Episode 5

Disana Jason mulai belajar banyak hal. Dari teknik bela diri, hingga cara menggunakan senjata tajam dengan benar. Agar Jason tidak terlalu bergantung kepada senjata api. Sedangkan yang lainnya membantu para warga suku untuk bercocok tanam dan juga mengumpulkan semua logistik yang akan mereka butuhkan di luar sana nanti.

Mereka juga diajari cara membuat bahan peledak, merakit senjata dengan bahan-bahan sederhana, dan juga diajari cara membuat obat yang mampu menangkal virus itu. Bahkan bisa membuat air yang telah terinfeksi menjadi bersih kembali seperti semula. Begitu juga jika mereka menemukan makanan yang sekiranya sudah terkontaminasi.

Mereka bisa menggunakan ramuan itu untuk membunuh virusnya. Di tempat ini, mereka semua mulai membekali diri masing-masing. Mengasah kemampuan dalam bertarung maupun dalam menembak. Bahkan, suku ini juga mengajarkan cara membuat sebuah pertahanan jika mereka berhasil dikepung oleh para mayat hidup.

Namun, semua yang mereka dapatkan tidaklah gratis. Wajah mereka harus ditandai, agar mereka tidak lupa, dari mana mereka mendapatkan ini semua. Semua wajah mereka ditandai dengan sebuah garis hitam di dahi dan dagu, yang dibuat menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan khas suku ini. Hal itu menjadi syarat yang harus mereka penuhi.

Terutama Jason. Dia bukan hanya mendapatkan tanda di wajahnya saja, tapi juga di kedua lengannya. Jason juga mendapatkan pelatihan yang jauh lebih berat dari pada yang lain. Hal itu karena selama ini Jason tidak pernah melatih tubuhnya sendiri. Sehingga dia harus memulai latihan dari nol. Agar dia bisa menghadapi berbagai kesulitan yang ada di luar sana.

Dan diantara mereka semua, yang mau meminum air suci milik suku ini hanyalah Jason. Yang lain sama sekali tidak mau, karena menganggap bahwa keabadian adalah sesuatu yang menyakitkan. Sedangkan Jason, dia memiliki sebuah tujuan, yaitu untuk mengembalikan keadaan seluruh umat manusia yang ada di bumi.

Setelah semua itu selesai, maka Jason pun akan mengakhirinya. Dia memikirkan orang-orang di luar sana yang tidak seberuntung dirinya. Dia hanya ingin dunia yang ia cintai ini bisa kembali sehat seperti sedia kala. Tanpa ketakutan yang terus menerus menyelimuti setiap orang yang ada di dalamnya.

Roland merasa sedikit kecewa dengan Jason, karena dia sudah mengambil keputusan tanpa persetujuan dari kakaknya. Namun Roland juga tidak bisa melarang Jason melakukan hal yang ia suka untuk kesekian kalinya. Akhirnya Roland pun memutuskan untuk ikut dengan Jason, meminum air suci itu.

Karena Roland yang dianggap paling tua diantara teman-temannya, Sam dan Lory akhirnya ikut meminum air itu. Mereka kemudian membuktikan bagaimana efek dari air itu. Dan sungguh luar biasa, saat Roland menyayat jarinya dengan sebuah bambu, luka dijarinya itu dengan cepat bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas sedikit pun.

"Kita semua mengikutimu Jason. Sekarang kau akan menjadi pemimpin dari kelompok ini. Jika kita menemukan orang yang masih hidup di luar sana, maka kita akan merekrut mereka. Agar jumlah kita semakin bertambah. Semakin banyak orang yang ikut, maka akan semakin dekat juga tujuan utama kita." ucap Roland pada Jason.

"Aku berjanji. Aku tidak akan mengecewakan kalian. Bersama, kita akan mengembalikan keadaan bumi yang kita cintai ini. Kita akan membuat pertahanan di seluruh tempat. Kita akan membantai setiap Zombie yang ada. Memburu mereka, bahkan sampai ke ujung dunia sekali pun." jawab Jason.

Pada akhirnya, waktu mereka untuk kembali berpetualang akan segera di mulai. Namun kali ini mereka tidak akan pergi bersama Patrick, karena Patrick sudah terlalu tua untuk berkelana di luar sana. Dia ingin di akhir hidupnya dia bisa mengenang kembali masa-masa indahnya di tempat ini. Dia ingin merawat makam kedua orang tuanya.

Begitu pula dengan Laska, dia juga tidak akan ikut dengan Jason dan yang lainnya. Setelah semua persiapan telah matang, mereka pun berpamitan kepada Marahba dan seluruh warga suku. Mereka ingin melanjutkan kembali petualangan mereka yang sempat terhenti. Mereka juga harus menerima kenyataan, kalau mereka telah kehilangan Bety.

Bety ditemukan tewas dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Entah apa yang telah terjadi kepadanya, sampai dia mati dengan cara yang mengenaskan seperti itu. Yang jelas, hampir seluruh bagian tubuhnya tidak bisa dikenali. Mungkin, Bety telah menjadi santapan para Zombie yang mengejarnya beberapa waktu lalu. Dia terdesak dan tidak bisa melawan.

Apalagi baru pertama kali mereka menempuh perjalanan yang sesulit ini. Sebelumnya Roland dan pasukannya berlatih dan bertugas di sebuah tempat yang bisa dikatakan jauh lebih menyenangkan. Berbeda dengan sekarang, mereka harus mempersiapkan semuanya sendiri. Dan tidak tahu apa yang akan mereka alami di hari-hari selanjutnya.

Mereka hanya bisa berjalan dan terus berjalan dengan tujuan yang mereka putuskan sendiri. Roland dan yang lainnya memulia dengan mendatangi lapangan tembak milik tentara sipil yang letaknya tidak terlalu jauh dengan jalan yang mereka lewati sekarang. Mereka tetap melewati jalanan biasa agar mereka bisa menemukan kendaraan yang bisa mereka pakai.

Tapi sepertinya hari ini mereka kurang beruntung. Karena yang mereka dapati hanyalah sekelompok Zombie yang sedang kelaparan dan juga beberapa kendaraan yang sudah meledak. Mereka disergap oleh puluhan Zombie yang muncul dari sebuah ladang jagung, tepat dipinggiran jalan yang mereka lewati.

Untunglah mereka sudah mendapatkan kemampuan baru, sehingga puluhan Zombie itu tidak ada artinya apa-apa untuk mereka. Karena dengan hanya sebuah pedang, mereka mampu menebas semua Zombie yang ada. Mereka bahkan mulai menyelusuri ladang jagung itu, karena siapa tahu masih ada Zombie yang tersisa disana.

Tapi lagi-lagi mereka hanya menemukan beberapa mayat yang bagian tubuhnya sudah tercecer. Karena terlalu lama mencium bau busuk dari tempat itu, Lory pun akhirnya muntah. Kepalanya juga pusing karena tidak tahan dengan bau busuk yang sangat menyengat.

"Oh sialan kau Lory! Kenapa kau muntah sekarang? Kau sudah membuat perutku mual." ucap Sam kesal.

"Ahhh! Aku minta maaf. Tempat ini benar-benar berbau busuk. Aku lebih baik mencium pantat kuda dari pada harus berada di tempat ini terlalu lama."

"Ya sudah. Ayo kita lanjutkan perjalanan kita. Kau baik-baik saja Lory?" tanya Jason.

"Ya! Tidak apa-apa Jason. Kepalaku hanya sedikit pusing karena muntah."

"Baiklah. Ayo."

Mereka menyusuri kebun jagung yang sangat luas itu. Mereka juga membabad habis kebun jagung itu untuk membuka jalan. Karena ladang jagung ini cukup mengganggu penglihatan mereka. Semakin lama mereka mulai bosan dan juga kelelahan. Apalagi dengan Lory yang terus mengeluh karena bau busuk terus menerus hinggap di hidungnya.

"Aku benar-benar tidak tahan Jason. Kita harus cepat pergi dari tempat ini." ucap Lory.

"Aku mulai bosan dengan ocehanmu Lory. Sebaiknya kau mulai belajar untuk menutup mulutmu." jawab Sam yang semakin kesal dengan Lory.

"Sam. Apa hidungmu sudah rusak?" tanya Lory yang juga sama-sama kesal.

"Apa kau bilang?!"

"Hey! Jangan bicara terlalu keras. Kalian bisa membuat kita semua terbunuh. Sudahlah Sam, jangan digubris. Dan kau Lory, mengeluh tidak akan merubah apa pun. Sebentar lagi kita akan sampai. Bawalah tasmu dengan benar dan mulailah berjalan. Jangan malas." ucap Roland untuk melerai mereka.

"Roland. Aku benar-benar sudah tidak kuat lagi dengan bau busuk ini. Kepalaku mulai pusing, tubuhku juga lemas dan gemetar."

"Ya sudah. Pelan-pelan saja. Biar aku memapahmu. Lihatlah, sebentar lagi kita akan melewati ladang jagung ini, dan menemukan jalan lain untuk menuju lapangan tembak." ucap Jason dengan menunjukkan peta yang ia pegang.

Lory terpaksa harus dipapah karena tubuhnya sudah sangat lemah. Dia sudah muntah berkali-kali. Padahal, mereka seharusnya sudah melewati ladang jagung ini jika Lory tidak banyak berhenti. Tapi mau bagaimana lagi, hidungnya terlalu sensitif dan belum terbiasa mencium bau busuk seperti ini. Baunya memang sangatlah menyengat.

Karena banyak sekali mayat yang sudah tidak lengkap anggota tubuhnya. Mayat-mayat itu sudah terkoyak-koyak. Para Zombie yang lapar akan memakan habis apa yang ada di hadapan mereka. Bahkan terkadang mereka juga memakan bagian tubuh mereka sendiri yang masih utuh. Jumlah orang di tempat ini semakin sedikit. Karena sebagian besar telah terinfeksi.

Hanya tersisa orang-orang dalam jumlah puluhan, di sebuah wilayah yang sangat luas ini. Itu pun mereka tidak berkelompok. Posisi mereka berjauh-jauhan antara satu dengan yang lainnya. Karena setiap orang berfikiran sama, bahwa hanya mereka yang masih bertahan hidup. Mereka mengganggap semua orang telah menjadi Zombie.

Padahal tidak semuanya. Jika mereka semua mencoba keluar dan berpindah ke tempat satu ke tempat yang lain, maka mereka juga akan bertemu dengan orang-orang yang berhasil selamat dari bencana ini. Kebanyakan orang hanya pasrah dengan keadaan mereka. Mereka tidak memiliki keberanian untuk keluar rumah. Bahkan banyak dari mereka yang memutuskan untuk menembak kepala mereka sendiri.

Bencana ini memang membuat setiap orang menjadi serba salah dalam mengambil keputusan. Jika mereka keluar, maka akan banyak sekali Zombie yang siap untuk menyantap mereka. Namun jika mereka tidak keluar, maka mereka juga akan mati kelaparan dan kehausan. Mereka juga takut untuk mengkonsumsi makanan dan air yang ada di rumah mereka.

Mereka takut kalau air dan makanan di rumah mereka sudah terkontaminasi. Padahal, tidak semua wilayah mengalami permasalahan yang sama. Kebanyakan karena para korban banjir itu mendatangi rumah-rumah saudara atau pun kerabat mereka. Sehingga orang yang sudah terkena virus itu akan menggigit orang lain saat mereka telah berubah. Sedangkan orang yang mengalami kontak langsung dengan air banjir itu jumlahnya tidak seberapa.

Virus itu benar-benar ganas. Namun masih ada keberuntungan yang patut mereka syukuri. Andaikan para penjahat perang itu berhasil menyerang negara ini, maka virusnya akan lebih cepat menyebar. Dan populasi manusia di seluruh dunia akan anjlok dalam beberapa jam saja. Untungnya kapal yang membawa senjata biologi itu terkena banjir besar yang mengakibatkan senjata-senjata itu jatuh.

Seandainya mereka mau mendengarkan Dennis, maka pemerintah masih bisa mencegah segala kemungkinan yang sekarang sudah terjadi. Akibatnya, sekarang bukan hanya kehidupan masyarakat yang hancur, tapi juga pemerintahan di setiap negara. Mereka tidak lagi mementingkan jabatan yang mereka pegang. Yang terpenting bagi mereka sekarang adalah, menemukan makanan dan minuman yang layak untuk mereka konsumsi.

Bencana ini juga dimanfaatkan oleh sebagian orang tak bertanggung jawab. Mereka bersekutu untuk merampas setiap barang yang berguna. Mereka akan menyediakan makanan dan minuman yang belum tentu layak dikonsumsi oleh orang-orang. Makanan akan ditukar dengan minuman. Dan minuman akan ditukar dengan makanan. Sungguh kebodohan yang amat sangat gila.

Sudah jelas, orang yang cerdas akan lebih memilih menukar makanan dengan minuman. Sekali pun mereka tidak makan, mereka tetap bisa bertahan dengan air. Lagi pula, makanan bisa cepat basi. Lain halnya dengan air, yang bisa bertahan jauh lebih lama. Dengan banyaknya orang yang melakukan bisnis seperti ini. Maka akan semakin banyak pula masalah yang dihadapi. Terutama bagi mereka yang memiliki air bersih.

Mereka akan diburu ke segala penjuru. Sekarang, manusia bukan hanya menyerang para Zombie saja, tapi juga harus berperang dengan sesama manusia yang lainnya.

"Keadaan di luar sana benar-benar kacau sekarang. Kita harus mulai melakukan sesuatu Jason." ucap Roland pada Jason.

"Jujur saja, melihat keadaan yang semakin memburuk, aku jadi semakin bingung. Aku tidak tahu harus memulai semuanya dari mana. Semua orang yang kita temui, mereka lebih memilih bersembunyi dari pada keluar dan membuat perubahan. Orang-orang yang memiliki air bersih akan diburu oleh teman mereka sendiri. Kita sekarang tak hanya berperang melawan para Zombie. Sekarang kita berempat dihadapkan dengan masalah yang sangat besar. Sampai sekarang tidak ada yang mau bergabung dengan kita." jawab Jason.

"Ingat pesan Marahba Jason. Kita akan mengalami masa-masa yang sangat sulit. Namun kita akan membuat peradaban baru di masa depan. Satu-satunya cara yang bisa kota lakukan adalah menemui Dennis dan pasukannya. Kita harus memiliki kendaraan yang bisa mempercepat perjalanan kita." ucap Roland.

"Aku tahu Roland. Tapi orang-orang di luar sana mulai membabi buta. Bahkan banyak kanibal di luar sana. Populasi umat manusia semakin berkurang setiap hari."

"Itulah yang harus kita pecahkan bersama Jason. Jika kita menyerah, maka selamanya keadaan tidak akan berubah. Kita harus menemui Dennis, dan meminta bantuan pasukan kepadanya. Jika kita memiliki sebuah kendaraan, kita mengumpulkan senjata dan amunisi untuk kita bawa ke sana. Dennis dan pasukannya pasti sangat membutuhkan itu semua." ucap Sam meyakinkan Jason.

Dalam keadaan seperti ini, mereka berempat harus bertahan dengan jumlah makanan dan minuman yang sangat terbatas. Untung saja mereka memiliki ramuan yang mereka bawa dari Marahba. Dengan ramuan itu, mereka bisa bertahan tanpa makanan dan minuman selama berhari-hari. Tapi tetap saja, segala sesuatu pasti memiliki selalu memiliki efek jangka panjang.

Jika mereka terus menerus mengandalkan ramuan itu, maka kondisi fisik mereka yang akan jadi taruhan. Akan sangat berbahaya jika tubuh tidak diisi dengan makanan dan minuman. Semakin hari tubuh mereka juga semakin kurus. Wajah mereka perlahan memucat. Mata mereka juga terlihat memerah karena efek dari ramuan itu.

Terpopuler

Comments

Berkah Anak Negeri

Berkah Anak Negeri

kayaknya state of survival ni ujungnya 😅

2022-04-16

1

Mochamadribut

Mochamadribut

lanjut...

2021-11-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!