Kakek Zein

Anindya merasa bingung dengan kedatangan kedua orang yang belum pernah dilihatnya selama ini.

Apa hubungan mereka dengan nenek? Kakek ini bukan pacar gelap nenek kan? batinnya menerka-nerka.

Ia seketika tertawa geli membayangkan jika kakek ini benar-benar berpacaran dengan neneknya.

"Kenapa kau tertawa seperti itu? Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Kirana heran menghampiri cucunya didapur yang sedang membuatkan minuman untuk tamunya.

"Tidak. Aku tidak memikirkan apa-apa. Oh ya nek! Sebenarnya siapa kakek itu, nek?" tanya Qiara penasaran.

"Nanti kau juga akan tahu. Kau tidak memakai gula yang biasa kan untuk tehnya?" tanyanya memastikan.

"Tidak. Nenek tenang saja aku memakai gula khusus kok." jawabnya.

Anindya mengantarkan minuman itu kedepan. Ia semula ingin ikut duduk disana bersama mereka, tapi neneknya malah mendesaknya untuk pergi.

"Tapi! Aku mencemaskan nenek." Anindya bersikeras untuk tetap tinggal.

"Memangnya apa yang kau cemaskan. Mereka kan tidak mungkin menculik nenek ataupun menyakiti nenek. Kau lihat pria itu, dia bahkan berdiri harus ditopang dengan tongkat." ledeknya pada Zein.

Pria itu tertawa kecil mendengarnya. "Hei! Aku masih kuat untuk berlari." sahutnya.

"Sudah pergilah. Sari pasti sedang menunggumu. Sudah cepat pergi sana!" perintah pada cucu kesayangannya itu.

Akhirnya Anindya mengalah dan pergi dari sana. Meninggalkan mereka bertiga untuk berbicara disana.

Setelah memastikan Anindya pergi, Kirana mulai terlihat berbicara serius pada Zein.

"Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba memintaku datang kemari?" tanyanya penasaran.

Kirana seketika melirik ke arah Sofia yang masih berada disana. Zein sepertinya tahu apa yang dipikirkan Kirana saat melihat orang kepercayaannya itu.

"Kau tidak perlu cemas. Sofia adalah orang yang paling kupercaya setelah kedua cucuku. Ia sudah seperti anakku sendiri. Ceritakan saja semuanya." jelasnya.

Kirana tampak ragu. Tapi ia akhirnya ia mulai menceritakan masalahnya.

"Aku... ingin kau menjaga Anindya setelah aku pergi nanti." ucapnya ragu.

"Apa maksudmu? Memangnya kau akan pergi kemana?"tanyanya bingung.

"Bukan itu. Aku tidak akan pergi kemana-mana. Kau tahu aku merasa jika waktuku akan segera habis. Aku sudah merasa jika umurku tidak akan lama lagi."

"Apa yang kau bicarakan. Jangan pernah bicara seperti itu lagi. Apa kau tidak kasihan dengan cucumu."

"Aku tahu Zein. Tapi apa kau tidak lihat keadaanku sekarang. Aku bahkan sudah tidak mampu untuk berdiri dan mengurus diriku sendiri. Tuhan bisa memanggilku kapan saja." jelasnya.

"Aku tahu. Tapi kenapa harus aku? Apa dia tidak punya keluarga lain? Bagaimana dengan orangtuanya?" tanyanya heran.

"Anindya tidak punya siapapun selain aku Zein." jelasnya lirih.

"Apa yang terjadi pada orangtuanya?" tanyanya.

Kirana mulai menceritakan semuanya pada Zein.

Flashback on

Seorang gadis kecil tampak berlari dihalaman rumahnya yang luas. Gadis kecil itu sangat lucu dan menggemaskan. Ia tampak sedang bermain dengan ayahnya. Gadis kecil itu kira-kira berusia empat tahun.

Seorang wanita tampak menghampiri mereka, dan ikut bermain bersama mereka. Pria itu lalu menggendong gadis kecil itu dan mendudukkannya diatas pangkuannya. Mereka bertiga duduk diatas rumput yang membentang sepanjang halaman rumahnya.

"Anin! Jika kau besar nanti, kau mau jadi apa?" tanyanya pria itu.

"Aku ingin jadi princess, ayah!" ucapnya polos.

"Oh ya! Kenapa Anin ingin jadi princess?" tanyanya lagi.

"Karena p**rincess punya banyak gaun yang indah dan sepatu yang bagus" jawabnya polos.

Mereka berdua seketika tertawa melihat kepolosan anak gadis mereka. Mereka tampak sangat bahagia.

"Baiklah. Nanti ayah akan membelikan banyak pakaian dan sepatu yang bagus untuk Anin." ucapnya menyenangkan hati anaknya.

"Jangan menjanjikan sesuatu pada Anin, nanti jika kau tidak bisa menepatinya dia akan kecewa." jelas Arini, nama wanita itu.

"Kau tidak perlu cemas. Aku pasti akan menepati janjiku." ucap Rian.

Arini tersenyum mendengarnya. Mereka terlihat sangat bahagia dengan keluarga kecil mereka.

Flashback off

"Tapi kebahagian itu tidak bertahan lama. Karena tiba-tiba, Rian mengalami masalah diperusahaannya. Perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Emosinya kadang menjadi tidak terkendali. Ia sering melampiaskan kemarahannya pada Arini dan Anindya. Tapi Arini masih memaklumi atas perubahan sikap Rian padanya. Hingga suatu hari__" jelasnya mencoba mengingat kembali kejadian saat itu.

Flashback on

"Sayang! Kau sudah pulang? Apa kau lelah?" Arini menyambut kepulangan suaminya dengan senyuman.

Tapi pria itu sama sekali tidak bisa menampakkan raut wajah bahagia sekalipun hanya sandiwara. Ia hanya diam dan melewatinya begitu saja.

Arini berusaha untuk tetap bersabar menghadapi sikap suaminya itu yang semakin lama semakin menghindarinya. Ia hanya tidak ingin menambah beban pikirannya.

"Ayah! Kapan ayah membelikan pakaian yang indah untukku? Ayah bilang, ayah akan membelikan banyak pakaian dan sepatu untukku." Anindya tiba-tiba menghampirinya bertanya dengan polosnya.

Tapi ia tidak menjawab. Ia malah memarahinya dan membentak gadis kecil itu.

"Setiap hari hanya itu saja yang kau tanyakan. Apa kau tidak bisa diam. Apa kau tidak tahu jika aku sedang pusing." bentaknya sambil mendorong tubuh kecil gadis itu hingga terjatuh kelantai.

Arini segera menghampiri dan memarahi suaminya itu.

"Apa kau sudah tidak waras. Kenapa kau memperlakukannya seperti itu. Dia masih kecil, dia belum mengerti apa-apa. Kenapa kau jadi seperti ini?" tegurnya sambil memeluk anaknya itu.

"Aku memang sudah tidak waras. Lalu kau mau apa? Mau meninggalkanku? Pergilah! Aku tidak membutuhkan istri sepertimu." bentaknya sambil menghempaskan tubuhnya.

Arini hanya bisa menangis melihat perlakuan suaminya itu. Tapi ia bisa berbuat apa. Ia berusaha untuk menenangkan anaknya.

"Maafkan ayah ya sayang! Ayah hanya lelah karena pekerjaannya." ucapnya sambil mendiamkan anaknya yang tidak berhenti menangis.

Hari demi hari terus berlalu. Setiap hari hanya terdengar pertengkaran yang menghiasi rumah itu. Anindya selalu bersembunyi didalam lemari pakaiannya jika melihat ayahnya mulai memarahi ibunya seperti orang yang tidak waras.

Hingga suatu hari keadaan perusahaan mulai normal. Dan keuangan keluarganya mulai stabil. Tapi hal itu tidak juga merubah sikap suaminya pada dirinya dan juga putrinya. Ia selalu menyalahkan Arini atas semua hal yang dilakukannya. Seakan-akan ia sudah merasa bosan hidup dengan istrinya itu.

"Kenapa sikapmu terus menerus seperti ini kepadaku? Bukankah semuanya sudah kembali normal seperti dulu."

"Diam kau! Bukankah sudah kukatakan dari dulu. Jika kau tidak suka dengan sikap dan perlakuanku, kau bisa pergi dari sini. Aku sudah bosan hidup bersamamu." bentaknya.

"Kenapa kau jadi berubah seperti ini? Tolong jangan bersikap seperti ini. Apa aku punya salah padamu?" tanyanya.

"Kau bertanya apa salahmu? Salahmu adalah karena kau adalah wanita yang tidak berguna. Kau bahkan tidak bisa membantuku menyelesaikan masalahku. Sekarang aku minta kau dan anakmu segera pergi dari rumah ini. Aku sudah muak melihatmu dan anakmu itu." ucapnya sambil mendorong tubuh wanita itu hingga jatuh kelantai.

"Kau mungkin bisa mengusirku, tapi bagaimana mungkin kau tega mengusir Anindya. Bagaimanapun juga dia adalah darah dagingmu. Dia putri kandungmu." bentaknya.

"Diam! Aku tidak perduli sekalipun dia putri kandungku atau tidak. Aku mau kalian berdua segera pergi dari sini!"

Pria itu tampak kalap. Ia mencari Anindya di dalam lemari pakaian. Ia membuka pintu lemari itu dengan kasar hingga mengagetkan gadis kecil itu. Ia tampak sangat takut. Ia memeluk kedua lututnya dengan erat. Lalu Rian menggendongnya dengan kasar dan membawanya keluar. Ia juga menyeret paksa istrinya. Rian lalu membawa mereka keluar dari rumahnya. Ia menghempaskan tubuh istrinya itu kelantai serta melemparkan gadis kecil yang sedang digendongnya ke pelukan ibunya. Ia lalu masuk kedalam rumahnya dan mengunci pintu itu tidak membiarkan kedua orang yang pernah disayanginya masuk.

Ia bahkan tidak memperdulikan istri dan anaknya yang tengah menggendor pintu rumahnya dengan harapan jika pria itu akan membukakan pintu untuk mereka.

Flashback off

Terpopuler

Comments

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

🥺

2021-08-28

1

N.3112

N.3112

😭😭😭

2021-07-17

1

Ummi Alkha

Ummi Alkha

😭😭

2020-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Adrian
2 Anindya
3 Kakek Zein
4 Menceritakan
5 Selalu saja membuatku pusing
6 Hatiku merasa tidak tenang
7 kehilangan untuk kedua kalinya.
8 Sepucuk surat dari nenek
9 Mengambil keputusan
10 Bertemu untuk pertama kalinya
11 Kesepian
12 Pernah merasakan
13 Maksud lain
14 Mawar putih
15 Teringat kembali
16 Bertemu teman lama
17 Tersesat
18 Kembali pulang
19 Bertemu
20 Tidak seharusnya bertemu
21 Tidak mengizinkan
22 Semakin menambah masalah
23 Hari pertama kerja
24 Siapa wanita itu?
25 Natasha
26 Hujan
27 Harga diri
28 Keinginan terakhir?
29 Memikirkan
30 Apakah harus menerima?
31 Keputusan
32 Gaun pernikahan
33 Hanyalah sebuah kesepakatan
34 Melarikan diri sejenak
35 Hampir saja
36 Merasa panas
37 Tidak keberatan
38 Mabuk lagi?
39 Berperan sebagai istri yang baik
40 Memberikan haknya
41 Berdebar tak karuan
42 Figura
43 Sehari bersama Anne
44 Hampir jatuh
45 Kembali ke kampung halaman
46 Mengunjungi ibu dan nenek
47 Akhirnya bertemu juga.
48 Hampir saja.
49 Kehujanan
50 Melampiaskan kemarahan dengan cara berbeda
51 Terlalu berperasaan
52 Mendiamkan
53 Menjahili
54 Belum melupakan
55 Aku menyayangimu kakek
56 Mempertanggung jawabkan
57 Sehari bersama Adrian.
58 sesuatu yang memalukan
59 Tidak akan melepaskanmu
60 Malam pertama yang menyakitkan
61 Memulai hubungan yang baru
62 Akhirnya setuju?
63 Arkan
64 Kesepian
65 Memprovokasi
66 Sakit karena rindu?
67 Merindukannya
68 Tak menghiraukannya
69 Sakit kepala
70 Ke pantai
71 Bertemu lagi
72 Si pengganggu
73 Mengutarakan isi hati
74 Mengganti kenangan
75 Mulai menyukainya
76 Memaksa
77 Merasa tidak tenang
78 Dokter muda idaman
79 Aku hanya ingin memelukmu
80 Sudah berakhir
81 Menebus dengan kesetiaan dan cinta
82 Gadis penurut
83 Jangan menolakku!
84 Kedatangan seseorang
85 Serangan jantung
86 Jangan menahannya
87 Apa kau tertarik padaku?
88 Dasar keras kepala
89 Terima kasih
90 Cium aku
91 Sangat menggemaskan
92 Kau memang seorang pengganggu
93 Siapa Bimo?
94 Kemarahan Adrian
95 membutuhkan orang lain
96 Menangis lagi
97 Membayar segala rasa sakit.
98 Kejutan
99 Mencintai ku?
100 Dijodohkan.
101 Kekasih ku?
102 Hanya tertarik padamu.
103 Tidak perduli
104 Pengakuan cinta
105 Jadi milikku saja.
106 Aku yang akan menikahinya.
107 Merasa sangat bersalah
108 Mengunjungi panti asuhan
109 Masih meragukan
110 Merasa tidak tenang
111 Perkataan Anne
112 Kau sangat berharga.
113 Mimpi buruk
114 Cemburu
115 Maafkan aku!
116 Merasa cemas
117 Aku menyukaimu.
118 Berinisiatif lebih dulu.
119 Honeymoon
120 Honeymoon part 2
121 Honeymoon part 3
122 Honeymoon part 4
123 Honeymoon part 5 / End
124 Kabar baik.
125 Kehamilan Anindya.
126 Maaf sudah menyusahkanmu.
127 Aku akan menunggumu.
128 Terima kasih
129 Pergi berkencan?
130 Kencan ganda.
131 Tidak nyaman.
132 Merasa cemas.
133 Permintaan paman.
134 Menahan diri.
135 Curahan hati.
136 Ungkapan perasaan
137 Merindukannya.
138 Terjatuh?
139 Mengompol?
140 Hari persalinan Anindya.
141 Pria kecil yang tampan.
142 Aku cinta padamu.
143 Perpisahan.
144 Tidak sadarkan diri.
145 Kepulangan kakek.
146 Kehilangan.
147 Berakhir manis.
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Adrian
2
Anindya
3
Kakek Zein
4
Menceritakan
5
Selalu saja membuatku pusing
6
Hatiku merasa tidak tenang
7
kehilangan untuk kedua kalinya.
8
Sepucuk surat dari nenek
9
Mengambil keputusan
10
Bertemu untuk pertama kalinya
11
Kesepian
12
Pernah merasakan
13
Maksud lain
14
Mawar putih
15
Teringat kembali
16
Bertemu teman lama
17
Tersesat
18
Kembali pulang
19
Bertemu
20
Tidak seharusnya bertemu
21
Tidak mengizinkan
22
Semakin menambah masalah
23
Hari pertama kerja
24
Siapa wanita itu?
25
Natasha
26
Hujan
27
Harga diri
28
Keinginan terakhir?
29
Memikirkan
30
Apakah harus menerima?
31
Keputusan
32
Gaun pernikahan
33
Hanyalah sebuah kesepakatan
34
Melarikan diri sejenak
35
Hampir saja
36
Merasa panas
37
Tidak keberatan
38
Mabuk lagi?
39
Berperan sebagai istri yang baik
40
Memberikan haknya
41
Berdebar tak karuan
42
Figura
43
Sehari bersama Anne
44
Hampir jatuh
45
Kembali ke kampung halaman
46
Mengunjungi ibu dan nenek
47
Akhirnya bertemu juga.
48
Hampir saja.
49
Kehujanan
50
Melampiaskan kemarahan dengan cara berbeda
51
Terlalu berperasaan
52
Mendiamkan
53
Menjahili
54
Belum melupakan
55
Aku menyayangimu kakek
56
Mempertanggung jawabkan
57
Sehari bersama Adrian.
58
sesuatu yang memalukan
59
Tidak akan melepaskanmu
60
Malam pertama yang menyakitkan
61
Memulai hubungan yang baru
62
Akhirnya setuju?
63
Arkan
64
Kesepian
65
Memprovokasi
66
Sakit karena rindu?
67
Merindukannya
68
Tak menghiraukannya
69
Sakit kepala
70
Ke pantai
71
Bertemu lagi
72
Si pengganggu
73
Mengutarakan isi hati
74
Mengganti kenangan
75
Mulai menyukainya
76
Memaksa
77
Merasa tidak tenang
78
Dokter muda idaman
79
Aku hanya ingin memelukmu
80
Sudah berakhir
81
Menebus dengan kesetiaan dan cinta
82
Gadis penurut
83
Jangan menolakku!
84
Kedatangan seseorang
85
Serangan jantung
86
Jangan menahannya
87
Apa kau tertarik padaku?
88
Dasar keras kepala
89
Terima kasih
90
Cium aku
91
Sangat menggemaskan
92
Kau memang seorang pengganggu
93
Siapa Bimo?
94
Kemarahan Adrian
95
membutuhkan orang lain
96
Menangis lagi
97
Membayar segala rasa sakit.
98
Kejutan
99
Mencintai ku?
100
Dijodohkan.
101
Kekasih ku?
102
Hanya tertarik padamu.
103
Tidak perduli
104
Pengakuan cinta
105
Jadi milikku saja.
106
Aku yang akan menikahinya.
107
Merasa sangat bersalah
108
Mengunjungi panti asuhan
109
Masih meragukan
110
Merasa tidak tenang
111
Perkataan Anne
112
Kau sangat berharga.
113
Mimpi buruk
114
Cemburu
115
Maafkan aku!
116
Merasa cemas
117
Aku menyukaimu.
118
Berinisiatif lebih dulu.
119
Honeymoon
120
Honeymoon part 2
121
Honeymoon part 3
122
Honeymoon part 4
123
Honeymoon part 5 / End
124
Kabar baik.
125
Kehamilan Anindya.
126
Maaf sudah menyusahkanmu.
127
Aku akan menunggumu.
128
Terima kasih
129
Pergi berkencan?
130
Kencan ganda.
131
Tidak nyaman.
132
Merasa cemas.
133
Permintaan paman.
134
Menahan diri.
135
Curahan hati.
136
Ungkapan perasaan
137
Merindukannya.
138
Terjatuh?
139
Mengompol?
140
Hari persalinan Anindya.
141
Pria kecil yang tampan.
142
Aku cinta padamu.
143
Perpisahan.
144
Tidak sadarkan diri.
145
Kepulangan kakek.
146
Kehilangan.
147
Berakhir manis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!