Zombie Apocalypse : The Runner

Zombie Apocalypse : The Runner

Awal Kisah

..."Aku tidak tahu harus bagaimana menceritakan ini semua. Aku selalu berharap bahwa semua ini hanyalah bagian dari mimpi burukku saja. Tapi mimpi buruk ini seakan berjalan tiada akhir. Hingga aku menyadari, kalau semua yang aku alami adalah kenyataan pahit yang harus aku terima. Bukan hanya aku yang memiliki kisah mengerikan ini. Seluruh umat manusia pun mengalaminya. Bahkan tak banyak dari mereka yang beruntung. Dan jika kalian berfikir aku seorang pecundang atau pengecut, maka kalian salah."...

...(Jason)...

Pagi buta, **Jason** terbangun dari tidurnya. Suara bising dan keributan terdengar di luar rumahnya. Entah keributan apa lagi yang terjadi di komplek rumahnya ini. Sebelumnya ada anak-anak berandal yang melakukan penyerangan terhadap salah satu orang, dan memancing orang lain yang tinggal di komplek perumahan ini untuk keluar dari rumah mereka masing-masing.

**Jason** yang hanya tinggal dengan kakaknya pun langsung mencari dimana keberadaan kakaknya itu. Dia mencari kesana kemari, bahkan kamarnya pun kosong. Hingga saat dia sampai di dapur, **Jason** barulah melihat kakaknya yang sedang memukuli kepala seseorang hingga hancur. **Jason** begitu kaget melihat hal itu.

"Hey! Roland! Gila! Apa yang kau lakukan?!" tanya **Jason** dengan penuh kebingungan. Dia kaget melihat **Roland** yang sudah berlumuran darah.

"Jason! Jason! Dengarkan aku! Kau tidak akan mengerti dengan semuanya. Aku akan menjelaskan semuanya nanti! Sekarang ambillah tas mu dan kemasi semua senjata kita!" ucap **Roland** pada **Jason**.

**Jason** hanya termenung, dia seakan tidak percaya kalau kakaknya sesadis itu memukuli orang. **Jason** tidak pernah tahu kalau kakaknya akan bermasalah seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, **Roland** adalah kakaknya. Setiap **Jason** memiliki masalah, Roland satu-satunya orang yang masih peduli dengannya.

"Jason! Jangan melamun! Cepat pergi ambil semua senjatanya!"

**Jason** pun panik dan langsung menuju kamarnya untuk mengambil tas yang berukuran besar dan yang kecil. Dia mengambil beberapa baju. Setelah itu dia mengambil semua senjata dan amunisi yang **Roland** simpan di bawah ranjang milik **Jason**. Semua senjata itu didapatkan secara legal, karena **Roland** adalah seorang tentara. Sehingga dia mudah untuk mendapatkan senjata sebanyak itu.

"Sudah Roland! Ayo kita pergi!" ucap **Jason** sembari memberikan sebuah Shotgun untuk **Roland**. Sedangkan **Jason** sendiri memakai sebuah pistol.

Awalnya **Jason** berfikir kalau rumahnya diserang oleh komplotan **Gangster**. Namun saat ia dan **Roland** keluar dari rumah, dia baru mengetahui kalau ternyata keributan itu disebabkan oleh orang-orang yang berubah menjadi aneh. Atau lebih tepatnya, mereka adalah **Zombie**. Mereka berdua lalu mulai menyerang siapa pun yang ada dihadapan mereka.

Karena hampir seluruh orang yang ada di tempat itu sudah berubah akibat gigitan **Zombie** yang lain. **Jason** yang panik pun menembak ke semua arah, karena puluhan **Zombie** sekarang mengejar mereka. Tiba-tiba datanglah sebuah mobil lapis baja yang biasa dipakai oleh para tentara saat sedang berperang. Ternyata itu adalah teman-teman Roland yang berhasil selamat dan mencuri mobil di markas mereka.

"Roland? Kau tidak tergigitkan?" tanya salah satu temannya yang bernama **Bety**.

**Bety** hanya berhasil membawa **Sam** dan **Lory**, karena keadaan di markas sudah sangat kacau balau. Para **Zombie** membabi buta menyerang setiap orang yang ada di hadapan mereka. Bahkan tiga teman Roland ini tidak sempat menolong keluarga mereka, karena sudah terlambat.

"Lalu bagaimana denganmu Jason?" tanya **Sam**.

**Jason** menjawabnya dengan terbata-bata karena dia masih sangat ketakutan.

"A.. Ak.. Uuu...."

"Jason. Tenanglah. Kita akan selamat. Oke?" ucap **Roland** berusaha menenangkan adiknya.

"Adikku juga aman Sam. Dia masih panik karena dia baru saja melihat aku membantai orang." ucap **Roland** kepada **Sam**.

"Baguslah kalau begitu. Aku harap kau tidak sama dengan komandan kita." ucap **Lory**.

"Kenapa memangnya? Apa yang terjadi pada komandan?" tanya **Roland** penasaran.

"Dia tidak beruntung Roland. Keadaan saat ini benar-benar kacau. Hanya komandan kita satu-satunya orang yang mengetahui apa penyebab dari semua ini. Bety sempat membawa tas komandan dan membuka. Semua berisi tentang dokumen rahasia tentang sebuah penelitian di sebuah negara. Mereka menemukan adanya virus jenis baru akibat sebuah banjir yang melanda negara mereka akhir-akhir ini." jelas **Sam** pada **Roland**.

"Benar Roland. Sebelum menembak dirinya sendiri, dia berpesan kepada kami untuk menemuimu. Dia memberikan sebuah kode." ucap **Bety**.

"Apa kodenya?"

"H.P.C, kau ingat sesuatu?"

"H.P.C? Tunggu! Aku ingat! Aku pernah mendengar ada sebuah pasukan rahasia yang dibentuk untuk sebuah misi penanggulangan virus berbahaya. Mereka para prajurit yang sangat terlatih. Mereka ditugaskan untuk membuat sebuah senjata penawar yang bisa ditembakkan melalui udara. Awalnya kesaksian mereka ditolak di pengadilan militer karena belum cukup bukti yang menunjukkan adanya virus berbahaya dari peristiwa banjir dua tahun lalu. Virus itu memang sengaja dibawa oleh sebuah kapal dagang, dalam bentuk sebuah senjata. Yang memesan senjata itu adalah para pembelot negara, yang memang sudah bekerja dengan beberapa mantan ilmuwan di negara kita. Semua ini berawal dari misi terakhir kita di **Negara** **Sanda**. Mereka ingin menuntut balas atas kekalahan itu." jelas **Roland** kepada teman-temannya.

"Lalu kenapa kau tidak memberitahu kami soal itu?" ucap **Bety**.

"Hampir semua orang tidak percaya dengan ucapan para prajurit H.P.C saat itu. Bahkan hanya komandan kita satu-satunya orang yang membela mereka dalam persidangan agar mereka tidak ditahan. Dan komandan pernah mengatakan sesuatu kepadaku, kalau H.P.C sedang berusaha keras untuk membuat penawarnya."

"Apakah kau yakin Roland? Apa kau berfikir mereka semua beruntung seperti kita setelah melihat semua kekacauan ini?" tanya **Sam** dengan kesal, karena tak percaya dengan semua yang **Roland** ucapkan kepada mereka.

**Roland** pun berusaha meyakinkan semua teman-temannya. Termasuk dengan **Jason** adiknya yang masih ketakutan. Dia memberitahu kalau **H.P.C** adalah sebuah singkatan dari **Human Protection Command**. Kebanyakan anggotanya adalah para mantan veteran. Dan satu-satunya orang yang saat ini mengetahui dimana lokasi kelompok itu hanyalah **Roland**, karena komandan mereka telah mati.

Roland pernah diajak oleh komandan mereka untuk mengawalnya bertemu dengan pimpinan **H.P.C** yaitu **Dennis Libera**. **Dennis** adalah seorang veteran tentara yang dikatakan adalah gurunya para ahli penyakit di negara ini. Dia sudah melewati berbagai misi berbahaya, sehingga dia sangatlah dihormati oleh banyak orang. Dan dia mampu membentuk sebuah pasukan beserta markasnya tanpa dicium oleh pemerintah.

Dulu banyak orang yang menganggap Dennis adalah orang gila. Namun sekarang semuanya telah terbukti. Bahwa **Dennis** mengatakan semuanya dengan alasan kuat yang sengaja ditutupi oleh pemerintah. Alasan menutupi semua itu adalah, agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat. Karena setelah beberapa hari pernyataan yang dikeluarkan oleh **Dennis** di media, membuat sekelompok orang yang percaya dengan hal itu melakukan bunuh diri secara masal.

Hal itu pun membuat Dennis sempat ditahan oleh pemerintah. Dan sebenarnya **Dennis** telah dijatuhi hukuman mati. Tapi dia berhasil dibebaskan oleh sahabatnya sendiri yaitu komandan dari **Roland** dan juga kelompoknya yang menyebut diri mereka sebagai **Human** **Protection Command**. Yang artinya **Komando** **Perlindungan Manusia**. Mereka memiliki misi untuk melindungi orang-orang yang dianggap memiliki pengaruh.

Orang-orang yang dianggap memiliki pengaruh bukanlah orang yang ber-uang atau pun pejabat negara. Melainkan mereka yang memiliki keyakinan sama dengan kelompok ini. Memang, banyak sekali pejabat negara yang secara diam-diam mendanai mereka demi kelangsungan hidup umat manusia. Meskipun pada akhirnya mereka pun harus berhadapan dengan waktu yang jauh lebih cepat dari perkiraan mereka.

Mereka harus dihadapkan pada sebuah kenyataan, bahwa mereka tidak bisa mencegah datangnya sebuah bencana. Mereka hanya bisa menanggulangi bencana itu sendiri, setelah bencana itu terjadi. Sekarang, semua orang harus mempertahankan nyawa mereka dengan sekuat tenaga. Semua akibat dari kesombongan orang-orang, yang menganggap bahwa masalah itu hanyalah masalah biasa. Mereka tidak percaya dengan sebuah bencana yang sebenarnya sudah menunjukkan gejalanya.

Banjir itu datang membawa sebuah berita, bahwa ada sekelompok orang yang menginginkan kehancuran. Namun karena mereka tidak pernah mau mempelajari sebuah keadaan, maka sekarang keadaanlah yang pada akhirnya menyadarkan mereka semua. Uang dan harta sudah tidak lagi berarti bagi mereka. Sekarang setiap orang harus berjuang dengan kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki. Mereka harus mencari makanan, minuman yang bersih, senjata dan juga amunisi untuk melindungi diri mereka.

Banyak orang yang mati karena kebodohan mereka sendiri. Karena tidak kuat menahan lapar dan haus, mereka pun mengkonsumsi makanan dan minuman yang sebenarnya sudah terinfeksi. Orang-orang mulai merasakan putus asa atas bencana yang terjadi. Banyak dari mereka yang memilih menjadi santapan **Zombie**, karena bagi orang yang sudah putus asa, mati jauh lebih baik dari pada harus hidup dalam ketidak pastian. Pemerintahan juga sudah kacau balau karena bencana ini.

Untuk seorang **Jason**, dia beruntung karena memiliki seorang kakak yang menjadi seorang tentara. Kalau tidak, maka nasibnya akan lebih buruk. Sama dengan orang-orang umum di luar sana yang sedang berjuang membasmi para **Zombie** dengan kemampuan mereka yang terbatas. Mereka tak tahu arah dan tujuan. Tidak seperti **Roland** yang mengetahui kemana dia harus pergi menyelamatkan diri. Namun disinilah seorang **Jason** memulai petualangannya.

Ia tidak tega saat melihat ada seorang ibu bersama tiga anaknya yang sudah remaja dikejar oleh para **Zombie**. **Jason** menghentikan mobil yang dikendarai oleh **Sam**. Dia kemudian turun dengan membawa sebuah pistol. Karena memang **Jason** suka sekali berlatih menembak bersama kakaknya **Roland**, maka dengan tiga letupan peluru yang mendarat tepat di kepala, sudah mampu menumbangkan tiga **Zombie**. Semua orang yang ada di dalam mobil pun heran dengan **Jason** yang tiba-tiba berubah menjadi ganas.

Dia melumpuhkan para **Zombie** hanya dengan waktu kurang dari tiga puluh detik. Dan dia telah berhasil menyelamatkan empat nyawa. **Jason** pun memberikan pistol itu beserta dua magazin untuk anak laki-laki dari ibu itu.

"Bolehkah kami ikut denganmu?" tanya anak laki-laki itu.

"Aku tidak bisa membawamu. Maafkan aku. Ambillah dua magazin dan pistol ini untuk menjaga ibu dan kedua adikmu. Kau adalah anak laki-laki, sama sepertiku. Kau tidak bisa menyelamatkan keluargamu jika hanya lari dan bersembunyi. Kau paham? Suatu hari kita akan bertemu lagi. Dan aku akan mengambil pistolku kembali." kata **Jason** kepada anak laki-laki itu.

Dia pun tersenyum dan meninggalkan mereka. **Jason** kembali masuk ke dalam mobil. Mereka pun langsung bergegas pergi dari kota itu. **Roland** dan teman-temannya saling memandang satu sama lain. **Roland** seperti ingin mengatakan sesuatu kepada **Jason**, tapi bibirnya seakan kaku. Dia kemudian memeluk adiknya itu dengan sangat erat sembari menangis. **Jason** pun bertanya-tanya dalam hatinya.

"Apa yang terjadi pada kakakku? Dia tidak pernah menangis. Kenapa sekarang dia bersikap seperti anak kecil?"

**Jason** pun mencoba bertanya kepada **Roland**. Dengan terbata dan dengan nada yang pelan **Roland** menjawab,

"Aku sudah gagal menjadi kakakmu Jason."

"Apa yang kau bicarakan Roland? Kau adalah kakak yang selama ini sangat menyayangiku, menjadi pengganti ibu dan ayah sejak mereka tiada. Kenapa sekarang kau merengek seperti anak kecil? Aku tidak pernah melihatmu seperti ini."

"Dengar Jason. Aku mengajarimu bagaimana cara memukul orang. Bagaimana cara menembak. Dan bagaimana caranya menghadapi situasi yang sedang genting seperti ini. Tapi aku tidak pernah mengajarimu untuk menolong orang lain. Aku bahkan hanya menyuruhmu diam di rumah dan mempelajari buku-buku sialan itu. Kau tidak punya banyak teman. Karena kau lebih banyak menghabiskan banyak waktumu dengan komputer dan buku. Kau juga lebih banyak waktu denganku saat aku tidak bertugas. Saat kau turun dari mobil ini, aku merasa seakan telah gagal menjadi kakakmu. Aku bisa menembak para Zombie itu dengan semua senjata dan amunisi yang aku miliki. Tapi aku tidak melakukannya. Aku memang seorang pecundang." ucap **Roland** menyesali semuanya.

Selama ini **Jason** sering dikurung di dalam rumah oleh **Roland** karena **Jason** sering dibully oleh teman-temannya di sekolah. **Roland** tidak mau kehilangan adik yang sangat ia cintai itu. Namun sekarang **Roland** sadar kalau selama ini caranya sudah salah. Dia sudah **Over Protective** kepada adiknya itu. Sehingga akibatnya, sekarang **Jason** hanya memiliki satu orang sahabat yang setia kepadanya. Meskipun sedikit idiot, tapi sebenarnya sahabat **Jason** ini adalah orang yang jenius. Karena dia bisa membuat senjata peledak, seperti **Roland**.

"Dengar Roland. Aku tidak pernah menyalahkan sikap kerasmu kepadaku. Sekarang aku telah merasakannya sendiri. Andaikan kau tidak mengajariku bagaimana caranya menembak, aku pun tidak akan pernah menyelamatkan orang itu. Tapi bicara soal teman, aku justru memiliki seorang sahabat. Satu-satunya orang yang mau bergaul denganku. Dan aku harap kau tahu apa yang aku bicarakan." jawab Jason.

**Sam**, **Bety**, **Lory**, dan **Roland** pun saling menatap. Mereka semua tahu apa yang Jason maksud. Jason ingin menyelamatkan sahabatnya itu. Karena hanya dia satu-satunya orang yang peduli padanya.

"Dengar Jason, aku tahu maksud dari ucapanmu. Dan aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang-orang yang ada bersamaku sebelumnya. Aku tidak bisa menyelamatkan mereka Jason. Mereka telah menjadi salah satu dari makhluk sialan itu. Jika kau bermaksud ingin menyelamatkan satu-satunya sahabatmu, kami semua akan membantumu. Kita akan menyelamatkan sahabatmu itu." ucap **Sam** pada **Jason**.

"Siapa namanya Jason?" tanya **Roland**.

"Namanya Billy. Dia juga bisa membuat petasan sepertimu. Aku yakin dia akan sangat membantu kita nantinya." jawab **Jason**.

"Ya! Tentu saja Jason! Kita akan menyelamatkan Billy!" ucap **Roland**.

"Ya! Terimakasih semuanya!"

**Jason** pun merasa sangat senang karena mereka semua mau membantunya untuk menyelamatkan **Billy**. **Jason** terus berdoa untuk sahabatnya sepanjang perjalanan. Berharap kalau **Billy** masih menjadi sahabatnya, bukan menjadi salah satu bagian dari para **Zombie** itu.

Terpopuler

Comments

B⃟cMarwa

B⃟cMarwa

pembuka yang keren Thor

2022-04-20

2

Berkah Anak Negeri

Berkah Anak Negeri

sekali sekali ganti genre ahh 😅

2022-04-16

1

Kue Keju

Kue Keju

itu bukan Jason dari the civilian kan

2022-02-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!