagi." perintahnya tegas sambil menatap kearahnya dengan tajam.

Membuat wanita itu mengkerut takut melihatnya. Ia membuka pintu mobil dan keluar dari sana.

Zein yang sedari tadi merasa cemas seketika terlihat lega saat melihat Anindya turun dari mobil dan berjalan menghampirinya. Zein langsung memeluk wanita itu membuat Anindya merasa kaget.

"Kau kemana saja? Kakek sangat mencemaskanmu. Jika terjadi sesuatu padamu, kakek akan merasa sangat bersalah."

"Ka... kakek maafkan Anin. Anin sudah membuat kakek cemas." pintanya.

"Iya sudah tidak apa-apa. Yang terpenting kau sudah kembali. Jangan pergi seorang diri lagi. Kau mengerti?" Zein melepaskan pelukannya.

"Iya kek." ucap Anindya sambil mengangguk.

Zein lalu mengajaknya untuk masuk kedalam rumah. Adrian menyusul dari belakang mengikuti mereka. Ia tampak memperhatikan Anindya.

Sementara Anindya tengah berpikir saat ini. Bagaimana caranya ia bisa keluar dari rumah ini. Baru hilang sebentar saja ia sudah membuat cemas pria baya itu. Bagaimana jika ia tiba-tiba keluar dari rumah ini dan hidup mandiri. Apa yang akan terjadi padanya?

_____________ My dearest wife

Melam semakin larut. Bulan terlihat membulat sempurna dari atas sana. Saat seharusnya semua orang tengah masuk kealam mimpinya, sebagian orang memilih tetap menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Seperti yang terjadi di sebuah bar elite yang hanya mengundang orang-orang tertentu saja sebagai membernya. Setiap tamu akan mendapatkan ruangan pribadinya masing-masing, sehingga tidak akan saling mengganggu satu sama lain. Bar ini juga sangat menjaga privasi pengunjungnya. Sehingga tidak sembarangan orang diizinkan untuk masuk ke bar ini tanpa kartu member vip yang didapatkan setiap pelanggan.

Seorang pria berkacamata terlihat sedang duduk di salah satu meja sebuah ruangan yang telah dipesannya bersama beberapa orang pria lainnya. Mereka terlihat mengobrol santai dan menikmati makanan ringan mereka.

"Hei Sam! Kapan tuan muda itu akan datang. Aku sudah lelah menunggunya sedari tadi." ucap seorang pria berparas tinggi dan berwajah oriental.

"Iya! Kami jauh-jauh kemari hanya untuk bertemu dengannya, tapi dia malah belum menunjukkan batang hidungnya. Apa kau sudah mengajaknya untuk datang." timpal pria satunya yang berwajah campuran Indo-Eropa.

"Lim! Jo! Kalian berdua seperti tidak mengenal dia saja. Sebentar lagi juga datang." ucap samuel pada kedua temannya itu.

Jonathan dan Lim adalah teman mereka semasa kuliah di Amerika dulu. Walaupun berbeda fakultas, tapi mereka berada di satu asrama dan kamar yang sama. Sehingga hal itu membentuk pertemanan diantara mereka. Karena mereka berdua kini bekerja di luar negri, sehingga mereka tak bisa bertemu setiap saat. Sehingga jika kedua pria itu mengambil cuti, barulah mereka bisa bertemu. Seperti saat ini.

Tak lama kemudian orang yang ditunggu akhirnya muncul. Setelah melihat seorang pria muda memasuki ruangan itu.

"Apa aku terlambat?" ucap Adrian.

"Tentu saja. Kau sudah terlambat satu jam dari waktu yang sudah dijanjikan." ucap Lim, pria berwajah oriental itu.

"Ok. Aku yang traktir sebagai permohonan maaf." sahut Adrian.

"Jika seperti itu. Maka tidak ada masalah lagi. Kita bisa minum sepuasnya." ucap Jonathan.

"Sorry! Aku tidak minum minuman beralkohol. Kalian tahu kan."

"Tenang saja. Ini untukmu yang non Alkohol. Aku juga tidak bisa minum karena besok pagi aku harus melakukan operasi." ucap samuel sambari menyodorkan minuman bersoda tanpa alkohol pada Adrian.

"Kalian berdua tidak seru. Tapi tidak masalah. Apa tidak ada wanita disini?" tanyanya Jonathan.

"Tentu saja ada. Tapi hanya untuk menemani bukan untuk melayanimu. Apa kau paham?" Ucap Samuel.

"Iya aku paham. Kau kira aku ini pria murahan yang bisa disentuh sembarangan wanita." Jonathan tampak menggerutu.

"Kau memang bukan pria murahan tapi terkadang otak dan tubuhmu tidak pernah sejalan dengan ucapanmu." ledek Lim.

"Sialan kau! Aku benar-benar sudah kapok kali ini. Aku ingin berubah. Aku ingin menikah dengan wanita baik-baik dan punya banyak anak dengannya." bantah Jonathan sambil tersenyum.

"Keinginanmu sungguh mulia. Tapi aku rasa itu tidak akan bertahan lama." sahutnya Adrian sinis seakan sudah hafal betul dengan sifat teman baiknya itu.

"Apa maksudmu?" tanya Jonathan.

Adrian hanya mengangkat bahunya sebagai penolakan untuk menjawab. Samuel dan Lim jadi tertawa karena mereka juga tahu bagaimana sifat Jonathan yang tidak bisa berkutik dihadapan wanita cantik dan seksi.

"Oke! Aku akan buktikan pada kalian!" ucap Jonathan mencoba meyakinkan mereka.

Samuel meminta pihak bar untuk menghadirkan tiga orang wanita keruangan mereka untuk menemani mereka kecuali Adrian.

Tak lama tiga orang wanita berparas cantik, tinggi semampai dan berpenampilan menarik masuk kedalam ruangan. Mereka persis model yang berjalan di atas catwalk. meliuk-liuk dengan sempurna. Membuat Jonathan seketika melupakan niatnya. Ia menarik tangan seorang wanita bergaun merah hingga duduk disampingnya. Sementara kedua wanita lainnya duduk disamping Lim dan Samuel.

"Tuangkan minum untukku sayang!" perintahnya dengan lembut.

Wanita itu tersenyum lalu menjalankan perintahnya. Ia memberikan gelas yang sudah diisi minuman itu kepada Jonathan. Jonathan menerimanya dengan senyuman paling indah yang dimilikinya.

Samuel dan Lim seketika meledeknya hingga membuat pria itu malu dan berusaha keras untuk membela diri.

"Aku memang benar-benar ingin menikah. Tapi saat ini aku masih berstatus single. Jadi aku rasa tidak masalah jika aku menikmati hidup untuk hari ini bukan." bantahnya.

"Dasar kau ini." ucap Lim.

Mereka berempat tampak mengobrol dengan santai. Sembari mengenang saat-saat mereka dulu saat masih menjadi mahasiswa.

"Oh ya! Apa kalian masih ingat. Dulu kita pernah berjanji, jika ada diantara kita yang menikah lebih dulu maka dia harus memberikan salah satu benda termahalnya pada temannya yang lain. Apa janji itu masih berlaku hingga saat ini?" tanya Jonathan.

"Tentu saja. Kau pikir itu hanya sekedar candaan?" jawab Adrian.

"Benarkah! Jo.. bukannya kau bilang jika kau ingin menikah. Maka ada baiknya jika kau mempersiapkannya dari sekarang." ucap Lim.

"Ah! Yang benar saja. Barang termahalku adalah apartemen yang ada di Inggris. Bagaimana mungkin aku memberikannya pada kalian." bantahnya.

"Itu bukan urusan kami. Janji sama dengan hutang. Jadi jika kau tidak mau kehilangan apartemen, maka jangan menikah lebih dulu." ucap Lim.

Samuel tiba-tiba teringat sesuatu, ia melirik kearah Adrian.

"Ehm... Sepertinya akan ada seseorang diantara kita yang menikah lebih dulu dari Jonathan." ucapnya.

"Siapa? Kau?" tanya Jonathan.

"Bukan aku. Tapi... Adrian." bantah Samuel.

"Adrian? Benarkah? Astaga aku tidak percaya ini." ucap Lim.

"Apa maksudmu Sam? Apa kau mau mati?" tanyanya bingung.

"Hei! Bukankah kakekmu ingin menjodohkan dirimu. Bahkan wanita itu sudah tinggal serumah denganmu." jawabnya santai.

"Samuel. Apa kau benar-benar sudah tidak membutuhkan nyawamu lagi." Adrian tampak kesal karena tiba-tiba saja Samuel membahas tentang wanita itu.

Kedua temannya yang lain tampak antusias untuk meledek Adrian. Karena ini adalah berita terpanas abat ini. Jarang-jarang mereka bisa mendengar hal-hal seputar pria dingin itu.

Mereka jadi penasaran dengan wanita itu.

____________ My dearest wife

Terpopuler

Comments

Endang Astuti

Endang Astuti

Samuel kocak...serru thorrr

2020-10-25

2

Sisri Gusmira

Sisri Gusmira

yops...malah kelanjutan ceritanya,...my loved wife sdh jauh kedepan..😀😀

2020-06-24

1

Rahma Aqila

Rahma Aqila

jangan lama2 thor... semangat ya up nya...

2020-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Adrian
2 Anindya
3 Kakek Zein
4 Menceritakan
5 Selalu saja membuatku pusing
6 Hatiku merasa tidak tenang
7 kehilangan untuk kedua kalinya.
8 Sepucuk surat dari nenek
9 Mengambil keputusan
10 Bertemu untuk pertama kalinya
11 Kesepian
12 Pernah merasakan
13 Maksud lain
14 Mawar putih
15 Teringat kembali
16 Bertemu teman lama
17 Tersesat
18 Kembali pulang
19 Bertemu
20 Tidak seharusnya bertemu
21 Tidak mengizinkan
22 Semakin menambah masalah
23 Hari pertama kerja
24 Siapa wanita itu?
25 Natasha
26 Hujan
27 Harga diri
28 Keinginan terakhir?
29 Memikirkan
30 Apakah harus menerima?
31 Keputusan
32 Gaun pernikahan
33 Hanyalah sebuah kesepakatan
34 Melarikan diri sejenak
35 Hampir saja
36 Merasa panas
37 Tidak keberatan
38 Mabuk lagi?
39 Berperan sebagai istri yang baik
40 Memberikan haknya
41 Berdebar tak karuan
42 Figura
43 Sehari bersama Anne
44 Hampir jatuh
45 Kembali ke kampung halaman
46 Mengunjungi ibu dan nenek
47 Akhirnya bertemu juga.
48 Hampir saja.
49 Kehujanan
50 Melampiaskan kemarahan dengan cara berbeda
51 Terlalu berperasaan
52 Mendiamkan
53 Menjahili
54 Belum melupakan
55 Aku menyayangimu kakek
56 Mempertanggung jawabkan
57 Sehari bersama Adrian.
58 sesuatu yang memalukan
59 Tidak akan melepaskanmu
60 Malam pertama yang menyakitkan
61 Memulai hubungan yang baru
62 Akhirnya setuju?
63 Arkan
64 Kesepian
65 Memprovokasi
66 Sakit karena rindu?
67 Merindukannya
68 Tak menghiraukannya
69 Sakit kepala
70 Ke pantai
71 Bertemu lagi
72 Si pengganggu
73 Mengutarakan isi hati
74 Mengganti kenangan
75 Mulai menyukainya
76 Memaksa
77 Merasa tidak tenang
78 Dokter muda idaman
79 Aku hanya ingin memelukmu
80 Sudah berakhir
81 Menebus dengan kesetiaan dan cinta
82 Gadis penurut
83 Jangan menolakku!
84 Kedatangan seseorang
85 Serangan jantung
86 Jangan menahannya
87 Apa kau tertarik padaku?
88 Dasar keras kepala
89 Terima kasih
90 Cium aku
91 Sangat menggemaskan
92 Kau memang seorang pengganggu
93 Siapa Bimo?
94 Kemarahan Adrian
95 membutuhkan orang lain
96 Menangis lagi
97 Membayar segala rasa sakit.
98 Kejutan
99 Mencintai ku?
100 Dijodohkan.
101 Kekasih ku?
102 Hanya tertarik padamu.
103 Tidak perduli
104 Pengakuan cinta
105 Jadi milikku saja.
106 Aku yang akan menikahinya.
107 Merasa sangat bersalah
108 Mengunjungi panti asuhan
109 Masih meragukan
110 Merasa tidak tenang
111 Perkataan Anne
112 Kau sangat berharga.
113 Mimpi buruk
114 Cemburu
115 Maafkan aku!
116 Merasa cemas
117 Aku menyukaimu.
118 Berinisiatif lebih dulu.
119 Honeymoon
120 Honeymoon part 2
121 Honeymoon part 3
122 Honeymoon part 4
123 Honeymoon part 5 / End
124 Kabar baik.
125 Kehamilan Anindya.
126 Maaf sudah menyusahkanmu.
127 Aku akan menunggumu.
128 Terima kasih
129 Pergi berkencan?
130 Kencan ganda.
131 Tidak nyaman.
132 Merasa cemas.
133 Permintaan paman.
134 Menahan diri.
135 Curahan hati.
136 Ungkapan perasaan
137 Merindukannya.
138 Terjatuh?
139 Mengompol?
140 Hari persalinan Anindya.
141 Pria kecil yang tampan.
142 Aku cinta padamu.
143 Perpisahan.
144 Tidak sadarkan diri.
145 Kepulangan kakek.
146 Kehilangan.
147 Berakhir manis.
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Adrian
2
Anindya
3
Kakek Zein
4
Menceritakan
5
Selalu saja membuatku pusing
6
Hatiku merasa tidak tenang
7
kehilangan untuk kedua kalinya.
8
Sepucuk surat dari nenek
9
Mengambil keputusan
10
Bertemu untuk pertama kalinya
11
Kesepian
12
Pernah merasakan
13
Maksud lain
14
Mawar putih
15
Teringat kembali
16
Bertemu teman lama
17
Tersesat
18
Kembali pulang
19
Bertemu
20
Tidak seharusnya bertemu
21
Tidak mengizinkan
22
Semakin menambah masalah
23
Hari pertama kerja
24
Siapa wanita itu?
25
Natasha
26
Hujan
27
Harga diri
28
Keinginan terakhir?
29
Memikirkan
30
Apakah harus menerima?
31
Keputusan
32
Gaun pernikahan
33
Hanyalah sebuah kesepakatan
34
Melarikan diri sejenak
35
Hampir saja
36
Merasa panas
37
Tidak keberatan
38
Mabuk lagi?
39
Berperan sebagai istri yang baik
40
Memberikan haknya
41
Berdebar tak karuan
42
Figura
43
Sehari bersama Anne
44
Hampir jatuh
45
Kembali ke kampung halaman
46
Mengunjungi ibu dan nenek
47
Akhirnya bertemu juga.
48
Hampir saja.
49
Kehujanan
50
Melampiaskan kemarahan dengan cara berbeda
51
Terlalu berperasaan
52
Mendiamkan
53
Menjahili
54
Belum melupakan
55
Aku menyayangimu kakek
56
Mempertanggung jawabkan
57
Sehari bersama Adrian.
58
sesuatu yang memalukan
59
Tidak akan melepaskanmu
60
Malam pertama yang menyakitkan
61
Memulai hubungan yang baru
62
Akhirnya setuju?
63
Arkan
64
Kesepian
65
Memprovokasi
66
Sakit karena rindu?
67
Merindukannya
68
Tak menghiraukannya
69
Sakit kepala
70
Ke pantai
71
Bertemu lagi
72
Si pengganggu
73
Mengutarakan isi hati
74
Mengganti kenangan
75
Mulai menyukainya
76
Memaksa
77
Merasa tidak tenang
78
Dokter muda idaman
79
Aku hanya ingin memelukmu
80
Sudah berakhir
81
Menebus dengan kesetiaan dan cinta
82
Gadis penurut
83
Jangan menolakku!
84
Kedatangan seseorang
85
Serangan jantung
86
Jangan menahannya
87
Apa kau tertarik padaku?
88
Dasar keras kepala
89
Terima kasih
90
Cium aku
91
Sangat menggemaskan
92
Kau memang seorang pengganggu
93
Siapa Bimo?
94
Kemarahan Adrian
95
membutuhkan orang lain
96
Menangis lagi
97
Membayar segala rasa sakit.
98
Kejutan
99
Mencintai ku?
100
Dijodohkan.
101
Kekasih ku?
102
Hanya tertarik padamu.
103
Tidak perduli
104
Pengakuan cinta
105
Jadi milikku saja.
106
Aku yang akan menikahinya.
107
Merasa sangat bersalah
108
Mengunjungi panti asuhan
109
Masih meragukan
110
Merasa tidak tenang
111
Perkataan Anne
112
Kau sangat berharga.
113
Mimpi buruk
114
Cemburu
115
Maafkan aku!
116
Merasa cemas
117
Aku menyukaimu.
118
Berinisiatif lebih dulu.
119
Honeymoon
120
Honeymoon part 2
121
Honeymoon part 3
122
Honeymoon part 4
123
Honeymoon part 5 / End
124
Kabar baik.
125
Kehamilan Anindya.
126
Maaf sudah menyusahkanmu.
127
Aku akan menunggumu.
128
Terima kasih
129
Pergi berkencan?
130
Kencan ganda.
131
Tidak nyaman.
132
Merasa cemas.
133
Permintaan paman.
134
Menahan diri.
135
Curahan hati.
136
Ungkapan perasaan
137
Merindukannya.
138
Terjatuh?
139
Mengompol?
140
Hari persalinan Anindya.
141
Pria kecil yang tampan.
142
Aku cinta padamu.
143
Perpisahan.
144
Tidak sadarkan diri.
145
Kepulangan kakek.
146
Kehilangan.
147
Berakhir manis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!