Episode 15

Sampailah pada waktunya Dennis dan Jason pun kembali ke markas. Roland juga langsung menghubungi Sam Dan Lory untuk mempersiapkan semua pasukan mereka. Mereka tidak mungkin bisa menolak karena ini adalah perintah dari Jason. Apalagi Patrick dan Laska juga datang untuk bergabung dengan mereka. Dia membawa beberapa orang terbaik dari Suku Marahba untuk turut serta dalam misi ini.

"Kau yang mengetahui semuanya Komandan Jigan. Kau yang atur saja strateginya. Roger tidak akan bisa menduga rencanamu." ucap Dennis kepada Komandan Jigan.

"Dia adalah lawanmu Dennis. Aku sudah mengatur semuanya untukmu. Tindakan awal yang harus kau lakukan adalah dengan memerintahkan pasukanmu untuk mengantarkan Jason pulang, dengan tangan yang diborgol. Setelah itu, kau juga harus mengantarkan aku ke sampai ke bibir pantai. Aku sudah menyiapkan satu kapal kecil untuk pasukanku."

"Lalu?"

"Lalu, Roger akan mengira kalau pasukan bantuan dari Indonesia telah ditarik mundur. Kau juga harus membuat masalah dengan Jason. Sedikit masalah kecil akan membuat mereka semakin yakin kalau kekuatanmu sekarang telah berkurang."

"Itu rencana yang bagus Komandan Jigan. Tapi akan membutuhkan waktu yang lebih lama." ucap Jason.

"Tentu saja tidak Jason, jika kita semua melakukannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kalau perlu, kita lakukan hari ini juga."

"Tapi pasukanku belum siap Komandan Jigan. Roland baru saja tiba di markas sekarang."

"Itu lebih bagus. Mereka akan mengira kalau kalian benar-benar sedang bermasalah. Setelah itu, aku akan memutar jalan menuju ke posisi musuh. Tapi sebelum itu, kau harus berpura-pura menghancurkan kapalku Dennis. Setelah aku dan pasukanku berhasil keluar tentunya."

"Aku paham apa yang kau maksud. Aku akan melakukannya sekarang." ucap Dennis.

"Ingat Dennis. Jason. Jangan sampai kita putus komunikasi. Karena semua perhitungannya harus tepat."

"Baiklah. Ayo kita lakukan."

Mereka semua lalu mempersiapkan diri masing-masing. Dennis pergi mengantarkan Jason ke markasnya. Sedangkan Komandan Jigan akan pergi bersama Dennis ke bibir pantai. Komandan Jigan dan pasukannya pergi tanpa membawa peralatan yang lengkap. Hanya menggunakan seragam dan membawa sebuah tandu untuk membawa Lukas.

Sedangkan untuk Patrick, dia diminta bantuannya menjaga markas Dennis untuk sementara waktu. Sebuah rencana yang sangat jenius. Padahal, sekarang Lukas juga sudah sembuh dari sakitnya karena diberi sebuah ramuan oleh Patrick. Roger pun tidak mengira kalau dirinya sekarang sedang dipermainkan oleh Dennis dan sahabat-sahabatnya.

Para mata-mata yang Roger kirimkan juga melaporkan hal yang sama. Mereka memberitahu Roger kalau Dennis telah membunuh para pasukan yang datang dari Indonesia di dekat pantai. Padahal Komandan Jigan dan pasukannya telah berhasil keluar dari kapal sebelum kapal itu diledakkan.

"Komandan Jigan. Apakah kau baik-baik saja?" tanya Dennis di panggilan itu, untuk memastikan Komandan Jigan dan pasukannya dalam keadaan baik-baik saja.

"Kami baik-baik saja Dennis. Semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Dan kami akan langsung menuju target." jawab Komandan Jigan.

"Baguslah kalau begitu Komandan. Kami juga akan segera bergerak."

"Bagus Dennis. Ayo kita lakukan semua ini."

"Siap!"

...****************...

Setelah mendapatkan laporan dari salah satu anggota pasukannya, Roger langsung bergegas mempersiapkan segalanya. Dia ingin menggempur markas Dennis. Dan juga mengirimkan pasukan ke markas Jason. Disinilah semua pertempuran besar akan segera dimulai. Roger memimpin pasukannya ke markas Dennis. Sebagian lagi ia kirimkan ke tempat Jason.

Jumlah pasukan yang dibawa Roger untuk menggempur markas Dennis memang tidak terlalu banyak, tapi Roger memancing ratusan Zombie yang jika diperhitungkan akan sangat cukup untuk mengacaukan seisi kota. Roger berfikir kalau hari ini dia akan mendapatkan kemenangannya. Namun dia salah, dia terlalu terburu-buru dalam mengambil sebuah keputusan.

Dia tidak memperhitungkan semuanya dengan matang. Roger memang mengetahui semua rahasia kekuatan yang Dennis miliki. Tetapi dia tidak tahu strategi yang dilakukan oleh Komandan Jigan untuk membuatnya masuk ke dalam sebuah permainan. Seperti biasa, sebelum berangkat Roger memberikan semangat kepada para pasukannya.

Agar mereka semua tidak ragu-ragu untuk melakukan penyerangan itu. Semua Zombie yang akan digiring ke markas Dennis juga perlahan sudah mulai berjalan di depannya. Dia menggunakan seorang gadis yang memiliki luka di sekujur tubuhnya dan mengikatnya di sebuah mobil lapis baja, agar para Zombie itu bisa digiring dengan mudah.

Nantinya gadis itu pun akan dilepaskan ke area markas Dennis untuk mengacaukan keadaan di tempat itu. Padahal markas Dennis sekarang sudah dijaga dengan sangat ketat. Dengan arahan dari Komandan Jigan, Dennis sengaja membuka pintu gerbang menuju area itu lebar-lebar, agar para Zombie itu bisa masuk ke dalam sebuah truk yang telah mereka siapkan sebelumnya.

Ada beberapa truk besar yang sudah Dennis siapkan. Walaupun semua truk itu tidak akan cukup untuk menampung semua Zombie yang ada, tapi setidaknya mereka bisa mendapatkan setengahnya. Supaya Roger dan pasukannya tidak curiga, Dennis menutupi truk-truk itu dengan puing-puing bangunan yang telah hancur. Dia juga sengaja mencoret-coret semua truknya, agar musuh semakin yakin kalau mereka akan berhasil menaklukkan tempat ini.

"Kita sudah dekat Komandan." lapor salah satu anggota pasukan kepada Roger.

"Percepat laju mobilnya. Aku sudah tidak sabar ingin menghancurkan tempat itu."

"Siap!"

Pasukan Dennis yang ada di pintu masuk pun langsung menyambut mereka dengan beberapa kali tembakan. Secara bersamaan, pasukan Roger juga melepaskan gadis itu dan memaksanya untuk terus berlari ke dalam area markas. Setelah sampai, gadis itu langsung ditarik oleh salah satu pasukan Dennis untuk masuk ke dalam bak truk.

Truk itu memiliki bak yang sangat tertutup, dan sangat sulit untuk para Zombie bisa keluar jika sudah terperangkap ke dalamnya. Lalu mereka berdua pun naik ke atap truk yang memang sudah dirancang sebagai pintu keluar, sesegara mungkin anggota yang lain langsung berusaha menutup pintu utama dari baknya. Namun sayang, saat gadis itu sudah berhasil keluar, anggota pasukan Dennis yang membawanya harus disergap oleh puluhan Zombie yang dengan cepat sudah berada di dalam bak.

Suara tembakan pun terdengar disana-sini. Roger dan pasukannya masih bersabar menunggu waktu yang tepat untuk meledakkan markas itu. Tapi semua usaha yang telah ia lakukan sia-sia belaka. Ternyata Komandan Jigan sudah terlebih dulu sampai ke markas Roger dan pasukannya. Saat sampai disana hanya terdapat beberapa penjaga di ruang kontrol. Sehingga Komandan Jigan dan semua anggotanya bisa masuk dengan sangat mudah.

Dia juga berhasil merebut dan menonaktifkan sistem senjata peluncur roket yang mengarah tepat ke markas Dennis. Senjata bertenaga nuklir itu akan diluncurkan tepat setelah semua Zombie berhasil digiring ke dalam markasnya Dennis. Tapi semua itu gagal setelah roket itu berhasil dinonaktifkan. Komandan Jigan juga menggunakan saluran radio yang ada di ruangan kontrol itu untuk menghubungi Roger.

"Roger. Kau tidak sehebat yang aku kira. Selamat datang di neraka." ucap Komandan Jigan mengejek Roger.

Karena kecewa, Roger langsung mematikan saluran komunikasi, bahkan langsung mencabut benda kecil itu dari telinganya.

"Sial!" gerutu Roger.

Sekarang barulah dia sadar, kalau dirinya sudah dijebak ke dalam permainan Dennis kawan-kawannya. Tapi bukan Roger namanya jika menyerah begitu saja. Dia mulai memerintahkan semua pasukannya untuk menggempur tempat itu habis-habisan, hingga membuat Dennis dan pasukannya kewalahan. Karena mereka juga harus menghadapi para Zombie yang tidak berhasil masuk ke dalam bak truk.

Dennis langsung menghubungi Jason. Memberitahunya kalau situasi semakin genting. Meski jumlah pasukan yang Dennis miliki sangatlah banyak, tapi dia tidak mungkin bertahan selamanya dengan situasi rusuh seperti ini.

"Jason! Aku dan pasukanku terdesak. Kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi! Cepatlah!"

"Sabar Dennis! Bertahanlah! Area markasmu sudah terlihat! Sebentar lagi aku akan sampai membawa pasukan!"

"Baiklah!"

Dennis kembali bertempur bersama dengan pasukannya. Tempat itu benar-benar seperti neraka. Dennis dan pasukannya semakin didesak untuk mundur. Bahkan sebagian pasukannya terpaksa harus masuk ke dalam markas yang ada dibawah tanah, karena sudah banyak sekali pasukan yang tewas. Roger terus menerus menyerang tanpa henti dengan semua persenjataan yang ia miliki.

"Komandan Besar! Komandan harus mundur! Jika tidak! Komandan bisa mati!" ucap salah seorang dari pasukan Dennis.

"Tidak Prajurit! Aku akan mempertahankan garis ini bersama kalian! Jika kita semua masuk! Maka nasib semua orang yang ada di dalam akan sangat buruk!"

"Tapi Komandan! Jika Komandan sampai kenapa-napa, maka situasinya akan jauh lebih buruk lagi!"

"Diamlah! Fokus ke depan! Saling lindungi satu sama lain! Tetap bersama! Sebentar lagi bala bantuan kita akan datang!"

"Baiklah Komandan!"

Karena Dennis tetap tidak mau masuk ke dalam, orang itu pun pasrah dan tidak mau memaksa Dennis lagi.

"Lapor kepada ruang kontrol. Komandan Besar tidak akan masuk. Dia memilih untuk melindungi garis ini. Laporan selesai." ucap orang itu melapor ke ruang kontrol.

"Bujuk dia terus saudaraku."

"Tidak bisa."

"Dengar prajurit. Siapa pun kau, tetaplah bersama dengan Komandan Besar sampai pertempuran usai."

"Siap! Dimengerti!"

"Ruang kontrol?" tanya Dennis pada orang itu.

"Iya Komandan Besar."

"Perintah apa yang kau dapat?"

"Aku bertanggung jawab untuk menjagamu sampai akhir."

"Aku tidak memaksamu prajurit. Kau boleh memutuskannya sekarang juga."

"Saya memutuskan untuk bersama Komandan Besar."

"Baiklah. Jangan jauh-jauh dariku."

"Siap!"

...****************...

Ditengah-tengah kacaunya pertempuran, Jason tiba-tiba datang dengan beberapa mobil yang menampung puluhan orang, dengan persenjataan super lengkap. Mereka langsung mengembalikan keadaan dengan sangat cepat. Sekarang, Roger dan pasukannya yang justru kocar-kacir. Karena mereka harus menghadapi musuh dari dua arah yang berbeda, depan dan belakang. Bahkan dalam waktu kurang dari dua menit, sebagian besar pasukan Roger telah habis.

Sudah bisa dipastikan, kalau pasukan yang diperintahkan untuk menyerang markas Jason juga sudah dibantai oleh Komandan Jigan dan anak buahnya, tanpa sisa. Mereka masuk ke ladang ranjau. Dan ditembaki dengan senapan mesin oleh Martin. Sehingga sekarang, Roger hanya memiliki sedikit sekali pasukan. Itupun mereka sedikit demi sedikit semakin habis. Mati satu persatu. Mereka ditembak, di bom, dan bom yang digunakan mengandung zat beracun.

Siapa pun yang menghirupnya akan langsung kejang dan tewas dengan keadaan yang mengenaskan. Kesempatan Roger untuk selamat sangatlah kecil. Apalagi saat Komandan Jigan dan pasukannya sampai ke tempat itu. Semuanya jadi tambah kacau. Namun sesuai dengan kesepakatan, kalau Roger tidak akan dibunuh begitu saja. Dia akan dimasukkan ke dalam salah satu truk agar menjadi bagian dari para Zombie.

Roger berteriak kepada pasukannya untuk membuat garis pertahanan dengan mobil lapis baja yang mereka bawa. Tapi semuanya sia-sia. Dan berakhir dengan sebuah malapetaka. Roger terkena tembakan di kedua lengan dan bahunya, sehingga dia tidak mampu lagi memegang senjatanya. Sedangkan pasukannya yang tersisa ditangkap dan dimasukkan satu persatu ke dalam truk untuk menambah jumlah Zombie yang ada.

"Semuanya aman Dennis?" tanya Jason kepada Dennis setelah semuanya usai.

"Beberapa anggota pasukanku mati. Roger memang tidak main-main dengan semua ini. Dia benar-benar sangat menginginkan kepalaku." jawab Dennis.

"Ya. Tapi sekarang dia tidak memiliki daya apa-apa. Kita akan masukkan Roger ke salah satu truk. Komandan Jigan sedang menginterogasinya terlebih dahulu untuk mengetahui semua perencanaan yang ada di Negara Sanda."

"Baiklah. Dimana dia?"

"Itu disana."

Terlihat saat itu Komandan Jigan sedang memukuli dan menendang tubuh Roger yang sudah tidak berdaya itu. Dia benar-benar melampiaskan semua kekesalannya kepada Roger.

"Komandan Jigan, hentikan. Kau bisa membuatnya terbunuh." ucap Dennis.

"Oh tentu saja tidak Dennis. Dia masih bisa bertahan kalau pun kita memberondongnya dengan peluru. Benarkan sialan?!" ucap Komandan Jigan dengan kembali memukul wajah Roger.

"Kalian semua akan tamat. Kalian tidak akan mampu melawan Negara Sanda. Mereka terlalu kuat untuk orang lemah seperti kalian." ucap Roger.

"Roger. Dulu kau adalah orang yang sangat aku kagumi. Kebijaksanaan dan kebaikan hatimu membuat semua orang luluh. Tapi aku benar-benar tidak menyangka, kalau kau dan kelompokmu turut menjadi dalang dari semua kekacauan ini. Lihatlah Roger, dulu tempat ini begitu indah. Tapi sekarang, pohon-pohon mati, rumput mengering, dan banyak sekali bangunan megah yang hancur karena ulah orang-orang serakah sepertimu."

"Aku? Dengar Dennis. Kau adalah orang bodoh. Kau tahu kalau manusia-manusia seperti mereka suatu hari nanti akan menjadi bencana untuk kita. Tapi kau, kau malah menjadi pengkhianat, dengan membunuh saudara-saudaramu sendiri."

"Sudahlah Roger. Tidak ada alasan untukmu hidup. Sudah saatnya kau bergabung dengan saudara-saudaramu. Bawa dia, masukkan ke dalam truk."

"Kau akan tamat Dennis! Kau akan tamat!" teriak Roger saat dibawa paksa dan dimasukkan ke dalam truk oleh Jason dan pasukannya.

"Komandan Jigan. Semuanya sudah selesai sekarang. Kau memiliki tugas yang harus kau kerjakan. Terimakasih untuk semuanya." ucap Dennis.

"Aku memiliki waktu dua hari lagi di tempat ini. Aku harus menunggu sampai pesawat pengangkut menjemput kami semua."

"Bagus kalau begitu. Setidaknya kita masih memiliki sedikit waktu untuk berbincang. Aku ingin kau tetap membawa senjata kesayanganku itu bersamamu. Jagalah senjata itu dengan baik."

"Tentu saja sahabatku. Aku akan selalu ingat pesanmu. Setelah tugasku selesai, aku akan berkunjung kembali ke tempat ini untuk membantumu membangun kembali negara ini. Itu adalah tugas utama yang diberikan kepadaku oleh pimpinan."

"Terimakasih sekali lagi Komandan Jigan. Aku akan mengirimkan pesan untuk pemerintahmu. Aku harus berterimakasih kepada mereka. Tanpa dirimu, dan juga pasukanmu, aku tidak tahu harus berbuat apa."

"Sama-sama saudaraku. Ayo kita bereskan semua ini."

"Ayo."

Terpopuler

Comments

gyu

gyu

malah tambah menurun

2021-12-07

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!