Episode 17

"Pesawat tiga Lapor komandan! Semua Zombie telah berhasil diturunkan. Laporan selesai."

"Pesawat dua Lapor Komandan! Semua Zombie telah berhasil diturunkan. Laporan selesai."

"Mengkonfirmasi. Semua Zombie telah berhasil diturunkan. Semua unit, kembali ke pangkalan. Misi sukses."

"Siap!"

Dua pilot pesawat itu sama-sama memberikan laporan kepada Komandan Jigan. Para Zombie sudah berhasil diturunkan tanpa kendala. Komandan Jigan melihat keadaan di bawah melalui sebuah kamera pengintai yang ada di pesawat itu. Mereka mengambil gambar untuk dijadikan bukti penting dalam misi mereka.

"Komandan Jigan. Pasukan Raja Rimba melapor pada pangkalan. Ganti." ucap Komandan Jigan.

"Masuk Komandan Jigan. Bagaimana situasinya? ganti."

"Situasi aman terkendali. Semua berjalan sesuai dengan rencana. Kami menuju ke pangkalan. ganti."

"Dikonfirmasi Komandan. Pasukan kembali ke pangkalan."

Komandan Jigan merasa sedikit lega karena misi sudah berhasil mereka jalankan dengan baik. Dia tinggal menunggu kabar untuk misi selanjutnya. Sekarang dia harus kembali ke pangkalan, karena pesawat akan kembali digunakan untuk mengangkut pesawat. Namun pikiran Komandan Jigan sesaat teringat dengan apa yang terjadi dengan nasib orang-orang yang ada di Negara Sanda.

Bagaimana nasib para warga sipil? anak-anak dan wanita yang tidak bersalah. Yang tidak tahu menahu apa yang sedang mereka hadapi saat ini. Kemungkinan mereka harus menanggung masalah yang sama. Sama seperti apa yang telah dialami oleh negara-negara lainnya. Tapi mau bagaimana lagi, semuanya sudah terlambat. Ratusan Zombie telah diturunkan dan pastinya sudah menguasai sebagian besar kota.

Komandan Jigan dan semua anggotanya yang ada di dalam pesawat itu saling bertatapan satu sama lain. Namun mulut mereka diam, tak mengucapkan sepatah kata pun. Mereka mulai merasa bersalah atas apa yang telah mereka perbuat. Komandan Jigan menghela nafas panjang. Kepalanya menengadah ke atas. Matanya yang berkaca-kaca menatap langit-langit pesawat itu.

Dalam hatinya ia berkata,

"Aku telah berdosa. Aku telah berdosa. Aku pasti akan dituntut atas semua pembantaian besar-besaran ini. Aku telah berdosa. Tuhan..."

Burhan mencoba mendekati Komandan Jigan yang mulai menangis tersedu-sedu. Dia memeluk Komandannya itu dengan penuh kasih sayang. Dia tahu bagaimana perasaan Komandan Jigan saat ini. Dia lalu memberinya sebatang rokok untuk dihisap. Karena itulah cara terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang tentara untuk menenangkan dirinya.

Walau pun tidak menyelesaikan masalahnya sama sekali, tapi setidaknya mereka bisa mulai saling bicara satu sama lain.

"Komandan. Apa yang kita lakukan ini mungkin salah. Namun inilah satu-satunya cara yang bisa kita lakukan. Kita tidak bisa terus menerus menerima kejahatan orang lain. Ada saatnya nanti dimana kesabaran seseorang akan habis, Komandan. Itulah yang terjadi pada pemimpin kita. Presiden memberikan keputusan ini karena dia sudah terlalu lama bersabar. Begitu juga dengan orang-orang di luar sana. Mereka menginginkan penuntut balas seperti kita." ucap Burhan kepada Komandan Jigan.

"Jika aku mati nanti, semua orang akan mengingatku sebagai seorang pembunuh, Burhan. Aku tahu rasanya bagaimana saat melihat seseorang kehilangan keluarga yang mereka cintai. Mereka menangis dalam hatinya karena bencana yang mengerikan ini."

"Maaf Komandan Jigan, akulah salah satu orang yang harus kehilangan keluargaku. Aku merasakan betapa sakit dan pedihnya saat aku melihat keluargaku menjadi korban. Aku tidak bisa menyelamatkan mereka Komandan. Aku terlalu lamban untuk mengambil tindakan. Itu hal yang sangat aku sesali seumur hidupku. Dan sekarang adalah waktu dimana Tuhan memberikan aku kesempatan untuk menuntut balas semua rasa sakitku." ucap Burhan.

Komandan Jigan kembali menatap wajah-wajah anggotanya. Dia melihat betapa mereka sangat kelelahan karena masalah yang selama ini terus membebani mereka. Dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan kepada mereka. Perasaannya bercampur aduk. Antara rasa bangga karena keberhasil, dan juga rasa bersalah karena misi yang ia jalankan.

...****************...

Semua tentara yang ada di perbatasan pun kocar-kacir karena mereka harus menghadapi berbagai serangan beruntun. Semua persiapan mereka selama berhari-hari tidak membuahkan hasil apa-apa, karena nyali mereka yang mulai menciut melihat ratusan Zombie menyergap dan membantai setiap orang yang ada. Dalam waktu beberapa saat, sudah banyak sekali tentara yang mati dan ada yang berubah menjadi Zombie.

Para komandan langsung menarik seluruh pasukan mereka, karena melihat keadaan sudah semakin tidak terkendali. Banyak sekali pasukan yang mulai berusaha melarikan diri dan keluar dari perintah. Mereka semua sudah tidak peduli lagi kepada perintah yang mereka jalankan. Mereka hanya memikirkan diri mereka masing-masing. Negara ini diperhitungkan akan segera hancur hanya dalam hitungan hari.

Presiden Negara Sanda, Razak Zandav. Dibuat kebingungan karena peristiwa ini. Dia tidak menyangka kalau akan terjadi 'Senjata Makan Tuan'. Padahal dia sudah memperhitungkan semuanya dengan sangat baik. Tapi penerjunan para Zombie benar-benar diluar dugaannya dan juga para pimpinan pasukan yang lain. Orang-orang yang masih bertahan di pusat kota mulai meragukan Razak Zandav.

Masyarakat dan juga para pasukan militer terkejut setelah mereka melihat kenyataan bahwa para Zombie telah sampai ke tempat ini. Padahal sebelumnya mereka semua telah merayakan sebuah pesta untuk menyemangati para pasukan mereka yang akan berjaga di perbatasan. Namun setelah melihat kenyataan mengerikan itu, mereka semua mulai khawatir.

Semua ini terjadi karena sikap Razak Zandav yang selalu ingin menjadi penguasa. Dia tidak pernah puas dengan semua yang telah ia dapatkan selama ini. Meski pun Razak Zandav selalu mengutamakan kehidupan nyaman bagi seluruh rakyatnya, tapi terkadang Presiden Razak kerap bertindak diluar hukum yang berlaku. Dia suka menerapkan hukum seenaknya sendiri.

Karena sudah terbiasa dengan hal-hal yang mengerikan, Presiden Razak mulai melakukan banyak sekali aksi yang lebih gila lagi. Dia selalu berkeyakinan bahwa dia bisa menjadi raja diraja. Raja bagi semua raja yang ada di dunia. Memang, menghadapi pasukan militer musuh Presiden Razak bisa dikatakan masih mampu. Namun untuk menghadapi kawanan Zombie, dia tidak memiliki cara yang ampuh.

Itulah kenapa di sebut 'Senjata Makan Tuan'. Dia tidak bisa menanggulangi masalah yang datang secara tidak terduga ini. Namun tuntutan untuk Presiden Razak Zandav terus menerus berdatangan. Laporan kematian di setiap kota juga mulai berdatangan. Banyak orang yang membutuhkan evakuasi segera. Mereka semua mengharapkan segala macam bantuan yang bisa menyelamatkan mereka dari bencana ini.

Tapi pasukan militer menolak mentah-mentah perintah Presiden Razak Zandav, karena dianggap terlalu berbahaya jika mereka harus keluar dari pertahanan pusat kota. Untung saja pusat kota dikelilingi oleh tembok-tembok besar yang bisa menjadi pertahanan sementara. Negara ini sudah diambang kehancurannya. Sekarang semuanya telah berbalik lagi kepada mereka.

Dulu Negara Sanda tidak pernah mau menerima siapa saja yang tidak satu keyakinan dengan mereka. Sekarang, Negara Sanda dengan terpaksa harus memelas kepada negara lain yang masih bersahabat dengan mereka. Tapi negara-negara sahabat mereka juga tidak mau ikut campur lagi. Bahkan mereka memutuskan persahabatan dengan Negara Sanda.

Situasi semakin sulit saja mereka hadapi. Logistik mulai habis. Baik itu logistik makanan atau pun persenjataan. Semakin lama semakin berkurang. Rakyat banyak yang protes dengan cara yang keras dan brutal. Persis seperti yang negara lain alami sebelumnya. Masyarakat mulai membuat kelompok-kelompok kecil untuk saling menjarah kelompok lain.

Kelaparan menjadi momok paling mengerikan di negara ini. Padahal Negara Sanda adalah negara yang penuh dengan kekayaan alamnya yang melimpah ruah. Banyak gedung-gedung tinggi dan juga tempat-tempat rekreasi yang indah. Tetapi sekarang semua itu sudah tidak berarti apa-apa. Mereka hanya mempedulikan isi perut mereka sendiri.

Para pasukan sekutu merasa sangat puas mengetahui hal itu. Mereka sedang menyusun rencana baru agar bisa membuat para Zombie itu masuk ke dalam pusat kota. Salah satu cara yang mereka ketahui saat ini hanyalah menghancurkan tembok utama agar bisa masuk ke pusat kota. Tapi cara itu sangat beresiko bagi para pasukan sekutu.

Mereka harus bekerja keras untuk bisa membobol tembok yang memiliki ketebalan satu meter itu. Dengan ketebalan tembok yang luar biasa, dan juga kokoh, tidak cukup jika hanya menggunakan peledak biasa. Belum lagi dengan para Zombie yang berkeliaran dimana-mana. Mereka juga harus menjaga jarak dengan para Zombie itu.

...****************...

"Mit Blick auf unsere aktuelle Position haben wir viele Bereiche, die wir nutzen können, um eine Basis aufzubauen. Wir können diese Häuser und Gebäude zur Verteidigung nutzen. Und nach all den Standorten der Gebäude zu urteilen, wird es für Sie einfacher sein, mehr Zombies einzusperren. Aber leider haben wir immer noch keinen geeigneten Ort gefunden, um die Innenstadt anzugreifen. Was denkst du Kommandant?"

(Melihat posisi kita sekarang, kita memiliki banyak sekali area yang bisa kita gunakan untuk membangun markas. Kita bisa menggunakan rumah dan gedung-gedung ini untuk membuat pertahanan. Dan dilihat dari semua letak bangunannya, akan semakin mudah bagi untuk mengurung lebih banyak Zombie lagi. Namun sayangnya kita masih belum menemukan tempat yang cocok untuk menyerang pusat kota. Bagaimana menurutmu Komandan?)

Ucap salah seorang pasukan Jerman kepada komandannya.

"Wir müssen zuerst die alliierten Streitkräfte informieren. Wir können nicht alleine handeln. Sie schicken diesen Brief besser an den Kommandanten der russischen Truppen. Danach soll er es auch den anderen erzählen."

(Kita harus memberitahu pasukan sekutu terlebih dahulu. Kita tidak boleh bertindak sendiri. Sebaiknya kau kirim surat ini kepada Komandan Pasukan Rusia. Setelah itu biarkan dia memberitahukannya juga kepada yang lain)

"Okay, Kommandant."

(Baik Komandan.)

Orang itu pun langsung bergegas ke kamp tentara Rusia dengan seorang penerjemah. Dia memberitahukan apa yang telah ia ketahui atas perintah komandannya. Rusia pun menyetujui hal tersebut. Dan memberikan perintah itu kepada yang lain. Tapi yang lainnya juga memberikan keputusan itu kepada tentara Indonesia.

Tentara Indonesia pun langsung melaporkan hal itu kepada Jendral Nyoto di markas pusat, untuk mengirimkan semua logistik yang mereka butuhkan. Barulah nantinya mereka akan membuat kamp di tempat itu setelah semua logistiknya sampai ke tempat ini. Mereka bekerja sama, saling gotong royong demi kelancaran misi mereka.

Walau pun terkadang mereka terkendala bahasa, tapi hal itu masih bisa ditangani oleh para penerjemah dari Indonesia. Bahkan banyak juga wartawan dari Indonesia yang datang untuk mendokumentasikan perang ini sebagai bukti kepada semua orang kalau peperangan sudah dimulai, dan semua bencana ini akan segera berakhir.

Wartawan itu juga sengaja tidak menyebarkan foto atau pun video secara lengkap. Karena mereka pasti akan mendapat kecaman dari semua orang jika sampai masyarakat umum tahu, kalau mereka menggunakan para Zombie sebagai alat tempur mereka. Hal itu juga mulai diperhitungkan kembali untuk kedepannya. Karena para Zombie itu tidak boleh terus menerus ada disana.

Komandan Jigan ikut memberikan pendapat, kalau dia ingin mengajukan seseorang yang dianggap mampu dalam menangani para Zombie itu jika mereka mulai melebar luas. Orang itu adalah Jason. Menjadi tugas baru lagi untuk Komandan Jigan dan pasukannya. Dia yang bertanggung jawab untuk menjemput Jason dari negaranya ke Negara Sanda.

Hanya Jason yang tahu bagaimana cara menghabisi para Zombie itu tanpa harus menggunakan banyak senjata dan amunisi. Lagi pula sekarang Negara Sanda sudah hancur secara politik dan ekonomi. Mereka memerlukan waktu puluhan tahun jika ingin mengembalikan keadaan seperti semula. Dan itu sangat tidak mungkin dilakukan dalam kondisi seperti ini.

...****************...

Komandan Jigan tak mau menunggu waktu lebih lama lagi. Dia ingin semua masalah ini secepatnya selesai. Karena perang ini akan memburuk jika dibiarkan berlarut-larut. Kali ini Komandan Jigan hanya pergi bersama Lukas dan Burhan. Karena yang lainnya sudah diterjunkan ke daratan. Bergabung dengan pasukan yang lain.

Karena hanya tiga orang, maka Komandan Jigan berangkat menggunakan sebuah kapal kecil yang hanya memiliki satu senjata mesin. Saat hampir sampai, Komandan Jigan melihat keadaan di sekitar pantai, dengan sebuah teropong. Entah ada apa dengan tempat itu, tapi semuanya nampak terlihat tidak baik-baik saja. Komandan Jigan melihat banyak sekali tumpukan sampah di dekat pantai.

Melihat hal itu, mereka bertiga langsung mempersiapkan persenjataan yang mereka bawa. Martin dan Lukas juga merasakan hal yang sama, seperti apa yang dirasakan oleh Komandan Jigan. Setelah mendarat dibibir pantai, mereka bertiga langsung berjalan menuju markas Dennis dan pasukannya.

Keadaan terlihat sangat sepi, dan tidak ada satu pun pasukan yang berjaga di pintu gerbang. Bahkan saat Komandan Jigan mencoba menghubungi Dennis lewat sebuah telepon yang ada di dekat gerbang, sama sekali tidak ada jawaban dari ruang kontrol. Komandan Jigan semakin khawatir dengan keadaan sahabatnya.

Apalagi sesaat sebelum ia pergi, Dennis kerap berbicara soal kematian. Pemikiran negatif mulai muncul dalam benak Komandan Jigan. Ia takut kalau telah terjadi sesuatu dengan Dennis dan juga Jason. Hampir satu jam mereka berada di luar gerbang, tapi tidak ada satu pun orang yang terlihat di tempat itu.

"Kita hampir satu jam di tempat ini. Kita harus memastikan semuanya baik-baik saja. Kita harus masuk." ucap Komandan Jigan.

"Iya Komandan, sebaiknya kita masuk saja. Aku khawatir telah terjadi masalah di tempat ini." ucap Burhan.

"Ingat. Jangan memanggil nama Dennis atau siapa pun. Aku khawatir ada penyusup di tempat ini."

"Baik Komandan."

"Ayo."

Terpopuler

Comments

Juan Atma W

Juan Atma W

makasih thor🙏 makasih🙏 makasih🙏🙏🙏

2021-10-10

4

Yenz_Azzahra

Yenz_Azzahra

Lanjut up lagi.
Semangat sllu

2021-10-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!