Episode 14

Karena semakin banyaknya kekacauan yang Roger lakukan, menjadikan dia sebagai orang paling diburu oleh semua orang. Roger menghancurkan setiap tempat yang menjadi wilayah kekuasaan para bandit dan juga para Zombie. Dia membantai semuanya tanpa pandang bulu. Dia sudah tidak peduli lagi dengan aturan yang diterapkan oleh para pemimpinnya.

Dia sudah bertindak sesuka hatinya. Tidak mau diatur oleh siapa pun dan apa pun. Semua pemimpin dan para petinggi di Negara Sanda mulai geram dengan perilaku Roger yang dengan beraninya mengkhianati kelompoknya sendiri. Namun Roger memang tidak pernah cocok jika dijadikan sebagai bawahan. Dia selalu ingin menjadi penguasa.

Dengan cara apa pun, dia akan tetap berpegang teguh terhadap keyakinannya. Karena selama ia hidup, tidak pernah sekali pun dia diajari untuk mengalah. Dia selalu ingin menjadi pemenang dalam hal apa pun. Para petinggi di Negara Sanda mulai kocar-kocir karena hal itu. Mereka tidak dapat berbuat banyak, karena jika keluar dari negara sendiri dan masuk ke negara orang, maka mereka harus siap dibantai.

Semua negara di dunia sedang bersiap untuk menyergap mereka dari segala arah. Semua orang mulai bosan dengan perilaku mereka yang sok ingin menjadi penguasa diatas segala-galanya. Semua negara telah bersatu dan sepakat untuk mengangkut semua Zombie yang ada dan menyeberangkan mereka ke Negara Sanda. Termasuk Indonesia sendiri. Berita itu pun menyebar kemana-mana.

Negara lain sebelumnya bergabung dengan Negara Sanda juga mulai banyak yang membelot dan justru bergabung dengan negara-negara yang masih bertahan dari bencana ini. Namun sebelum itu, mereka semua diharuskan menggunakan anti virus untuk mengantisipasi tidak ada orang yang terinfeksi virus Zombie itu. Barulah para relawan itu akan diberdayakan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

...****************...

Semua pemimpin negara yang tergabung dalam Perserikatan pun berkumpul untuk membahas strategi penyerangan mereka. Dan dipimpin oleh Negara Indonesia. Karena saat ini Indonesia adalah tempat teraman yang cocok untuk melakukan sebuah pertemuan besar. Di Indonesia sudah tidak ada lagi kecemasan dimata masyarakat. Karena para Zombie sudah diberantas habis tanpa sisa.

Mereka yang terkena virus juga telah diberi vaksin. Dan sepenuhnya negara itu telah sembuh dari penderitaan yang amat panjang selama berbulan-bulan. Sekarang, Indonesia mampu menyatukan semua negara yang masih bertahan untuk melakukan serangan ke Negara Sanda. Negara yang bertanggung jawab penuh atas semua peristiwa ini.

Diantara para pembesar negara yang lain, Sang Presiden mulai membuka pembicaraan. Tanpa basa-basi dia langsung To The Point menyatakan rencananya dihadapan para pendukung. Hal itu pun ditanggapi dengan sorak kegembiraan dari semua orang yang ada di ruangan itu. Karena sebentar lagi, mereka semua akan terbebas dari belenggu kekejaman ini.

"The atrocities of the State Sanda are unforgivable. There was no chance for them to breathe for even a second. Their crimes deserve to be paid for in death. If they stay afloat, then we will attack them without pause, and without stop. This history will be recorded as a warning to future generations. That enmity will only lead to ruin. There will be no peace if all problems are solved with hatred. All that we are about to do is part of our decisive action for mankind's survival. If you give us your support, then we promise you, Indonesia will eliminate all the problems we now face!"

(Kekejaman Negara Sanda sudah tidak dapat kita maafkan. Tidak ada lagi kesempatan untuk mereka untuk menghela nafas, walau sedetik pun. Kejahatan mereka pantas untuk dibayar dengan kematian. Jika mereka tetap bertahan, maka kita akan menyerang mereka tanpa jeda, dan tanpa henti. Sejarah ini akan tercatat sebagai peringatan kepada generasi mendatang. Bahwa permusuhan hanya akan membawa pada kehancuran. Tidak akan ada kedamaian jika semua permasalahan diselesaikan dengan kebencian. Semua yang akan kita lakukan ini, adalah sebagian dari tindakan tegas kita demi keberlangsungan hidup umat manusia. Jika kalian mau memberikan dukungan untuk kami, maka kami berjanji, bahwa Indonesia akan memberantas semua permasalahan yang sekarang sedang kita hadapi!) ucap Presiden Bhanu Bagaskara.

Bhanu adalah seorang Presiden yang sudah menjabat selama dua tahun. Namun ditahun keduanya ini, dia harus kehilangan wakilnya yang sangat setia. Yaitu Bisma Birawa. Wakil Presiden Bisma Birawa mengalami sakit parah setelah dia berjuang membawa puluhan pengungsi ke istana negara tanpa pengawalan dan juga tanpa kendaraan.

"One of my most loyal friends saved thousands when this disaster began. Now he has calmed down in eternity with all the sacrifices he has given to this country. It is one of the proofs, that the atrocities of the State Sanda cannot be pardoned. Thousands who are saved have witnessed to us all, that the state's atrocities are beyond the limits of humanity. They have driven millions to hunger and thirst. Those civilians out there must be fighting for their lives. Now when we Sue the state sanda, they have to pay for what they've done."

(Salah satu sahabatku yang sangat setia, telah menyelamatkan ribuan orang saat bencana ini dimulai. Sekarang dia telah tenang di alam keabadian dengan semua pengorbanan yang telah ia berikan kepada negara ini. Itu adalah salah satu bukti, bahwa kekejaman Negara Sanda tak bisa diampuni. Ribuan orang yang terselamatkan telah menjadi saksi bagi kita semua, bahwa kekejaman Negara Sanda sudah melebihi batas kemanusiaan. Mereka telah membuat jutaan orang kelaparan dan kehausan. Warga sipil di luar sana harus berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Kini saat kita menuntut kepada Negara Sanda, mereka harus membayarnya, setimpal dengan apa yang telah mereka perbuat.)

Semua orang yang mendengarkan ucapan itu tanpa berlama-lama langsung mengetuk palu, tanda bahwa mereka semua telah setuju. Mereka tidak mau lagi menunggu terlalu lama. Tangan mereka sudah gatal, kepala mereka sudah panas. Bukan hanya orang-orang dari kalangan bawah saja yang mati dalam kesia-siaan. Namun baik yang diatas pun telah mengalami hal yang sama.

Mereka semua akhirnya mengumpulkan semua daftar nama-nama pasukan perang terbaik yang mereka miliki. Setiap kesatuan akan diberikan tugas berbeda-beda, tapi dengan tujuan yang sama. Mereka juga dengan cepat menghubungi setiap orang penting di negara mereka masing-masing. Dari mulai alat tempur, hingga pasukan militer super kuat akan mereka siapkan untuk membumi hanguskan Negara Sanda.

Mereka tidak main-main dengan rencana mereka. Bahkan Komandan Jigan yang masih bertugas di negara lain pun harus menerima perintah baru, yaitu untuk menyusun strategi bersama pasukan yang tersisa di negara itu. Komandan Jigan dan pasukannya yang kini hanya berjumlah lima orang pun dibuat kocar-kacir. Lukas yang berpengalaman dalam sistem pertahanan masih belum sadar sepenuhnya.

"Bagaimana ini Komandan Jigan? Kita benar-benar tidak memiliki persiapan yang matang." ucap Ismail.

"Bagaimana pun keadaannya, kita tetap harus patuh kepada perintah. Sekarang semua negara sahabat sedang mempersiapkan segala alat tempur mereka untuk menghanguskan Negara Sanda."

"Tapi Komandan. Kita diharuskan mengumpulkan semua mayat hidup yang ada. Sedangkan sekarang kita juga sedang berhadapan dengan kelompok penjahat yang baru saja tiba di tempat ini." ucap Burhan.

"Dengar. Aku lebih takut dari pada kalian. Paham? dan aku akan lebih takut lagi jika kalian tidak membantuku menghadapi situasi buruk ini. Jadi aku mohon kepada kalian, hubungi markas Jason dan minta bantuan kepadanya. Suruh Dennis untuk pulang. Beritahukan semua masalahnya. Mengerti?!"

"Siap! Dimengerti Komandan!"

"Kerjakan sekarang!"

"Siap! Kerjakan!"

Mereka semua bergegas mempersiapkan segalanya. Melihat begitu banyak stok senjata dan amunisi yang banyak, Komandan Jigan memiliki banyak sekali ide bagus. Dia ingin melakukan pertempuran tanpa harus mengorbankan banyak orang. Dengan adanya perintah tiba-tiba seperti ini, pasti Roger dan kelompoknya juga akan melakukan sebuah tindakan dengan memanfaatkan sebuah keadaan.

Komandan Jigan ingin membuat sebuah cerita palsu mengenai dirinya dan juga para pasukannya. Dia akan berpura-pura menarik mundur semua pasukannya dari tempat ini, karena adanya tugas khusus dari pemerintah mereka. Dengan begitu, Roger dan pasukannya akan berfikir kalau kekuatan Dennis telah berkurang. Untuk meyakinkan hal itu, Komandan Jigan meminta sebuah kapal kecil untuk mereka gunakan di wilayah perairan.

Mereka sama sekali tidak akan pergi dari tempat ini. Mereka hanya akan memutar jalan melalui jalur perairan untuk mengelabui musuh. Dan saat ada kesempatan bagus untuk menyergap musuh, dia sudah bersiap bersama pasukannya di dekat area pertahanan milik Roger dan pasukannya. Kemudian barulah dia bisa menjalankan semua perintah dari atasannya. Yaitu mengumpulkan Zombie yang ada, sebanyak mungkin.

"Lapor Komandan Jigan!" salah seorang pasukan Dennis mendatangi Komandan Jigan yang sedang duduk di ruang senjata.

"Ada apa?"

"Komandan Besar menerima panggilan kita."

"Bagus. Aku akan bicara kepadanya."

Setelah sampai di ruang kontrol, Burhan dan lainnya langsung memberitahukan semua yang terjadi kepada Dennis saat ini. Bahwa ternyata Dennis sekarang tidak ada di tempat. Dia sedang pergi bersama Jason ke sebuah tempat yang tidak bisa disebutkan. Dan orang yang menerima panggilan itu bukanlah Dennis, melainkan Roland, kakak Jason.

"Roland. Aku Komandan Jigan. Aku sangat butuh bantuanmu." ucap Komandan Jigan.

"Komandan Jigan? Baiklah apa yang bisa aku bantu untukmu?"

"Tolong jemput Dennis dan Jason sekarang juga. Secepatnya Dennis harus berada di markasnya."

"Ada masalah apa Komandan Jigan? Aku harus memiliki alasan kuat untuk membujuk Dennis dan adikku."

"Sekarang semua negara sedang menyusun kekuatan untuk menggempur habis Negara Sanda. Aku diperintahkan secara langsung oleh Presiden untuk mengumpulkan semua Zombie yang tersisa. Dan aku sangat membutuhkan mereka berdua. Karena hanya Jason yang tahu bagaimana cara melakukannya."

"Baiklah. Segera akan aku beritahu Dennis dan Adikku. Namun aku tidak bisa berjanji kapan waktunya. Jason dan Dennis berada di tempat yang cukup jauh. Aku harus mempersiapkan semua hal untuk menjemput mereka kembali. Aku harap kau paham maksudku Komandan Jigan."

"Baiklah Roland. Terimakasih banyak. Aku benar-benar meminta tolong kepadamu. Ini masalah penting dan genting."

"Iya. Sama-sama Komandan Jigan. Aku akan memberimu nomor seri panggilan kepadamu. Jika ada sesuatu, cepatlah beritahu aku, agar aku memiliki informasi yang cukup kuat untuk membuat mereka berdua percaya."

"Baiklah Roland. Sekali terimakasih."

...****************...

Setelah panggilan itu usai, Roland kemudian mempersiapkan segala hal untuk berangkat menjemput adiknya. Sebenarnya dia sedikit ragu, karena dia tahu kalau Dennis dan Jason sedang menemui Marahba. Perjalanan ke tempat itu juga akan memakan banyak waktu. Tapi jika tidak pergi kesana, masalah baru pasti akan datang, dan dia yang harus bertanggung atas apa yang akan terjadi.

"Billy. Aku meminta tolong padamu. Tolong kau ikut bersamaku untuk menjemput Dennis dan Jason. Mereka harus pulang, karena ada masalah penting dan genting di markas Dennis."

"Masalah apa Roland?"

"Tidak usah banyak tanya. Ayo bersiap sekarang."

"Tapi bagaimana dengan tempat ini?"

"Sam yang akan mengurusnya."

"Oke. Baiklah.

...****************...

Sam dan Lory mau tidak mau harus mengurus semua keperluan yang ada di tempat ini Karena Roland sedang tidak berada di tempat. Mereka berdua cukup kebingungan karena mereka jarang sekali bertugas di dalam markas. Mereka berdua lebih sering berada di luar, mengawasi semua orang yang sedang melakukan berbagai aktivitas.

Tanpa adanya Roland dan Jason, Sam merasa sedikit khawatir. Karena sekarang kelompok bandit mulai gencar melakukan penyerangan ke seluruh penjara kota. Ditambah lagi dengan para Zombie ganas yang mulai berani unjuk gigi. Orang-orang menjadi takut dan khawatir dengan keadaan di sekitar mereka. Walau pun sudah dipasang pagar keliling, tapi tetap saja mereka belum bisa tenang jika Jason tidak ada di tempat ini.

"Aku tidak tahu apa yang sedang mereka semua rencanakan. Jason pergi bersama Dennis entah kemana. Sekarang Roland dan bocah gendut itu juga pergi." ucap Sam kepada Lory.

"Sam. Bisakah kau tidak mengeluh sepanjang hari? Kita punya tanggung jawab yang besar sekarang. Mereka pergi juga untuk kepentingan kita semua. Bukan untuk urusan pribadi."

"Kepentingan kita? Apa yang penting untuk kita sekarang? Kita sudah memiliki segalanya di tempat ini. Kita punya kebun. Kita punya tempat tinggal yang layak. Kita punya taman yang indah. Dan kita bisa memilih wanita cantik yang kita mau."

"Tapi itu belum seberapa Sam. Kita harus memikirkan masa depan kita. Setelah kita memiliki keluarga nanti, apakah kau akan mengatakan kepada anak-anakmu kalau dunia luar itu kejam? Oh tidak Sam. Kalau aku sendiri tidak mau seperti itu. Aku akan menunjukkan kepada anak-anakku. Kalau dunia luar sangatlah indah dan ini semua berkat perjuangan kita."

"Dunia luar memang kejam Lory. Kau harus menerima semua kenyataan ini. Lihatlah, sekarang dunia luar hanya diisi oleh para bandit dan juga para Zombie. Dunia kita sudah berbeda Lory. Kita harus menerima semua itu. Suka tidak suka."

"Sam! Kau adalah panutanku sejak lama. Kau orang yang selalu optimis. Kau tidak pernah mau pasrah dengan keadaan. Kenapa sekarang kau bersikap seperti ini?"

"Aku sudah tua Lory. Berbeda dengan dirimu yang masih muda. Aku merasa kalau umurku tidak akan lama lagi."

"Hey! Aku tidak suka dengan kalimat terakhir yang kau ucapkan."

Sam pun diam dengan menghela nafas panjang. Dia seperti sudah lelah dengan keadaan seperti ini. Sam sudah kehilangan banyak hal dalam hidupnya. Kondisi fisiknya pun sudah semakin lemah. Dia hanya beristirahat dengan tenang, tanpa diselimuti rasa khawatir dengan keadaan di sekitarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!