Episode 3

Setelah waktu istirahat mereka dirasa cukup, mereka pun kembali berjalan menyusuri sungai. Mereka lalu menemukan sebuah jalan kecil menuju sungai itu. Namun jalan itu terlalu menurun, sehingga Patrick harus dipapah karena dia sudah tua. Sedangkan anjingnya, Laska. Dia begitu ketat mengawasi keadaan di sekitar. Saat ada sesuatu yang mencurigakan, Laska pasti akan memberikan sebuah kode kepada mereka.

Satu persatu dari mereka pun berhasil turun, tapi saat Lory hampir sampai ke bawah, dia disergap oleh satu Zombie yang ukuran badannya cukup besar. Dari wajah dan postur tubuh, Patrick tahu kalau itu adalah Alex. Dia adalah tukang kayu dan juga tukang batu di desanya. Dia sangat tangguh dan ditakuti oleh orang-orang di desanya. Patrick seakan tidak percaya kalau Alex bisa terkena gigitan Zombie.

Lengan Alex yang sudah hampir copot itu masih mampu menangkap Lory yang memang tubuhnya lebih kurus dari pada yang lainnya. Lory pun sekuat tenaga mencoba menembak kepala Alex dengan pistol yang ia bawa. Tapi sialnya, pistol itu macet. Yang lain kebingungan, mereka sangat kesulitan menembak Alex. Karena Lory terus belingsatan kesana kemari mencoba melepaskan cengkraman Alex di bajunya.

"Lepaskan saja bajumu bodoh!" teriak Sam pada Lory.

Dengan kondisi tangan yang gemetar, Lory mencoba melepas satu persatu kancing bajunya. Roland dan Jason mencoba menahan tubuh Lory agar dia tidak terus bergerak. Semakin Lory bergerak, maka Alex akan sedikit demi sedikit akan sampai ke bawah. Dan itu akan menjadi masalah untuk mereka, karena pinggiran sungai sangatlah sempit. Mereka tidak bisa dengan bebas menghadapi Zombie Alex ini.

Setelah berhasil melepaskan bajunya, Jason dan Roland langsung menembak Alex, tepat dikepalanya. Dengan tembakan dua senjata yang mereka gunakan, kepala Alex pun langsung meledak tanpa sisa. Tapi Laska memberikan kode dengan mencakar dan menarik kain celana milik Patrick. Ia mencoba memberitahu mereka kalau akan ada bahaya yang datang ke tempat ini.

Sekuat tenaga Patrick pun melangkahkan kakinya agar dia bisa lari dari tempat ini. Sedangkan Sam dan Roland yang ada dibarisan belakang merasa sangat was-was karena mereka mendengar teriakan dari agar tebing. Dan sudah dipastikan kalau itu adalah gerombolan Zombie yang sedang kelaparan. Akhirnya Jason berinisiatif untuk menggendong Patrick, karena sekeras apa pun dia berusaha berlari, Patrick tetap saja lamban.

Dengan tubuh kecilnya itu Jason mampu menggendong Patrick yang sudah renta. Sedangkan Laska mencarikan jalan yang bisa mereka lewati. Dan tiba-tiba Laska berhenti di depan sebuah pohon yang besar. Jason langsung menurunkan Patrick dan langsung menyembunyikannya disana. Jason dan yang lainnya dengan terpaksa harus masuk ke dalam air dan bersembunyi di balik batu, agar para Zombie itu tidak melihat keberadaan mereka.

Sesekali Jason mendongakkan kepalanya ke atas untuk mengambil nafas. Jason tidak terlatih untuk berada di dalam air. Tubuhnya mulai menggigil. Masalah juga semakin bertambah, saat ada Zombie di seberang sungai. Jumlah mereka lebih banyak dari pada yang ada di atas tebing. Mereka dengan cepat langsung melepaskan tas yang mereka bawa untuk dijadikan pegangan. Karena sekarang mereka harus mengikuti arus sungai agar mereka selamat dari kejaran para Zombie itu.

Tanpa diberi aba-aba, Laska langsung menaiki punggung Jason. Sedangkan Sam dan Roland harus memegang kedua tangan Patrick agar dia tidak lepas. Lory juga memeluk Jason, dan memberikan arahan agar Jason tidak menabrak bebatuan yang ada di sungai itu. Sungguh itu hal yang sangat luar biasa yang mereka lakukan. Meskipun sesekali mereka harus tenggelam, tapi setidaknya mereka telah berhasil melewati semuanya.

Mereka berteriak kegirangan karena mereka berhasil selamat untuk yang kesekian kalinya. Mereka saling berpelukan satu sama lain. Tidak lupa, Laska yang telah berjasa untuk mereka juga didekap agar badannya tetap hangat. Laska terlihat sangat kedinginan karena terlalu lama di dalam air. Patrick pun akhirnya melepaskan masker yang ada dimulutnya. Seketika itu juga wajah Laska nampak kegirangan.

"Andai aku tak memilikimu Laska, aku yakin aku sudah mati sejak awal. Aku juga minta maaf kepada kalian karena terlalu merepotkan. Aku sudah renta, dan sudah tidak sanggup lagi berjalan di tempat yang sulit." ucap Patrick kepada mereka.

"Tuan Patrick, jangan bicara seperti itu. Kita semua tidak tahu sampai kapan umur kita. Kami sangat-sangat berterimakasih kepadamu dan juga anjing kesayanganmu ini. Tanpa kalian, kami sudah berlarian tanpa arah di hutan itu." jawab Roland.

Mereka lalu mengecek satu persatu tas mereka, untuk memastikan tidak ada yang hilang. Setelah itu mereka kembali menyusuri sungai. Sampai sekarang mereka belum menemukan keberadaan Bety. Bahkan tidak ada lagi jejak yang bisa dicium oleh Laska. Namun karena kecerdasannya, untuk kesekian kalinya Laska tak kehabisan akal. Dia menjilat sebuah kalung yang ada di leher Patrick. Agar dia mengingat sesuatu.

"Apa maksudnya itu Tuan Patrick?" tanya Roland kepada Patrick.

"Aku ingat sesuatu. Kalung ini. Kalung ini adalah pemberian dari suku pedalaman yang aku temui di sebuah tempat yang sangat jauh dari pedesaan. Tapi orang-orang di suku itu menguasai seluruh wilayah hutan ini. Mungkin saja, teman kalian ada disana."

"Apa kau yakin Tuan Patrick?"

"Aku belum yakin. Tapi kita patut mencobanya. Karena hanya mereka harapan kita sekarang. Kita tidak bisa terus menerus berjalan tanpa arah. Kita bisa tersesat. Apalagi kita tidak tahu kapan dan dimana para Zombie itu mencari mangsa."

"Dia benar Roland. Kita harus kesana. Apa Tuan masih ingat jalan menuju ke tempat suku itu berada?" tanya Sam.

"Aku tidak begitu ingat. Tapi Laska yang akan menunjukkan jalannya. Karena dia berasal dari sana. Dia tidak akan lupa dengan rumahnya sendiri."

"Wow! Anjingmu benar-benar luar biasa." ucap Lory.

Mereka akhirnya berjalan dengan arahan dari Laska. Laska sangat pintar memilih sebuah jalur. Meskipun dia sekarang banyak berhenti karena kelelahan, tapi Laska tidak sekali pun berbuat bising seperti anjing pada umumnya. Dia memiliki insting yang sangat tajam. Yang pertama selalu ia cari adalah tempat aman untuk bersembunyi. Sehingga semuanya bisa istirahat dengan tenang jika malam hari telah tiba.

...****************...

Laska, dia adalah seekor anjing yang telah dipelihara oleh Patrick sejak dia masih muda. Waktu itu Patrick ditolong oleh sebuah suku yang berada di hutan pedalaman. Patrick dinyatakan hilang bersama ayahnya saat dia sedang berburu rusa di hutan. Patrick berhasil selamat dari kejaran beruang buruan ayahnya. Sedangkan ayahnya sendiri harus tewas karena diserang oleh beruang itu.

Dihari itulah Patrick mulai tersesat. Berjalan tanpa arah di sebuah hutan yang sangat lebat. Patrick itu kelaparan dan kehausan. Sehingga apa pun akan dia makan untuk mengganjal perutnya. Sampai pada suatu kejadian, dimana Patrick salah memakan dedaunan. Ternyata daun itu sangat beracun. Efek dari racun itu sama sekali tidak membunuh, hanya akan menimbulkan sebuah halusinasi yang menakutkan.

Saat itu Patrick berjalan seperti orang gila. Dan karena tidak tahu arah, Patrick sampai di sebuah wilayah berburu suku pedalaman. Mereka tidak sengaja memanah Patrick yang saat itu tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Mereka tahu kalau Patrick pasti tersesat. Dari wajahnya yang sudah sangat pucat dan kantung matanya yang sedikit menghitam, mereka juga paham kalau Patrick sudah memakan daun yang sangat beracun.

Orang-orang suku itu membawa Patrick ke tempat mereka untuk ditolong. Saat sedang diobati pun Patrick masih saja meracau tidak jelas. Sampai membuat si tabib suku itu tertawa karena menganggap Patrick adalah orang yang sangat bodoh, setelah si tabib menemukan sedikit bagian dari daun yang telah Patrick makan menyempal di beberapa giginya. Karena memang, daun yang Patrick makan itu bukan hanya beracun, tapi juga memiliki lendir yang lengket jika daun itu diperas.

Setelah sadar Patrick merasa tubuhnya masih sangatlah lemah. Mereka merawat Patrick dengan sangat baik. Beruntunglah karena bahasa mereka juga bisa Patrick mengerti, sehingga mereka tidak kesulitan untuk saling berkomunikasi. Patrick juga menanyakan nasib ayahnya setelah di makan beruang. Yang kemudian mereka menunjukkan sebuah makam yang tak lain adalah makam ayah Patrick.

"i kitea e matou kua mate to papa. na ka whakatau matou ki te kawe ia ia ki te tanu i a ia i tenei wahi. ko te tumanako ka maarama koe, ka maarama hoki. a ko te tumanako ka taea e koe te tuku ia ia ki te kaainga me te aroha noa. "

( kami menemukan ayahmu sudah tidak bernyawa. jadi kami memutuskan untuk membawa dan memakamkannya di tempat ini. Kami harap kau bisa mengerti dan memahaminya. Dan semoga kau bisa melepas kepulangannya dengan lapang dada. )

Ucap kepala suku yang bernama Marahba kepada Patrick.

Patrick pun sangat menyesal karena dia tidak bisa menolong ayahnya. Tapi saat itu Patrick sama sekali belum berpengalaman dalam menjelajahi hutan. Dia diperintahkan untuk lari oleh ayahnya. Karena memang beruang itu terlalu besar untuk mereka bunuh. Takdir sudah bicara, Patrick hanya bisa mendoakan agar ayahnya baik-baik saja. Dan saat itulah, Laska datang kepadanya sebagai sahabat. Laska seperti sudah ditakdirkan untuk ikut bersama Patrick.

Marahba pun mengizinkan Laska untuk ikut bersama Patrick kembali pulang ke keluarganya, dan menceritakan semua yang telah ia alami kepada ibunya. Namun Patrick takut untuk memberitahu ibunya itu. Dia masih merasa bersalah, karena Patrick yang mengajak ayahnya untuk mengajarinya berburu di hutan. Tapi Marahba berpesan kepada Patrick bahwa dia harus kembali ke rumahnya. Dan suatu hari nanti, Patrick akan datang kembali ke tempat ini bersama Laska.

"Kia mahara, e taku tama. Me hoki ki te kaainga ki to whaea, korerotia nga mea katoa ki a ia. Ana kia maumahara ki tetahi mea. I tetahi ra, ka hoki koe ki tenei waahi, me to kaitiaki pono."

( Ingatlah wahai anakku. Engkau harus pulang menemui ibumu, dan memberitahukan semuanya. Dan ingatlah satu hal. Suatu hari, engkau akan kembali ke tempat ini, bersama dengan penjagamu yang setia ini. )

Itulah pesan yang disampaikan oleh Marahba saat Patrick tersesat di hutan wilayah suku itu. Dia pun akhirnya kembali ke rumahnya bersama Laska, karena hanya Laska yang tahu jalur yang harus mereka lewati. Sesampainya di rumah, ibunya langsung memeluk Patrick dengan sangat erat. Dengan perasaan sedih Patrick pun langsung memberitahukan semuanya.

Ibunya merasa sangat sedih dengan peristiwa yang Patrick alami. Namun ibunya sama sekali tidak menyalahkan Patrick atas peristiwa itu. Dan ternyata, Patrick sudah menghilang selama dua bulan lebih. Bahkan ibunya hampir saja putus asa, karena selama itu pencarian yang dilakukan sama sekali tidak mendapatkan hasil apa pun. Kecuali sebuah busur panah besar milik ayahnya yang tergeletak di tanah.

Setelah peristiwa itu, Patrick menjalani hari-harinya seperti biasa. Dia juga belajar banyak hal dari Laska. Bahkan, Patrick sering sekali berkunjung bersama ibunya untuk bertemu dan mengurus makam ayahnya. Marahba pun tidak pernah melarang mereka untuk datang ke wilayah suku mereka, selama mereka masih bersama Laska. Karena Laska ibarat sebuah kunci agar Patrick bisa dengan bebas pergi ke sana.

Hingga ibunya meninggal pun, Patrick memutuskan untuk memakamkan ibunya persis di sebelah makam ayahnya. Patrick berhenti mendatangi Marahba setelah ia sering sakit-sakitan. Setelah sembuh pun dia tidak pernah sempat untuk mengunjungi Marahba, karena kesibukan mengurus kebun warisan ibunya. Apalagi setelah hadir istri dan anak di kehidupannya. Tapi Patrick sama sekali tidak lupa dengan kebaikan Marahba kepadanya.

Sebagai gantinya, Patrick selalu memanjakan Laska seperti anaknya sendiri. Beruntungnya lagi, Patrick memiliki istri dan anak yang sangat pengertian. Sehingga mereka juga sama-sama memperlakukan Laska dengan spesial. Laska memang sangat cerdas dalam berbagai hal. Bahkan Alex, orang yang sangat ditakuti di desanya pun enggan jika harus berurusan dengan Laska.

Karena sudah banyak orang yang mendapat sial setelah mereka menganggu Laska atau pun Patrick beserta keluarganya. Entah sudah berapa puluh tahun umur Laska sekarang, karena saat pertama kali bertemu dengan Patrick pun, Laska sudah besar. Dia seperti tidak pernah mengalami sakit meskipun sering sekali kelelahan karena membantu kegiatan Patrick sehari-hari.

Menjaga semua orang di rumah Patrick saat mereka semua sedang tertidur pulas. Menjaga kebun milik Patrick dan keluarganya yang kadang kala di rusak oleh binatang buas. Karena memang Laska ini juga salah satu anjing kesayangan Marahba, jadi dia selalu tahan terhadap segala tempat dan waktu. Laska bahkan mengetahui banyak sekali hal yang tidak diketahui oleh orang-orang.

Laska bisa tahu dimana letak tanah yang bagus untuk bercocok tanam, mengetahui air yang bersih dan kotor, dan bahkan tahu mana pohon yang kuat untuk dijadikan rumah. Laska juga tahu tanaman yang bisa di jadikan sebuah obat. Baik penyakit sedang maupun berat. Oleh karena itu, Patrick tidak kebingungan untuk mencari dokter jika dia atau orang-orang disekitarnya sakit.

Dan yang lebih mengherankan adalah, Laska bahkan tahu sebuah tanaman yang bisa melancarkan proses kelahiran. Dia juga tahu apa yang harus di minum oleh seseorang yang baru melahirkan. Patrick dan seluruh orang di desanya juga terheran-heran, karena Laska memiliki kemampuan yang jauh melampaui batas dari seekor anjing pada umumnya.

Terpopuler

Comments

Berkah Anak Negeri

Berkah Anak Negeri

ni anjing apa alien nyamar yak 😅

2022-04-16

1

Paulina Berda

Paulina Berda

Laska anjing ajaib

2022-03-18

1

Ai

Ai

Mantap, bung!❤️

2022-01-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!