Waktu liburan telah berakhir di hari Selasa. Dan sekarang sudah mulai memasuki tahun ajaran baru. Fajar dan teman-temannya sudah menjadi kelas 12 di SMAN 2 Bandung sekarang. Sudah jadi kakak yang paling tua katanya. Dan saat awal-awal masuk seperti ini apalagi baru selesai lebaran. Satu sekolah pasti akan melakukan halalbihalal dan saling melepas kerinduan. Meskipun di antara mereka banyak yang berbeda agama, tapi mereka tetap ikut untuk menghargai. Satu persatu siswa saling bersalaman dan saling bermaaf-maafan. Baik kepada sesama temannya maupun kepada para guru. Mereka membuat barisan yang panjang dan memenuhi seisi lapangan.
"Maafin aku ya. Aku kadang suka bikin kamu kesel."
"Maafin aku ya, kadang aku suka marah-marah enggak jelas."
"Maafin aku ya, aku pernah ngehina kamu sampe kamu nagis."
"Aduh, kangen banget, udah lama kita enggak ketemu."
"Akhirnya kita ketemu juga, aku kangen kita saling nyontek pas ujian." semua ucapan permintaan maaf dan ucapan rindu menjadi suara-suara yang menggema memenuhi lapangan.
Setelah halalbihalal dan saling melepas kerinduan, semua siswa berkeliaran disekolah. Karena proses belajar mengajar belum dilaksanakan. Jadi mereka bebas, yang penting pulang sesuai waktu yang sudah ditentukan. Saat itu, Fajar, Rendy dan Refina tengah duduk di kantin sambil memainkan HP masing-masing. Dan hal itu adalah hal wajar yang sering terjadi di zaman yang aneh ini. Di mana setiap orang yang berkumpul akan sibuk dengan dunia yang masing-masing mereka genggam.
Saat tengah asyik memainkan Hp, dari luar kantin terlihat dengan jelas seorang perempuan yang berjalan ke arah ruang kepala sekolah dengan orang tuanya. Dengan memakai seragam yang atributnya berbeda, mengenakan tas hitam yang menggantung dipunggungnya dan dengan rambut yang diikat satu, ia berjalan sambil terus menatap sekeliling.
"Eh eh. Itu siapa deh? Kok sama orang tuanya gitu kayak anak sd mau ngambil rapot." Tanya Fajar penasaran.
"Murid baru kali. Lo kayak heboh banget gitu sih." balas Refina dingin.
"Dia cantik." ucap Fajar sambil memperhatikan perempuan yang melewatinya di depan kantin dengan tangan yang memegang dagunya.
"Halah. Bisa aja Lo. Dia enggak mungkin suka sama Lo." Ujar Rendy yang tiba-tiba mengusap wajah Fajar. Rendy sudah mengerti maksud Fajar. Yaitu Fajar menyukai gadis itu.
"Mungkin aja ah. Tuhan itu maha membolak-balikan hati jadi kalau Lo bilang dia enggak bakalan suka, tuhan bisa aja bikin dia suka sama Gue."
"Malah ceramah Lo."
"Udah lah Gue mau cari tahu dia siapa." Fajar berdiri dari kursinya sambil memegang meja lalu pergi keluar kantin. Rendy dan Refina saling menatap heran lalu mengangkat bahu dan tangan mereka ke depan.
Fajar pergi ke ruang kepala sekolah. Saat sudah sampai di depan ruangan itu, ia mengendap-endap dan mengintip ke dalam sabil menguping. Ia mengarahkan sebelah matanya ke dalam ruang kepala sekolah. Melihat pak kepala sekolah dan seorang Ibu dan anak sebagai lawan bicara pak kepala sekolah.
"Nak Andini, besok bisa mulai sekolah. Jadi untuk sekarang bisa pulang aja dulu ke rumahnya. Soalnya proses belajar mengajar dimulainya besok." ucap pak kepala sekolah yang terdengar samar-samar.
"Oh namanya Andini." ucap Fajar sambil mengangguk.
"Baik pak. Tapi kelas saya di mana ya?."
"Untuk kelas. Nak Andini bisa diantar besok. Dan kelas nak Andini yaitu kelas 12 IPS 3."
"Oh iya pak terima kasih ya."
"Terima kasih ya pak. Anak saya besok akan mulai sekolah." ucap Ibu Andini.
"Iya Bu, semoga betah ya sekolah di sini" harap pak kepala sekolah.
"Amiin."
Andini keluar dari ruangan itu. Fajar yang terlihat kaget lalu berjalan menjauh dan berpura-pura bahwa ia sedang berjalan ke ruang kelas. Ibu Andini pergi ke dalam mobilnya dan meninggalkan Andini sendiri di sana, sementara Andini berjalan-jalan sendiri sambil melihat lihat lingkungan sekolah. Ini merupakan kesempatan bagi Fajar. Tanpa berlama-lama, Fajar menghampiri Andini lalu berpura-pura menanyakan namanya meski ia tahu.
"Hai, kamu murid baru ya? Namanya siapa?."
Andini hanya menatap heran lalu melihat ke arah belakang, memperhatikan kepada siapa lelaki di hadapannya itu berbicara.
"Gue?." Tanya Andini sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri.
"Iya kamu, nama kamu siapa?."
"Jangan kepo deh Lo!."
"Oh jangan kepo deh Lo namanya. Kenalin aku Fajar." Fajar mengulurkan tangannya.
"Lo tuh ngeselin ya, udah minggir, Gue mau pulang!!" Hardik Andini lalu berjalan menjauh.
"Jangan pergi dulu Andini!." Andini melihat ke arah Fajar.
"Nama kamu Andini kan?." Lanjut Fajar.
"Iya, Gue Andini. Udah ya Gue mau pulang." Andini sangat ingin marah saat itu. tapi ia murid baru disekolah ini. Jadi tidak mungkin ia tiba-tiba marah, terlebih lagi pada seseorang yang baru ia kenal.
"Jangan dulu!!." Fajar mencoba mengejar dan menahan Andini.
"Apaan lagi?."
"Kamu kan baru kesini, nah aku temenin buat keliling-keliling ya?."
“Enggak usah."
"Oke."
Fajar langsung menarik tangan Andini dan mengajaknya berkeliling meski Andini tidak mengiyakan ajakan Fajar. Fajar menunjukkan beberapa ruangan. Seperti kelas, lab komputer, ruang guru, ruang BK. Belum semua ruangan Fajar tunjukan pada Andini, Andini menghentikan langkah mereka berdua dan melepaskan tangan Fajar yang masih memegangnya.
"Udah ya, Lo itu ganggu banget sumpah. Gue mau pulang!!."
"Tunggu bentar deh. Kamu tahu enggak?."
"Apa?" Tanyanya dengan nada meninggi.
"Kamu cantik. Dan aku suka sama kamu." ucap Fajar sambil tersenyum.
"Gue harus pergi. Sorry." Andini yang kaget dengan ucapan Fajar memutuskan untuk menghentikan percakapan di antara mereka dengan pergi ke arah mobil yang sedang terparkir dan ada Ibunya di sana. Bagaimana ia tidak kaget dan langsung pergi jika ia diberi ucapan rasa suka oleh seseorang yang baru ia kenal?.
"Dasar orang aneh." hardik Andini ketus.
Andini pergi meninggalkan Fajar. Sementara Fajar hanya tersenyum melihat gelagat Andini lalu berteriak.
"Kamu suka juga enggak sama aku? Hey Andini.... ya udah aku tungguin."
Bukan tidak mungkin cinta pada pandangan pertama itu tidak ada, buktinya saat ini Fajar mengalaminya. Entah mengapa tiba-tiba rasa itu datang. Tapi bukan itu yang penting, yang penting itu apakah perasaan itu akan terbalas atau tidak, jika tidak, ia harus memperjuangkannya.
Usai pertemuan Fajar dan Andini tadi. Apa yang kalian pikirkan? Mungkin kalian berpikir bahwa mereka akan saling jatuh cinta, dan di akhir cerita mereka akan hidup bahagia bersama selamanya. Begitu? Maaf, cerita ini bukan cerita murahan. Jika kalian ingin tahu, baca dulu hingga selesai.
Usai jam-jam kebebasan, semua siswa dipulangkan. Hari pertama sekolah memang selalu berakhir dengan singkat. Fajar mulai berjalan menuju kelas. untuk mengambil tasnya, dikelas ia tersenyum sambil membayangkan setiap kejadian yang dialaminya tadi.
"Jar Lo kenapa sih? Kesambet jurig sekolah nih kayaknya. Sana jangan deket-deket, takut Gue." tukas Rendy seenaknya sambil mengambil tas.
"Iya nih si Fajar kenapa sih?." Tanya Refina.
"Gue suka sama dia" ucap Fajar.
"Dia? dia siapa?." Rendy heran.
"Gue suka sama dia." tegas Fajar.
"Iya Gue tahu. Tapi dia itu siapa kadal!." Refina kesal.
"Dia itu Andini."
"Andini?." Tanya Rendy
"Andini siapa?." Sambung Refina. Rendy dan Refina semakin penasaran dengan sosok Andini ini. Tapi Fajar tak menjawab dan lekas keluar kelas.
Saat keluar dari kelas, Fajar diikuti oleh Rendy dan Refina karena mereka penasaran dengan perempuan yang disukai oleh Fajar.
"Eh jar, jar." panggil Rendy
"Apaan?."
"Lo belum jawab pertanyaan kita berdua tadi!."
"Pertanyaan apa?."
"Andini itu siapa?." Tanya Refina kesal.
"Oh itu. Besok lah. Besok Gue kasih tahu."
"Yeeeee. Ni anak. Bikin kita makin penasaran aja." gerutu Refina.
"Ya udah Gue pulang dulu. Sampai jumpa esok hari teman-temanku."
"Dia kenapa sih. Aneh." tukas Rendy
"Iya aneh banget kayak Lo. Ha ha." Refina tertawa sambil pergi menemui ayahnya yang sudah menjemputnya.
"Emang Gue aneh ya?." Tanya Rendy pada dirinya sendiri sambil menggaruk garuk kepalanya dan pergi ke parkiran.
Pak satpam membuka kunci gerbang dan menggeser gerbang lebar-lebar. Semua siswa berhamburan pulang melewati gerbang dengan rasa senang. Ada yang pulang menaiki motor, mobil atau menunggu orang tuanya menjemput. Di tempat parkir itu, Rendy menemui Fajar yang sedang tidak membawa motor yang biasa ia pakai.
"Jar Lo mau pulang bareng?."
“Enggak ren Gue bawa sepeda biar sehat."
"Halah sehat. Ngomong aja motor Lo bensinnya abis."
"Tau aja Lo. Gue males minta duit sama ayah. Dan Ibu bilang dia lagi enggak pegang uang. Jadi ya udah Gue naik sepeda aja."
"Serius nih Lo enggak mau bareng Gue?."
"Iya Gue serius. Udah sono ajak aja si Refina."
"Dia juga enggak mau. Katanya dijemput. Ya udah Lo hati-hati ya."
"Iya. Lo juga."
Fajar naik ke atas sepedanya dan mulai mengayuh. Menyusuri jalanan di kota Bandung meninggalkan SMA 2. Karena rumahnya yang lumayan agak jauh, keringatnya menetes dari kepala hingga ke dadanya. Perlahan tapi pasti, ia pun sampai ke rumahnya dengan nafas yang terengah engah.
Setelah membuka sepatu dan kaos kaki, ia lari ke dapur dan mengambil minuman dingin di kulkas.
"Huuuh. Baru kali ini Gue naik sepeda lagi. Udah cuacanya panas lagi, jadi Gue keringetan."
"Kamu kenapa jar?."
"Ini Bu Fajar kecapean. He he."
"Maaf ya, Ibu lagi enggak punya uang. Jadi kamu enggak bisa beli bensin dan naik motor."
"Iya Bu enggak apa-apa. Emangnya ayah enggak pernah ngasih uang ya Bu? Tapi katanya dia kerja mulu."
“Enggak tahu Ibu juga. Katanya dia belum gajian."
"Hhhh. Paling di pake mabuk-mabukan lagi bu. Fajar udah bosen dengan alesan dia."
"Kamu enggak boleh gitu nak!."
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun Fajar langsung pergi ke kamar meninggalkan Ibunya. Ia duduk di kursi meja belajarnya.
"Andini ya...." ia terus memikirkan seorang murid baru yang tadi ia temui. Ia mengambil HP-nya dan berniat melakukan satu hal.
"Gue cari aja kali ya sosial medianya." Pikirnya. Ia lalu mulai membuka aplikasi instagram dan menuju kolom pencarian. Ia mencari nama Andini. Dan yang ia dapat adalah ratusan bahkan ribuan akun dengan nama Andini.
"Buset!. Banyak banget orang yang namanya Andini. enggak apa-apa lah. Gue cari aja satu satu." Dengan penuh semangat, Fajar mulai mengklik satu persatu profil orang-orang dengan nama Andini. Mulai dari Andini saja hingga ayam geprek Andini, semua profil orang-orang dengan nama Andini ia buka satu persatu.
Sudah beberapa menit ia mencari tapi tetap ia belum menemukan Andini yang mengupload foto dengan wajah seseorang yang ia temui tadi.
"Mana sih?. Kok enggak ketemu-ketemu." Ujar Fajar kesal. Ia terus mencari hingga akhirnya ia menemukan seseorang dengan akun bernama Andini Larasati. Dan dari foto fotonya ia tak menemukan wajah seseorang yang ia temui disekolah. Hanya ada beberapa foto pemandangan dan foto sepasang suami istri.
"Aduh ini juga bukan. Eh eh, tapi ini Gue kayak tahu deh." Fajar melihat dan memperhatikan foto sepasang suami istri yang ada di sana. Ia terus memperbesar gambar dan memperhatikannya.
"Ini kayaknya Ibu-ibu yang tadi sama Andini. Mungkin ini Ibunya kali ya?. Hmmmm. Oke follow!!" Tegasnya.
Cinta pandangaan pertama ternyata enggak mustahil. Yang berkemungkinan mustahil adalah dicintai kembali oleh seseorang yang kita cintai pada pandangan pertama kali. -Fajar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
nyyy
buset😭
2022-10-29
1
nyyy
huhuuu😢
2022-10-29
1
nyyy
niat dia baik lo
2022-10-29
1