Episode 2

Memang semuanya tak harus berjalan dengan harapan. Terkadang perjalanan ini terasa sangat menyenangkan, karena mereka dengan leluasa bisa menembaki para Zombie yang lewat. Tapi ada saatnya juga mereka harus menghadapi Zombie yang jumlahnya ratusan. Bahkan sampai memenuhi jalanan. Sebenarnya perjalanan kurang dua hari lagi untuk sampai ke markas H.P.C, tapi mereka terhambat karena mobil lapis baja yang mereka gunakan kehabisan bahan bakar.

Jarak mereka dari tempat pengisian bahan bakar sangat jauh. Sangat tidak mungkin untuk mereka mendorong mobil itu untuk sampai ke sana. Bisa-bisa mereka mati di tengah jalan. Akhirnya dengan terpaksa mereka harus memotong jalur dengan melewati beberapa desa dan kota. Bukan hanya itu saja, mereka juga harus melewati daerah perbukitan agar mereka bisa selamat dari kejaran para Zombie. Karena menurut Sam, Zombie lebih banyak di kota dari pada pedesaan, apalagi hutan.

Dengan bermodalkan peta yang mereka miliki, mereka berlima pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Mereka masih harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Untungnya mereka semua bisa membawa semua logistik dengan masing-masing tas yang mereka bawa. Banyak sekali tas berukuran besar yang ada di dalam mobil lapis baja itu. Jadi mereka tidak kebingungan untuk membawa semua logistik yang telah mereka kumpulkan.

Setelah berjam-jam berjalan, mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak, untuk makan dan minum. Mereka harus mengembalikan tenaga mereka, karena mereka sama sekali tidak tahu secara pasti bagaimana keadaan di jalur yang mereka pilih. Entah kenapa Jason merasa tidak nyaman berada di jalan ini terlalu lama. Meskipun ini jalan setapak, dan sudah pasti jarang dilewati orang karena jalan ini ada di sebuah tempat yang terpencil, tetap saja Jason merasa ada yang tidak beres.

Menurutnya, tempat ini terlalu aman untuk mereka. Sangat sunyi dan sepi. Jika tidak ada binatang buas, maka sudah pasti ada makhluk yang paling buas, yaitu Zombie. Jason mencoba memperingatkan Sam, tapi dia menenangkan Jason dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Baru saja Sam mengatakan hal itu, tiba-tiba muncul seekor anjing yang sudah berubah menjadi sangat mengerikan. Anjing itu telah berubah menjadi Zombie.

Jason langsung memukul kepala anjing itu dengan senjata AK-47 yang ia bawa. Lalu Bety menembak lagi kepala anjing itu untuk memastikan kalau anjing itu sudah mati. Namun lagi-lagi Bety melakukan hal yang mendatangkan masalah. Suara tembakan dari senapan AK-47 yang digunakan Bety memancing beberapa Zombie datang ke tempat itu. Dan anehnya, gerombolan Zombie yang datang kali ini jauh lebih kuat. Karena saat Jason menembak kepalanya, Zombie itu masih bisa bertahan. Hingga Jason pun harus menembaknya berkali-kali.

Mereka semua langsung mengambil tas masing-masing yang mereka bawa, dan lari sekencang mungkin yang mereka bisa. Karena Zombie yang datang semakin banyak. Entah para Zombie ini datang dari mana. Yang jelas, mereka cukup kewalahan karena para Zombie ini jauh lebih cepat dan lebih kuat. Mereka berlarian tak tentu arah. Jason bersama Roland, kakaknya. Lory bersama Sam. Sedangkan Bety entah lari ke arah mana. Mereka semua terpisah. Dan kesialan menimpa Bety yang terpojok di sebuah tebing, dia mau tidak mau harus melompat ke sebuah sungai.

Tapi para Zombie yang mengejarnya juga ikut lompat. Bety pun menghilang terbawa arus sungai yang mengarah entah kemana. Jason dan Roland berhasil selamat karena menemukan sebuah gua. Lory dan Sam masih harus berlarian karena jarak Zombie itu sangat dekat dengan mereka. Mereka berlari sembari menembak agar para Zombie itu sedikit lamban. Hingga mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang membawa anjingnya. Mereka ditolong oleh kakek tua itu untuk masuk ke gubuknya dan bersembunyi di sana.

Kakek tua itu terlihat sudah sangat kelelahan karena sudah berhari-hari dia hanya berjuang bersama anjing kesayangannya. Dia hanya bisa bersembunyi di gubuk kecil ini agar para Zombie itu berhenti mengejarnya.

"Kenapa kau sendirian orang tua? Aku Sam. Dan ini temanku Lory."

Mereka pun berkenalan, dan kakek itu bernama Patrick. Dia terjebak di gubuk ini karena semua orang di desanya sudah terinfeksi dan telah berubah menjadi Zombie. Termasuk istrinya.

"Aku minta maaf Tuan Patrick. Apakah desamu dekat dari sini?" tanya Sam kepada Patrick.

"Tidak terlalu jauh. Tapi jika kau ingin pergi ke sana, itu artinya kau sudah bosan hidup. Akan lebih aman jika kita tetap berada di tempat ini. Aku masih punya beberapa makanan dan aku juga punya banyak sekali minuman jika kalian haus." jawab Patrick.

"Kami juga membawanya. Kau masih punya banyak amunisi?" tanya Lory.

"Aku hanya memiliki satu amunisi. Sebenarnya dua. Hanya saja yang satunya sudah aku gunakan untuk menembak istriku. Dan yang satu ini untuk jaga-jaga jika dalam keadaan terdesak."

"Baiklah. Kami berdua memiliki banyak amunisi. Tapi kami tidak punya makanan. Kami juga beberapa senjata siap pakai. Jika kau mau membantu kami mencari teman-teman kami, mungkin kita bisa berbagi banyak hal." ucap Sam pada Patrick.

"Aku sudah tua, anak muda. Kalian masih bisa berlari kencang. Aku hanya akan merepotkan kalian."

"Jangan pernah kehilangan harapan Tuan Patrick. Satu demi satu manusia akan habis, dan akan berubah menjadi Zombie. Tapi jika kita bersatu, selemah apa pun kita, kita pasti bisa selamat." ucap Lory.

"Aku sudah bertemu dengan puluhan orang. Kebanyakan dari mereka hanya memanfaatkan orang tua sepertiku sebagai umpan agar mereka bisa membunuh para Zombie itu."

"Dengar Tuan Patrick. Kau tidak bisa menyamakan kami dengan mereka. Kami mengalami nasib yang tidak ada bedanya denganmu. Kami kehilangan keluarga kami dan juga teman-teman kami. Tolonglah Tuan Patrick, jadilah orang tua untuk kami berdua, dan juga semua teman-teman kami. Orang tuaku sudah menjadi salah satu dari mereka. Aku mohon." ucap Sam memohon agar Patrick mau ikut dengan mereka.

Patrick pun akhirnya menyetujui, dia mengambil tasnya dan mengemas semua barang-barangnya. Agar anjingnya tidak berisik, Patrick memasangkan masker untuk anjingnya itu. Anjing itu begitu penurut, bahkan saat mereka akan pergi, anjing milik Patrick yang memancing para Zombie itu. Dia begitu cerdas dalam mengalihkan perhatian mereka. Bahkan dia berhasil selamat dari kejaran puluhan Zombie yang mengejarnya.

Kemudian mereka bertiga mencari dimana tempat yang sekiranya bisa dijadikan tempat persembunyian. Hingga sampailah mereka pada sebuah gua kecil. Jason dan Roland masih ada disana. Begitu Jason dan Roland menyadari kalau Bety tidak bersama Sam dan Lory, mereka pun mulai panik. Karena khawatir jika Bety sampai menjadi santapan para Zombie ganas itu. Mereka menyusuri hampir semua tempat, tapi tidak menemukan apa-apa.

Anjing cerdas milik Patrick yang bernama Laska selalu mengarahkan mereka ke sebuah jalan yang menuju ke sungai. Hingga ditemukanlah jejak beberapa kaki di tempat itu. Dan dilihat dari jejaknya, itu adalah jejak sepatu yang dipakai oleh Bety. Namun ada lagi beberapa jejak kaki, yang sudah jelas itu adalah jejak para Zombie. Laska juga memberikan sebuah tanda kepada mereka, dengan mendorong sebuah batu kecil ke arah sungai yang ada di depan mereka.

"Dia pasti jatuh ke sungai, bersama para Zombie yang mengejarnya. Anjingku Laska, dia tidak pernah salah dalam membaca situasi, karena itulah sampai sekarang aku masih hidup." ucap Patrick kepada mereka.

"Lalu bagaimana sekarang Tuan Patrick?" tanya Sam padanya.

"Tidak ada cara lain, kita harus menyusuri sungai untuk menemukan teman kalian. Aku yakin dia masih selamat, karena dengan menghanyutkan diri ke sungai, dia pasti sudah tahu setiap resiko yang akan dia hadapi."

"Ya Sam! Tuan Patrick benar. Aku yakin kalau Bety masih hidup." kata Jason.

"Baiklah. Tuan Patrick akan menuntun kita. Jason, Roland, kalian berdua di depan. Aku dan Lory akan dibelakang Tuan Patrick. Dia harus dilindungi. Karena hanya Tuan Patrick yang tahu setiap sudut hutan ini. Jika sampai ada Zombie yang menyergapnya, maka tamatlah kita semua." ucap pada teman-temannya.

"Baiklah."

Mereka mulai kembali berjalan untuk mencari jalur agar sampai ke bawah. Tapi karena medan yang mereka lalui sangatlah sulit, maka perjalanan mereka pun harus sangat berhati-hati. Jalur ini memberikan mereka banyak sekali keuntungan, walau pun sangat sulit untuk mereka lewati. Karena dengan melewati jalur ini, mereka sudah di jamin aman dari para Zombie. Hanya Tuan Patrick yang mengetahui jalur berbahaya seperti ini.

Dulu, saat Tuan Patrick masih muda, dia sering sekali pergi berpetualang dengan istri dan keluarganya. Sehingga dia tahu jalur mana yang sering dilewati orang-orang, dan jalur mana yang sama sekali tidak diketahui. Mereka terus berjalan dan berjalan demi menemukan keberadaan Bety. Melihat Tuan Patrick yang sudah sangat kelelahan, mereka semua memutuskan untuk beristirahat, sekaligus untuk mengisi perut mereka.

Mereka juga berbagi cerita dan pendapat mereka masing-masing atas peristiwa yang telah mereka alami. Di mulai dari Jason yang merasa mual jika ingat dengan kakaknya yang membantai satu Zombie di pagi hari. Begitu juga dengan Jason yang akhirnya mulai terbiasa untuk membantai setiap Zombie yang ia temui. Jason mengatakan kalau dia sangat merindukan sahabatnya, Billy. Karena Billy satu-satunya orang ada saat dia mengalami masa sulit.

Sam, dia bercerita kalau malam hari sebelum kejadian, dia mendapatkan sebuah paket berupa obat untuk menangkal virus berbahaya ini, dan juga sebuah surat yang mengatakan kalau obat itu adalah sebuah vaksin yang dibuat oleh H.P.C. Namun ayah, ibu, nenek, dan juga adik-adiknya menganggap semua itu adalah lelucon untuk menakuti semua keluarga mereka. Tapi karena Sam ini suka sekali menggunakan obat-obatan seperti obat penenang, dia pun mencoba menyuntikkan vaksin itu ke tubuhnya.

Saat ia terbangun dari tidurnya, Sam melihat kalau adik-adiknya sedang menyantap ayah mereka sendiri. Sedangkan ibu dan neneknya bersembunyi di gudang. Namun kesalahan mereka adalah, mereka meminum sebotol air yang tidak tahu itu air apa. Sampai akhirnya neneknya Sam berubah menjadi Zombie dan berhasil menggigit ibu Sam. Saat mengetahui kalau adik-adiknya sudah berubah menjadi monster, dia pun langsung mengambil Shotgun untuk menembaki mereka.

Kemudian Sam mengambil obat yang ia dapat semalam. Tapi Sam terlambat, karena virus itu dengan cepat menyebar ke tubuh ibunya. Mau tidak mau, suka tidak suka, Sam harus membunuh ibunya sendiri. Dan yang terakhir ia bunuh adalah neneknya yang sangat menyayangi Sam dan satu-satunya orang yang mampu mendidik Sam saat ia masih kecil. Sam kecil pernah ditelantarkan oleh orang tuanya, karena dia adalah anak yang nakal. Namun ditangan neneknya, Sam menjadi anak yang penurut dan bahkan berprestasi.

Berbeda lagi dengan Lory, dia sama sekali tidak mau menembak keluarganya. Dia hanya menjebak mereka ke ruang bawah tanah yang ada di rumahnya. Lory juga tidak akan menembak Zombie atau siapa pun jika tidak dalam keadaan terpaksa. Jika dia masih bisa lari, dia lebih memilih lari dan menyelamatkan diri. Meskipun sudah lama menjadi seorang tentara, tapi Lory adalah satu-satunya orang yang paling sedikit melakukan pembunuhan. Lory adalah ciri khas orang yang memang harus di desak dalam beberapa hal.

Tapi bukan berarti Lory ini seorang penakut. Lory masih merasa bersalah saat dia menjalankan misi bersama Bety. Yang dimana Lory mengendalikan Drone, hingga dia menewaskan puluhan wanita dan anak-anak. Sejak saat itu Lory memilih untuk tidak lagi membunuh kecuali dalam situasi yang genting. Sedangkan Roland, dia seperti tidak mau menceritakan apa pun. Dia masih belum bisa tenang dan menerima sepenuhnya atas apa yang ia alami.

Roland juga menyesal karena sebagai seorang tentara yang terlatih dalam membunuh, dia sama sekali tidak memikirkan cara untuk menyelamatkan orang-orang yang ada di dekatnya. Ia bahkan tidak tahu bagaimana nasib teman-temannya yang hidup di jalanan. Padahal Roland sudah diberitahu mengenai penemuan Dennis dan kelompoknya yang menemukan sebuah virus jenis baru dari sebuah senjata biologi milik para penjahat.

Karena Roland juga sama dengan orang-orang pada umumnya, yang menganggap kalau Dennis dan kelompoknya sudah tidak waras. Dia juga sering adu argumen dengan komandannya sendiri, karena diam-diam komandannya memilih untuk memberontak kepada pemerintah dengan membantu Dennis dan kelompoknya untuk mendapatkan semua logistik yang mereka butuhkan. Terutama senjata dan amunisi.

Untungnya, Roland tidak pernah melaporkan hal itu kepada siapa pun. Karena biar bagaimana pun, komandannya adalah orang baik dan selalu empati kepada setiap anggota pasukannya. Roland juga telah diberi kewenangan untuk mengatur semua kinerja para anggota pasukan yang lain. Perjalanan Roland tak pernah bisa lepas dari komandannya itu. Walau pada akhirnya sang komandan juga harus tewas atas kerusuhan ini.

Roland berjanji akan selalu menjaga teman-temannya. Jika bencana ini telah usai, dia juga berjanji akan memberikan kebebasan penuh kepada adiknya, Jason. Jason bisa berteman dan bermain dengan siapa pun yang ia suka, asalkan Jason tahu batasan. Roland juga ingin berhenti dari militer, dia ingin membuka usaha sendiri. Membuka sebuah restoran, seperti apa ia impikan selama ini. Dia tidak mau lagi menjadi orang yang ditakuti, karena jabatannya sebagai seorang tentara. Dia ingin hidup seperti orang biasa.

Terpopuler

Comments

gak jelas😑

gak jelas😑

anjingnya si tuan patrick keknya lebih berguna daripada si bety bego itu

2022-08-12

1

Berkah Anak Negeri

Berkah Anak Negeri

lho katanya Roland sering k markas hpc.. kok ga percaya.. kepriben Iki

2022-04-16

1

Berkah Anak Negeri

Berkah Anak Negeri

Patrick temannya spounge Bob? 🤭

2022-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!