DOA IBU
Dua orang preman sedang mengejar Sarinah dan Adiknya Dolangga, ditengah tengah ramainya kota surabaya.Sarinah terus berlari sambil memegang pergelangan tangan adiknya dengan erat supaya tidak terpisah.
Di depan tunjungan plaza, hampir saja Sarinah di tabrak mobil. Saat akan melintas kekiri, pada jalan yang mengarah ke jalan embong malang.
Sachio yang mengendarai mobil juga merasa bersalah, karena jelas jelas dia melihat seorang gadis bergandengan tangan, dengan seorang bocah laki laki berlari kencang dan dia tidak melambat kan mobilnya.
Sreeet....
Sachio menginjak rem mobilnya dan untung saja secara kebetulan dibelakang tidak ada mobil.Padahal di jalan embong malang adalah kawasan ramai.
"Hey..." teriak Alfiana meneriaki Sarinah, yang terus berlari dengan Dolangga. Tidak peduli dengan perempuan yang mengumpatnya dari dalam mobil itu.
"Keliatannya perempuan itu sedang ketakutan." kata Sachio.
"Tau...lagi maling mungkin." tuduh Alfiana.
"Sudah...tahan emosinya." tegur Sachio.
"lasingan...nyeberang jalan sembarangan." kata Alfiana kesal.
"Yang salah aku udah tahu belokan main kebut saja." kata Sachio menyalahkan dirinya.
Masih di jalan embong malang, Sarinah sudah tidak berlari lagi karena sudah merasa aman.
Namun,
Ketika Sarinah mengajak adiknya istirahat, Di sebuah bangunan belum jadi. Zafar dan sugeng yang mengejarnya tiba tiba menyekapnya dari belakang, Dan menariknya masuk ke tempat yang sepi. Untung saja Sachio, yang hampir saja menabraknya tadi. Melihat Sarinah dan adiknya sedang disekap, ditarik masuk kedalam bangunan tinggi bertingkat yang sedang dalam tahap dibangun.
Sachio yang lagi istirahat dalam mobil, keluar dan bergegas menuju arah Sarinah dan adiknya ditarik.
"Sachio...kemana ?!" panggil Alfiana pada Sachio yang main pergi tanpa kasih tahu.
"Bentar..." ucap Sachio dengan mengangkat tangannya sebatas pinggang tanpa suara.
Sedang Nadira yang ditarik sampai kelantai tiga dihempas oleh Zafar kelantai disebuah kamar kosong. Sedang Sugeng masih dilantai dua menyekap Dolangga.
"Aaiiiduuuh..." Sarinah meringis kesakitan.
"Makanya...kamu jangan sok suci, dan dibalik buruk rupamu ada tubuh mulus dengan wajah cantik yang sungguh menawan.Semua buruk rupamu itu aku sudah tahu orang lain kau bisa kelabui. Tapi aku tidak." kata Zafar mulai mendekat.
"Kamu jangan macam macam nanti aku teriak." ancam Sarinah.
"Teriaklah...disini tak kan ada satu orangpun yang akan mendengar..." Zafar langsung menyergap Sarinah dengan penuh *****.
"Eit...plak!" Sarinah berkelit sambil melayangkan tamparan.
"Kurang ajar berani kau menamparku!" teriak Zafar kesakitan.
Sedang Dolangga bocah kecil enam tahunan ini berpikir bagaimana caranya lepas dan kabur dari sekapan dua tangan Sugeng yang terasa kuat.
Ditempat lain bu Zaripah mamanya Sarinah dan Dolangga sedang memasak menyiapkan makan siang untuk kedua putra dan putrinya.Dia percaya kalau hidup didunia ini kebaikan dan keburukan tetap pasti ada. Untuk itu dia selalu berdoa agar kedua putra dan putrinya selalu dalam lindungan Alloh subhannahu wata 'ala.
Sachio yang mengejar dua pria yang menyekap perempuan yang hampir ditabraknya kebingungan harus kemana mencari, karena didalam cukup luas.
Semua lorong dan kamar diperiksa dengan hati hati.Untung saja dia belum melangkah terlalu jauh dia mendegar teriakan dilantai tiga tidak jauh dari tempat dia berdiri di lantai pertama.
Sachio segera bergerak menuju arah teriakan.Baru saja akan menaiki tangga ke lantai tiga dia berjumpa dengan sugeng sedang dalam posisi berdiri masih menyekap Dolangga.
"Kawan...itu bocah mau kamu apain." tanya Sachio.
"Tidak saya apa apain kok mas...!!" jawab Sugeng melepaskan tangannya.
Begitu tangannya dilepaskan Dolangga langsung berlari naik keatas tempat dimana kakaknya ditarik oleh Zafar. Begitu juga dengan Sugeng kabur berlari menyelamatkan diri tak mau ambil resiko.
Dengan larinya Sugeng tak ada hambatan bagi Sachio menyelamat seorang gadis lugu yang mungkin mau diperkosa oleh dua laki laki bejat ini.
Sachio berlari mengikuti Dolangga dan hampir saja Zafar dapat memperkosa Sarinah.
"Hay...mas lepaskan!" bentak Sachio.
buuk...paaak...
Sachio menghajar langsung Zafar dengan tendangan dan pukulan.
Zafar terpelanting membentur dinding. Dan Sarinah bangun terduduk dipojok kamar dengan wajah pucat ketakutan. Dolangga memeluk kakaknya.
"Kamu siapa mengganggu kami." bentak Zafar
"Mengganggu kami, dasar bejat..." tatap Sachio siaga.
Zafar mengambil ancang ancang untuk menyerang Sachio.
"Hyaaaat..." Zafar melayangkan pukulan kearah wajah Sachio.
"Eeit..." Sachio menundukkan kepalanya. Pukulan Zafar luput hanya mengenai tempat kosong.
"Suuuth..." sebuah pukulan hampir menyambar wajah sachio kembali tapi untung saja dengan cepat Sachio menangkap pergelangan tangan Zafar dan melintirnya.
"Huuup" tangkap Sachio kemudian memutar tubuhnya sehingga tangan Zafar terpelintir.
"Aduh...sakit mas...!" teriak Zafar kesakitan.kemudian Sachio langsung menghantam wajah zafar sampai terjerembab dilantai.
Dengan napas terengah engah Sachio mengatakan,
"Wa...jah dan tu...buh seperti ini saja kaamu mau perkosa apalagi yang sempurna sungguh beta...pa bejatnya kamu..." ucap Sachio tersengal sengal.
"Wajah ini wajah palsu." kata Zafar
"Sudah...sekarang pergi kamu,pergi." usir Sachio muak melihat Zafar.
Zafar pergi lari meninggalkan Sachio dan Sarinah.
Setelah Zafar pergi sachio menyuruh Sarinah pulang.
"Sekarang mereka telah pergi sebaiknya ajak adikmu pulang." Suruh Sachio merasa iba melihat Sarinah apalagi dilihat tubuh Sarinah sana sini banyak kudis dan koreng cukup menjijikan dimata.
Sebelum Sarinah dan Donggala pergi. Sachio menanyakan nama dan tempat tinggal mereka.
"Nama kalian siapa dan dimana rumah kalian apakah jauh!" tanya Sachio menahan langkah mereka yang mau pergi.
"Aku Sarinah dan ini adikku Dolangga dan rumah kami tidak jauh dari sini." ungkap Sarinah. Sachio merogoh dompetnya, dan menyodorkan beberapa lembaran merah pada Sarinah. Tapi Sarinah menolak dengan halus.
"Maaf saya dan adik saya bukan menolak. Tapi, kami sudah terbiasa mendapatkan uang dengan cara bekerja dan itu diajarkan oleh kedua orang tua kami." tolak Sarinah.
Sachio terpana dengan ucapan Sarinah. hidup serba kekurangan tapi tak akan menerima pemberian orang tanpa pamrih.
"Kalau begitu berikan aku nomor hand phone kalian ada ?" tanya Sachio.
Sebenarnya Sarinah tak akan memberikan sembarang orang nomor hand phonenya tapi entah pada Sachio dia seperti merasa harus memberikan.
Sarinahpun memberikan nomor hand phonenya dan setelah itu mereka keluar dari banguna itu.
"Sachio ngapain kamu kedalam bangunan itu dan kenapa kamu kotor dan acak acakan seperti ini?" tanya Alfiana heran.
"Aku kebelet dan aku tersesat keluar." Sachio berbohong pada Alfiana.
"Ayo kita kembali ke hotel!" ajak Alfiana kesal karena kelamaan menunggu. Merekapun menuju hotel tempat mereka menginap.Mereka berdua ada di surabaya ini dalam rangka liburan.
Sachio sengaja memilih surabaya yang dekat karena sebenarnya Sachio malas pergi berlibur dengan Alfiana tapi kedua orang tua Sachio memaksanya.
Ini adalah cara kedua orang tua Sachio untuk menyatukan mereka agar Sachio menjadikan Alfiana sebagai kekasihnya.
Sachio tidak tahu apa yang direncanakan oleh bapak dan ibunya.
🤓🤓🤓🤓🤓
baca kelanjutannya trimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ar Syi
budayakan bahasa daerah, "lasingan"
😁🙏
2022-05-09
0
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤
mampir ya kak nanti ku baca lagi 🙏
2022-01-20
1
jojo jeje
up
2022-01-12
0