Kembali pulang

Anindya berhenti sejenak ketika dirasa kelelahan menderanya. Ia sudah berjalan sangat jauh dari restoran tadi. Peluh membanjiri sekujur tubuhnya. Barangkali ia sudah berjalan dua jam lamanya. Urat kakinya serasa mau putus karena dipaksa untuk berjalan jauh. Ia masih harus berjalan sejam lagi untuk sampai dirumah itu.

Tenggorokannya terasa kering karena sedari tadi ia tidak minum setetes air pun. Perutnya juga sudah berteriak minta diisi makanan. Ia benar-benar merasa sangat sial hari ini. Seharusnya ia menunggu saja di depan kampus tadi bukannya belagak pintar dengan memilih untuk pulang sendiri.

"Sekarang aku harus bagaimana? Rumah itu masih sangat jauh dari sini. Kakiku serasa mau patah." gumamnya.

Ia duduk di sebuah ruko yang sepertinya sudah tidak terpakai lagi. Dilihat dari kondisinya yang tidak terawat. Ia hendak meluruskan kakinya yang pegal-pegal.

"Apa jika aku tidak kembali kerumah itu akan ada yang mencemaskanku? Mungkin kakek dan ibu Sofia akan cemas. Tapi bagaimana dengan tuan yang menakutkan itu? Mungkin ia akan merasa sangat senang jika aku tidak kembali."

Ia menatap kearah langit yang menyilaukan diatas sana. Ini adalah saat dimana matahari sudah mencapai tingkat kepanasan yang maksimal. Dimana panasnya sudah terasa sangat menjalar di bagian permukaan kulit Anindya yang terbuka. Ia merasa dehidrasi.

____________ My dearest wife

"Dimana dia? Sungguh sangat menyusahkan." Adrian tampak menggerutu di kursi belakang.

Matanya tampak mengawasi setiap sudut jalanan yang dilaluinya. Mobil yang ditumpanginya akhirnya bisa keluar dari jalanan padat tadi setelah satu jam lamanya terjebak disana. Mereka segera pergi mencari Anindya begitu mendapatkan celah untuk berjalan.

Sudah sejam lebih mereka menyusuri jalanan yang sekiranya dilalui oleh wanita itu. Tapi mereka sama sekali tidak menemukannya dimanapun.

Sedari tadi Zein sudah beberapa kali menghubunginya untuk menanyakan keberadaan Anindya. Hal itu membuat Adrian semakin kesal dengan wanita itu. Ia bahkan melewatkan makan siangnya karena harus mencari wanita itu. Ini pertama kali baginya.

"Tuan! Bagaimana jika kita berhenti untuk makan siang terlebih dahulu. Anda sudah melewatkan waktu makan siang anda. Anda harus ingat jika anda punya riwayat asam lambung yang mengharuskan Anda untuk makan tepat waktu. Kami akan terus mencarinya selagi anda makan siang." saran Romi.

Ia tampak menghela nafasnya. Lalu mengiyakan saran dari asistennya itu. Jika ia sakit, maka akan lebih banyak orang yang merasa perlu dicemaskan.

Mereka berhenti disebuah restoran yang tak jauh dari sana. Namun sepertinya, sedang ada acara yang sedang berlangsung di sana. Romi turun lebih dulu untuk memastikan apakah ada tempat yang masih kosong atau tidak. Dan tentunya tidak membuat tuannya itu merasa terganggu dengan pengunjung lainnya. Karena ia tahu betul jika tuannya itu tidak terlalu menyukai keramaian.

Setelah memeriksa semuanya, Romi keluar untuk memberitahukan kepada tuannya itu bahwa ia bisa dengan tenang makan disana. Adrian segera turun dari mobil dan mengikuti Romi yang sedang mengarahkan jalannya.

Setelah selesai mengurus tuannya, Romi kembali ke dalam mobil untuk melanjutkan pencariannya. Mereka kembali menyusuri jalanan sambil memperhatikan sisi kanan dan kiri mereka. Entah sudah berapa lama mereka berada dijalanan. Rasanya mereka sudah menyusuri hampir separuh kota untuk mencarinya. Tapi tetap saja tidak ketemu.

"Apa mungkin dia sudah pulang?" tanyanya pada supir itu sembari menduga-duga.

"Sepertinya belum tuan. Karena tuan besar pasti akan memberitahu kita jika nona sudah kembali." jelasnya.

"Iya kau benar." sahutnya.

Tiba-tiba supir itu melihat seseorang yang sangat mirip dengan Anindya sedang terduduk di sebuah ruko.

"Tuan! Apakah wanita yang sedang duduk di ruko itu adalah nona Anindya?" tanyanya supir itu pada Romi.

Romi memperhatikan wanita yang dimaksud oleh supir itu. Ia menyuruhnya untuk memberhentikan mobil mereka agar ia bisa lebih memastikannya.

Romi turun dari mobil. Ia memperhatikan wanita yang sedang menundukkan kepalanya. Meletakkannya diatas kedua lututnya.

"Nona Anindya!" panggilnya.

Wanita itu seketika mengangkat kepalanya setelah mendengar namanya disebut. Itu benar-benar Anindya.

Dan wanita itu tampak sangat senang ketika melihat seseorang yang dikenalnya.

Karena terlalu senang, ia malah menangis. Romi seketika menjadi bingung. Apalagi beberapa orang yang melintas disana memandanginya dengan tatapan curiga. Seakan-akan ia telah melakukan sesuatu yang buruk pada wanita dihadapannya itu.

"Nona! Jangan menangis! Sebaiknya kita pulang sekarang! Ayo nona!" Ajaknya.

Anindya mengikutinya. Mereka kembali ke restoran untuk menemui Adrian. Sebelumnya Romi sudah mengabari pria itu jika Anindya sudah berhasil ditemukan. Sepertinya setelah ini Anindya masih harus berhadapan dengan pria dingin itu.

_____________ My dearest wife

Adrian menatap tajam wanita yang baru saja muncul dihadapannya itu. Ia tampak ketakutan sehingga memutuskan untuk bersembunyi di belakang Romi. Saat itu mereka berada di restoran. Adrian tampak sudah selesai dengan makan siangnya.

"Pesankan satu porsi makanan lagi." Perintahnya pada Romi.

"Baik tuan." Ia lalu pergi dari sana. Meninggalkan Anindya bersama dengan atasannya itu.

Anindya semakin pucat karena ia tak memiliki pelindung lagi saat ini. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia terlihat meremas tangannya karena gugup. Ia tak berani menatap pria itu.

"Duduk!" Perintahnya dengan nada tegas.

Mungkin karena rasa takutnya, sehingga ia tak menghiraukan perintah Adrian padanya.

"Apa kau ingin makan sambil berdiri? Jangan membuatku mengulangi perkataanku. Duduk!" Adrian sedikit membentak saat mengatakannya sehingga Anindya bergidik kaget.

Ia lalu duduk dihadapannya. Tapi ia tetap menundukkan kepalanya. Adrian tidak bertanya apapun padanya, ia hanya menatapnya dengan tajam. Hal itu membuat Anindya semakin salah tingkah dan merasa canggung.

Kenapa dia terus menatapku? Sepertinya dia sangat marah padaku. Bagaimana ini? Ia meliriknya sejenak. Sial! Dia masih menatapku. Apa tatapannya itu bisa membunuh orang?

Suasana hening penuh dengan aura mencekam. Mereka berdua hanya diam saja disana. Entah apa yang dipikirkan Adrian saat ini saat menatapnya.

Apa mungkin ia sedang menunggu penjelasan dan permintaan maaf darinya?

Anindya baru saja ingin membuka mulutnya untuk memulai pembicaraan, namun kedatangan pelayan yang membawakan makanan untuknya seketika mengurungkan niatnya. Setelah menyajikan makanan itu, pelayan itu segera pergi.

Anindya kembali ingin membuka mulutnya untuk berbicara. Tapi Adrian sepertinya tahu dan dengan cepat mencegahnya.

"Cepat habiskan makananmu!" perintahnya.

Anindya pun menurutinya karena sejujurnya ia memang merasa sangat lapar saat ini. Ia memakan makanannya dengan lahap. Ia bahkan tak perduli dengan pria tampan dihadapannya itu. Ia sama sekali tak berniat untuk menjaga penampilannya sedikitpun saat makan.

Adrian sedikit terkesan melihatnya. Ia benar-benar sangat bertolak belakang dengan para wanita yang selama ini mencoba untuk mendekatinya. Biasanya mereka selalu menjaga penampilan mereka saat berhadapan dengannya. Bahkan mereka berdandan secantik mungkin untuk menarik perhatian Adrian.

Namun hal itu sepertinya tidak berlaku untuk wanita muda yang berada dihadapannya itu. Ia tampak biasa saja dan bahkan seperti tidak perduli dengan penampilannya. Mungkin karena dia tak merasa perlu untuk menarik perhatian siapapun untuk menyukainya. Atau mungkin justru sebaliknya. Menggunakan tameng kepolosannya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Entahlah....

______________ **My dearest wife.

Hai para readers tersayang. Maaf ya kalo up nya kadang lama. Karena mau fokus nyelesain novel pertamaku dulu. 😊

Untuk yang masih setia ngikutin ceritanya. Terima kasih sekali. Apalah diriku tanpa kalian. Pokoknya kalian semua ter-love deh. Terima kasih juga untuk segala dukungan yang kalian berikan. Tungguin up selanjutnya ya. Terima kasih😘💕**

Terpopuler

Comments

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

sukaaaaa

2021-08-28

0

Kastinah

Kastinah

yup semangat lanjut thor

2020-11-21

1

Sisri Gusmira

Sisri Gusmira

lanjut thor. smkn asyik..

2020-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Adrian
2 Anindya
3 Kakek Zein
4 Menceritakan
5 Selalu saja membuatku pusing
6 Hatiku merasa tidak tenang
7 kehilangan untuk kedua kalinya.
8 Sepucuk surat dari nenek
9 Mengambil keputusan
10 Bertemu untuk pertama kalinya
11 Kesepian
12 Pernah merasakan
13 Maksud lain
14 Mawar putih
15 Teringat kembali
16 Bertemu teman lama
17 Tersesat
18 Kembali pulang
19 Bertemu
20 Tidak seharusnya bertemu
21 Tidak mengizinkan
22 Semakin menambah masalah
23 Hari pertama kerja
24 Siapa wanita itu?
25 Natasha
26 Hujan
27 Harga diri
28 Keinginan terakhir?
29 Memikirkan
30 Apakah harus menerima?
31 Keputusan
32 Gaun pernikahan
33 Hanyalah sebuah kesepakatan
34 Melarikan diri sejenak
35 Hampir saja
36 Merasa panas
37 Tidak keberatan
38 Mabuk lagi?
39 Berperan sebagai istri yang baik
40 Memberikan haknya
41 Berdebar tak karuan
42 Figura
43 Sehari bersama Anne
44 Hampir jatuh
45 Kembali ke kampung halaman
46 Mengunjungi ibu dan nenek
47 Akhirnya bertemu juga.
48 Hampir saja.
49 Kehujanan
50 Melampiaskan kemarahan dengan cara berbeda
51 Terlalu berperasaan
52 Mendiamkan
53 Menjahili
54 Belum melupakan
55 Aku menyayangimu kakek
56 Mempertanggung jawabkan
57 Sehari bersama Adrian.
58 sesuatu yang memalukan
59 Tidak akan melepaskanmu
60 Malam pertama yang menyakitkan
61 Memulai hubungan yang baru
62 Akhirnya setuju?
63 Arkan
64 Kesepian
65 Memprovokasi
66 Sakit karena rindu?
67 Merindukannya
68 Tak menghiraukannya
69 Sakit kepala
70 Ke pantai
71 Bertemu lagi
72 Si pengganggu
73 Mengutarakan isi hati
74 Mengganti kenangan
75 Mulai menyukainya
76 Memaksa
77 Merasa tidak tenang
78 Dokter muda idaman
79 Aku hanya ingin memelukmu
80 Sudah berakhir
81 Menebus dengan kesetiaan dan cinta
82 Gadis penurut
83 Jangan menolakku!
84 Kedatangan seseorang
85 Serangan jantung
86 Jangan menahannya
87 Apa kau tertarik padaku?
88 Dasar keras kepala
89 Terima kasih
90 Cium aku
91 Sangat menggemaskan
92 Kau memang seorang pengganggu
93 Siapa Bimo?
94 Kemarahan Adrian
95 membutuhkan orang lain
96 Menangis lagi
97 Membayar segala rasa sakit.
98 Kejutan
99 Mencintai ku?
100 Dijodohkan.
101 Kekasih ku?
102 Hanya tertarik padamu.
103 Tidak perduli
104 Pengakuan cinta
105 Jadi milikku saja.
106 Aku yang akan menikahinya.
107 Merasa sangat bersalah
108 Mengunjungi panti asuhan
109 Masih meragukan
110 Merasa tidak tenang
111 Perkataan Anne
112 Kau sangat berharga.
113 Mimpi buruk
114 Cemburu
115 Maafkan aku!
116 Merasa cemas
117 Aku menyukaimu.
118 Berinisiatif lebih dulu.
119 Honeymoon
120 Honeymoon part 2
121 Honeymoon part 3
122 Honeymoon part 4
123 Honeymoon part 5 / End
124 Kabar baik.
125 Kehamilan Anindya.
126 Maaf sudah menyusahkanmu.
127 Aku akan menunggumu.
128 Terima kasih
129 Pergi berkencan?
130 Kencan ganda.
131 Tidak nyaman.
132 Merasa cemas.
133 Permintaan paman.
134 Menahan diri.
135 Curahan hati.
136 Ungkapan perasaan
137 Merindukannya.
138 Terjatuh?
139 Mengompol?
140 Hari persalinan Anindya.
141 Pria kecil yang tampan.
142 Aku cinta padamu.
143 Perpisahan.
144 Tidak sadarkan diri.
145 Kepulangan kakek.
146 Kehilangan.
147 Berakhir manis.
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Adrian
2
Anindya
3
Kakek Zein
4
Menceritakan
5
Selalu saja membuatku pusing
6
Hatiku merasa tidak tenang
7
kehilangan untuk kedua kalinya.
8
Sepucuk surat dari nenek
9
Mengambil keputusan
10
Bertemu untuk pertama kalinya
11
Kesepian
12
Pernah merasakan
13
Maksud lain
14
Mawar putih
15
Teringat kembali
16
Bertemu teman lama
17
Tersesat
18
Kembali pulang
19
Bertemu
20
Tidak seharusnya bertemu
21
Tidak mengizinkan
22
Semakin menambah masalah
23
Hari pertama kerja
24
Siapa wanita itu?
25
Natasha
26
Hujan
27
Harga diri
28
Keinginan terakhir?
29
Memikirkan
30
Apakah harus menerima?
31
Keputusan
32
Gaun pernikahan
33
Hanyalah sebuah kesepakatan
34
Melarikan diri sejenak
35
Hampir saja
36
Merasa panas
37
Tidak keberatan
38
Mabuk lagi?
39
Berperan sebagai istri yang baik
40
Memberikan haknya
41
Berdebar tak karuan
42
Figura
43
Sehari bersama Anne
44
Hampir jatuh
45
Kembali ke kampung halaman
46
Mengunjungi ibu dan nenek
47
Akhirnya bertemu juga.
48
Hampir saja.
49
Kehujanan
50
Melampiaskan kemarahan dengan cara berbeda
51
Terlalu berperasaan
52
Mendiamkan
53
Menjahili
54
Belum melupakan
55
Aku menyayangimu kakek
56
Mempertanggung jawabkan
57
Sehari bersama Adrian.
58
sesuatu yang memalukan
59
Tidak akan melepaskanmu
60
Malam pertama yang menyakitkan
61
Memulai hubungan yang baru
62
Akhirnya setuju?
63
Arkan
64
Kesepian
65
Memprovokasi
66
Sakit karena rindu?
67
Merindukannya
68
Tak menghiraukannya
69
Sakit kepala
70
Ke pantai
71
Bertemu lagi
72
Si pengganggu
73
Mengutarakan isi hati
74
Mengganti kenangan
75
Mulai menyukainya
76
Memaksa
77
Merasa tidak tenang
78
Dokter muda idaman
79
Aku hanya ingin memelukmu
80
Sudah berakhir
81
Menebus dengan kesetiaan dan cinta
82
Gadis penurut
83
Jangan menolakku!
84
Kedatangan seseorang
85
Serangan jantung
86
Jangan menahannya
87
Apa kau tertarik padaku?
88
Dasar keras kepala
89
Terima kasih
90
Cium aku
91
Sangat menggemaskan
92
Kau memang seorang pengganggu
93
Siapa Bimo?
94
Kemarahan Adrian
95
membutuhkan orang lain
96
Menangis lagi
97
Membayar segala rasa sakit.
98
Kejutan
99
Mencintai ku?
100
Dijodohkan.
101
Kekasih ku?
102
Hanya tertarik padamu.
103
Tidak perduli
104
Pengakuan cinta
105
Jadi milikku saja.
106
Aku yang akan menikahinya.
107
Merasa sangat bersalah
108
Mengunjungi panti asuhan
109
Masih meragukan
110
Merasa tidak tenang
111
Perkataan Anne
112
Kau sangat berharga.
113
Mimpi buruk
114
Cemburu
115
Maafkan aku!
116
Merasa cemas
117
Aku menyukaimu.
118
Berinisiatif lebih dulu.
119
Honeymoon
120
Honeymoon part 2
121
Honeymoon part 3
122
Honeymoon part 4
123
Honeymoon part 5 / End
124
Kabar baik.
125
Kehamilan Anindya.
126
Maaf sudah menyusahkanmu.
127
Aku akan menunggumu.
128
Terima kasih
129
Pergi berkencan?
130
Kencan ganda.
131
Tidak nyaman.
132
Merasa cemas.
133
Permintaan paman.
134
Menahan diri.
135
Curahan hati.
136
Ungkapan perasaan
137
Merindukannya.
138
Terjatuh?
139
Mengompol?
140
Hari persalinan Anindya.
141
Pria kecil yang tampan.
142
Aku cinta padamu.
143
Perpisahan.
144
Tidak sadarkan diri.
145
Kepulangan kakek.
146
Kehilangan.
147
Berakhir manis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!