Episode 19

Masalah di negara ini belum benar-benar tuntas. Komandan Jigan juga belum bisa kembali ke negaranya, karena dia harus berjalan pelan-pelan di tempat ini. Banyak hal yang harus mereka lewati dengan sangat berhati-hati. Tempat sudah bersih dari Zombie, tapi sekarang diisi oleh para manusia kanibal. Mereka akan memburu siapa pun tanpa pandang bulu.

"Jadi kau tahu kemana arah jalan menuju Mirana?" tanya Komandan Jigan kepada Nima.

"Semua pemimpin di Suku Marahba pasti pernah kesana. Dan aku pernah menguping pembicaraan Tetua Marahba bersama dengan kepala suku lainnya. Tempat itu berada di suatu tempat yang sangat jauh. Dan tidak disadari oleh banyak orang, sekali pun orang-orang melihatnya di depan mata." jawab Nima.

"Tempat yang aneh. Bagaimana mungkin ada yang tidak menyadari ada surga di depan mata mereka? Sebodoh-bodohnya aku, aku pasti tidak akan melewatkan tempat itu begitu saja." ucap Lukas.

"Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang memintamu untuk percaya. Tapi itulah kesalahanmu. Kau mudah dibodohi."

"Apa maksudmu?"

"Tahu apa yang dikatakan oleh orang Jenius?"

"Apa?"

"Jika kau ingin tetap menjaga sebuah rahasia, maka tempatkan rahasia itu di tempat yang biasa. Agar orang-orang tidak mengira kalau itu adalah rahasia yang sangat berharga." ucap Nima.

Lukas pun terdiam dan mulai percaya dengan adanya sebuah tempat yang menyimpan sejuta keindahan di dalamnya. Dia yang awalnya tidak percaya, dan menganggap semua itu adalah dongeng, justru sekarang dibuat penasaran. Dia ingin melihat tempat itu dengan kedua matanya sendiri. Jika memang Mirana adalah tempat sungguhan dan bukan dongeng, dia ingin tetap berada disana menikmati semua keindahan alamnya.

"Sekarang sebaiknya kita bergegas. Dan kau Nima, gunakan senjata itu dengan baik. Jangan menembak jika tidak diperlukan. Selalu dengarkan arahan dariku. Kau hanya bertanggung jawab untuk menuntun kami ke Mirana. Kau paham?"

"Baik. Aku tahu apa yang harus aku lakukan."

"Bagus gadis manis. Jangan merepotkan kami." ucap Burhan meledek Nima.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan dengan arahan dari Nima. Karena dia yang mengetahui sedikit banyaknya tentang tempat itu. Walau pun tanpa membawa peta jalan menuju ke sana. Setiap mereke bertemu dengan pertigaan atau perempatan jalan, Nima akan kembali mengingat apa yang pernah diucapkan oleh Marahba kepada para pimpinan suku.

Dia juga mengandalkan instingnya untuk mengetahui situasi di sekitarnya. Banyak sekali ramuan yang dibawa oleh Nima. Dan salah satunya adalah ramuan yang dapat meningkatkan insting orang menjadi semakin tajam. Dari mulai indra penciuman, pendengaran dan juga penglihatan.

Komandan Jigan dan dua anggotanya yang memiliki kepekaan tajam, menjadi semakin meningkat kemampuannya berkali-kali lipat. Bahkan mereka bisa mendengar suara kendaraan yang akan lewat ke jalan yang mereka lalui, dari jarak yang sangat jauh. Mereka juga bisa mendengar suara kaki burung yang berpijak di sebuah pohon yang telah mengering.

Sekarang mereka sudah sampai di sebuah hutan yang jauh dari perkotaan. Hutan itu sepertinya dulu digunakan sebagai tempat wisata. Karena mereka melihat ada beberapa kursi dan juga ada beberapa bangunan kecil yang sepertinya juga digunakan untuk sebuah museum. Mereka menemukan banyak sekali benda-benda aneh disana.

Mereka semua juga mengambil beberapa bilah pedang dan panah untuk mereka gunakan. Agar mereka bisa lebih menghemat peluru yang ada di senjata mereka. Beban bawaan mereka semakin lama semakin bertambah. Apalagi mereka juga menemukan beberapa makanan kaleng yang masih belum kadaluarsa. Mereka bisa memanfaatkan makanan itu untuk beberapa hari ke depan.

"Banyak sekali barang yang kita butuhkan di tempat ini. Kalian pilih sesukanya, dan usahakan itu tidak merepotkan kalian." ucap Komandan Jigan.

Mereka lalu kembali melanjutkan perjalanan menyusuri hutan yang tenang dan damai itu.

"Tunggu. Aku merasakan ada sesuatu yang mendekat ke sini." ucap Komandan Jigan.

"Ya. Sepertinya ada yang datang." kata Nima.

"Sebaiknya kita mencari tempat untuk bersembunyi. Sepertinya itu adalah para bandit."

"Baik Komandan."

Mereka semua langsung berlari mengikuti Nima yang menuju ke sebuah gubuk kecil. Dan benar saja, terlihat kalau ada segerombol orang yang berhenti di tempat itu.

"Dimana mereka?!" ucap salah seorang dari mereka.

"Aku tidak tahu. Tadi aku melihat mereka sedang mengambil beberapa makanan dan senjata di tempat ini."

Orang yang berperawakan besar itu sepertinya adalah ketua dari kelompok itu. Karena hanya dia yang memakai sebuah baret. Sedangkan yang lainnya menggunakan topi. Mereka tidak membawa senjata api, hanya menggunakan pedang dan tombak.

"Kita harus mulai mencari logistik lagi sekarang. Mereka pasti sudah mencuri banyak sekali makanan dari tempat ini. Dan kenapa kau begitu bodoh? kenapa kau membiarkan mereka pergi?"

"Aku sendirian. Mereka semua membawa persenjataan lengkap. Dan sepertinya mereka bukan para bandit, karena mereka berseragam seperti tentara."

"Jika mereka memang benar-benar tentara, pasti ada yang mereka sedang mencari seseorang. Tidak mungkin ada tentara yang bisa masuk ke tempat ini. Bahkan seekor beruang saja bisa tersesat jika masuk ke tempat ini."

"Lalu bagaimana sekarang? Apa yang harus kita lakukan?"

"Hubungi yang lainnya untuk berjaga di tempat ini. Kita susuri setiap jengkal tempat ini untuk menemukan mereka. Mereka bisa membantu kita jika mereka memang tentara."

"Ya. Tapi aku tapi seragam yang mereka gunakan sangat berbeda dengan yang digunakan oleh pasukan Komandan Besar Dennis. Aku curiga mereka adalah penyusup."

"Kau melihat seragam yang mereka gunakan dengan jelas?"

"Samar-samar aku masih bisa mengingatnya."

"Baiklah. Kita tidak batalkan patrolinya. Ayo kita temui Komandan Besar. Kita tinggalkan tempat ini, biarkan yang lain yang menjaganya."

"Ayo."

...****************...

"Mereka sempat menyebutkan nama Dennis. Sepertinya mereka memiliki hubungan baik dengan Dennis." ucap Komandan Jigan.

"Ya Komandan. Aku juga mendengarnya. Apa tidak sebaiknya kita mengikuti mereka saja Komandan?" tanya Lukas.

"Itu rencana bagus. Bagaimana menurutmu Nima?" tanya Komandan Jigan pada Nima.

"Kita harus memastikan kalau mereka ada di pihak kita. Terserah kau saja Jigan."

"Baiklah. Ayo kita ikuti mereka. Tetap jaga jarak. Kalau ternyata mereka adalah para bandit, kita langsung habisi saja mereka."

"Iya Komandan."

Komandan Jigan sudah mulai menerapkan tindakan keras kepada siapa pun. Menghabisi setiap bandit yang ada tanpa ampun. Tapi kali ini yang dia ikuti bukanlah para bandit yang biasanya memburu manusia. Mereka terlihat seperti orang baik-baik, dan tidak mencurigakan. Terbukti kalau tempat mereka juga lebih bersih dan tidak ditemukan adanya tulang belulang manusia seperti tempat yang lain.

Mereka juga menyimpan banyak sekali makanan dan senjata dengan sangat rapi. Tidak berantakan. Lantai, meja, dan semua yang ada di tempat ini begitu terawat. Sangat mungkin kalau mereka memiliki hubungan dengan Dennis. Karena Dennis juga selalu merawat tempat tinggalnya dengan sangat baik.

...****************...

Di Negara Sanda, situasi semakin mengerikan. Banyak orang yang telah berubah menjadi Zombie. Semua pasukan sekutu masih bersiap di posisi mereka untuk menunggu perintah selanjutnya. Para pimpinan pasukan terus menyusun rencana baru untuk menyusun rencana baru. Pihak Indonesia sedang merencanakan sistem penyerangan yang lain.

Karena Jendral Nyoto kesulitan menghubungi Komandan Jigan. Sekali berhasil, sambungannya akan terputus di tengah-tengah. Situasi kedua belah pihak sama-sama diam dan tidak bergerak. Terutama dengan Negara Sanda yang kabarnya Presiden Razak Zandav juga ditahan oleh militer.

Sekarang Negara Sanda dipegang sepenuhnya oleh militer. Dan pimpinan berada di tangan seorang Jendral bernama Zakhad. Dia adalah Jendral perang yang dikenal ahli dalam taktik peperangan. Dia dihormati oleh seluruh pasukan di Negara Sanda. Itulah kenapa Razak Zandav bisa menjadi Presiden.

Dulu Jendral Zakhad adalah orang yang berperan penting dalam mencari masa untuk Presiden Razak Zandav. Dia mampu menyatu dengan masyarakat yang awalnya ragu dengan Razak Zandav, bisa menaruh kepercayaan kepadanya. Namun sekarang sudah tidak berguna. Karena sekarang Jendral Zakhad sendiri yang telah merebut kekuasaannya.

Namun Jendral Zakhad juga belum bisa menentukan langkah apa yang harus ia lakukan untuk menanggulangi bencana ini. Dia tidak tahu menahu kalau Presiden Razak Zandav telah mengirimkan senjata biologi untuk menyerang negara lain. Dan jenis senjata biologi jenis ini belum banyak diketahui oleh para ilmuwan.

Senjata yang digunakan oleh tentara bayaran dari Presiden Razak bisa dikatakan adalah senjata masa depan. Karena bisa membuat orang berubah menjadi Zombie. Dan bahkan mereka bisa menularkan virus itu melalui sebuah gigitan. Jendral Zakhad sempat menentang langkah Presiden Razak yang dianggap terlalu bar-bar.

Dan akibat senjata itu, negara ini mengalami kehancuran yang sangat parah. Ribuan Zombie sedang menunggu mereka semua diluar tembok pertahanan pusat kota. Mereka sudah siap menyantap siapa pun yang keluar dari batas wilayah. Sedangkan yang jadi masalah besar bagi Negara Sanda adalah, banyak tempat penting di luar pusat kota.

Seperti tempat pembuatan senjata, pertambangan emas, dan juga masih banyak tempat penting lainnya. Salah satu rumah sakit yang terkenal di Negara Sanda juga banyak yang terletak di luar pusat kota. Negara ini sedang membutuhkan segala macam obat untuk menghambat penyebaran virus ini ke tubuh manusia saat mereka tergigit.

Jika dibiarkan, maka jumlah Zombie akan semakin banyak. Mereka akan memburu para penduduk yang belum dievakuasi. Dan semakin hari jumlah orang yang berubah semakin bertambah parah. Seakan setiap detik selalu ada saja yang menjadi korban. Terutama dengan para Zombie yang baru berubah. Mereka akan jauh lebih ganas dari pada Zombie yang sudah lama.

Zombie yang lama secara perlahan tubuhnya akan membusuk dan mengelupas sedikit demi sedikit, sehingga tubuh mereka akan lemah dan pergerakan mereka juga akan melambat. Sedangkan Zombie yang baru masih memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Karena kondisi tubuh mereka masih utuh dan bagus. Sehingga pergerakan mereka jauh lebih cepat dan jauh lebih ganas.

...****************...

Di ruangan besar itu Jendral Zakhad sedang melakukan perkumpulan dengan para komandan pasukan yang masih setia kepadanya. Ke empat orang kepercayaannya itu telah mengikuti Jendral Zakhad sejak mereka masih mengikuti pendidikan militer. Ke empat orang itu adalah, Fasa, Bramas, Sadhan, dan juga Barka. Mereka semua adalah orang-orang yang terlatih dan sangat setia kepada Jendral Zakhad.

"Jadi bagaimana Jendral akan memulai semua ini?" tanya Fasa.

"Itulah yang menjadi bebanku sekarang. Aku sama sekali tidak mengetahui senjata apa yang digunakan oleh tentara bayaran Razak Zandav. Senjata itu begitu mengerikan. Belum lagi dengan para tentara yang membelot. Rakyat yang kelaparan. Aku tidak habis fikir dengan apa yang dilakukan oleh Razak Zandav kepada mereka. Sekarang semua negara telah bersatu untuk menghancurkan kita."

"Tenanglah Jendral. Kami akan terus mendukung Jendral sampai tetes darah penghabisan. Beban Jendral, beban kami juga." ucap Bramas.

"Benar apa yang dikatakan Bramas, Jendral Zakhad. Kami sudah mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan menggantikan posisi Presiden Razak Zandav. Sekarang mereka semua sedang menunggu tindakan kita menjaga negara ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka kepercayaan rakyat kepada kita perlahan akan memudar, Jendral." ucap Sadhan.

"Namun aku tidak mau jika kita harus berperang dengan mereka. Kalian tahu, aku tidak pernah menyukai peperangan. Hanya Razak Zandavlah yang menginginkan hal itu. Apalagi sekarang kita berada di rantai makanan paling bawah. Kita tidak memiliki cukup sumber daya untuk berperang melawan mereka. Para pasukan sekutu sekarang sedang menuntut balas atas kematian orang-orang tercinta mereka. Kini kita harus menanggung semuanya. Kita harus bisa membujuk mereka untuk berdamai."

"Mohon maaf Jendral. Mereka datang ke tempat ini mengibarkan bendera peperangan. Mereka menuntut balas atas perbuatan Razak Zandav yang telah membuat negara mereka menjadi hancur berantakan. Aku rasa tidak ada cara lain kecuali melawan mereka. Mereka sudah tidak peduli lagi dengan itikad damai. Karena negara ini telah dicap sebagai negara penjahat perang."

"Yah. Kalau memang kita harus mati, maka matilah kita. Lebih baik, kita sekarang memikirkan nasib rakyat kita. Berikan mereka kebahagiaan kepada mereka, walau hanya sesaat. Karena jika kita menggunakan sumber daya yang kita miliki saat ini hanya untuk berperang, maka rakyat kita akan mati dalam keadaan kelaparan. Aku tidak mau hal itu terjadi. Aku harap, kalian mengerti apa yang aku katakan. Kita harus membuka mata kita lebar-lebar. Sudah banyak sekali kesalahan yang kita buat. Sekarang saatnya kita membayar semua dosa-dosa kita di masa lalu." ucap Jendral Zakhad.

Tanpa terasa air matanya telah mengalir membasahi pipinya. Dia menyadari semua kesalahannya di masa lalu. Sudah banyak orang yang mati ditangannya. Tangannya sudah berlumuran darah. Sebagai orang yang paling ditakuti, Jendral Zakhad sangat dekat dengan kematian. Dia sudah melalui banyak hal yang menyakitkan dalam hidupnya.

Tentu saja hal itu juga sama-sama dialami oleh ke empat anak buahnya yang setia. Mereka telah membuat kesalahan yang sama. Dulu mereka terkenal sadis dan brutal menghadapi semua musuh yang ada. Namun sekarang mereka sudah semakin tua. Dan mata Tuhan telah membuka mata mereka lebar-lebar. Hati mereka menangis menyesali kesalahan mereka masing-masing.

Jendral Zakhad memandang keluar dari jendela kacanya. Melihat orang-orang yang sedang mengantri mengambil makanan dan minuman. Dulu mereka semua bisa makan dan minum sepuasnya. Sekarang mereka harus berbagi satu sama lain agar semuanya bisa mendapatkan jatah. Sehari mereka mendapatkan jatah makan tiga kali. Itu pun sangatlah sedikit. Dan belum bisa menghilangkan rasa lapar di perut mereka.

Namun itulah yang harus terjadi. Jika tidak seperti itu, maka orang yang lemah akan ditindas oleh orang kuat hanya untuk mendapatkan semangkuk makanan.

Terpopuler

Comments

Paulina Berda

Paulina Berda

novel ini banyak banget nilai amanatnya. sangat bagus

2022-06-08

1

gyu

gyu

menipis

2021-12-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!